dan Abolisi
Rivki - detikNews
Kamis, 01 Mar 2018 07:51 WIB
10 komentar
SHARE URL telah disalin
Langkah-langkah seperti grasi, amnesti, dan abolisi merupakan langkah hukum baik
yang diajukan atau tidak. Untuk itu mari kita mengenal istilah-istilah grasi, amnesti,
dan abolisi.
1. Grasi
Menurut pasal 1 angka 1 UU No. 22 Tahun 2002 tentang Grasi, grasi adalah
pengampunan berupa perubahan, peringanan, pengurangan, atau penghapusan
pelaksanaan pidana kepada terpidana yang diberikan oleh Presiden. Sedangkan
untuk rehabilitasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) UUD 1945,
dilakukan pemulihan dalam kemampuan, kedudukan dan harkat serta martabatnya,
dan dikembalikan kepada kedudukannya.
Dengan kata lain, seseorang yang mendapatkan grasi dari presiden ialah orang
yang bersalah namun memohon pengampunan kepada kepala negara. Tindak
pidana atau kesahalahan orang itu tidak hilang tetapi pelaksanaan pidana seperti
hukuman penjaranya saja yang diampuni.
2. Amnesti
Amnesti juga bisa diberikan presiden kepada seseorang tanpa harus pengajuan
terlebih dahulu.
3. Abolisi
Dalam UU Darurat No 11/1954 tentang Amnesti dan Abolisi, memberikan arti bahwa
abolisi merupakan penghapusan proses hukum seseorang yang sedang berjalan.
Dalam UU tersebut, dikatakan untuk pemberian abolisi, penuntutan terhadap orang-
orang yang diberikan abolisi ditiadakan.
Pemberian abolisi dan amnesti juga pernah diatur dalam UUD Sementara RI Tahun
1950. Amnesti dan abolisi hanya dapat diberikan dengan undang-undang ataupun
atas kuasa undang-undang, oleh Presiden sesudah meminta nasehat dari
Mahkamah Agung. (jbr/jbr)
Beda Amnesti, Abolisi, Grasi dan
Rehabilitasi
13Shares
Seringkali kita mendengar istilah grasi dan amnesti dalam perkara pidana. Namun, beberapa
orang masih belum bisa membedakan antara grasi dan amnesti. Mereka menganggap bahwa grasi
dan amnesti adalah sama, padahal sebenarnya grasi dan amnesti memiliki perbedaan yang
mencolok. Lalu apa sebenarnya perbedaan antara grasi dan amnesti ?
Grasi
Grasi diatur dalam UU No 22 Tahun 2002 jo UU No 5 Tahun 2010 tentang Grasi dan Putusan
MK Nomor 107/PUU-XII/2015. Dalam undang-undang tersebut, dinyatakan grasi merupakan
pengampunan berupa perubahan, peringanan, pengurangan, atau penghapusan pelaksanaan
pidana kepada terpidana yang diberikan oleh Presiden.
ICJR Learning Hub Adakan PKPA Angkatan PSBB, Pastikan Tetap Paling Terjangkau
Source:ICJR Learning Hub Published on 2020-04-23
Lebih dari 90% Peserta PKPA di ICJR Learning Hub Lulus Ujian Profesi Advokat
Source:ICJR Learning Hub Published on 2020-01-23
1.
A. Dimohonkan oleh Terpidana kepada Presiden
B. Putusan yang dapat dimintakan grasi adalah putusan pidana mati, penjara
seumur hidup, penjara paling rendah 2 tahun
Pemberian grasi oleh presiden, pada umumnya dilatarbelakangi oleh hal-hal sebagai berikut;
Seandainya dipandang adanya kekurang layakan dalam penerapan hukum, maka
pemberian grasi dalam hal ini adalah untuk memperbaiki penerapan hukum;
Seandainya dipandang bahwa para terpidana sangat dibutuhkan negara atau pada
mereka terdapat penyesalan yang sangat mendalam, maka dalam hal ini pemberian?
grasi adalah demi kepentingan negara.
Pertimbangan pemberian grasi kepada? terpidana lebih dititikberatkan pada memberi penilaian
kembali terhadap putusan hakim.
Sebagai contoh Presiden Joko Widodo mengabulkan permohonan grasi yang diajukan mantan
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Antasari Azhar. Keputusan Presiden (Keppres)
mengenai permohonan grasi ini telah dikirim ke Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan. Salah
satu poin dalam Keppres itu adalah pengurangan masa hukuman bagi Antasari sebanyak 6 tahun
yang sebelumnya diputus 18 tahun pidana.
Singkatnya, grasi adalah permohonan ampun terpidana yang diajukan kepada presiden.?
Artinya seseorang yang mendapatkan grasi dari presiden ialah orang yang mengaku bersalah,
dan memohon pengampunan kepada Presiden sebagai kepala negara. Tindak pidana atau
kesalahan orang itu tidak hilang tetapi pelaksanaan pidana seperti hukuman penjaranya saja yang
diampuni.
Amnesti
Rekomendasi ICJR untuk Upaya Pencegahan Penyebaran Covid-19 di Rutan/Lapas
Source:ICJR Published on 2020-03-30
Kasus Makar Tapol Papua, ICJR Kirimkan Amicus Curiae ke PN Jakarta Pusat
Source:ICJR Published on 2020-03-26
Untuk kepentingan Negara kepada seseorang atau golongan orang yang telah melakukan
sesuatu tindak pidana dapat diberikan amnesti dan abolisi.
Adapun perbedaan antara amnesti dan abolisi itu ialah:
1.
A. Dengan pemberian amnesti maka semua akibat terhadap orang-orang yang
dimaksud diatas itu dihapuskan;
B. Dengan pemberian abolisi maka penuntutan terhadap orang-orang itu
ditiadakan.
Pada praktiknya, amnesti diberikan kepada seseorang yang terbukti melakukan kejahatan politik.
Sebagai contoh, Presiden Habibie pada masanya memberikan amnesti oposisi politik; Sri Bintang
Pamungkas dan Muchtar Pakpahan. Presiden Habibie juga memberikan amnesti kepada tahanan
politik Papua (Hendrikus Kowip, Kasiwirus Iwop, dan Benediktus Kuawamba) melalui Keppres
123/1998. Namun, perlu diingat juga bahwa secara regulasi tidak ditemukan ketentuan yang
membatasi pemberian amnesti hanya pada kasus-kasus kejahatan politik.
Amnesti diberikan oleh Presiden dengan mengeluarkan Keputusan Presiden tentang Amnesti
setelah mendapatkan pertimbangan dari DPR dan diberikan kepada orang yang:
1.
A. sedang atau telah selesai menjalani pembinaan oleh yang berwajib;
B. sedang diperiksa atau ditahan dalam proses penyelidikan, penyidikan, atau
pemeriksaan di depan sidang pengadilan;
C. telah dijatuhi pidana, baik yang belum maupun yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap; atau
D. sedang atau telah selesai menjalani pidana di dalam Lembaga Pemasyarakatan.
Singkatnya, pemberian amnesti ini tidak harus mensyaratkan adanya permohonan dari tersangka,
terdakwa atau terpidana. Artinya, pada amnesti terdakwa atau terpidana tidak harus mengakui
kesalahan atau tindak pidana yang dituduhkan terhadapnya
Memahami Pengertian dan Perbedaan Grasi,
Amnesti, Remisi, Rehabilitasi dan Abolisi
5
(5)
Pada prinsipnya Grasi, Amnesti, Rehabilitasi dan Abolisi adalah
kewenangan yudikatif yang dimiliki presiden dan pemerintah.
Pelaksanaan kewenangan tersebut secara umum mempertimbangkan
kondisi – kondisi non hukum, misalnya persoalan politik, sosial,
kemanusian dan lain sebagainya. Masing – masing dari kewenangan
tersebut diatur melalui peraturan hukum tertentu. Berikut ini akan kami
jelaskan pengertian dan perbedaan antara Grasi, Amnesti, Remisi,
Rehabiltasii dan Abolisi serta peraturan hukumnya.
Grasi
Pengertian grasi adalah pengampunan oleh presiden kepada seseorang
terpidana, dimana pengampunan tersebut dapat berupa menghapus
seluruh, sebagian, atau juga mengubah sifat atau juga bentuk hukuman
yang telah dijatuhkan. Pengertian ini sesuai dengan bunyi pasal 1 angka 1
Undang – Undang Nomor 22 Tahun 2002 jo Undang–Undang Nomor 5
Tahun 2010 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 22 Tahun
2002 tentang Grasi, yaitu sebagai berikut:
Grasi adalah pengampunan berupa perubahan, peringanan,
pengurangan, atau penghapusan pelaksanaan pidana kepada
terpidana yang diberikan oleh Presiden.
Grasi hanya diberikan setelah terpidana dijatuhi hukuman yang inkrah
dan mengajukan permohonan kepada presiden. Hal ini berdasarkan
ketentuan Pasal 2 ayat (1) UU 5/2010.
Amnesti
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan amnesti sebagai
pengampunan atau juga penghapusan hukuman yang diberikan kepala
negara kepada seseorang atau juga sekelompok orang yang sudah
melakukan tindak pidana tertentu. Defenisi tersebut diperjelas melalui
ketentuan dalam undang Undang-Undang Darurat Nomor 11 Tahun 1954
tentang Amnesti dan Abolisi, dimana disebutkan bahwa;
Amnesti adalah pernyataan umum yang diterbitkan melalui atau
dengan undang-undang tentang pencabutan semua akibat dari
pemindanaan suatu perbuatan pidana tertentu atau satu kelompok
perbuatan pidana.
Dengan demikian amnesti tersebut mencabut status terpidana seseorang
dimana pencabutan tersebut dinyatakan kepada masyarakat luas.
Amnesti tersebut dapat diberikan tanpa adanya pengajuan terlebih
dahulu.
Abolisi
Seperti halnya amnesti, abolisi juga diatur pada Undang – Undang
Darurat. Adapun pengertian abolisi menurut undang – undang tersebut
adalah penghapusan proses hukum seseorang yang sedang berjalan.
Sedangkan dalam Kamus Hukum karya Marwan dan Jimmy, abolisi
didefinisikan sebagai suatu hak untuk menghapuskan seluruh akibat dari
penjatuhan putusan pengadilan atau menghapuskan tuntutan pidana
kepada seorang terpidana, serta melakukan penghentian apabila putusan
tersebut telah dijalankan. Pemberian abolisi dilakukan oleh presiden
setelah sebelumnya mendapat nasihat dari Mahkamah Agung.
Abolisi dan Amnesti memiliki persamaan dalam hal keduanya diberikan
setelah memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat (Pasal
14 ayat [2] UUD 1945). Adapun perbedaannya disebutkan melalui pasal 4
Undang – Undang Darurat, yaitu bahwa dengan pemberian amnesti
semua akibat hukum pidana terhadap orang-orang diberikan amnesti
dihapuskan. Sedangkan untuk pemberian abolisi maka penuntutan
terhadap orang-orang yang diberikan abolisi ditiadakan.
Rehabilitasi
Berdasarkan definisi KBBI, rehabilitasi adalah pemulihan kepada
kedudukan (keadaan serta juga nama baik) yang dahulu (semula).
Pengertian yang lebih lengkap dapat ditelusuri pada pasal 1 angka 23 UU
No. 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP), yaitu sebagai
berikut:
Rehabilitasi adalah hak seorang untuk mendapat pemulihan haknya
dalam kemampuan, kedudukan dan harkat serta martabatnya yang
diberikan pada tingkat penyidikan, penuntutan atau peradilan
karena ditangkap, ditahan, dituntut ataupun diadili tanpa alasan
yang berdasarkan undang-undang atau karena kekeliruan mengenai
orangnya atau hukum yang diterapkan menurut cara yang diatur
dalam undang-undang ini.
Seperti halnya abolisi, rehabilitasi diberikan setelah presiden mendapat
pertimbangan dari Mahkamah Agung dimana hal ini didasarkan pada
ketentuan pasal 14 ayat (1) Undang – Undang Dasar 1945.
Remisi
Berbeda halnya dengan empat kewenangan di atas dimana semuanya
diberikan langsung oleh presiden, remisi diberikan melalui menteri Hukum
dan HAM atas dasar pertimbangan keamanan, kepentingan umum dan
rasa keadilan. Adapun pengertian remisi tersebut adalah pengurangan
masa menjalani pidana yang diberikan kepada narapidana dan anak
dimana telah memenuhi syarat – syarat yang ditentukan dalam peraturan
perundang – undangan. Adapun dasar hukum pemberian resmisi tersebut
adalah Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 Tentang Syarat Dan
Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaaan Pemasyarakatan sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2012 dan
Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 3 Tahun 2018.
Remisi dapat dibedakan atas remisi umum dan remisi khusus. Remisi
umum diberikan bertepatan dengan hari peringatan kemerdekaan
Republik Indonesia, yakni setiap tanggal 17 Agustus. Sedangkan remisi
khusus diberikan pada perayaan hari besar keagamaan, misalnya Idul
Fitri dan Natal. Disamping itu ada juga jenis remisi lain yaitu, remisi
kemanusian. Remisi tambahan dan remisi susulan. Remisi kemanusian
diberikan atas dasar kepentingan kemanusiaan dan remisi tambahan
khusus diberikan kepada narapidana dan anak yang telah memenuhi
syarat – syarat tertentu yang disebutkan pada pasal 32 Peraturan Menteri
Hukum dan HAM Nomor 3 Tahun 2018. Sedangkan remisi susulan
diberikan apabila narapidana dan anak berkelakuan baik dan lamanya
masa penahanan yang dijalani tidak terputus terhitung sejak tanggal
perhitungan masa penahanan memperoleh remisi sampai dengan tanggal
putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap atau inkrah.
Pengertian Grasi, Amnesti, Abolisi dan
Rehabilitasi
Oleh Parta IbengDiposting pada Maret 25, 2020
Pengertian Amnesti
Secara umum, pengertian amnesti merupakan sebuah tindakan hukum
yang mengembalikan status tak bersalah kepada orang yang sudah
dinyatakan bersalah dengan secara hukum sebelumnya. Amnesti tersebut
ditunjukan untuk orang banyak.
Amnesti sendiri merupakan suatu pernyataan terhadap orang banyak yang
terlibat dalam sebuah tindak pidana untuk meniadakan suatu akibat
hukum pidana yang timbul dari tindak pidana tersebut.
Amnesti tersebut diberikan kepada orang-orang yang sudah atau yang
belum dijatuhi hukuman serta juga yang sudah atau yang belum diadakan
pengusutan atau juga pemeriksaan terhadap tindak pidana tersebut.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), amnesti merupakan
pengampunan atau juga penghapusan hukuman yang diberikan kepala
negara kepada seseorang atau juga sekelompok orang yang sudah
melakukan tindak pidana tertentu.
Pemberian amnesti yang pernah diberikan oleh suatu negara itu diberikan
terhadap delik yang sifatnya itu politik seperti pemberontakan atau juga
suatu pemogokan kaum buruh yang membawa akibat luas terhadap
kepentingan negara. Amnesti merupakan hak prerogatif Presiden dalam
tataran yudikatif.
Pengertian Abolisi
Abolisi itu berarti suatu penghapusan atau pembasmian. Dari istilahnya,
abolisi ini merupakan peniadaan tuntutan pidana. Abolisi ini bukanlah
suatu pengampunan dari presiden sebagai kepala negara kepada para
terpidana. Abolisi ini merupakan sebuah upaya presiden guna
menghentikan suatu proses pemeriksaan dan juga penuntutan kepada
seorang tersangka disebabkan karena dianggap pemeriksaan serta juga
penuntutan tersebut dapat mengganggu stabilitas pemerintahan.
Pengertian Rehabilitasi
Rehabilitasi merupakan suatu tindakan presiden didalam rangka
mengembalikan hak seseorang yang sudah hilang disebabkan karena suatu
keputusan hakim yang ternyata dalam waktu berikutnya itu terbukti bahwa
kesalahan yang sudaha dilakukan seorang tersangka itu tidak seberapa
apabila dibandingkan dengan perkiraan semula atau juga bahkan ia
ternyata dinyatakan tidak bersalah sama sekali.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), rehabilitasi ini
merupakan pemulihan kepada kedudukan (keadaan serta juga nama baik)
yang dahulu (semula). Letak fokus rehabilitasi ini merupakan pada nilai
kehormatan yang didapatkan kembali serta hal ini tidak tergantung kepada
Undang-Undang namun pada pandangan masyaratkat sekitarnya.
Sekian penjelasan mengenai Pengertian Grasi, Amnesti, Abolisi
dan Rehabilitasi, semoga apa yang dijelaskan diatas dapat
bermanfaaat untuk anda.