Anda di halaman 1dari 15

Mengenal Perbedaan Grasi, Amnesti

dan Abolisi
Rivki - detikNews
Kamis, 01 Mar 2018 07:51 WIB

10 komentar
SHARE   URL telah disalin

Ilustrasi hukum (Foto: Dok.detikcom)


Jakarta - Terpidana terorisme Abu Bakar Ba'asyir (ABB), disarankan untuk
mengajukan grasi ke Presiden Joko Widodo (Jokowi). Namun, ada juga sebagian
pihak yang menyarankan supaya Ba'asyir diberikan pengampunan atau amnesti.

Langkah-langkah seperti grasi, amnesti, dan abolisi merupakan langkah hukum baik
yang diajukan atau tidak. Untuk itu mari kita mengenal istilah-istilah grasi, amnesti,
dan abolisi.

1. Grasi

Menurut pasal 1 angka 1 UU No. 22 Tahun 2002 tentang Grasi, grasi adalah
pengampunan berupa perubahan, peringanan, pengurangan, atau penghapusan
pelaksanaan pidana kepada terpidana yang diberikan oleh Presiden. Sedangkan
untuk rehabilitasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) UUD 1945,
dilakukan pemulihan dalam kemampuan, kedudukan dan harkat serta martabatnya,
dan dikembalikan kepada kedudukannya.
Dengan kata lain, seseorang yang mendapatkan grasi dari presiden ialah orang
yang bersalah namun memohon pengampunan kepada kepala negara. Tindak
pidana atau kesahalahan orang itu tidak hilang tetapi pelaksanaan pidana seperti
hukuman penjaranya saja yang diampuni.

Grasi haruslah dimohonkan seseorang atau terpidana kepada presiden.

Baca juga:Ba'asyir akan Cek Kesehatan di RSCM Pagi


Ini

2. Amnesti

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, amnesti merupakan pengampunan atau


penghapusan hukuman yang diberikan kepala negara kepada seseorang atau
sekelompok orang yang telah melakukan tindak pidana tertentu.

Sedangkan dalam UU Darurat No 11/1954 tentang Amnesti dan Abolisi,


menyebutkan bahwa akibat dari pemberian amnesti adalah semua akibat hukum
pidana terhadap orang-orang yang diberikan amnesti dihapuskan.

Amnesti juga bisa diberikan presiden kepada seseorang tanpa harus pengajuan
terlebih dahulu.

Baca juga:Abu Bakar Ba'asyir Diizinkan Berobat di Luar Lapas Gunung


Sindur

3. Abolisi

Dalam UU Darurat No 11/1954 tentang Amnesti dan Abolisi, memberikan arti bahwa
abolisi merupakan penghapusan proses hukum seseorang yang sedang berjalan.
Dalam UU tersebut, dikatakan untuk pemberian abolisi, penuntutan terhadap orang-
orang yang diberikan abolisi ditiadakan.

Dalam pemberian Anesti dan abolisi, presiden juga harus memperhatikan


pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat (Pasal 14 ayat [2] UUD 1945).

Pemberian abolisi dan amnesti juga pernah diatur dalam UUD Sementara RI Tahun
1950. Amnesti dan abolisi hanya dapat diberikan dengan undang-undang ataupun
atas kuasa undang-undang, oleh Presiden sesudah meminta nasehat dari
Mahkamah Agung. (jbr/jbr)
Beda Amnesti, Abolisi, Grasi dan
Rehabilitasi

Siap Bangun Negara , Ananda


Syaifullah
9 months ago

13Shares

View this video at YouTube


Indonesiabaik.id - Sering kita menemui istilah hukum seperti amnesti, abolisi, grasi
hingga rehabilitasi di dalam keseharian. Indonesiabaik mencoba menyederhanakan
istilah-istilah hukum tersebut agar mudah dimengerti oleh publik sesuai dengan
aturan yang ada. Dimulai dengan grasi yaitu pengampunan berupa perubahan,
peringanan, pengurangan, atau penghapusan pelaksanaan pidana kepada terpidana
yang diberikan oleh Presiden.
Grasi diatur di dalam Pasal 14 Ayat (1) UUD 1945 dan Undang-Undang Nomor 22
Tahun 2002 (UU Grasi). Grasi diberikan Presiden dengan memperhatikan
pertimbangan dari MA. Jika seseorang memohon grasi kepada Presiden dan
dikabulkan, maka Presiden mengampuni perbuatan yang bersangkutan. Kesalahan
orang yang bersangkutan tetap ada, namun hukuman pidananya saja yang
dihilangkan.
Berikutnya amnesti yang dapat diartikan sebagai pengampunan atau penghapusan
hukuman yang diberikan kepala negara kepada seseorang atau sekelompok orang
yang telah melakukan tindak pidana tertentu. Amnesti yang diberikan untuk banyak
orang dapat disebut sebagai amnesti umum. Amnesti diatur di dalam Pasal 14 Ayat
(1) UUD 1945. Undang-Undang Darurat Nomor 11 Tahun 1954 menyatakan bahwa
akibat dari pemberian amnesti adalah semua akibat hukum pidana terhadap orang
yang diberikan amnesti dihapuskan. Dengan kata lain, sifat kesalahan dari orang
yang diberikan amnesti juga hilang. Amnesti diberikan Presiden dengan
memperhatikan pertimbangan dari MA serta DPR dan dapat diberikan tanpa
pengajuan permohonan terlebih dahulu.
Kemudian abolisi dapat diartikan sebagai penghapusan proses hukum seseorang
yang sedang berjalan. Abolisi diberikan kepada terpidana perorangan dan diberikan
ketika proses pengadilan sedang atau baru akan berlangsung. Presiden harus
memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dalam pemberian
abolisi. Abolisi diatur di dalam Pasal 14 Ayat (2) UUD 1945. Lalu yang terakhir
adalah rehabilitasi yang dapat diartikan sebagai tindakan pemenuhan hak seseorang
untuk mendapat pemulihan haknya dalam kemampuan, kedudukan dan harkat serta
martabatnya yang diberikan pada tingkat penyidikan, penuntutan atau peradilan
karena ditangkap, ditahan, dituntut ataupun diadili tanpa alasan yang berdasarkan
undang-undang atau karena kekeliruan mengenai orangnya atau hukum yang
diterapkan.
Rehabilitasi diberikan kepada terpidana yang telah mendapatkan kepastian
hukuman dan menjalani masa pidana, tetapi ternyata kemudian dinyatakan tidak
bersalah. Rehabilitasi diatur di dalam Pasal 14 Ayat (2) UUD 1945. Presiden harus
memperhatikan pertimbangan DPR dalam pemberian rehabilitasi
Perbedaan Grasi dan Amnesti
 Desy Rahmawati Aziz 15/11/2018  No Comments  AmnestiGrasiPengampunanPerbedaanPresiden

Seringkali kita mendengar istilah grasi dan amnesti dalam perkara pidana. Namun, beberapa
orang masih belum bisa membedakan antara grasi dan amnesti. Mereka menganggap bahwa grasi
dan amnesti adalah sama, padahal sebenarnya grasi dan amnesti memiliki perbedaan yang
mencolok. Lalu apa sebenarnya perbedaan antara grasi dan amnesti ?

 Pendidikan Khusus Profesi Advokat (PKPA) Angkatan PSBB


Source:Learninghub.ID Published on 2020-04-22

 Pengantar Hak Kekayaan Intelektual


Source:Learninghub.ID Published on 2020-04-21

 Seluk Beluk Hukum Acara Pengadilan Hubungan Industrial


Source:Learninghub.ID Published on 2020-04-14

Grasi
Grasi diatur dalam UU No 22 Tahun 2002 jo UU No 5 Tahun 2010 tentang Grasi dan Putusan
MK Nomor 107/PUU-XII/2015. Dalam undang-undang tersebut, dinyatakan grasi merupakan
pengampunan berupa perubahan, peringanan, pengurangan, atau penghapusan pelaksanaan
pidana kepada terpidana yang diberikan oleh Presiden.
 ICJR Learning Hub Adakan PKPA Angkatan PSBB, Pastikan Tetap Paling Terjangkau
Source:ICJR Learning Hub Published on 2020-04-23

 Lebih dari 90% Peserta PKPA di ICJR Learning Hub Lulus Ujian Profesi Advokat
Source:ICJR Learning Hub Published on 2020-01-23

 PKPA untuk Mencetak Advokat Berkualitas bukan Mengejar Kuantitas


Source:ICJR Learning Hub Published on 2020-01-20

Syarat Pemberian Grasi berdasarkan peraturan tersebut adalah

1.
A. Dimohonkan oleh Terpidana kepada Presiden
B. Putusan yang dapat dimintakan grasi adalah putusan pidana mati, penjara
seumur hidup, penjara paling rendah 2 tahun
Pemberian grasi oleh presiden, pada umumnya dilatarbelakangi oleh hal-hal sebagai berikut;

 5 Hal Yang Wajib Ada Dalam Company Profile


Source:KSI Cipta Media Published on 2020-04-13

 3 Hal “Sederhana” yang Sering Terlupakan


Source:KSI Cipta Media Published on 2020-04-13

 Selain Website, Pemilik Bisnis Juga Wajib Punya Media Sosial


Source:KSI Cipta Media Published on 2020-04-03


 Seandainya dipandang adanya kekurang layakan dalam penerapan hukum, maka
pemberian grasi dalam hal ini adalah untuk memperbaiki penerapan hukum;
 Seandainya dipandang bahwa para terpidana sangat dibutuhkan negara atau pada
mereka terdapat penyesalan yang sangat mendalam, maka dalam hal ini pemberian?
grasi adalah demi kepentingan negara.
Pertimbangan pemberian grasi kepada? terpidana lebih dititikberatkan pada memberi penilaian
kembali terhadap putusan hakim.

MUST READ  Jangan Lupa, Kita Negara Republik!

Sebagai contoh Presiden Joko Widodo mengabulkan permohonan grasi yang diajukan mantan
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Antasari Azhar. Keputusan Presiden (Keppres)
mengenai permohonan grasi ini telah dikirim ke Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan. Salah
satu poin dalam Keppres itu adalah pengurangan masa hukuman bagi Antasari sebanyak 6 tahun
yang sebelumnya diputus 18 tahun pidana.

 Jangan Salah Kaprah! Ini Beda Backup dan Arsip


Source:KSI Solusi Arsip Published on 2020-04-28

 Alasan Arsip Menjadi Penting, Salah Satunya Bisa Menjadi Bukti


Source:KSI Solusi Arsip Published on 2020-04-27

 Yuk, Mengenal Ragam Metode Pengelolaan Dokumen


Source:KSI Solusi Arsip Published on 2020-04-20

Singkatnya, grasi adalah permohonan ampun terpidana yang diajukan kepada presiden.?
Artinya seseorang yang mendapatkan grasi dari presiden ialah orang yang  mengaku bersalah,
dan memohon pengampunan kepada Presiden sebagai kepala negara. Tindak pidana atau
kesalahan orang itu tidak hilang tetapi pelaksanaan pidana seperti hukuman penjaranya saja yang
diampuni.
Amnesti
 Rekomendasi ICJR untuk Upaya Pencegahan Penyebaran Covid-19 di Rutan/Lapas
Source:ICJR Published on 2020-03-30

 Rekomendasi ICJR untuk Upaya Pencegahan Penyebaran Covid-19 di Rutan/Lapas


Source:ICJR Published on 2020-03-30

 Kasus Makar Tapol Papua, ICJR Kirimkan Amicus Curiae ke PN Jakarta Pusat
Source:ICJR Published on 2020-03-26

Amnesti menurut KBBI merupakan pengampunan atau penghapusan hukuman yang diberikan


kepala negara kepada seseorang atau sekelompok orang yang telah melakukan tindak pidana
tertentu. Amnesti sendiri berasal dari bahasa Yunani, amnestia, yang berarti pernyataan terhadap
orang banyak dalam hal tindak pidana, untuk meniadakan hukum pidana yang timbul dari
tindakan pidana tersebut.
Pengaturan amnesti diatur dalam UU Darurat No 11 Tahun 1954 tentang Amnesti dan Abolisi.

MUST READ  Beda Jenis Hak Tanah, Beda Kewajiban dan Wewenang

Berdasarkan ketentuan Pasal 1 UU tersebut dinyatakan bahwa Presiden, atas kepentingan


Negara, dapat memberi amnesti dan abolisi kepada orang-orang yang telah melakukan sesuatu
tindakan pidana. Presiden memberi amnesti dan abolisi ini setelah mendapat nasihat tertulis
dari Mahkamah Agung yang menyampaikan nasihat itu atas permintaan Menteri Kehakiman
Dan berdasarkan Pasal 4 dinyatakan bahwa akibat dari pemberian amnesti adalah semua akibat
hukum pidana terhadap orang-orang yang diberikan amnesti dihapuskan.
Dalam penjelasannya disebutkan bahwa:

Untuk kepentingan Negara kepada seseorang atau golongan orang yang telah melakukan
sesuatu tindak pidana dapat diberikan amnesti dan abolisi.
Adapun perbedaan antara amnesti dan abolisi itu ialah:
1.
A. Dengan pemberian amnesti maka semua akibat terhadap orang-orang yang
dimaksud diatas itu dihapuskan;
B. Dengan pemberian abolisi maka penuntutan terhadap orang-orang itu
ditiadakan.
Pada praktiknya, amnesti diberikan kepada seseorang yang terbukti melakukan kejahatan politik.
Sebagai contoh, Presiden Habibie pada masanya memberikan amnesti oposisi politik; Sri Bintang
Pamungkas dan Muchtar Pakpahan. Presiden Habibie juga memberikan amnesti kepada tahanan
politik Papua (Hendrikus Kowip, Kasiwirus Iwop, dan Benediktus Kuawamba) melalui Keppres
123/1998. Namun, perlu diingat juga bahwa secara regulasi tidak ditemukan ketentuan yang
membatasi pemberian amnesti hanya pada kasus-kasus kejahatan politik.

MUST READ  UU Anti Terorisme: Efektifkah dalam Upaya Melawan Terorisme?

Amnesti diberikan oleh Presiden dengan mengeluarkan Keputusan Presiden tentang Amnesti
setelah mendapatkan pertimbangan dari DPR dan diberikan kepada orang yang:

1.
A. sedang atau telah selesai menjalani pembinaan oleh yang berwajib;
B. sedang diperiksa atau ditahan dalam proses penyelidikan, penyidikan, atau
pemeriksaan di depan sidang pengadilan;
C. telah dijatuhi pidana, baik yang belum maupun yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap; atau
D. sedang atau telah selesai menjalani pidana di dalam Lembaga Pemasyarakatan.
Singkatnya, pemberian amnesti ini tidak harus mensyaratkan adanya permohonan dari tersangka,
terdakwa atau terpidana. Artinya, pada amnesti terdakwa atau terpidana tidak harus mengakui
kesalahan atau tindak pidana yang dituduhkan terhadapnya
Memahami Pengertian dan Perbedaan Grasi,
Amnesti, Remisi, Rehabilitasi dan Abolisi
 
5
 
(5)
Pada prinsipnya Grasi, Amnesti, Rehabilitasi dan Abolisi adalah
kewenangan yudikatif yang dimiliki presiden dan pemerintah.
Pelaksanaan kewenangan tersebut secara umum mempertimbangkan
kondisi – kondisi non hukum, misalnya persoalan politik, sosial,
kemanusian dan lain sebagainya. Masing – masing dari kewenangan
tersebut diatur melalui peraturan hukum tertentu. Berikut ini akan kami
jelaskan pengertian dan perbedaan antara Grasi, Amnesti, Remisi,
Rehabiltasii dan Abolisi serta peraturan hukumnya.
Grasi
Pengertian grasi adalah pengampunan oleh presiden kepada seseorang
terpidana, dimana pengampunan tersebut dapat berupa menghapus
seluruh, sebagian, atau juga mengubah sifat atau juga bentuk hukuman
yang telah dijatuhkan. Pengertian ini sesuai dengan bunyi pasal 1 angka 1
Undang – Undang Nomor 22 Tahun 2002 jo Undang–Undang Nomor 5
Tahun 2010 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 22 Tahun
2002 tentang Grasi, yaitu sebagai berikut:
Grasi adalah pengampunan berupa perubahan, peringanan,
pengurangan, atau penghapusan pelaksanaan pidana kepada
terpidana yang diberikan oleh Presiden.
Grasi hanya diberikan setelah terpidana dijatuhi hukuman yang inkrah
dan mengajukan permohonan kepada presiden. Hal ini berdasarkan
ketentuan Pasal 2 ayat (1) UU 5/2010.
Amnesti
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan amnesti sebagai
pengampunan atau juga penghapusan hukuman yang diberikan kepala
negara kepada seseorang atau juga sekelompok orang yang sudah
melakukan tindak pidana tertentu. Defenisi tersebut  diperjelas melalui
ketentuan dalam undang Undang-Undang Darurat Nomor 11 Tahun 1954
tentang Amnesti dan Abolisi, dimana disebutkan bahwa;
Amnesti adalah pernyataan umum yang diterbitkan melalui atau
dengan undang-undang tentang pencabutan semua akibat dari
pemindanaan suatu perbuatan pidana tertentu atau satu kelompok
perbuatan pidana.
Dengan demikian amnesti tersebut mencabut status terpidana seseorang
dimana pencabutan tersebut dinyatakan kepada masyarakat luas.
Amnesti tersebut dapat diberikan tanpa adanya pengajuan terlebih
dahulu.
Abolisi
Seperti halnya amnesti, abolisi juga diatur pada Undang – Undang
Darurat. Adapun pengertian abolisi menurut undang – undang tersebut
adalah penghapusan proses hukum seseorang yang sedang berjalan.
Sedangkan dalam Kamus Hukum karya Marwan dan Jimmy, abolisi
didefinisikan sebagai  suatu hak untuk menghapuskan seluruh akibat dari
penjatuhan putusan pengadilan atau menghapuskan tuntutan pidana
kepada seorang terpidana, serta melakukan penghentian apabila putusan
tersebut telah dijalankan. Pemberian abolisi dilakukan oleh presiden
setelah sebelumnya mendapat nasihat dari Mahkamah Agung.
Abolisi dan Amnesti memiliki persamaan dalam hal keduanya diberikan
setelah memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat (Pasal
14 ayat [2] UUD 1945). Adapun perbedaannya disebutkan melalui pasal 4
Undang – Undang Darurat, yaitu bahwa dengan pemberian amnesti
semua akibat hukum pidana terhadap orang-orang diberikan amnesti
dihapuskan. Sedangkan untuk pemberian abolisi maka penuntutan
terhadap orang-orang yang diberikan abolisi ditiadakan.
Rehabilitasi
Berdasarkan definisi KBBI, rehabilitasi adalah pemulihan kepada
kedudukan (keadaan serta juga nama baik) yang dahulu (semula).
Pengertian yang lebih lengkap dapat ditelusuri pada pasal 1 angka 23 UU
No. 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP), yaitu sebagai
berikut:
Rehabilitasi adalah hak seorang untuk mendapat pemulihan haknya
dalam kemampuan, kedudukan dan harkat serta martabatnya yang
diberikan pada tingkat penyidikan, penuntutan atau peradilan
karena ditangkap, ditahan, dituntut ataupun diadili tanpa alasan
yang berdasarkan undang-undang atau karena kekeliruan mengenai
orangnya atau hukum yang diterapkan menurut cara yang diatur
dalam undang-undang ini.
Seperti halnya abolisi, rehabilitasi diberikan setelah presiden mendapat
pertimbangan dari Mahkamah Agung dimana hal ini didasarkan pada
ketentuan pasal 14 ayat (1) Undang – Undang Dasar 1945.

Baca Juga:  Apa Saja Alasan Pembenar Dan Alasan Pemaaf


Perbuatan Pidana ?

Remisi
Berbeda halnya dengan empat kewenangan di atas dimana semuanya
diberikan langsung oleh presiden, remisi diberikan melalui menteri Hukum
dan HAM atas dasar pertimbangan keamanan, kepentingan umum dan
rasa keadilan. Adapun pengertian remisi tersebut  adalah pengurangan
masa menjalani pidana yang diberikan kepada narapidana dan anak
dimana telah memenuhi syarat – syarat yang ditentukan dalam peraturan
perundang – undangan. Adapun dasar hukum pemberian resmisi tersebut
adalah Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 Tentang Syarat Dan
Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaaan Pemasyarakatan sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2012 dan
Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 3 Tahun 2018.
Remisi dapat dibedakan atas remisi umum dan remisi khusus. Remisi
umum diberikan bertepatan dengan hari peringatan kemerdekaan
Republik Indonesia, yakni setiap tanggal 17 Agustus. Sedangkan remisi
khusus diberikan pada perayaan hari besar keagamaan, misalnya Idul
Fitri dan Natal. Disamping itu ada juga jenis  remisi lain yaitu, remisi
kemanusian. Remisi tambahan dan remisi susulan. Remisi kemanusian
diberikan atas dasar kepentingan kemanusiaan dan remisi tambahan
khusus diberikan kepada narapidana dan anak yang telah memenuhi
syarat – syarat tertentu yang disebutkan pada pasal 32 Peraturan Menteri
Hukum dan HAM Nomor 3 Tahun 2018.  Sedangkan remisi susulan
diberikan apabila narapidana dan anak berkelakuan baik dan lamanya
masa penahanan yang dijalani tidak terputus terhitung sejak tanggal
perhitungan masa penahanan memperoleh remisi sampai dengan tanggal
putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap atau inkrah.
Pengertian Grasi, Amnesti, Abolisi dan
Rehabilitasi
Oleh Parta IbengDiposting pada Maret 25, 2020

Pendidikan.Co.Id – Saat ini kita akan membahas mengenai Grasi,


Amnesti, Abolisi dan Rehabilitasi untuk penjelasanya sebagai berikut :

Daftar Isi Artikel Ini :


Pengertian Grasi
Grasi merupakan sebuah wewenang dari kepala negara dalam memberikan
pengampunan terhadap hukuman yang sudah dijatuhkan oleh hakim.
Pengampunan tersebut bisa berupa menghapus seluruh, sebagian, atau
juga mengubah sifat atau juga bentuk hukuman tersebut.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI), grasi ialah sebagai
ampunan yang diberikan kepala negara terhadap seseorang yang dijatuhi
hukuman.
Menurut Pasal 1 Undang-Undang No. 22 Tahun 2002, grasi merupaakan
pengampunan berupa perubahan, peringanan, pengurangan, atau juga
penghapusan pelaksanaan pidana kepada terpidana yang diberikan oleh
Presiden.
Grasi ini merupakan upaya non hukum yang didasarkan pada hak
prerogatif Presiden serta juga diputuskan dengan berdasarkan
pertimbangan subjektif Presiden. Grasi ini berada di luar lingkup peradilan
pidana.
Dalam pemerintahan pada suatu negara, grasi tersebut dibutuhkan
disebabkan karena mampu meminimalisasi beberapa resiko yang
dikhawatirkan sebagai akibat dari vonis yang dijatuhkan oleh hakim,
khususnya untuk pidana-pidana mati ialah adanya kemungkinan terjadi
eksekusi terhadap innocent people.
Selain dari itu, juga karena adanya kekhilafan dalam proses hukum,
melingkupi proses penuntutan, penangkapan yang salah, atau keterangan
dari saksi yang tidak dapat dipercaya.

Pengertian Amnesti
Secara umum, pengertian amnesti merupakan sebuah tindakan hukum
yang mengembalikan status tak bersalah kepada orang yang sudah
dinyatakan bersalah dengan secara hukum sebelumnya. Amnesti tersebut
ditunjukan untuk orang banyak.
Amnesti sendiri merupakan  suatu pernyataan terhadap orang banyak yang
terlibat dalam sebuah tindak pidana untuk meniadakan suatu akibat
hukum pidana yang timbul dari tindak pidana tersebut.
Amnesti tersebut diberikan kepada orang-orang yang sudah atau yang
belum dijatuhi hukuman serta juga yang sudah atau yang belum diadakan
pengusutan atau juga pemeriksaan terhadap tindak pidana tersebut.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), amnesti merupakan
pengampunan atau juga penghapusan hukuman yang diberikan kepala
negara kepada seseorang atau juga sekelompok orang yang sudah
melakukan tindak pidana tertentu.
Pemberian amnesti yang pernah diberikan oleh suatu negara itu diberikan
terhadap delik yang sifatnya itu politik seperti pemberontakan atau juga
suatu pemogokan kaum buruh yang membawa akibat luas terhadap
kepentingan negara. Amnesti merupakan hak prerogatif Presiden dalam
tataran yudikatif.

Pengertian Abolisi
Abolisi itu berarti suatu penghapusan atau pembasmian. Dari istilahnya,
abolisi ini merupakan peniadaan tuntutan pidana. Abolisi ini bukanlah
suatu pengampunan dari presiden sebagai kepala negara kepada para
terpidana. Abolisi ini merupakan sebuah upaya presiden guna
menghentikan suatu proses pemeriksaan dan juga penuntutan kepada
seorang tersangka disebabkan karena dianggap pemeriksaan serta juga
penuntutan tersebut dapat mengganggu stabilitas pemerintahan.

Pengertian Rehabilitasi
Rehabilitasi merupakan suatu tindakan presiden didalam rangka
mengembalikan hak seseorang yang sudah hilang disebabkan karena suatu
keputusan hakim yang ternyata dalam waktu berikutnya itu terbukti bahwa
kesalahan yang sudaha dilakukan seorang tersangka itu tidak seberapa
apabila dibandingkan dengan perkiraan semula atau juga bahkan ia
ternyata dinyatakan tidak bersalah sama sekali.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), rehabilitasi ini
merupakan pemulihan kepada kedudukan (keadaan serta juga nama baik)
yang dahulu (semula). Letak fokus rehabilitasi ini merupakan pada nilai
kehormatan yang didapatkan kembali serta hal ini tidak tergantung kepada
Undang-Undang namun pada pandangan masyaratkat sekitarnya.
Sekian penjelasan mengenai Pengertian Grasi, Amnesti, Abolisi
dan Rehabilitasi, semoga apa yang dijelaskan diatas dapat
bermanfaaat untuk anda.

Anda mungkin juga menyukai