Anda di halaman 1dari 3

MANUSIA DAN SEKTOR PERTANIAN

Sudah semestinya kita menyadari bahwa manusia tidak dapat bertahan

hidup tanpa adanya sektor pertanian. Makanan, pakaian, dan industri adalah tiga

hal yang berkaitan erat dengan pertanian. Terasa mustahil kita memakan atau

meminum suatu produk sintetis seperti plastik. Tiga kali dalam sehari pastinya

manusia membutuhkan produk sektor pertanian. Penting untuk dipahami bahwa

sektor pertanian tidak hanya soal tumbuhan namun pertanian sendiri secara luas

juga menyangkut ikan, hewan ternak, dan unggas yang tentu menjadi sumber

pangan manusia yang mustahil dapat dibuat sendiri. Selain makanan, tidak lupa

pakaian yang manusia kenakan pun adalah hasil dari sektor pertanian. Misalnya

kapas, serat-serat alami, sampai kain sutera yang mahal harganya itu. Pertanian

juga merupakan sektor penyedia utama bahan baku industri. Contoh saja industri

kertas, karet, minyak kelapa, dan industri besar lainnya. Ketiga hal di atas sudah

cukup menjadi alasan mengapa sektor pertanian begitu penting bagi

kelangsungan hidup manusia di bumi. Tanpa adanya sektor pertanian tidak

mungkin manusia dapat bertahan hidup.

Meski menjadi bagian paling penting dalam kehidupan manusia di bumi,

pertanian masa kini tidak lantas jauh dari permasalahan. Kenyataannya tetap

banyak masalah yang sukar untuk diselesaikan pada sektor ini. Seperti masalah

petani yang masih menggunakan sistem pertanian konvensional. Padahal sistem


pertanian konvensional sendiri memiliki banyak dampak negatif baik terhadap

tanah, produk yang dihasilkan, atau bahkan lingkungan sekitar lahan pertanian.

Apabila sistem pertanian ini terus digunakan oleh banyak petani di Indonesia

maka kemungkinan yang akan terjadi adalah melimpahnya lahan pertanian yang

tidak lagi menghasilkan produk yang aman akibat penggunaan pupuk dan

pestisida kimia. Masalah masih umumnya sistem pertanian konvensional di

Indonesia hanya salah satu contoh dari sekian banyak permasalahan yang ada

dalam sektor pertanian.

Permasalahan-permasalahan yang ada di sektor ini sebenarnya dapat

diselesaikan dengan kembali kepada alam, mengutamakan ecosystem services.

Karena kita tahu, jauh sebelum manusia ada, alam telah tercipta dengan

sempurna dan telah hidup dengan siklus serta cara kerjanya sendiri. Kemudian

datang lah ‘manusia’ dengan segala inovasinya seperti pupuk kimia, pestisida

kimia, bahkan herbisida yang berlabel ‘ramah lingkungan’. Padahal alam sendiri

sudah sempurna. Manusia hanya dapat mengolah segala aspek di alam yang telah

sempurna menjadi suatu kekuatan baru untuk memenuhi kebutuhannya.

Mengenali dan berusaha kembali pada alam adalah langkah yang tepat. Misalnya

dengan biodynamic yang fokus pada menyeimbangkan lahan pertanian dengan

lingkungan. Tentu manusia mau tidak mau harus menyadari dan memahami

segala akibat dari perbuatannya kepada alam. Mencari solusi alternatif lain pada

sektor pertanian yang lebih ramah lingkungan tentu sebuah keharusan. Terlebih

jika manusia tidak ingin kekurangan bahan pangan dalam beberapa tahun

kedepan akibat populasi membludak, lahan yang semakin miskin unsur hara,

perubahan iklim yang drastis, serta permasalahan lingkungan lainnya.


Referensi :

Biodynamic Association. 2017. “Biodynamic Principles and Practices”,

Biodynamic Association, https://www.biodynamics.com/biodynamic-principles-and-

practices, diakses pada 15 Agustus 2019, pukul 19.30.

Food and Agriculture Organization of the United Nations. 2019. “Climate

Change, Desertification, Land Degradation, Sustainable Land Management, Food

Security and GHG fluxes in Terrestrial Ecosystems”, Food and Agriculture

Organization of the United Nations,

http://www.fao.org/news/story/en/item/1204485/icode, diakses pada 16 Agustus

2019, pukul 20.51.

Tohari, ed. 2017. Aspek Dasar Agronomi Berkelanjutan. Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press.

Anda mungkin juga menyukai