Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
perlindungan-Nya saya dapat menyelesaikan tugas makalah “Ekonomi Sumber Daya Alam”.
Makalah ini saya buat untuk memberi tuntutan dan arahan untuk membuat Makalah
dengan baik. Secara khusus ucapan terima kasih kepada Dosen pendidikan Ekonomi Sumber
Daya Alam untuk menyusun makalah ini dan sebagai Dosen pemberi tugas  yang  mau
mengkritik, mencermati dan menelaah isi makalah ini sehingga tersusun dengan baik. Selain itu
saya sampaikan ucapan terima kasih kepada teman-teman dan kepada semua pihak yang tidak
dapat saya sebutkan satu persatu yang dengan caranya tersendiri membantu dalam menyusun
makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari kekurangan, untuk itu saran dan
kritik yang sifatnya membangun sangat saya harapkan demi penyempurnaan makalah ini.

Kalabahi , 03 Desember 2016


Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
        

Indonesia merupakan suatu negara yang berkembang, sejak tahun 1969 dengan giat
melakukan berbagai pembangunan secara berencana dan bertahap tanpa mengabaikan usaha
pemerataan dan kestabilan. Untuk memungkinkan terwujudnya peningkatan taraf hidup dan
kesejahteraan rakyat maka yang perlu diketahui terlebih dahulu adalah apakah faktor-faktor
perekonomian kita apakah sudah dimaksimalkan oleh negara atau tidak karena faktor-faktor
tersebutlah yang akan menentukan perekonomian negara itu selanjutnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perekonomian Indonesia beragam adanya, salah
satumnya adalah sumber daya alam (SDA). SDA merupakan penunjang kelangsungan hidup
manusia di bumi ini agar dapat bertahan hidup. Semakin cepat pertumbuhan ekonomi akan
semakin banyak barang sumber daya yang diperlukan dalam proses produksi. Pada gilirannya
akan mengurangi tersedianya sumber daya alam yang ada di dalam bumi karena barang sumber
daya itu harus diambil dari tempat persediaan sumber daya alam. Dengan demikian dapat
dikatakan ada hubungan yang positif antara jumlah dan kuantitas barang sumber daya dan
pertumbuhan ekonomi, tetapi sebaliknya ada hubungan yang negatif antara pertumbuhan
ekonomi dan tersedianya sumber daya alam yang ada di dalam bumi.
Sumber daya alam merupakan faktor input dalam kegiatan ekonomi. Namun demikian,
pengertian sumber daya alam tidak terbatas sebagai faktor input saja karena proses produksi akan
menghasilkan output (misalnya Limbah) yang kemudian menjadi faktor input bagi kelangsungan
dan ketersediaan sumberdaya alam. Sumberdaya alam menghasilkan barang dan jasa untuk
proses industri yang berbasis sumber daya alam maupun yang langsung dikonsumsi oleh rumah
tangga. Dari proses industri dihasilkan barang dan jasa yang kemudian dapat digunakan oleh
rumah tangga untuk konsumsi. Kegiatan produksi oleh industri dan konsumsi rumah tangga
menghasilkan limbah (waster) yang kemudian dapat di daur ulang. Sumber Daya Alam (SDA)
mencakup semua benda yang terdapat di bumi baik yang hidup maupun yang mati, yang
jumlahnya terbatas serta diusahakan atas dasar kriteria yang memenuhi syarat secara teknologi,
ekonomi, sosial, dan lingkungan. Secara sektoral sumber daya alam dapat dikategorikan ke dalam
sumber daya pertanian, hutan dan segala produknya, lahan-lahan alami, perikanan darat dan laut,
sumber mineral, sumber energi non-mineral, sumber daya air, dan lain-lain. Menurut
penggunaannya sumber daya alam dapat digunakan untuk konsumsi langsung (ikan, air, daerah
rekreasi, dan kayu bakar), sebagai masukan dalam proses (kayu bakar untuk menghasilkan
panas), serta untuk konsumsi dalam proses antara (bahan bakar pada pabrik).Pengelolaan sumber
bahan mentah pada perut bumi sebaiknya memperhitungkan dari segi teknologi dan
perkembangan kelangkaan penyediaan bahan mentah dalam pasaran dunia, di samping
mengusahakan pengelolaan sumber alam dengan dampak kerusakan lingkungan sekecil mungkin.
Semakin cepat pertumbuhan ekonomi akan semakin banyak barang sumber daya yang diperlukan
dalam proses produksi. Pada gilirannya akan mengurangi tersedianya sumber daya alam yang ada
di dalam bumi karena barang sumber daya itu harus diambil dari tempat persediaan sumber daya
alam.
Dengan demikian dapat dikatakan ada hubungan yang positif antara jumlah dan kuantitas
barang sumber daya dan pertumbuhan ekonomi, tetapi sebaliknya ada hubungan yang negatif
antara pertumbuhan ekonomi dan tersedianya sumber daya alam yang ada di dalam bumi. Antara
pertumbuhan ekonomi dan persediaan sumber daya mempunyai hubungan yang negatif artinya
semakin cepat pertumbuhan ekonomi suatu perekonomian akan semakin menipis tersedianya
sumberdaya alam di negara yang bersangkutan. Pembangunan berwawasan lingkungan adalah
pembangunan yang memperlakukan sumber daya alam dengan melihat hasil positif maupun
negatifnya. Sesungguhnya ada dua pola penting dalam melaksanakan pembangunan yang
didasarkan atas Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) dan pola pembangunan yang didasarkan
atas Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Terdapat hubungan yang positif antara
pembangunan ekonomi dan pencemaran lingkungan, semakin giat pembangunan ekonomi maka
semakin tinggi pula derajat pencemaran lingkungan. Sumber daya alam, yang meliputi tanah dan
kekayaan alam seperti kesuburan tanah, keadaan iklim/cuaca, hasil hutan, tambang, dan hasil
laut, sangat memengaruhi pertumbuhan industri suatu negara, terutama dalam hal penyediaan
bahan baku produksi. Sementara itu, keahlian dan kewirausahaan dibutuhkan untuk mengolah
bahan mentah dari alam menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi (disebut juga sebagai
proses produksi).

B.   Rumusan Masalah
Hal-hal yang menjadi rumusan makalah ini adalah
1. Apa sajakah bentuk-bentuk kegiatan ekonomi yang berhubungan dengan sumber daya alam
(SDA)
2. Apakah dampak yang timbul bila sumber daya alam (SDA) di eksploitasi untuk kebutuhan
ekonomi bagi masyarakat?

C.            Tujuan Makalah


Mendeskripsikan faktor penyebab terjadinya peningkatan jumlah anak jalanan di kota besar.
1. Mendeskripsikan hubungan antara sumber daya alam dengan kebutuhan ekonomi di
Indonesia
2. Mengidentifikasidampak apa saja yang ditimbulkan akibay eksploitasi sumber daya
alam (SDA)
BAB II
PEMBAHASAN

A. Bentuk bentuk kegiatan ekonomi yang diambil dari SDA

Sumber daya alam yang kita miliki harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Sumber daya alam yang ada sangat erat hubungannya dengan kegiatan ekonomi
masyarakat. Setiap kegiatan ekonomi masyarakat harus dapat memanfaatkan sumber daya alam
yang kita miliki. Berikut adalah kegiatan ekonomi yang di hasilkan dari SDA.
1. Pertanian
Negara kita terkenal sebagai Negara agraris. Apakah yang dimaksud Negara agraris ? Negara
agraris adalah Negara yang sebagaian besar mata pencaharian penduduknya dari pertanian.
Kegiatan ekonomi bidang pertanian dimaksudkan untuk menyediakan berbagai kebutuhan hidup
masyarakat misalnya padi, jagung, sayur mayur, dan lain-lain sebagainya. Kondisi sumber daya
tanah Negara kita yang sebagian besar terdiri dari atas tanah Vulkanis dan andosol serta beberapa
jenis tanah lainnya dengan pola iklim tropis basah merupakan salah satu pendorong utama bagi
maraknya kegiatan sektor pertanian. Mineral-mineral yang dikeluarkan oleh perut bumi pada saat
terjadi erupsi gunung api merupakan bahan-bahan yang sangat diperlukan bagi pertumbuhan
tanaman. Secara umum sistem pertanian yang biasanya diupayakan penduduk dinegara kita
terdiri atas 3 kelompok besar, yaitu pertanian lahan basah, pertanian lahan kering, dan
perkebunan.
a. Pertanian lahan basah
Sistem pertanian lahan basah sering dinamakan pula pertanian sawah. Pertanian ini
merupakan salah satu jenis penguasaan sumber daya tanah yang paling banyak diupayakan
penduduk di Indonesia. Pola budi daya pertanian sawah paling optimal jika dikembangkan di
wilayah dataran rendah, dengan ketinggian kurang dari 300 meter di atas permukaan laut, dimana
persediaan air terutama dari permukaan untuk irigasi cukup banyak sepanjang tahun. Sebagai
contoh kawasan dataran rendah sepanjang jalur pantai utara Pulau Jawa (Jalur Pantura), seperti
Kerawang, Purwakarta, Bekasi, Subang, dan Indramayu merupakan ladang padi bagi Jawa Barat
karena daerah-daerah tersebut sangat memenuhi persyaratan bagi pertanian sawah. Wilayah
persawahan jalur pantai utara ini terus menyambung dengan daerah Jawa Tengah. Pertanian
sawah juga banyak diupayakan penduduk yang tinggal di sebagain Sumater dan Kalimantan.
b.        Pertanian Lahan Kering
Di wilayah-wilayah yang memiliki ketinggian sekitar 500-1.500 meter di atas permukaan
laut, dengan rata-rata kondisi suhu udara sedang dan hortukultur. Beberapa ahli pertanian ada
yang membedakan istilah jenis pertanian lahan kering dan holtikultur. Perbedaan antara jenis
pertanian lahan kering murni dan hortikultur terletak pada jenis tanaman biasa biasa
dibudidayakan, dimana pertanian lahan kering murni biasa mengupayakan palawija, sedangkan
hortikultur lebih menekankan pada sayuran dan buah-buahan, serta bunga-bungaan. Hampir
semua jenis tanaman sayuran dan buah-buahan banyak dupayakan oleh penduduk di wilayah ini.
Contoh jenis tanaman palawija yang biasa dibudidayakan pada lahan kering di Indonesia, seperti
jagung, kedelai, kacang tanah, ubi bakar, ketela pohon, dan lain-lain.
c.       Pertanian Ladang
Pertanian ladang adalah jenis usaha pertanian yang memanfaatkan lahan kering, artinya
dalam pengolahan tidak memerlukan banyak air. Tanaman yang biasa diusahakan adalah padi
dan beberapa jenis tanaman palawija.
2.       Perkebunan
Usaha perkebunan dapat dilakukan oleh orang perorangan, dan dapat juga dilakukan oleh
pemerintah. Usaha perkebunan yang dilakukan oleh pemerintah dikelola oleh PT. Perkebunan
(PTP) dan biasanya dalam jumlah cukup luas. Hasil perkebunan misalnya teh, kopi, cengkeh,
tembakau, karet, kelapa sawit, cokelat dan sebagainya. Bentuk optimalisasi dan pemanfaatan lain
dari sumber daya lahan yaitu melalui kegiatan perkebunan. Selain faktor tanah dan ketersediaan
air, faktor alam lain sangat diperhatikan dalam budi daya perkebunan adalah unsur iklim. Budi
daya tanaman perkebunan biasa dikelompokkan berdasarkan garis ketinggian yang berhubungan
dengan zone iklimnya, yaitu sebagai berikut
a. Di daerah zone panas (dataran rendah), biasa dibudayakan tanaman kelapa, tebu dan
jagung.
b. Batas pantai sampai sekitar ketinggian 700 meter di atas permukaan laut sangat cocok
untuk dikembangkan tanaman tebu, karet, dan kopi
c. Mulai ketinggian sekitar 700-1.500 meter di atas permukaan laut, jenis tanaman
perkebunan yang biasa diupayakan penduduk antara lain teh, kina, dan hortikultur.
Dilihat dari jenis komoditas yang dibudi dayakan, tanaman perkebunan dibedakan
menjadi dua, yaitu tanaman keras seperti teh, kopi, karet, kelapa, kelapa sawit, coklat, cengkeh
dan pala, serta tanaman semusim seperti tembakau, dan tebu adapun berdasarkan bentuk
pengusahaannya kegiatan perkebunan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu perkebunan rakyat dan
perkebuanan besar. Ciri-ciri perkebunan rakyat antara lain luas lahan digunakan tidak begitu luas,
dikelola oleh perorangan atau pihak swasta dalam skala kecil, modal atau investasi tidak begitu
besar, kurang begitu memperhatikan faktor kesuburan tanah, tingkat teknologi yang digunakan
berkisar antara sederhana sampai madia, tenaga kerja yang terlibat tidak begitu banyak, sistem
pengairan relatif sederhana, serta pemasaran produk biasanya didistribusikan untuk memenuhi
kebutuhan domestik. Adapun jenis perkebunan besar memiliki ciri-ciri, yaitu lahan yang
digunakan sangat luas, biaya atau modal sangat besar, dikelola oleh pemerintah atau swasta
nasional, tenaga kerja yang terlibat banyak menggunakan teknologi media sampai maju,
pemasaran produksi diorientasikan untuk memenuhi kebutuhan domestik dan ekspor. Contoh
perkebunan besar, misalnya PT. Perkebunan Kelapa Sawit, Teh, Kina dan Sebagainya.
3.       Perikanan
Indonesia merupakan salah satu Negara Martitim yang sebagian besar wilayahnya berupa
perairan laut. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Badan Koordinasi Survey dan
Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL), jumlah pulau-pulau yang tesebar di atas wilayah laut
Indonesia sampai batas teritorial mencapai 3.1 juta km2, sedangkan jika ditambah dengan Zona
Ekonomi Eksklusif luasnya mencapai 5,8 juga km2. Wilayah perairan laut yang sangat luas ini
merupakan potensi sumber daya alam bahari yang tidak ternilai harganya. Kita dapat
memanfaatkan berbagai sumber daya yang terkandung di dalamnya, seperti beberapa jenis bahan
galian, gerakan air laut, maupun sumber daya sektor perikanan, potensi perikanan laut Indonesia
diperkirakan mencapai 6,6 juta ton pertahun. Jenis komoditas ikan yang sangat potensial antara
lain tuna dan cakalang.
Secara umum sistem penangkapan ikan laut dibedakan menjadi 2, yaitu perikanan pantai dan
laut dalam. Perikanan pantai dilakukan di kawasan laut dangkal dan jarak tempuh kurang dari 60
mil dari pantai. Jenispenangkapan ikan ini biasa dilakukan oleh nelayan tradisional, dengan
peralatan yang relative sederhana. Merka biasanya menggunakan perahu dayung atau kapal
motor temple. Karena peralatan yang digunakan sangat terbatas, maka hasil tangkapannyapun
kurang memuaskan.
Jenis ikan yang sering mereka tangkap antara lain kembung, teri, petek, lemuru, dan
beberapa jenis moluska seperti cumi dan ubur-ubur. Perikanan laut dalam merupakan jenis
penangkapan ikan di laut lepas atau samudra yang dilakukan oleh nelayan modern atau perusahan
perikanan dan peralatan canggih. Mereka biasa pergi menangkap ikan dan kapal trawl serta alat
pangkap ikan berupa pukat harimau. Jala ikan jenis ini mampu menjaring ikan dalam jumlah
banyak, mulai dari ikan-ikan besar sampai yang ukurang kecil. Komoditas yang menjadi andalan
tangkapan mereka adalah tuna dan cakalang.
Beberapa wilayah di Negara kita yang merupakan kawasan perikanan laut yang potensial
antara lain : 1) Sekitar Selat Malaka dengan pusat I daerah bagansiapiapi. Di wilayah ini banyak
mengandung ikan terumbuk, 2) sekitar perairan pantai utara Jawa, Segara anakan (Cilacap),
selain ikan di wilayah ini banyak terdapat rumput laut dan agar-agar, 3) sekitar Air Tembata,
Bitung, Sulawesi Utara yang banyak menghasilkan jenis ikan tuna dan cakalang, 4) perairan
Maluku (sekitar ambon) yang merupakan salah satu zone up welling current sehingga menjadi
kawasan yang kaya ikan. Di wilayah ini banyak terdapat jenis ikan cakalang, rumput laut dan
bebrapa jenis ikan hias, 5) di daerah Dobo (sekitar kepulauah Aru), dan Kepulauan Kei banyak
mengandung mutiara, udang laut, tripang, bunga karang dan rumput laut, serta 6) perairan sekitar
pulau solor dan alor. Negara Indonesia merupakan Negara yang sebagian besar wilayahnya terdiri
dari lautan. Dengan demikian potensi sumber daya laut kita miliki sangat besar. Banyak hasil laut
yang bernilai ekonomi, terutama perikanan. Namun eksploitasi hasil laut belum dilakukan secara
maksimal. Budi daya perikanan kita masih belum dikelola baik, ikan hasil tangkapan nelayan
masih sedikit. Padahal potensi perikanan laut sangat besar peranannya dalam menambah devisa
Negara. Salah satu sebabnya adalah kita masih mengandalkan peralatan tradisional untuk
menangkap ikan sehingga hasil yang diperoleh tidak banyak. Untuk itu pemakaian peralatan
modern sangat diperlukan agar potensi hasil laut yang kita miliki dapat dimanfaatkan sebesar-
besarnya. Pemerintah menyadari akan hal ini sehingga dibentuk menteri kelautan yang mengurusi
masalah kelautan.

4.       Peternakan
Kegiatan sektor ekonomi jenis sumber daya alam hayati lainnya adalah sektor peternakan,
dengan memanfaatkan salah satu jenis sumber daya alam biotik, yaitu hewan. Sistem peternakan
biasa dupayakan penduduk di Indonesia umumnya merupakan usaha sampingan, selain mata
pencaharian utama yaitu pertanian. Kegiatan peternakan dilakukan secara kecil-kecilan dan
sebagai usaha rumah tangga dengan cara sederhana. Karena cara pengusahaanya yang masih
tradisional dan merupakan usaha sampingan maka hasilnyapun masih bersiat subsistens, yaitu
hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Sebagian kecil sisanya baru dijual untuk menambah
penghasilan. Disamping untuk menambah kesejahteraan keluarga, pemeliharaan, misalnya sapi
atau kerbau untuk mengolah lahan pertanian. Sebetulnya kegiatan ternak di Indonesia harus dapat
dikembangkan secara maksimal. Hal ini dikarenakan beberapa faktor alam sosial yang
mendukung kegiatan pemanfaatan sumber daya hewani tersebut, yaitu sebagai berikut :
a.       Ternak Besar
Hewan ternak besar yang sangat potensial untuk dibudidayakan adalah sapi. Jenis sapi yang biasa
diupayakan penduduk meliputi 2 macam, yaitu sapi potong dan sapi perah. Pembudidayaan
penduduk meliputi 2 macam, yaitu sapi potong dan sapi perah. Pembudidayaan atau ternak sapi
potong banyak dijumpai di Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara, sedangkan daerah persebaran
ternak sapi perah antara lain Lembang (Jawa Barat), Boyolali (Jawa Tengah), dan Grati (Jawa
Timur).
Daerah yang paling cocok untuk pemeliharaan sapi perah adalah di kawasan pegunungan dan
dataran tinggi. Hal ini sangat berkaitan dengan salah satu syarat hidupnya yaitu suhu yang sejuk.
Sebagian besar sistem peternakan sapi di Nusa Tenggara Timur dilakukan dengan cara
membiarkan berkeliaran secara bebas di kawasan padang rumput hanya sewaktu-waktu saja
dikandangkan. Dari ternak itu dapat dihasilkan antara lain daging, susu, kulit dan tanduk. Jenis
sapi di Negara kita umumnya keturunan banteng. Sapi jawa merupakan hasil perkawinan silang
antara Banteng dan Zebu dari India. Banteng liar dapat dijumpai di wilayanh Besuki, Pasuruan,
Ujung Kulon, dan Kediri. Kerbau merupakan komoditas ternak besar kedua yang juga banyak
dimanfaatkan tenaganya oleh penduduk. Binatang ini banyak dipelihara di Jawa barat, jawa
Tengah, Sumatera Barat dan Sumatera Utara. Selain itu juga terdapat di Tana Toraja Sulawesi
Selatan. Hewan ternak besar lainnya adalah kuda. Hewan ini banyak dimanfaatkan sebagai alat
transportasi yang utama sebelum ada sarana transportasi kendaraaan bermotor. Jenis kuda yang
biasa diternakkan di Indonesia berasal dari Saudi Arabia, Persia, dan Mongolia. Kuda-kuda impor
yang berasal dari ketiga Negara tersebut, kemudian dikawin-silangkan untuk memperoleh jenis
yang baru dengan harapan untuk memperoleh keturuan unggul, seperti kuda Sandel (Sandel
Wood) di Sumbawa, Kuda Batak, dan di Pulau Jawa. Saat ini telah banyak upaya yang dilakukan
untuk meningkatkan kualitas ternak kuda, seperti malakukan kawin silang antara kuda jenis
Australia dengan kuda Sandel. Sebagaiamana kita ketahui wilayah Sumbawa merupakan salah
satu daerah di Negara kita yang mengusahakan ternak kuda dalam skala besar. Selain untuk
diekspor, fungsi kuda sandel adalah membajak lahan penduduk.
b. .      Ternak kecil
Ternak kecil terdiri dari atas jenis hewan domba (biri-biri), kambing, dan kelinci. Usaha
pemeliharaan domba atau kambing ditemui hampir di seluruh wilayah tanah air, walaupun dalam
sekala kecil. Di wilayah pedesaan banyak penduduk yang memelihara hewan ini sebagai usaha
sampingan pertanian. Ada dua cara pemeliharaan kambing yang umum dilakukan penduduk,
yaitu melalui sistem penggembalaan di kawasan tegalan, atau dengan cara dikurung di kandang,
hanya sewaktu-waktu saja dilepas atau digembalakan. Selain dimanfaatkan daginya untuk
konsumsi masyarakat dalam rangka pemenuhan kebutuhan protein hewani, manfaat hewani yang
dapat diambil dari pemeliharaan kambing adalah kulit, susu dan bulunya. Kulit kambing
merupakan salah satu baku industri seperti, tas, dan lain-lain, sedangkan bulu domba adalah
bahan baku kain wol yang relatif mahal harganya.; misalnya bulu biri-biri merino yang sangat
terkenal sangat tebal dan berkualitas tinggi. Ternak babi banyak diupayakan penduduk di daerah
Bali, Nusa Tenggara Timur, Papua, Tapanuli, dan Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, dan
Sulawesi Selatan. Adapun hewan kelinci biasa diupayakan penduduk tinggal di wilayah dataran
tinggi, karena hewan ini sangat cocok di wilayah sejuk
c.       Ternak unggas
Unggas merupakan kelompok hewan yang bersayap. Beberapa jenis hewan unggas, seperti ayam,
itik, bebek, angsa serta burung payuh banyak diterapkan oleh penduduk, baik dalam skala kecil
dan sederhana serta diperuntukan bagi pemenuhan keperluan keluarga, maupun yang diupayakan
secara professional dengan teknologi peternakan yang modern. Beberapa jenis komoditas
peternakan unggulan antara lain :
a. Itik Alabio yang berasal dari Kalimantan Selatan. Jenis itik ini tekenal berkualitas baik,
b. Ayam Ras Broiler, dipelihara sebagai ayam pedaging,
c. Ayam Ras Leghorn, dipelihara sebagai ayam peteor,
d. Ayam Buras, atau ayam kampung.
5.       Perindustrian
Kegiatan industri dapat dilakukan di rumah-rumah atau dipabrik. Kegiatan industri yang
dilakukan dirumah disebut industri rumah tangga. Contoh industri rumah tangga misalnya
anyaman bambu anyaman rotan, batik, mebel, perhiasan, border dan konveksi. Industri yang
dilakukan dipabrik umumnya menggunakan mesin yang moderen. Contoh industri besar misalnya
industri pesawat terbang, industri semen, industri kendaraan bermotor, industri kertas, industri
elektronika, industri tekstil, dan lain-lain.
6.       Pertambangan
Pertambangan merupakan kegiatan pengolahan dan pemanfaatan bahan galian, meliputi
observasi, eksplorasi dan penambangan berbagai macam mineral atau barang tambang biasa
terkandung di dalam litosfer maupun dipermukaan bumi. Observasi adalah kegiatan pengamatan
pendahuluan tentang daerah persebaran cebakan suatu jenis barang tambang, sekfligus penyelidik
dan memerkiska kebenarannya secara teoritsi yang berkaitan dengan kondisi geologis di
lapangan. Eksplorasi meliputi kegiatan persiapan penyelidikan dan memeriksa kebenarannya
secara teoritis biasa berkaitan dengan kondisi geologis di lapangan. Eksprolasi meliputi kegiatan
persiapan dan penyelidikan untuk mengetahui keadaan barang tambang dan kemungkinan
pengolahannya secara ekonomis. Kegiatan eksplorasi meliputi : 1) penyelidikan geologis tentang
letak dan persebaran mineral, kualitas dan perkiraan kuantitas atau banyaknya mineral apakah
bernilai ekonomis bila ditambang, dan sebagainya, 2) menetukan syarat-syarat teknis yang
diperlukan untuk eksploitasi barang tambang. Negara Indonesia juga terkenal sebagai salah satu
Negara yang kaya dengan barang tambang. Usaha pertambangan dimaksudkan untuk mengambil
sumber daya alam yang ada di dalam perut bumi. Barang-brang tambang disiapkan menjadi
bahan baku industri. Barang-barang tambang berupa logam minyak bumi, gas bumi merupakan
hasil tambang andalan. Kita memiliki banyak tambang misalnya tambang minyak, tambang batu
bara, tambang emas dan perak, biji besi dan lain sebagainya.
B. Dampak eksploitasi SDA bagi kesejahteraan masyarakat
Sebagai negara berkembang, Indonesia memang cukup dilematis dalam mengelola
sumber daya alamnya, disisi lain sumber daya alam tersebut harus dieksploitasi karena
mempunyai nilai ekonomis yang tinggi yang berpengaruh terhadap pendapatan (APBN, APBD),
tapi disisi lain penguasaan teknologi sebagai alat dan penyiapan sumber daya manusia dalam
mengelola sumber daya alam masih minim, sehingga bagai tidak punya pilihan, pemerintah
akhirnya mengundang investor asing untuk mengeksplorasinya, dan ini berimbas pada
timpangnya porsi pendapatan antara pemerintah dengan investor asing, sebagai konsekuensi logis
dari itu, masyarakat sekitar justru tidak pernah mendapat apa-apa selain dampak kerusakan
lingkungan. Persoalan tidak disitu saja, karena ekplorasi pasti berkaitan dengan persoalan-
persoalan sosial dan budaya karena ketimpangan pendapatan dan kerusakan lingkungan. Bila
pilihan terakhir pemerintah hanya bisa mengundang investor asing untuk mengelola sumber daya
alam kita, maka amanat UUD 1945 tentang pengelolaan sumber daya alam yang berbunyi “bumi,
air dan segala sesuatu yang terkandung didalamnya dikelola sebaik-baiknya oleh negara untuk
kesejahteraan hajat hidup orang banyak” tidak berarti apa-apa, hanya dijadikan pelipur lara.

Persoalan tambang pasir besi di wilayah Tasik selatan yang kini menyisakan
permasalahan hingga berujung pada hadirnya kelompok-kelompok yang pro dan kontra akan
keberadaaan tambang pasir besi adalah salah satu contoh bagaimana dilema pengelolaan sumber
daya alam yang penulis paparkan diatas . persoalan yang ada tidak pernah terlepas dari dampak-
dampak ekonomi, kerusakan lingkungan dan fasilitas publik, yang lantas dikeluhkan oleh
kelompok yang kontra.
Kelompok yang pro kemudian memunculkan argumen penyerapan tenaga kerja  sebagai
dampak positif penambangan pasir besi. Tapi timbul sebuah pertanyaan, sejauh mana penyerapan
tenaga kerja atau penyerapan efek ekonomis bisa dinikmati masyarakat sekitar dengan azas
keadilan sosial. Tentunya keadilan sosial tidak hanya berkutat pada hitungan angka-angka
nominal uang jangka pendek tapi dampak terhadap lingkungan dan dampak sosial yang juga
punya implikasi terhadap hitungan angka-angka nominal yang bersifat jangka panjang, kita bisa
memilih keuntungan jangka pendek atau kerugian jangka panjang?
            Sudah usang rasanya bila kita menggunakan paradigma trickle down efek dalam
memahami ekplorasi pasir besi, dengan asumsi bahwa investasi asing akan mengakumulasikan
modal yang kemudian akan menghasilkan profit atau keuntungan yang secara perlahan-perlahan
akan dinikmati oleh masyarakat sekitar. Kenapa usang? Paradigma tersebut sudah gagal dalam
prakteknya di Indonesia. Orde baru dengan menggunakan paradigma pembangunan seperti itu,
membuka seluas-luasnya investasi asing dalam berbagai sektor, dari mulai sektor perdagangan,
jasa, industri termasuk sektor pertambangan, inilah yang justru telah menyisakan ketimpangan
ekonomi karena akumulasi modal dan keuntungan tetap dalam gengaman penguasa, kaum
pemilik modal dan kroni-kroninya, lalu masyarakat hanya dijadikan buruh. Akhirnya negara ini
dibangun bukan hasil dari kemandirian anak bangsanya, tapi dibangun oleh investasi asing. Itu
sebabnya pembangunan yang begitu pesat tidak pernah berbanding lurus dengan tingkat
kesejahteraan masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pemaparan di atas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa:
1. Untuk memungkinkan terwujudnya peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan
rakyat ada beberapa faktor yang mempengaruhinya,yang salah satunya adalah
faktor sumber daya alam.
2. Ada hubungan yang positif antara jumlah dan kuantitas barang sumber daya dan
pertumbuhan ekonomi, tetapi sebaliknya ada hubungan yang negatif antara
pertumbuhan ekonomi dan tersedianya sumber daya alam yang ada di dalam
bumi.
Daftar Pustaka

Suparto, R. Dian Sutopo, 1982,Metode Analisa Geografi, Jakarta, JPRS


Suparto,R.1983, Interaksi Desa Kota, Jakarta
Arifin, 1994. Hutan Hakikat dan Pengaruhnya Terhadap Lingkungan hidup, Jakarta. Yayasan
Obor Indonesia
Rino, Sundawa putra. 2011. Dilema Pengelolaan Sumber Daya Alam. Tasik. Laboraturium Ilmu
Politik UNSIL
Ghufran, H Kordi. 2012. Ekosistem Lamun: Fugsi, potensi, pengolahan. Jakarta. Bineka Cipta
Asdak, Chay. 2012. Kajian Lingkungan Strategis: Jalan Menuju Pembangunan Berkelanjutan.
Yogyakarta. Gadjah Mada Press
Marfai, Muh Aris. 2011. Pengantar Etika Hidup dan Kearifan local.Yogyakarta. Gadjah Mada
Press
Fandeli, Chafid. 2011. Analisa dampak Lingkungan Pembangunan Pelabuhan. Yogyakarta.
Gadjah Mada Press
Ghufran, H Kordi. 2012. Ekosistem Mangrove: Fugsi, potensi, pengolahan. Jakarta. Bineka Cipta
http://supriadidzu.blogspot.com/2012/03/hubungan-perekonomian-dengan-sumber.html
http://rikihamdanielektro.wordpress.com/2011/11/19/hubungan-lingkungan-dan-pembangunan-2/
MAKALA
TENTANG
EKONOMI SUMBER DAYA ALAM

Disusun Oleh :

Nama : SELFINA LONOPADARA


NIM : 7122011
Prodi. : AGRIBISNIS
Semester : V(LIMA)
Tugas : EKONOMI SUMBER DAYA ALAM

FAKULTAS PERTAANIAN DAN PERIKANAN


PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

UNIVERSITAS TRIBUANA KALABAHI

2016
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Maslah

C. Tujuan Makala

BAB II PEMBAHASAN

A. Bentuk – bentuk kegiatan Ekonomi SDA

B. Dampak Ekspotasi SDA

BAB III Penutup

A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai