Anda di halaman 1dari 19

EKONOMI LINGKUNGAN DALAM BERBAGAI

PENGELOLAAN SERTA PEMANFAATANNNYA

OLEH :

Rahman Abdel Rouf – 227004002


Evelina Saragih – 227004007
Vega Valentine Bangun - 227004009

PROGRAM MAGISTER
PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN
LINGKUNGAN SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2023
l. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi setiap warga
negara Indonesia, namun kualitas lingkungan hidup yang semakin menurun telah
mengancam kelangsungan peri kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya
sehingga perlu dilakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang
sungguh-sungguh dan konsisten oleh semua pemangku kepentingan. Selain itu agar
lebih menjamin kepastian hukum dan memberikan perlindungan terhadap hak setiap
orang untuk mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat sebagai bagian dari
perlindungan terhadap keseluruhan ekosistem, maka pemerintah telah mengupayakan
berbagai kebijakan dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup menekankan perlu adanya perhatian
terhadap kepentingan lingkungan hidup dalam segala tahapan perencanaan,
pelaksanaan maupun evaluasi pembangunan. Hal tersebut termuat dalam Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup. Salah satu kebijakan dimaksud tersebut tertuang dalam Pasal 19 (2) yang
menyebutkan bahwa Tata Ruang Wilayah ditetapkan dengan memperhatikan Daya
Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup. Sejalan dengan amanat tersebut,
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang pada Pasal 19, 22,
dan 25 menegaskan bahwa Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Provinsi dan
Kabupaten/Kota ditetapkan dengan memperhatikan Daya Dukung dan Daya
Tampung Lingkungan Hidup. Secara khusus untuk pasal 25 dimaksudkan bahwa
penyusunan peraturan perundang-undangan mengenai daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup dikoordinasikan oleh Kementerian Lingkungan Hidup.
Masyarakat adil dan makmur dapat berujud sebagaimana yang diharapkan,
apabila upaya untuk memenuhi kebutuhan hidup bagi seluruh warga masyarakat guna
mengarah kepada peningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat yang dapat
berjalan dengan baik. Dalam hal ini, pemerintah melalui kewenangan yang
dimilikinya diharapkan dapat membuka taupun memberikan akses yang selaus-
lausnya bagi masyarakat dalam berusaha. Sejalan dengan hal itu pula, tidak dapat
disangkal dalam kurun waktu beberapa tahun ini pembangunan ekonomi telah
menumbuhkan infrastruktur ekonomi nasional yang sangat kuat. Namun demikian,
berbarengan dengan semakin meningkatkan pertumbuhan ekonomi, di satu sisi
pemerintah dituntut untuk dapat memainkan perannya secara profesional, yaitu
dengan menanta kembali berbagi perangkt kebijakan yangm memandai. Pengalaman
kehidupan ekonomi nasional mengambarkan bahwa strategi pertumbuhan ekonomi
dilaksanakan oleh pemerintah orde baru lebih mengorientasikan pada pencapaian
pertumbuhan ekonomi secara maksimal daripada pemerantaan pembangunaan di
seluruh daerah. Makalah ini akan membahas lebih detail terkait bagaimana
pemanfaatan lingkungan serta berbgai daya dukung lingkungan yang berjalan selaran
untuk meningkatkan ekonomi hidup bermasyarakt.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pembahasan di atas, maka penulissan dapat merumuskan
masalah penelitian,sebagai berikut” bagaimana pemanfaatan lingkungan serta
berbagai keterkaitannya dengan perkembangan ekonomi?”
1.3 Tujuan
Adapun tujuannya adalah :
1. Mengetahui pengertian ekonomi lngkungan dan macam implementasinya
dalam kehidupan
2. Mengetahui berbagai pemanfaatan serta pengelolaan sumber daya alam
1.4 Manfaat
Adapun manfaat makalah ini adalah untuk informasi dala melakukan berbagai
kajian terhadap ekonomi lingkungan.
II. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ekonomi Lingkungan
Ekonomi lingkungan adalah ilmu yang mempelajari tentang kegiatan
manusia dalam memanfaatkan lingkungan sedemikian rupa sehingga fungsi/peranan
lingkungan dapat dipertahankan atau bahkan dapat ditingkatkan dalam
penggunaannya untuk jangka panjang. Adapun yang dimaksud dengan lingkungan
hidup seperti yang dimaksud dalam Undang-Undang Pengelolaan Lingkungan Hidup
No. 23/1997 adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhuk
hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Sesungguhnya fungsi/peranan lingkungan yang utama adalah sebagai sumber
bahan mentah untuk diolah menjadi barang jadi atau untuk langsung dikonsumsi,
sebagai assimilator yaitu sebagai pengelola limbah secara alami, dan sebagai sumber
kesenangan (amenity). Seiring berkembangnya waktu dan semakin meningkatnya
pembangunan demi meningkatkan kesejahteraan manusia, ternyata fungsi atau
peranan lingkungan telah menurun dari waktu ke waktu. Jumlah bahan mentah yang
dapat disediakan lingkungan alami telah semakin berkurang dan menjadi langka.
Kemampuan alam untuk mengelola limbah juga semakin berkurang karena terlalu
banyaknya limbah yang harus ditampung melebihi daya tampung lingkungan, dan
kemampuan alam menyediakan kesenangan juga semakin berkurang karenabanyak
sumber daya alam dan lingkungan yang telah diubah fungsinya atau
karena meningkatnya pencemaran

2.2 Sumber Daya Alam Indonesia


Indonesia merupakan negara dengan tingkat biodiversitas tertinggi kedua di
dunia setelah Brasil. Fakta tersebut menunjukkan tingginya keanekaragaman sumber
daya alam hayati yang dimiliki Indonesia dan hal ini, berdasarkan Protokol Nagoya,
akan menjadi tulang punggung perkembangan ekonomi yang berkelanjutan (green
economy). Protokol Nagoya sendiri merumuskan tentang pemberian akses dan
pembagian keuntungan secara adil dan merata antara pihak pengelola dengan negara
pemilik sumber daya alam hayati, serta memuat penjelasan mengenai mekanisme
pemanfaatan kekayaan sumber daya alam tersebut. Kekayaan alam di Indonesia yang
melimpah terbentuk oleh beberapa faktor, antara lain:
A. Dilihat dari sisi astronomi, Indonesia terletak pada daerah tropis yang
memiliki curah hujan yang tinggi sehingga banyak jenis tumbuhan yang
dapat hidup dan tumbuh dengan cepat.
B. Dilihat dari sisi geologi, Indonesia terletak pada titik pergerakan lempeng
tektonik sehingga banyak terbentuk pegunungan yang kaya akan mineral.
C. Daerah perairan di Indonesia kaya sumber makanan bagi berbagai jenis
tanaman dan hewan laut, serta mengandung juga berbagai jenis sumber
mineral.
Tingginya tingkat biodiversitas Indonesia ditunjukkan dengan adanya 10%
dari tanaman berbunga yang dikenal di dunia dapat ditemukan di Indonesia, 12%
dari mamalia, 16% dari hewan reptil, 17% dari burung, 18% dari jenis terumbu
karang, dan 25% dari hewan laut.Di bidang agrikultur, Indonesia juga terkenal atas
kekayaan tanaman perkebunannya, seperti biji coklat, karet, kelapa sawit, cengkeh,
dan bahkan kayu yang banyak diantaranya menempati urutan atas dari segi
produksinya di dunia.Sumber daya alam di Indonesia tidak terbatas pada kekayaan
hayatinya saja. Berbagai daerah di Indonesia juga dikenal sebagai penghasil berbagai
jenis bahan tambang, seperti petroleum, timah, gas alam, nikel, tembaga, bauksit,
timah, batu bara, emas, dan perak.Di samping itu, Indonesia juga memiliki tanah
yang subur dan baik digunakan untuk berbagai jenis tanaman. Wilayah perairan yang
mencapai 7,9 juta km2 juga menyediakan potensi alam yang sangat besar.
2.3 Macam-macam Sumber Daya Alam
Sumber daya alam memiliki peranan dalam pemenuhan kebutuhan manusia.
Untuk memudahkan pengkajiannya, pemanfaatan SDA dibagi berdasarkan asalnya,
yaitu SDA hayati dan nonhayati.
1. Sumber Daya Alam Hayati
Sumber daya alam hayati Sumber daya alam hayati adalah Sumber Daya Alam
yang berasal dari mahluk hidup, atau berhubungan dengan mahluk hidup
A. Tumbuhan
Tumbuhan merupakan sumber daya alam yang sangat beragam dan
melimpah. Organisme ini memiliki kemampuan untuk menghasilkan
oksigen dan pati melalui proses fotosintesis. Oleh karena itu, tumbuhan
merupakan produsen atau penyusun dasar rantai makanan. Eksploitasi
tumbuhan yang berlebihan dapat mengakibatkan kerusakan bahkan
kepunahan dan hal ini akan berdampak pada rusaknya rantai makanan.
Kerusakan yang terjadi karena punahnya salah satu faktor dari rantai
makanan akan berakibat punahnya konsumen tingkat di atasnya.
Pemanfaatan tumbuhan oleh manusia diantaranya:
 Bahan makanan: padi, jagung,gandum,tebu
 Bahan bangungan: kayu jati, kayu mahoni
 Bahan bakar (biosolar): kelapa sawit
 Obat: jahe, daun binahong, kina, mahkota dewa
B. Pertanian dan perkebunan
Indonesia dikenal sebagai negara agraris karena sebagian besar penduduk
Indonesia mempunyai pencaharian di bidang pertanian atau bercocok tanam. Data
statistik pada tahun 2001 menunjukkan bahwa 45% penduduk Indonesia bekerja di
bidang agrikultur. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa negara ini memiliki
lahan seluas lebih dari 31 juta ha yang telah siap tanam, dimana sebagian besarnya
dapat ditemukan di Pulau Jawa. Pertanian di Indonesia menghasilkan berbagai
macam tumbuhan komoditi ekspor, antara lain padi, jagung, kedelai, sayur-sayuran,
cabai, ubi, dan singkong. Di samping itu, Indonesia juga dikenal dengan hasil
perkebunannya, antara lain karet (bahan baku ban), kelapa sawit (bahan baku minyak
goreng), tembakau (bahan baku obat dan rokok), kapas (bahan baku tekstil), kopi
(bahan minuman), dan tebu (bahan baku gula pasir).

C. Hewan, peternakan, dan perikanan


Sumber daya alam hewan dapat berupa hewan liar maupun hewan yang sudah
dibudidayakan. Pemanfaatannya dapat sebagai pembantu pekerjaan berat manusia,
seperti kerbau dan kuda atau sebagai sumber bahan pangan, seperti unggas dan sapi.
Untuk menjaga keberlanjutannya, terutama untuk satwa langka, pelestarian secara in
situ dan ex situ terkadang harus dilaksanakan. Pelestarian in situ adalah pelestarian
yang dilakukan di habitat asalnya, sedangkan pelestarian ex situ adalah pelestarian
dengan memindahkan hewan tersebut dari habitatnya ke tempat lain. Untuk
memaksimalkan potensinya, manusia membangun sistem peternakan, dan juga
perikanan, untuk lebih memberdayakan sumber daya hewan.
2. Sumber daya alam nonhayati
Sumber daya alam nonhayati adalah sumber daya alam yang dapat
diusahakan kembali keberadaannya dan dapat dimanfaatkan secara terus-menerus,
contohnya: air, angin, sinar matahari, dan hasil tambang.

A. Air
Air merupakan salah satu kebutuhan utama makhluk hidup dan bumi sendiri
didominasi oleh wilayah perairan. Dari total wilayah perairan yang ada, 97%
merupakan air asin (wilayah laut, samudra, dll.) dan hanya 3% yang merupakan air
tawar (wilayah sungai, danau, dll.). Seiring dengan pertumbuhan populasi manusia,
kebutuhan akan air, baik itu untuk keperluan domestik dan energi, terus meningkat.
Air juga digunakan untuk pengairan, bahan dasar industri minuman, penambangan,
dan aset rekreasi. Di bidang energi, teknologi penggunaan air sebagai sumber listrik
sebagai pengganti dari minyak bumi telah dan akan terus berkembang karena selain
terbaharukan, energi yang dihasilkan dari air cenderung tidak berpolusi dan hal ini
akan mengurangi efek rumah kaca.
B. Angin
Pada era ini, penggunaan minyak bumi, batu bara, dan berbagai jenis bahan
bakar hasil tambang mulai digantikan dengan penggunaan energi yang dihasilkan
oleh angin. Angin mampu menghasilkan energi dengan menggunakan turbin yang
pada umumnya diletakkan dengan ketinggian lebih dari 30 meter di daerah dataran
tinggi. Selain sumbernya yang terbaharukan dan selalu ada, energi yang dihasilkan
angin jauh lebih bersih dari residu yang dihasilkan oleh bahan bakar lain pada
umumnya. Beberapa negara yang telah mengaplikasikan turbin angin sebagai
sumber energi alternatif adalah Belanda dan Inggris.

C. Tanah
Tanah adalah komponen penyusun permukaan bumi .Tanah termasuk salah
satu sumber daya alam nonhayati yang penting untuk menunjang pertumbuhan
penduduk dan sebagai sumber makanan bagi berbagai jenis makhluk hidup.
Pertumbuhan tanaman pertanian dan perkebunan secara langsung terkait dengan
tingkat kesuburan dan kualitas tanah. Tanah tersusun atas beberapa komponen,
seperti udara, air, mineral, dan senyawa organik. Pengelolaan sumber daya nonhayati
ini menjadi sangat penting mengingat pesatnya pertambahan penduduk dunia dan
kondisi cemaran lingkungan yang ada sekarang ini.

D. Hasil tambang
Sumber daya alam hasil penambangan memiliki beragam fungsi bagi
kehidupan manusia, seperti bahan dasar infrastruktur, kendaraan bermotor, sumber
energi, maupun sebagai perhiasan. Berbagai jenis bahan hasil galian memiliki nilai
ekonomi yang besar dan hal ini memicu eksploitasi sumber daya alam tersebut.
Beberapa negara, seperti Indonesia dan Arab, memiliki pendapatan yang sangat besar
dari sektor ini. Jumlahnya sangat terbatas, oleh karena itu penggunaannya harus
dilakukan secara efisein. Beberapa contoh bahan tambang dan pemanfaatannya:
E. Minyak bumi
 Avtur untuk bahan bakar pesawat terbang;
 Bensin untuk bahan bakar kendaraan bermotor;
 Minyak tanah untuk bahan baku lampu minyak;
 Solar untuk bahan bakar kendaraan diesel;
 LNG (Liquid Natural Gas) untuk bahan bakar kompor gas;
 Oli ialah bahan untuk pelumas mesin;
 Vaselin ialah salep untuk bahan obat;
 Parafin untuk bahan pembuat lilin; dan
 Aspal untuk bahan pembuat jalan (dihasilkan di Pulau Buton)
 Batu Bara dimanfaatkan untuk bahan bakar industri dan rumah tangga.
 Bijih besi Untuk peralatan rumah tangga, pertanian dan lain-lain
 Tembaga merupakan jenis logam yang berwarna kekuning-kuningan,
lunak
2.4 Pengelolaan dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam
2.4.1 Peningkatan Perekonomian Keluarga Melalui Pemanfaatan Sumber
Daya
Alam
Sumber daya alam dan tingkat perekonomian suatu negara memiliki kaitan
yang erat, dimana kekayaan sumber daya alam secara teoretis akan menunjang
pertumbuhan ekonomi yang pesat. Akan tetapi, pada kenyataannya hal tersebut justru
sangat bertentangan karena negara-negara di dunia yang kaya akan sumber daya
alamnya seringkali merupakan negara dengan tingkat ekonomi yang rendah. Kasus
ini dalam bidang ekonomi sering pula disebut Dutch disease. Hal ini disebabkan
negara yang cenderung memiliki sumber pendapatan besar dari hasil bumi memiliki
kestabilan ekonomi sosial yang lebih rendah daripada negara-negara yang bergerak di
sektor industri dan jasa. Di samping itu, negara yang kaya akan sumber daya alam
juga cenderung tidak memiliki teknologi yang memadai dalam mengolahnya.
Korupsi, perang saudara, lemahnya pemerintahan dan demokrasi juga menjadi faktor
penghambat dari perkembangan perekonomian negara-negara terebut. Untuk
mengatasi hal tersebut, diperlukan pembenahan sistem pemerintahan, pengalihan
investasi dan penyokongan ekonomi ke bidang industri lain, serta peningkatan
transparansi dan akuntabilitas dalam pemberdayaan sumber daya alam. Contoh
negara yang telah berhasil mengatasi hal tersebut dan menjadikan kekayaan alam
sebagai pemicu pertumbuhan negara adalah Norwegia dan Botswana.

2.4.2. Pengelolaan Wilayah Pesisir Untuk Pemanfaatan Sumber Daya


Alam Yang Berkelanjutan
Laut merupakan bagian tidak terpisahkan dari wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia . Karena laut merupakan perekat persatuan dari ribuan kepulauan
Nusantara yang terbentang dari ujung Sumatera sampai ke Irian. Dua pertiga dari luas
wilayah Indonesia terdiri dari laut sehingga laut mempunyai arti dan fungsi strategis
bagi bangsa dan negara Indonesia . Laut juga memberikan kehidupan secara langsung
bagi jutaan rakyat Indonesia dan secara tidak langsung memberikan kehidupan bagi
seluruh rakyat Indonesia. Jika berbicara laut maka satu hal yang tidak dilupakan
adalah “pesisir”. Pesisir juga tidak dapat dipisahkan dari laut sebagaimana daratan.
Bahkan pesisir mempunyai arti dan fungsi tersendiri, karena pesisir merupakan
wilayah yang membatasi antara laut dan darat. Jadi boleh dikatakan disini bahwa
yang menjadi perekat dan pemersatu antara lautan dan daratan adalah pesisir. Pesisir
merupakan transisi antara ekosistem kehidupan laut dengan ekosistem
kehidupan darat.
Selama ini pengelolaan dan pemanfaatan daerah pesisir di Daerah belum
dilaksanakan oleh Daerah secara optimal karena hal ini sangat berhubungan
dengan kewenangan yang dimiliki oleh Daerah. Berbagai kewenangan yang. erdapat
peta persebaran hasil laut. “Berdasarkan peta persebaran tersebut, tulislah lokasi
persebaran hasil laut tersebut!” Potensi kekayaan laut tidak hanya berupa ikan,
kekayaan lain dari sumber daya laut adalah sumber daya alam berupa mangrove,
terumbu karang, dan lain-lain. Hutan mangrove atau hutan bakau merupakan tipe
hutan yang terletak di daerah pasang surut air laut. Pada saat pasang, hutan mangrove
tergenang air laut, pada saat surut, hutan mangrove tidak tergenangi air laut. Hutan
mangrove tersebar di pesisir barat Pulau Sumatra, beberapa bagian dari pantai utara
Pulau Jawa, sepanjang pesisir Kalimantan, Pesisir Pulau Sulawesi, Pesisir Selatan
Papua, dan sejumlah pulau kecil lainnya. “Apa saja manfaat hutan mangrove
tersebut?” Terumbu karang merupakan terumbu yang terbentuk dari kapur yang
sebagian besar dihasilkan dari koral. Terumbu itu sendiri berarti batuan sedimen
kapur di laut. Koral adalah binatang yang menghasilkan kapur untuk kerangka
tubuhnya. Jika ribuan koral membentuk koloni, mereka akan membentuk karang.
Terumbu karang banyak ditemukan di bagian tengah Indonesia seperti di Sulawesi,
Bali, Lombok, Papua. Konsentrasi terumbu karang juga ditemukan di Kepulauan
Riau dan pantai barat dan ujung barat Sumatra. Jangan rusak ekosistem laut hanya
untuk mencari untung diri sendiri
Usaha produksi di Indonesia berdasar potensi SDA : ekstraktif, agraris,
pedagang, industri, jasa.
 Bidang usaha ekstraktif, yaitu bidang usaha yang menggali sumber
daya alam secara langsung. Yang termasuk dalam bidang usaha ini antara
lain perikanan laut dan pertambangan.
 Bidang usaha agraris, yaitu bidang usaha yang memanfaatkan potensi tanah.
Bidang usaha ini dapat mengembangkan pertanian, peternakan, perkebunan,
dan perikanan darat
 Bidang usaha perdagangan, yaitu bidang usaha yang berhubungan dengan
pembeliandan penjualan barang. Potensi sumber daya yang kita miliki dapat
mengembangkan bidang usaha ini dengan baik.
 Bidang usaha industri, yaitu bidang usaha yang mengolah bahan mentah dan
bahan baku menjadi barang jadi. Industri yang dapat
dikembangkan berdasarkan potensi yang kita miliki antara lain industri
makanan, industri pariwisata, dan industri lainnya.
 Bidang usaha jasa, yaitu bidang usaha yang bergerak dalam pelayanan.
Termasuk dalam bidang usaha ini antara lain: transportasi, pengiriman
barang, perbankan, dan pelayanan kesehatan. SDA jangan dieksploitasi agar
tidak terjadi kerusakan ekosistem

2.5 Daya Dukung Lingkungan


Dalam Undang-Undang No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup disebutkan bahwa daya dukung
lingkungan adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung peri
kehidupan manusia, makhluk hidup lain, dan keseimbangan antar
keduanya. Daya dukung lingkungan diartikan sebagai kemampuan lingkungan untuk
mendukung kehidupan manusia Daya dukung lingkungan (carrying capacity) adalah
batas atas dari pertumbuhan suatu populasi, dimana jumlah populasi tersebut tidak
dapat lagi didukung oleh sarana, sumber daya dan lingkungan yang ada. Atau secara
lebih singkat dapat dijelaskan sebagai batas aktivitas manusia yang berperan dalam
perubahan lingkungan. Konsep ini berasumsi bahwa terdapat kepastian keterbatasan
lingkungan yang bertumpu pada pembangunan.
Proses perencanaan pembangunan dengan konsep daya dukung mengandung
pengertian adanya kemampuan dari alam dan sistem lingkungan buatan untuk
mendukung kebutuhan yang melibatkan keterbatasan alam yang melebihi
kemampuannya, yang secara tidak langsung dapat menyebabkan degradasi atau
kerusakan lingkungan. Keterbatasan fisik lingkungan dapat ditoleransi jika terdapat
kompensasi biaya untuk menghindari risiko atau bahaya yang terjadi. Dengan
demikian pembangunan hanya dapat dilakukan pada tempat yang memiliki zona
potensial. Selain aspek fisik, daya dukung juga tergantung pada kondisi sosial,
masyarakat, waktu dan tempat. Daya dukung lingkungan yaitu kemampuan sebidang
lahan dalam mendukung kehidupan manusia
Implementasi daya dukung lingkungan dapat dilakukan dengan tiga cara:
 Daya dukung lingkungan disusun pada level minimum sebagai aktivitas baru
yang dapat diakomodasikan sebelum terjadi perubahan yang nyata dalam
lingkungan yang ada. Misalnya: daya dukung untuk wilayah pertanian,
kehutanan dan kegiatan wisata.
 Perubahan dapat diterima, tetapi pada level tertentu dibatasi agar tidak
mengalami proses degradasi serta sesuai dengan ketentuan standar. Cara ini
kemungkinan dapat lebih meluas dan relevan terutama untuk ambang batas
udara dan air. Contoh implementasi model ini adalah izin pembuangan limbah
yang disesuaikan dengan kapasitas jaringan air.
 Kapasitas lingkungan diterima sebagai aktivitas baru. Model ini
dipakai untuk manajemen sumber daya. Cara ini kemungkinan tidak relevan
dengan kasus perkembangan kota, namun dapat relevan alam kasus drainase
yang menyebar pada lahan pertanian basah.
2.5.1 Batasan Daya Dukung Lingkungan
Daya dukung lahan dinilai menurut ambang batas kesanggupan
lahan sebagai suatu ekosistem menahan keruntuhan akibat penggunaan.
Penilaian Daya dukung lahan dapat dilakukan melalui penghitungan kelas
kemampuan lahan (Sinukaban.2008). Daya dukung lahan ditentukan oleh
banyak faktor baik biofisik maupun sosial-ekonomi- budaya yang saling
mempengaruhi. Daya dukung tergantung pada persentasi lahan yang dapat
digunakan untuk pertanian yang berkelanjutan dan lestari, persentasi lahan
ditentukan oleh kesesuaian lahan untuk pertanian. Beberapa pengertian
mengenai daya dukung lahan telah dikemukakan oleh Dasman (1964), yaitu:
 Daya dukung yang berhubungan dengan kurva logistik yang merupakan
asimtot atas dari kurva tersebut. Dalam hal ini daya dukung adalah batas
teratas dari pertumbuhan populasi dimana pertumbuhan populasi tidak dapat
lagi didukung oleh sumber daya yang ada.
 Daya dukung yang dikenal dalam ilmu pengelolaan margasatwa.
Dalam hal ini daya dukung adalah jumlah individu yang dapat didukung oleh
suatu habitat.
 Daya dukung yang dikenal dalam ilmu pengelolaan padang penggembalaan.
Dalam hal ini daya dukung adalah jumlah individu yang dapat didukung oleh
lingkungan dalam keadaan sehat dan kuat.
Proses penentuan daya dukung lingkungan untuk suatu aktivitas ditentukan
umumnya dengan dua cara:
 Suatu gambaran hubungan antara tingkat kegiatan yang dilakukan pada suatu
kawasan dan pengaruhnya terhadap parameter-parameter lingkungan.
 Suatu penilaian kritis terhadap dampak-dampak lingkungan yang diinginkan
dalam rezim manajemen tertentu.

2.6 Pertumbuhan Ekonom


Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan kenaikan “output” perkapita. Di sini
jelas ada dua sisi yang perlu diperhatikan, yaitu sisi output totalnya (GDP) dan sisi
jumlah penduduk. Jadi proses kenaikan output perkapita, tidak bisa tidak, harus
dianalisis dengan jalan melihat apa yang terjadi dengan output total di satu pihak, dan
jumlah penduduk di lain pihak. Suatu teori pertumbuhan ekonomi yang lengkap
haruslah bisa menjelaskan apa yang terjadi dengan GDP total dan apa yang terjadi
dengan jumlah penduduk. Dengan kata lain, teori tersebut harus mencakup teori
mengenai pertumbuhan GDP total dan teori mengenai pertumbuhan penduduk. Sebab
apabila hanya kedua aspek tersebut bisa di jelaskan, maka perkembangan output
berkapita bisa dijelaskangan.
Teori pertumbuhan ekonomi bisa kita definisikan sebagai penjelaskan
mengenai faktor-faktor apa yang menentukan kenaikan output perkapita dalam jangka
panjang, dan penjelasan mengenai bagaimana faktor-faktor tersebut berinteraksi satu
sama lain, sehingga terjadi proses pertumbuhan. Teori pertumbuhan ekonomi telaah
berkembang sejak tahun 1950-an. Teori ini berkembang berkembang bardasarkan
analisis-analisis mengenai pertumbuhan ekonomi menurut pandangan ekonomi
klasik. Menurut teori ini, pertumbuhan ekonomi tergantung kepada pertambahan
penyediaan faktor-faktor produksi (penduduk,tenaga kerja,dan akumulasi modal) dan
tingkat kemajuan teknologi. Pandangan ini didasarkan kepada anggapan yang
mendasari analsis klasik yaitu perkonomian akan tetap mengalami tingkat pengerjaan
penuh (full emu yaployment) dan kapisitas peralatan modal akan tetap sepenuhnya
digunakan sepanjang waktu. Dengan kata lain, sampai dimana perekonomian akan
berkembang tergantung pada pertambahan penduduk,akumulasi kapital, dan
kemajuan teknologi.

2.6.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi


Proses pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh dua macam faktor,
yaitu:
 Faktor ekonomi Sumber alam bahwa nilai suatu sumber alam tergantung pada
kegunannya, dan kegunannya senantiasa berubah sepanjang waktu karena
perubahan dalam teknik atau penemuan baru
 Akumulasi modal Modal berarti persediaan faktor produksi yang secara fisik
dapat memproduksi apabila stok modal naik dalam batas waktu tertentu, maka
hal ini tersebut akumulasi modal atau pembentukan modal. Akumulasi modal
akan terjadi jika ada proporsi tertentu dari pendapatan sekarng yang ditabung
yang kemudian diinvestasikan untuk memperbesar output pada masa yang
akan datang termasuk semua investasi baru yang berujud tanah (lahan),
peralatan fiskal, dan sumber daya manusia (human resources). Sebagaimana
yang diungkapkan oleh bahwa makna pembentukan modal ialah, masyarkat
tidak melakukan keseluruhan kegiatan saat ini sekedar untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumsi yang mendesak, tetapi mengerakan
sebagai dari padanya untuk pembuatan barang modal, alat-alat dan
perlengkapan, mesin dan fasilitas pengakutan , pabrik dan peralatanya. Dalam
arti ini pembentukan modal merupakan investasi dalam bentuk barang-barang
modal yang dapat menaikan stok modal, output nasional dan pendapatan
nasional. Jadi, pembentukan modal merupakan kunci utama menuju
pembangunan ekonomi.
 Pertumbuhan penduduk Pertumbuhan penduduk dan hal-hal yang
berhubungan dengan kenaikan jumlah angkatan kerja (labor force) secara
tradisional telah dianggap sebagai faktor yang positif dalam
merangsangpertumbuhan ekonomi. Artinya, semakin banyak angkatan
kerjaberarti semakin produktif tenaga kerja, sedangkan semakin banyak
penduduk akan meningkatkan potensi pasar domestik.
 Organisasi
Organisasi merupakan bagin penting dari proses pertumbuhan
organisasiberkaitan dengan penggunan faktor produksi di dalam kegiatan
ekonomi organisasi bersifat melengkapi (komplomen)modal, buruh dan
membentuk meningkatkan produktifitasnya. Dalam pertumbuhan ekonomi
moderen, para wiraswatawan tampil sebagai organisator dan pengambilan
resiko diantara ketidakpastian wirastawan bukanlah manusia dengan
kemampuan biasa ia memiliki kemampuan khusus untuk bekerja
dibandingkan dengan orang lain.
 Kemajuan teknologi Perubahan teknologi diangap sebagai faktor paling
penting di dalam proses pertumbuhan ekonomi. Perubahan itu berkaitan
dengan perubahan di dalam metode produksi yang merupakan hasil
pembaharuan atau hasil dari teknik penelitian baru. Perubahan pada teknologi
telah menaikan produktifitas buruh, modal dan faktor produksi lain.
Ill PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah
1. Ekonomi lingkungan merupakan sebuah ilmu yang mempelajari tentang
kegiatan manusia dalam memanfaatkan lingkungan sedemikian rupa sehingga
fungsi/peranan lingkungan dapat dipertahankan atau bahkan dapat
ditingkatkan
dalam penggunaannya untuk jangka panjang.
2. sumber daya alam mencerminkan penaafsiran atau penilaian manusia dalam
hubungannya dengan kebutuhan-kebutuhannya. Oleh karena itu sumber daya
alam tidak hanya mencakup tanah,air,udara,hutan dan maneral,tetapi juga
lingkungan hidup yang dapat di kelola dari berbagai aspek namun harus
sesuai dengan kaidah yang berlaku agar keseimbangan tersebut tetap terjaga.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi,2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta


Arsyad, Lincolin, 1992.Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta : Erlangga
Asshidiqie, Jimly, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Jilid II, (Jakarta:
Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI, 2006)
Barnes, Richard, Property Rights and Natural Resources (Oregon: Hart Publishing,
2009)
Bentham, Jeremy, An Introduction to the Principles of Morals and Legislation,
(Kitchener: Batoche Books, 2000)
Bertens, K, Pengantar Etika Bisnis, (Yogyakarta: Kanisius, 2000)
Boediono. 1988.tori Pertumbuhan Ekonomie.Yogy: BP-FE UGM.
Buxton, Carol R, “Property in Outer Space : The Common Heritage of Mankind
Principle Vs. The First in Time, First in Right Rule of Property Law”,
Journal of Air Law and Commerce 69 (2004)
Chiarolla, Claudio, “Commodifying Agricultural Biodiversity and Development
Related Issues,” The Journal Of World Intellectual Property Volume 9
(2006).
Irawan,Suparmoko 1992,Ekonomi Pembangunan Dan Perencanaan.Jakarta:CV.
Rajawali
Kaharu,Usman. 2004.Ekonomi Pembangunan. Gorontalo:
Nurul Jannah.Laporan Pertangungjawaban Akhir Jabatan Bupati Gorontalo Periode
2000-2005.
Sittenfeld, A. and A. Lovejoy, “Biodiversity prospecting frameworks: The INBio
experience in Costa Rica,”(In McNeely and Guruswamy (Eds.) Their Seed
Preserve: Strategies for Protecting Global Biodiversity, Duke University
Press, 1996)
Suharto, “Pembuatan Perjanjian Terkait dengan Konvensi Keanekaragaman
Hayati,” (Makalah disampaikan pada Lokakarya Internasional Material
Transfer Aggreement untuk Perlindungan Sumber Daya Alam dan Hak
Kekayaan Intelektual, Jakarta, 27 Juni 2005)
Suradisastra, Kedi, “Pendekatan Sosiologis Terhadap Pembajakan Materi Plasma
Nutfah Pertanian”, Forum Penelitian Agro Ekonomi Volume 27 No. 2
(2009).
.

Anda mungkin juga menyukai