Anda di halaman 1dari 20

KERANGKA PEMBANGUNAN

PETANIAN
AZIL AGUSTINO 1314131018
W I D A A LV I YA N T I 1 3 1 4 1 1 1 8

KERANGKA PEMBANGUNAN
PETANIAN
Peran penting sektor pertanian dalam
pembangunan ekonomi terletak dalam beberapa
hal, yakni:
1. Penopang pertumbuhan ekonomi dan penyedia
lapangan kerja nasional,
2. Penyedia kebutuhan pangan masyarakat atau
penduduk suatu Negara,
3. Penghasil devisa,
4. Pendorong tumbuhnya sektor industri, dan
5. Pengentasan kemiskinan dan kesejahteraan
masyarakat pedesaan.

HAKEKAT PEMBANGUNAN
PERTANIAN
Pembangunan Ekonomi menurut Soedarsono Hadi Sapoetro
adalah suatu proses yang diarahkan untuk menambah produksi
per kapita dan mempertinggi produktivitas dengan jalan
menambah peralatan modal dan skill.
Proses berarti bekerjanya kekuatan-kekuatan tertentu selama
periode tertentu dan mewujudkan perubahan dalam variablevariabel tertentu. Sehingga dalam pembangunan ekonomi
adalah sangat penting untuk mengatur pembagian faktor-faktor
produksi yang lebih seimbang antara berbagai sektor ekonomi.
Proses pembangunan dibidang pertanian pada pokoknya
ditentukan oleh faktor modal, skill, tenaga, alam, dan kesediaan
petani sendiri serta kebutuhan akan tambahan hasil pertanian.

SYARAT-SYARAT PEMBANGUNAN
PERTANIAN
Mosher membagi faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan petani kedalam 10
faktor yang dibagi lagi dalam:
5 faktor utama yang harus ada:
1. Pasaran untuk hasil produksi
2. Teknologi maju
3. Tersedianya sarana produksi secara local
4. Perangsang produksi
5. Pengangkutan
5 faktor pelancar yang dapat mempercepat terjadinya pembangunan pertanian:
6. Pendidikan pembangunan
7. Kredit Produksi
8. Kegiatan gotong royong oleh para petani
9. Perbaikan dan Perluasan Tanah Pertanian
10.Perencanaan Nasional untuk Pembangunan Pertanian

FAKTOR-FAKTOR UTAMA
PEMBANGUNAN PERTANIAN
Pasaran hasil produksi pertanian
Pembangunan pertanian meningkatkan produksi hasil
usahatani. Untuk hasil-hasil ini perlu ada pasaran serta harga
yang cukup guna membayar kembali biaya-biaya produksi.
Fungsi-fungsi tata niaga yang harus dijalankan dalam sistem
tata niaga agar menjadi efisien antara lain adalah
pengangkutan, penyimpanan dan pengolahan.
Salah satu keadaan yang harus dihindarkan ialah membiarkan
sesuatu bagian dari sistem tataniaga itu menjadi monopoli
perorangan atau organisasi tanpa adanya jaminan yang efektif
bagi kepentingan petani. Kepercayaan petani pada sistem tata
niaga ini ditentukan oleh tingkat orientasi ekonominya dan
kelancaran sistem tata niaga di masa lalu.

Teknologi yang senantiasa berubah


Meningkatnya produksi adalah akibat dari pemakaian teknik-teknik baru.
Perubahan dapat tercapai jika ada teknologi yang selalu beruah, namun demikian
teknologi harus pula melihat beberapa faktor lainnya:
Faktor pembatas, sering kali banyak teknologi yang dipergunakan pada suatu
usaha tani seharusnya dapat menghasilkan produksi yang lebih tinggi.
Paket teknologi baru, contoh: panca usaha tani
Sumber teknologi baru, dapat bersumber dari suatu teknik kerja dari petani lain
Penelitian, suatu pencarian yang disertai dengan ketekunan dan keseksamaan.
Balai Percobaan Pemerintah, perlu adanya balai-balai percobaan yang efisien
guna penelitian pertanian.
Masalah-masalah apa yang seharusnya dipelajari
Program penelitian, mencakup lokasi, organisasi dan administrasi dari penelitian
tersebut
Penelitian dan Latihan

Tersedianya sarana produksi secara lokal


Kebanyakan metoda baru yang dapat meningkatkan produksi
pertanian, memerlukan penggunaan bahan-bahan dan alat-alat
produksi khusus oleh petani. Penentuan saprotan yang digunakan
apakah buatan dalam negeri atau luar negeri sebaiknya dilihat dari
kebutuhan yang ada serta efisiensi biaya, sehingga tidak terjadi
kelebihan biaya produksi. Persyaratan bagi bahan-bahan dan alatalat produksi yang dianjurkan agar petani mau membelinya:
Efektifitas dari segi teknis
Mutunya dapat dipercaya
Harganya tidak mahal
Harus tersedia setempat dan setiap waktu yang dapat dijangkau
petani
Harus dijual dalam ukuran atau takaran yang cocok

Perangsang produksi bagi petani


Suatu teknologi baru akan dimanfaatkan petani
kalau teknologi baru tersebut cukup member
perangsang, baik perangsang ekonomi maupun
non ekonomi. Perangsang yang secara efektif
mendorong petani menaikkan produksinya:
(1)Perbandingan harga yang menguntungkan,
(2)bagi hasil yang wajar,
(3)tersedianya barang dan jasa yang ingin dibeli
oleh petani untuk keluarganya.

Pengangkutan
Faktor-faktor yang mempengaruhi biaya pengangkutan; antara lain sifat
barang yang harus diangkut seperti berapa berat dan besarnya barang
itu, apakah memerlukan perlakuan hati-hati atau pengepakan khusus,
apakah mudah busuk. Faktor lainnya yaitu jarak pengangkutan,
banyaknya muatan sekali angkut dan jenis alat pengangkutan yang
dipergunakan.
Pengangkutan lokal, jalan-jalan lokal yang baik sangat berperan untuk
memperkecil biaya angkut ke kota-kota besar
Pengangkutan jarak jauh, fasilitas ini berada diluar kemampuan
penduduk pedesaan, sehingga pembangunan jarak jauh yang dapat
menghubungkan daerah-daerah mungkin pula dapat merangsang
adanya pembangunan pengangkutan lokal.
Sistem Pengangkutan; harus terbentuk sistem pengangkutan yang
harmonis sehingga bahan-bahan kebutuhan dan produksi dapat sampai
pada tiap-tiap usaha tani.

FAKTOR-FAKTOR PELANCAR
PEMBANGUNAN PERTANIAN
Faktor pelancar ini merupakan faktor pendukung dalam pembangunan
tetapi tidak bersifat mutlak.
Pendidikan pembangunan
Pendidikan bagi semua umur
Pendidikan dasar dan lanjutan
Pendidikan petani untuk pembangunan percobaan
Pendidikan penyuluhan
Latihan para petugas teknik pertanian
Unsur-unsur kecakapan professional
Pendidikan dan latihan tingkat Universitas
Latihan jabatan
Latihan semasa kerja
Menghargai kecakapan yang meningkat
Pendidikan rakyat kota mengenal pembangunan

Kredit Produksi
Belajar menggunakan kredit produksi
Jenis-jenis kredit produksi
Sebaiknya ada pilihan antara beberapa sumber
kredit
Masalah-masalah petani yang berhubungan
dengan kredit produksi
Masalah badan pemberi kredit
Menilai biaya dan permintaan kredit

Kegiatan Gotong Royong


Berbagai corak gotong royong
Menggiatkan gotong royong
Pembangunan masyarakat desa
Untuk melakukan dan menyelesaikan pekerjaan

Memperluas dan memperbaiki Tanah


Pertanian
Memperbaiki tanah pertanian yang telah ada
Mengusahakan tanah baru untuk pertanian

Perencanaan Nasional untuk Pembangunan Pertanian


Syarat-syarat utama perlu mendapat proritas tertinggi
Faktor-faktor pelancar dapat membantu apabila syarat-syarat utama telah
tersedia
Hanya sebagian dari pembangunan pertanian dapat direncanakan
Perencanan harus didasarkan pada daerah demi daerah pertanian
Kemungkinan produksi dan tata niaga harus dipertimbangkan
Perencanaan harus lebih diarahkan kepada menaikkan entabilitas usaha tani
tertentu
Banyak investasi memerlukan waktu sebelum menjadi produktif
Mutu tiap kegiatan lebih penting daripada jumlahnya
Kegiatan-kegiatan tertentu harus dikoordinasikan secara local
Partisipasi petani dalam perencanaan
Pertanian dan industry harus dipertimbangkan bersama
Penilaian yang krisis
Perencanaan harus kontinu

VISI & MISI PEMBANGUNAN PERTANIAN


Visi Pembangunan Pertanian
Visi pembangunan pertanian dirumuskan sebagai
Terwujudnya masyarakat yang sejahtera khususnya
petani melalui pembangunan sistem agribisnis dan usahausaha agribisnis yang berdaya saing, berkerakyatan,
berkelanjutan dan desentralistis. Pembangunan sistem
dan usaha agribisnis diarahkan untuk mendayagunakan
keunggulan komparatif Indonesia menjadi keunggulan
bersaing. Pengembangan perusahaan agribisnis
diterjemahkan sebagai upaya meningkatkan kuantitas,
kualitas manajemen, dan kemampuan untuk melakukan
usaha secara mandiri, dan memanfaatkan peluang pasar.

Misi Pembangunan Pertanian


Berkaitan dengan visi yang telah ditetapkan tersebut maka misi pembangunan
pertanian dirumuskan sebagai berikut:
Melakukan sinkronisasi kebijakan agar pembangunan setiap subsistem agribisnis
dapat berkembang secara kuat dan harmonis
Memfasilitasi dan mendorong berkembangnya usaha-usaha agribisnis dari berbagai
tingkatan skala usaha baik on farm maupun off farm
Memfasilitasi dan mendorong perkembangan industry hulu
Memfasilitasi dan mendorong pembangunan infrastruktur pertanian/agribisnis yang
diperlukan
Mempromosikan pendayagunaan keragaman sumber daya alam dan hayati secara
optimal dan berkelanjutan
Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia baik pemerintah, maupun pelaku
agribisnis khususnya petani
Mempromosikan tumbuh kembangnya organisasi ekonomi petani dan jaringan
usahanya pada industry hulu dan hilir pertanian
Mengembangkan inovasi teknologi spesifik lokasi dan ramah lingkungan baik pada
industri hulu, usahatani, usaha perkebunan dan peternakan.

TUJUAN PEMBANGUNAN PERTANIAN


Meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani melalui
pengembangan sistem agribisnis dan usaha-usaha agribisnis
Mewujudkan sistem ketahanan pangan yang berbasis pada
keragaman sumberdaya bahan pangan, kelembagaan dan
budaya pangan lokal di setiap daerah
Meningkatkan daya saing produk pertanian dan ekspor hasil
pertanian
Mengembangkan aktivitas ekonomi pedesaan melalui
pembangunan sistem agribisnis dan perusahaan-perusahaan
agribisnis yang berdaya saing, berkerakyatan, berkelanjutan
dan desentralistis
Meningkatkan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha
secara adil melalui pengembangan sistem agribisnis

STRATEGI DASAR DALAM


PEMBANGUNAN PERTANIAN
Promosi pendalaman dan perluasan struktur sistem agribisnis
Memfasilitasi perkembangan sistem dan usaha agribisnis melalui pembangunan
dan aksebilitas dan sarana yang diperlukan
Pemberdayaan usaha rumah tangga, UKM dan koperasi beserta jaringan
usahanya
Pengembangan ekonomi, kerjasama internasional, kelembagaan dan perundangundangan untuk menciptakan iklim dan kepastian berusaha yang kondusif
Reposisi peran penelitian dan pengembangan dalam menghasilkan teknologi
untuk meningkatkan produktivitas semua subsistem agribisnis
Reposisi peran sistem pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan dalam
meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM
Pemahaman ulang tentang konsep agribisnis terhadap aparat pemerintah dan
masyarakat umum
Penguatan koordinasi baik dalam lingkup Departemen Pertanian maupun luar
lingkup untuk menciptakan suatu harmoni pembangunan
Menjadikan kabupaten sesuai dengan keunggulannya sebagai unit perencanaan
dari awal perencanaan pembangunan pertanian secara nasional

MODEL-MODEL PEMBANGUNAN
PERTANIAN
Negara-negara didunia ada yang berhasil tetapi juga
yang gagal dalam usaha pembangunan pertanian.
Johnston mengemukakan model-model yang dapat
dipilih oleh negara-negara berkembang yaitu model
Jepang, model Mexico, model Stalin dan model
Israel. Model Israel dipelajari tekun oleh negaranegara Afrika. Model Stalin diikuti oleh negaranegara sosialisasi Eropa Timur, Cina, Kuba dan lainlain. Model Jepang didasarkan atas usaha tani kecilkecil seperti Indonesia. Model Mexico didasarkan
atas perusahaan pertanian komersial yang sangat
efisien dan jumlahnya tidak banyak.

Walaupun telah disebutkan bahwa model Jepang


kiranya adalah paling dekat dengan keadaan pertanian
di Indonesia, namun sudah pula ditunjukkan bahwa
syarat-syarat yang dimintanya tidak mungkin dapat
dipenuhi dalam keadaan seperti saat ini. Pertama,
pembangunan pertanian Jepang berhasil karena dapat
dilakukan serentak antara sektor pertanian dan sektor
industri. Kedua, sektor tersebut saling membantu dan
kemajuan yang dicapai sektor industri jauh lebih cepat
dari sektor pertanian. Ketiga, dana-dana pembangunan
sebagian besar disumbangkan oleh sektor pertanian
dalam bentuk pajak tanah dan cukai yang berat.

SELESAI

Anda mungkin juga menyukai