Anda di halaman 1dari 10

PERTANIAN DAN

PEMBANGUNAN
Azil Agustino
1314131018
Wida Alviyanti 1314131118

pengertian pertanian
Definisi pertanian dibagi menjadi 2 yaitu pertanian dalam arti
sempit dan pertanian dalam arti luas. Pertanian dalam arti
sempit yaitu hanya kegiatan atau usaha di bidang bercocok
tanam, sedangkan pertanian dalam arti luas yaitu kegiatan
bercocok tanam, peternakan, kehutanan, dan perikanan.
Pertanian juga adalah suatu jenis produksi yang berlandaskan
pertumbuhan tumbuh-tumbuhan dan hewan.
Pertanian adalah kegaiatan manusia mengelola lahan melalui
proses produksi biologis tumbuhan dan hewan untuk
kesejahteraan umat manusia.
Unsur-unsur dalam pertanian: proses produksi, lahan, petani
dan pengusaha, dan usaha pertanian.

pertanian ladang
menuju ekositem lalang
Manusia dalam kegiatan usahataninya memerlukan lahan usaha
yang biasanya diambil dari ekosistem alam yang sudah ada
keseimbangannya. Apabila lahan yang diambil adalah lahan hutan
maka sebaiknya lahan tersebut ditanami pepohonan kembali
dengan begitu jadilah lahan tersebut sebagai ladang. Apabila
penggunan lahan dilakukan secara terus menerus maka yang akan
terjadi adalah seluruh unsure hara dan mineral yang ada ditanah
akan terserap habis sehingga tanah menjadi tidak subur, selain
factor unsure hara dan mineral adapun hama dan penyakit yang
menyerang pada tanaman yang ditanam diladang tersebut.
Faktor-faktor ini lah yang menyebabkan banyaknya orang yang
membuka lahan kembali dan membeiarkan lahan yang sebelumnya
ditumbuhi alang-alang proses ini lah yang disebut hutan sekuder.
Oleh karena itu bercocok tanam dengan menggunakan sistem
pertanian bergeser tidak dapat dipertanggungjawabkan karena
akan menciptakan ekosiistem padang lalang.

Pertanian Menetap
Di Indonesia salah satu cara untuk dapat
menciptakan usaha pertanian menetap yaitu dengan
menciptakan usaha pertanian menetapa yang lestari
yaitu dengan mengubah lahan itu menjadi sawah,
dengan ini diharapkan bahwa dengan membuat
piringan-piringan yang datar tanah yang akan
digunakan akan terhindar dari erosi, sedangkan ada
irigasi yang masuk akan mengembalikan mineral
hara yang hilang diserap oleh garam-garam yang
terlrut di dalam air irigasi. Pada umumnya ada 2
cara utama pengusahaan lahan yaitu dengan
bercocok tanam, dan peternakan.

Usahatani Gurem
Salah satu usahatani gurem yang sudah dibahas adalah sistem
berladang. Selain itu y ushatani gurem yang paling terkenal
adalah bercocok tanam di sawah, yaitu lahan yang diberi lapisan
air yang mengalir pada sawah yang diairi, dan lahan yang diberi
lapisan air bergenang seperti sawah tadah hujan. Selain memiliki
swah, biasnya petani gurem juga memiliki pekarangan di
rumahnya. Pekarang adalah lahan kering sekitar rumah yang
ditanami. Pertanian dilakukan dengan maksut terutama
menghasilkan hasil pertanian untuk keperluan sendiri saja.

Oleh karena itu, sistem pertanian gurem dengan tujuan utama


menghasilkan untuk keperluan sendiri melainkan sistem pertanian
yang ditujukan menghasilkan komoditas niaga (pertanian
komersil). Dengan ini sistem bercocok tanam dapat dilakukan
dengan efisiensi penggunaan lahan dan tenga kerja yang sangat
tinggi.

Pengalihan Pertanian
Gurem Menjadi
Usahatani
Seiring dg pertumbuhan penduduk, pertanian gurem
dptmenimbulkan kurang gizi akibat kelaparan. Di Indonesia,
telah diupayakan pemuliaan tanaman padi agar
memberikan hasil lebih tinggi di kebun percobaan padi di
Bogor
Revolusi hijau dicetuskan oleh Norman Borlaug, 1950-1980
Revolusi hijau memacu tumbuhnya negara-negara
berswasembada pangan, termasuk Indonesia budidaya
pertanian berkembang dengan tumbuhnya jenis unggul
baru sistem. Perkembangan budidaya pertanian mendorong
beralihnya pertanian gurem ke pertanian usaha. Involusi
pertanian: kenaikan hasil pertanian/satuan luas tida diiringi
kenaikan produktivitas kerja per satuan kerja

Tinjauan Perkembangan
Pembangunan
Pertanian
Pembangunan pertanian dapat didefinisikan sebagai
suatu proses perubahan sosial. Implementasinya tidak
hanya ditujukan untuk meningkatkan status dan
kesejahteraan petani semata, tetapi sekaligus juga
dimaksudkan untuk mengembangkan potensi
sumberdaya manusia baik secara ekonomi, sosial,
politik, budaya, lingkungan, maupun melalui perbaikan (
improvement), pertumbuhan (growth ) dan perubahan
(change) (Iqbal dan Sudaryanto, 2008). Dalam literatur
klasik pembangunan pertanian karya Arthur Mosher
yang berjudul Getting Agriculture Moving dijelaskan
secara sederhana dan gamblang tentang syarat pokok
dan syarat pelancar dalam pembangunan pertanian.

Syarat pokok pembangunan


pertanian meliputi:
(1) adanya pasar untuk hasil-hasil usahatani,
(2) teknologi yang senantiasa berkembang,
(3) tersedianya bahan-bahan dan alat-alat
produksi secara lokal,
(4) adanya perangsang produksi bagi petani,
dan
(5) tersedianya pengangkutan yang lancar
dan kontinyu.

Adapun syarat pelancar pembangunan


pertanian meliputi:
(1) pendidikan pembangunan,
(2) kredit produksi,
(3) kegiatan gotong royong petani,
(4) perbaikan dan perluasan tanah pertanian,
dan
(5) perencanaan nasional pembangunan
pertanian.

Beberapa Negara berkembang, termasuk Indonesia,


mengikuti saran dan langkah kebijakan yang
disarankan oleh Mosher. Pembangunan pertanian di
Indonesia dilaksanakan secara terencana dimulai
sejak Repelita I (1 April 1969), yaitu pada masa
pemerintahan Orde Baru, yang tertuang dalam
strategi besar pembangunan nasional berupa Pola
Umum Pembangunan Jangka Panjang (PU-PJP) yaitu
PU-PJP I (1969-1994) dan PU-PJP II (1994-2019).
Dalam PU-PJP I, pembangunan dilaksanakan melalui
lima serangkaian Repelita (Rencana Pembangunan
Lima Tahun) yang semuanya dititikberatkan pada
sektor pertanian.

Anda mungkin juga menyukai