Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH SUMBER DAYA ALAM

PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

Disusun Oleh:
Kristiyanto Adi Wibowo

M0214029

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2016
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi besar dalam berbagai hal.
Baik itu sumber daya alam (SDA), maupun sumber daya manusianya (SDM). Semua
potensi yang ada di Indonesia bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan orang banyak.
Terutama potensi yang tersimpan dalam kekayaan alam Indonesia. Indonesia
memiliki sumber daya alam yang melimpah ruah. Negara Indonesia di kenal sebagai
negara agraris, dimana mata pencaharian penduduk dibidang pertanian dan juga
perkebunan. Jika dilihat dari pertumbuhan populasi pendunduk yang selalu
meningkat maka kebutuhan akan pangan semakin meningkat pula. Sehingga bila
dapat dimanfaatkan dengan baik potensi sumber daya alam di bidang pertanian dan
perkebunan maka permasalahan akan kebutuhan pangan akan teratasi dan dapat
meningkatkan perekonomian negara. Selain potensi yang bermanfaat tersebut
ternyata terdapat permasalahannya juga, sehingga melalui makalah ini akan dibahas
potensi dan masalah sumber daya alam di bidang pertanian dan perkebunan.
B. Tujuan
Mengetahui potensi dan masalah sumber daya alam di bidang pertanian dan
perkebunan.

II.ISI
1. Potensi pertanian dan perkebunan di Indonesia
Indonesia memiliki sumber daya alam yang begitu banyak, plasma nutfah Indonesia
yang melimpah. Hal tersebut dapat dilihat dari berbagai macam komoditas pertanian,
seperti perkebunan, peternakan, produksi tanaman pangan yang telah dijadikan sejak
lama oleh sebagian besar penduduk indonesi dalam memenuhi kebutuhan hidup sebagai
sumber pangan dan sekaligus sebagai pendapatan mereka.
Usaha pertanian tersebut didukung oleh kondisi geografis Indonesia yang bagus
berupa dataran rendah dan tinggi, curah hujan yang merata di sebagian wilayah, sinar
matahari yang terus menyinari Indonesia sepanjang tahun karena kondisi itulah yang
membuat Indonesia sangat berpotensi mengembangkan pertanian lebih jauh dan lebih
maju lagi. Pertanian dan perkebunan adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati
yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau
sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan

sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasa dipahami orang sebagai
budidaya tanaman atau bercocok tanam. Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai
sekarang tidak dapat dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor sektor ini memiliki arti yang sangat penting dalam menentukan pembentukan berbagai
realitas ekonomi dan sosial masyarakat di berbagai wilayah Indonesia. Berdasarkan data
BPS tahun 2002, bidang pertanian di Indonesia menyediakan lapangan kerja bagi sekitar
44,3% penduduk meskipun hanya menyumbang sekitar 17,3% dari total pendapatan
domestik bruto. Dan sebenarnya telah sejak lama potensi sumber daya alam Indonesia
dimanfaatkan oleh penduduk Indonesia sendiri dan bahkan membuat negara lain ingin
memiliki sumber daya alam kita. Ketika zaman penjajahan banyak negara-negara eropa
melakukan ekspansi ke negeri kita untuk mengeruk seluruh sumber daya alam kita dan
menjadikan beberapa sumber daya alam kita seperti rempah-rempah sebagai komoditas
perdagangan di Eropa.
Indonesia memiliki potensi ketersediaan lahan yang cukup besar dan belum
dimanfaatkan secara optimal. Data dari kajian akademis yang dilaksanakan oleh
Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air, Kementerian Pertanian pada tahun 2006
memperlihatkan bahwa total luas daratan Indonesia adalah sebesar 192 juta ha, terbagi
atas 123 juta ha (64,6 persen) merupakan kawasan budidaya dan 67 juta ha sisanya
(35,4 persen) merupakan kawasan lindung. Dari total luas kawasan budidaya, yang
berpotensi untuk areal pertanian seluas 101 juta ha, meliputi lahan basah seluas 25,6
juta ha, lahan kering tanaman semusim 25,3 juta ha dan lahan kering tanaman tahunan
50,9 juta ha. Sampai saat ini, dari areal yang berpotensi untuk pertanian tersebut, yang
sudah dibudidayakan menjadi areal pertanian sebesar 47 juta ha, sehingga masih tersisa
54 juta ha yang berpotensi untuk perluasan areal pertanian. Jumlah luasan dan sebaran
hutan, sungai, rawa dan danau serta curah hujan yang cukup tinggi dan merata
sepanjang tahun sesungguhnya merupakan potensi alamiah untuk memenuhi kebutuhan
air pertanian apabila dikelola dengan baik. Waduk, bendungan, embung dan air tanah
serta air permukaan lainnya sangat potensial untuk mendukung pengembangan usaha
pertanian.
Dalam bidang perkebunan memilki potensi besar pula bagi Indonesia seperti:

1.

Meningkatkan penerimaan devisa negara, memperluas lapangan pekerjaan,


meningkatkan

2.

produktivitas, dan daya saing, serta memenuhi kebutuhan

konsumsi dan bahan baku industri dalam negeri


Pendapatan per kapita daerah semakin naik. Hal ini tidak terlepas dari
banyaknya kebutuhan tenaga yang diperlukan oleh suatu perkebunan kelapa

3.

sawit.
Untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan para pekerja, seringkali pihak
perkebunan juga mendirikan pusat layanan kesehatan dan pendidikan terpadu.
Walaupun kualitasnya masih di bawah standar, setidaknya fasilitas tersebut
cukup berguna bagi warga sekitar.
2. Permasalahan yang ditimbulkan
a. Perubahan iklim
Perubahan iklim dan pertanian merupakan proses yang saling terkait di mana
keduanya terjadi pada skala global. Pertanian mempengaruhi perubahan iklim, dan
perubahan iklim mempengaruhi pertanian. Pemanasan global diketahui dapat
mempengaruhi pertanian karena peningkatan temperatur, perubahan pola iklim dan
presipitasi, dan pelelehan gletser. Hal ini mempengaruhi kapasitas biosfer dalam
memproduksi bahan pangan untuk kebutuhan populasi manusia yang terus
meningkat. Peningkatan level karbon dioksida akan memiliki efek baik maupun
buruk terhadap hasil pertanian. Penilaian efek perubahan iklim pada pertanian akan
membantu antisipasi dan adaptasi usaha pertanian. Di saat yang sama pertanian
diketahui memberikan pengaruh terhadap perubahan iklim karena menyumbang gas
rumah kaca seperti karbon dioksida dari mesin pertanian dan pembakaran hutan,
metan dari pelapukan sampah pertanian dan kotoran ternak, dan NO 2. Selain itu,
pertanian juga memberikan pengaruh dari aktivitas pengubahan fungsi lahan.

b. Pencemaran genetik

Kontroversi dari bahan pangan termodifikasi secara genetika (genetically


modified, GM) melibatkan berbagai pihak baik dari konsumen, perusahaan
bioteknologi, dan ilmuwan. Banyak hal yang harus dipikirkan antara lain: peran
pemerintah sebagai pembuat kebijakan, dampak makanan GM pada kesehatan dan
lingkungan, efek resistansi pestisida, dampak tanaman pertanian GM terhadap
petani, dan peran tanaman pertanian GM sebagai penghasil bahan pangan bagi
populasi dunia. Organisme termodifikasi secara genetik juga mengundang risiko
terjadinya pencemaran genetika akibat penyerbukan antara tanaman GM dan
tanaman non GM di lokasi pertanian. Selain itu, benih tanaman GM yang tersebar
ke alam liar juga mengundang keresahan serupa. Fenomena ini disebut dengan
kontaminasi benih. Sebagian besar proses penyerbukan terjadi oleh angin dan
serangga yang tidak mampu dikendalikan secara penuh oleh manusia.
c. Limbah
Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab
pencemaran yang terdiri dari zat atau bahan yang tidak mempunyai kegunaan lagi
bagi masyarakat. Limbah yang dihasilkan oleh industri perkebunan seperti kelapa
sawit merupakan salah satu bencana yang perlu diwaspadai, jika pengelolaan limbah
tidak dilakukan secara baik dan profesional, meningat industri kelapa sawit
merupakan industri yang sarat dengan residu hasil pengolahan.
Limbah yang dihasilkan dari industri pengolahan kelapa sawit dapat berupa
limbah cair dan limbah padat. Limbah cair yang dihasilkan berupa Palm Oil Mill
Effluent (POME) air buangan kondensat (8-12 %) an air hasil pengolahan (13-23
%). Bila limbah cair ini dibuang ke perairan akan berpeotensi mencemari
lingkungan karena akan mengurani biota dan mikroorganisme perairan dan dapat
menyebabkan keracunan, sehingga harus diolah sebelum dibuang. Selain limbah
cair terdapat juga limbah padat, Limbah padat yang dihasilkan oleh industri
pengolahan kelapa sawit terdiri atas tandan kosong kelapa sawit (20-23 %), serat
(10-12 %), dan tempurung / cangkang (7-9 %) (Naibaho, 1996). Berikut ini adalah
komposisi bahan organik serat dan tandan kosong kelapa sawit. Limbah padat yang
dihasilkan oleh industri kelapa sawit di Indonesia mencapai 15,20 juta ton limbah /

tahun. Limbah padat berupa cangkang, tandan kosong, serat, pelepah, dan batang
sawit mengandung 45 % selulose dan 26 % hemiselulose. Limbah-limbah ini akan
menghasilkan bau yang tidak sedap.
Tetapi bila dapat dimanfaatkan dengan baik limbah padat ini dapat diubah
menjadi pembuatan pupuk kompos, bioetanol, bahan pulp untuk pembuatan kertas,
pembuatan sabun dan media budidaya jamur

d. Irigasi
Irigasi dapat memicu berbagai masalah, diantaranya:
Berkurangnya akuifer air tanah secara drastis karena pengambilan air

tanah berlebihan.
Subsiden tanah karena ruang di antara bebatuan di bawah tanah yang

seharusnya diisi air tanah, menjadi kosong sehingga berpotensi runtuh.


Tanah yang tidak diirigasi secara cukup dapat menyebabkan
meningkatnya kadar garam tanah yang mengakibatkan salinisasi tanah.

Tanah dengan kadar garam yang tinggi sulit untuk ditanami kembali.
Irigasi dengan air asin akan menyebabkan tanah rusak.
Irigasi berlebihan menyebabkan polusi air karena tercucinya pupuk dan

pestisida dari tanah pertanian ke ekosistem sekitar.


Aliran permukaan yang tidak ditata dengan baik mampu menyebabkan
pencemaran air tanah dan air permukaan

III.

KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa Indonesia berpotensi


dalam bidang pertanian dan perkebunannya, karena didukung oleh faktor kondisi
geografis Indonesia yang bagus dimana berupa dataran rendah dan tinggi, curah hujan
yang merata di sebagian wilayah, sinar matahari yang terus menyinari Indonesia
sepanjang tahun sehingga membuat Indonesia sangat berpotensi mengembangkan
pertanian dan perkebunan lebih jauh dan lebih maju lagi untuk mensejahterakan rakyat.
Walau begitu Indonesia tidak lepas dari bahaya permasalahan yang timbul akibat
pertanian dan perkebunan tersebut jadi perlu penangangan yang tepat dalam mengelola
sumber daya alam tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Dampak_lingkungan_dari_pertanian
https://id.wikipedia.org/wiki/Pertanian
https://uwityangyoyo.wordpress.com/2009/07/07/dampak-ekologi-pengembanganperkebunan/

Anda mungkin juga menyukai