B. Uraian Materi.
Lingkungan hidup di dalamnya terdapat ekosistem, yaitu tatanan unsur lingkungan hidup
yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk
keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup. Sungai merupakan sumber
dari pada kehidupan bagi seluruh makhluk hidup yang hidup di bumi. Sungai merupakan
aliran air alami dari daerah hulu ke daerah hilir. Aliran alami sungai merupakan sumber
utama untuk memenuhi air bagi manusia. Hutan dipegunungan merupakan sumber utama
untuk memenuhi air bagi manusia. Hutan di pegunungan merupakan daerah tangkapan
hujan. Dari daerah tangkapan hujan air mengalir pada anak- anak sungai menuju daerah
bawah dan laut. Secara alami, sungai mengalir sambil melakukan aktivitas yang satu
sama lain saling berhubungan. Aktivitas tersebut, antar lain erosi (pengikisan),
pengangkutan (transportasi), dan pengendapan (sedimentasi). Ketiga aktivitas tersebut
pada faktor kemiringan daerah aliran sungai, volume air sungai, dan kecepatan aliran.
Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2011 tentang Sungai, Pasal 1 ayat (1) menyatakan
bahwa : “Sungai adalah alur atau wadah air alami dan/atau buatan berupa jaringan
pengaliran air beserta air di dalamnya, mulai dari hulu sampai muara, dengan dibatasi
kanan dan kiri oleh garis sempadan.
Penguasaan hutan oleh Negara sebagaimana diamanatkan oleh Pasal 33 ayat (3)
UUD 1945 memberi wewenang kepada pemerintah untuk mengatur dan mengurus
segala sesuatu yang berkaitan dengan hutan, kawasan hutan dan hasil hutan;
menetapkan kawasan hutan dan atau mengubah status kawasan hutan; mengatur dan
menetapkan hubungan hukum antara orang dengan hutan atau kawasan hutan dan
hasil hutan, serta mengatur perbuatan hukum mengenai kehutanan. Selain itu,
pemerintah mempunyai wewenang untuk memberikan izin dan hak kepada pihak lain
untuk melakukan kegiatan di bidang kehutanan. Namun demikian untuk halhal
tertentu yang sangat penting, berskala dan berdampak luas serta bernilai strategis,
pemerintah harus memperhatikan aspirasi rakyat melalui Dewan Perwakilan Rakyat.
2. Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, Konservasi sumber daya
alam dan ekosistemnya berasaskan pelestarian kemampuan dan pemanfaatan sumber
daya alam hayati dan ekosistemnya secara serasi dan seimbang” (Pasal 2). Tujuan
konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya sebagaimana dinyatakan
dalam Pasal 3 UU No. 5 Tahun 1990 adalah mengusahakan terwujudnya kelestarian
sumber daya alam hayati serta keseimbangan ekosistemnya sehingga dapat lebih
mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan
manusia.
Perlindungan Sumber Daya Alam Hayati di Laut, Pengaturan sumber daya alam
hayati di laut terdapat dalam UU No. 5 Tahun 1983 tentang zona ekonomi eksklusif
indonesia dan PP No. 15 Tahun 1984 tentang pengelolaan sumber daya alam hayati si
ZEE Indonesia. Konservasi mengandung pengertian adanya usaha pemanfaatan
terhadap sumber daya alam hayati laut, tetapi juga adanya usaha untuk mencegah
terjadinya pengirasan sumber daya alam sehingga sumber daya alam tetap tersedia.
Tentang perizinan penangkapan ikan di ZEE Indonesia diatur dalam Bab IV PP No.
15 Tahun 1984. Dewasa ini ketergantungan manusia terhadap laut semakin
mengalami peningkatan. Laut sebagai sebagai salah satu sumber daya kehidupan
memiliki potensi yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
Kemajuan teknologi yang dimiliki manusia, menyebabkan laut bukan sebagai sebuah
rahasia alam yang tidak terpecahkan, melainkan telah menjadi sumber daya alam
yang mengandung arti ekonomis, polits, dan strategis, sehingga diperebutkan oleh
banyak negara di dunia dan menjadi tumpuan sumber daya alam kedua setelah
dataran.
3. Perlindungan Sumber Daya Ikan, Tentang perlindungan sumber daya ikan dapat
ditemui dalam UU No. 9 Tahun 1985 tentang perikanan. UU ini berisikan tentang
ketentuan-ketentaun tentang pengelolaan, pemanfaatan, pembinaan dan
pengembangan sumber daya ikan di dalam wilayah perikanan Indonesia, penyerahan
urusan dan tugas pembantuan di bidang perikanan.
4. Pengelolaan Sumber Daya Air, Ada berbagai faktor penyebab terancamnya sumber-
sumber air tawar, pertama pencemaran atmosfer bumi mengakin=batkan terjadinya
pemanasan permukaan bumi. Kedua, pembabatan hutan, terutama di kawasan hutan
lindung yang mengakibatkan tidak adanya resapan air. UU No. 7 Tahun 2004 tentang
sumber daya air (L.N. Tahun 2004 No. 32) terdiri atas 100 pasal yang
disistematisasikan ke dalam 18 bab. Sebagaimana UU lain yang berkaitan dengan
sumber daya alam UU No. 7 Tahun 2004 tentang sumber daya air mendasarkan pada
konsep penguasaan negara atas sumber daya air.
D. Pustaka
Rahmadi Takdir. Hukum Lingkungan di Indonesia. (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2011).
Silalahi Daud M, Hukum Lingkungan Dalam Sistem Penegakan Hukum Lingkungan
di Indonesia, (Bandung: Penerbit alumni, 2001).
Suparni Niniek, Pelestarian pengelolaan dan Penegakan Hukum Lingkungan. Edisi
Revisi. (Jakarta : Sinar Grafika, 1982).
Asshiddiqie Jimly. Green constitution, Nuansa Hijau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. (Jakarta : Rajawali Pers, 2010).
Supriadi. Hukum Lingkungan di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2010)
Mukhlis. Buku Ajar Hukum Lingkungan, (Jakarta: Scopindo Media Pustaka, 2019)
Simanullang Jatino. Lingkungan Sahabat Kita,
Wibisana Andri G. Hukum Lingkungan Teori, Legislasi dan Studi Kasus, (Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, Tahun 2010)
E. Fadli Mohammad. Muchlish, Lutfi Mustafa. Hukum dan Kebijakan Lingkungan.
(Jakarta: Tahun 2016)