PETUNJUK TEKNIS
PELAKSANAAN VERIFIKASI LAPANGAN
JASA LINGKUNGAN HIDUP TINGGI
TERKAIT DENGAN AIR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hutan merupakan salah satu indikator kualitas lingkungan hidup
yang baik. Itu sebabnya mengapa dua dari indikator capaian sasaran
strategis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan langsung
mengacu kepada keberadaan hutan secara fisik dan kelangsungan
fungsinya. Indikator pertama yakni Indeks Kualitas Lingkungan Hidup
memiliki komponen penilaian berupa indeks tutupan hutan. Semakin luas
tutupan hutan maka indeks tutupan hutan menjadi semakin tinggi dan itu
berarti kualitas lingkungan hidupnya pun semakin baik. Hutan juga
memiliki fungsi/jasa ekosistem pengaturan iklim, pengaturan tata aliran
air dan banjir serta penyediaan air bersih. Kesemua fungsi tersebut
berkaitan erat dengan kualitas udara dan air. Semakin luas tutupan hutan
dan semakin baik kualitas hutannya, kontribusinya terhadap peningkatan
kualitas udara dan air meningkat. Untuk itu, pengelolaan hutan harus
dilakukan dalam satu kesatuan ekosistem. Ekosistem adalah suatu ekologi
yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan. Ekosistem
juga bisa dikatakan suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh
antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.
Ekosistem memberikan banyak manfaat bagi manusia, mahluk hidup
lainnya, serta lingkungannya yang dinamakan dengan jasa lingkungan
hidup. Ekosistem kawasan hutan memberikan berbagai manfaat jasa
lingkungan hidup. Pendekatan jasa lingkungan hidup diperlukan dalam
perencanaan, pengambilan keputusan dan pengelolaan kawasan hutan
yang komprehensif, yang menguraikan “strategi pengelolaan terpadu”
tanah, air, dan sumber daya kehidupan yang meningkatkan konservasi
dan pemakaian secara berkelanjutan dan berkeadilan.
Peraturan Presiden nomor 46 tahun 2017 tentang instrumen
ekonomi lingkungan mendefinisikan jasa lingkungan hidup adalah
manfaat dari ekosistem dan lingkungan hidup bagi manusia dan
keberlangsungan kehidupan yang diantaranya mencakup penyediaan
sumber daya alam, pengaturan alam dan lingkungan hidup, penyokong
proses alam, dan pelestarian nilai budaya. Jasa lingkungan hidup yang
berkaitan dengan kuantitas dan kualitas air adalah jasa lingkungan hidup
penyedia air dan pengatur air. Jasa lingkungan hidup tersebut diatas di
dapat dari kawasan hutan dan APL (Areal Penggunaan Lain). Kawasan
hutan sebagai jasa penyedia mencakup penyediaan jasa seperti pangan,
air bersih, energi, sumber daya genetik, dan lainnya. Jasa ekosistem yang
kedua adalah jasa pengaturan, yaitu fungsi kawasan hutan produksi
untuk menjaga kualitas udara, pengaturan iklim, pengaturan tata aliran
1
air, pencegahan dan perlindungan dari bencana alam, dan lainnya. Jasa
ekosistem yang ketiga adalah jasa kebudayaan. Jasa kebudayaan yang
tersemat dalam kawasan hutan contohnya adalah rekreasi, ekowisata, dan
estetika. Jasa lingkungan hidup yang keempat adalah jasa pendukung
yang bertujuan untuk mendukung keberlangsungan ekosistem di kawasan
hutan maupun APL, seperti siklus hara, penjaga kesuburan tanah,
keragaman hayati, dan lainnya. Dengan demikian, sektor-sektor
pembangunan termasuk kehutanan harus memperhatikan fungsi dan jasa
lingkungan hidup dari ekosistem tersebut.
Sektor kehutanan merupakan potensi alam yang bernilai strategis
bagi perkembangan sebuah negara, didalamnya terdapat fungsi (jasa)
pengaturan, penyedia, pendukung dan kebudayaan yang memberikan
manfaat bagi kawasan diluar hutan. Pembangunan sektor kehutanan yang
tidak berkelanjutan merupakan salah satu bentuk masalah yang
berdampak pada merosotnya kualitas lingkungan. Kebijakan
pembangunan seringkali condong kearah nilai ekonomis dan menjadikan
lingkungan seakan-akan diabaikan. Kondisi ini hampir dirasakan oleh
beberapa negara yang masih berkiblat pada nilai ekonomis dalam
penentuan kebijakan pembangunan. Namun, apabila memperhatikan
pemanfaatan jasa lingkungan hidup serta daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup, keberlanjutan pembangunan niscaya dapat dilakukan.
Berdasarkan pertimbangan kondisi tersebut di atas, maka
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Direktorat
Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan menyusun data
spasial jasa lingkungan hidup pengatur air dengan indeks tinggi di wilayah
seluruh Indonesia dalam bentuk peta dengan skala informasi 1 : 250.000.
Namun hasil kegiatan penyusunan tersebut masih memiliki kekurangan
yang perlu dikoreksi dan diperbaiki melalui kegiatan verifikasi lapangan.
Kegiatan verifikasi lapangan prioritas pertama direncanakan akan
dilakukan di Pulau Kalimantan dan Papua. Hasil verifikasi diharapkan
dapat dijadikan bahan penyempurnaan data spasial, sehingga data
tersebut dapat mendukung pada optimalisasi pembangunan bidang
lingkungan hidup dan kehutanan.
B. Maksud dan Tujuan
Maksud dari petunjuk teknis ini adalah sebagai arahan dan
pedoman bagi pelaksana kegiatan verifikasi lapangan jasa lingkungan
hidup tinggi terkait dengan air.
Tujuannya adalah untuk memperoleh persamaan persepsi dan
metode dalam pelaksanaan kegiatan verifikasi lapangan jasa lingkungan
hidup tinggi terkait dengan air.
C. Ruang Lingkup
Petunjuk teknis ini meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan
penyusunan laporan hasil verifikasi lapangan jasa lingkungan hidup tinggi
terkait dengan air.
D. Pengertian Umum
1. Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya,
2
yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain (UU Nomor 32 Tahun
2009).
2. Ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan
kesatuan utuh-menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam
membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan
hidup (UU Nomor 32 Tahun 2009).
3. Sumber daya alam adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri atas
sumber daya hayati dan nonhayati yang secara keseluruhan
membentuk kesatuan ekosistem.
4. Ekoregion adalah wilayah geografis yang memiliki kesamaan ciri iklim,
tanah, air, flora, dan fauna asli, serta pola interaksi manusia dengan
alam yang menggambarkan integritas sistem alam dan lingkungan
hidup.
5. Pelestarian fungsi lingkungan hidup adalah rangkaian upaya untuk
memelihara kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup.
6. Daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup
untuk mendukung perikehidupan manusia, makhluk hidup lain, dan
keseimbangan antar keduanya.
7. Daya tampung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup
untuk menyerap zat, energi, dan/atau komponen lain yang masuk atau
dimasukkan ke dalamnya.
8. Bentang alam adalah bentangan permukaan bumi yang didalamnya
terjadi hubungan saling terkait (interrelationship) dan saling
kebergantungan (interdependency) antar berbagai komponen
lingkungan, seperti: udara, air, batuan, tanah, dan flora-fauna, yang
mempengaruhi keberlangsungan kehidupan manusia yang tinggal
didalamnya. (Verstappen, 1983).
9. Tipe vegetasi alami adalah mosaik komunitas tumbuhan dalam lanskap
yang belum dipengaruhi oleh manusia (Diversitas Ekosistem Alami
Indonesia, KLH, 2010).
10. Penutupan lahan adalah merupakan garis yang menggambarkan batas
penampakan area tutupan diatas permukaan bumi yang terdiri dari
bentang alam dan/atau bentang buatan (UU 41/2011).
11. Penentuan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup adalah
proses/cara kajian ilmiah untuk menentukan/mengetahui kemampuan
suatu wilayah dalam mendukung kebutuhan hidup manusia dan
makhluk hidup lainnya.
12. Penetapan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup adalah
penetapan kemampuan suatu wilayah dalam batas optimal yang harus
diperhatikan untuk mendukung kebutuhan hidup manusia dan
makhluk hidup lainnya secara berkelanjutan yang didasarkan pada
daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.
13. Jasa lingkungan hidup adalah manfaat dari ekosistem dan lingkungan
hidup bagi manusia dan keberlangsungan kehidupan yang diantaranya
mencakup penyediaan sumber daya alam, pengaturan alam dan
lingkungan hidup, penyokong proses alam, dan pelestarian nilai budaya
(PP 46/2017).
3
14. Fungsi lingkungan hidup adalah kapasitas atau potensi ekosistem
untuk memberikan jasa yang dipengaruhi oleh struktur yang dimiliki
oleh suatu ekosistem dan proses terjadi didalamnya).
15. Jasa Lingkungan Hidup Tinggi terkait Air adalah manfaat yang
diperoleh dari ekosistem dan fungsi lingkungan hidup bagi manusia
dan keberlangsungan kehidupan dalam pengaturan air (infiltrasi,
retensi, dan evapotranspirasi) pada siklus hidrologi;
16. Kinerja jasa lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup
dalam memberikan jasa bagi para pemanfaatnya.
17. Kepala Balai adalah Kepala Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH).
4
BAB II
PERENCANAAN VERIFIKASI LAPANGAN
5
e. 1 unit refractometer, salinometer (alar pengukur salinitas air);
f. pH meter/kertas lakmus (mengukur ph tanah);
g. Palu Geologi (untuk mengambil sample batuan);
h. 1 unit Drone (untuk pemetaan);
i. Cairan HCl (untuk menguji kandungan kapur/CaCO3)
j. 1 unit Kamera (untuk dokumentasi); dan
2. Perlengkapan kerja yang dibutuhkan dalam melaksanakan verifikasi
lapangan adalah:
a. Instruksi kerja/rencana kerja dan peta kerja;
b. Tally sheet;
c. Alat tulis yang terdiri dari: pensil/ballpoint, spidol, penghapus,
penggaris, buku tulis, dll;
d. Bahan makanan; dan
e. Perlengkapan kerja lapangan.
E. Perencanaan regu kerja
Jumlah personil dalam satu regu berjumlah 6 (enam) orang yang terdiri
dari :
1. Tenaga teknis 3 (tiga) orang terdiri dari :
a. Ketua regu 1 (satu) orang dari BPKH Ketua Regu adalah ASN dengan
kualifikasi antara lain: Penafsir Citra Satelit dan Potret Udara atau Analis
Informasi Sumber Daya Hutan atau Pengendali Ekosistem Hutan atau
Surveyor Pemetaan atau telah mengikuti Bimbingan Teknis Verifikasi
Lapangan Jasa Lingkungan Hidup Pengatur Air.
b. Anggota regu 2 (dua) orang terdiri dari 1 (satu) orang dari BPKH dan 1
(satu) orang dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan lainnya yang terkait dengan lokasi atau organisasi
perangkat daerah (OPD) yang mengurusi masalah Lingkungan Hidup dan
Kehutanan di kabupaten/kota.
2. Tenaga kerjantara 3 (tiga) orang (berasal dari tokoh/anggota masyarakat
sekitar lokasi pengamatan)
7
BAB III
PELAKSANAAN VERIFIKASI LAPANGAN
8
2) Pengambilan dan Pengamatan data Biogeofisik dan Sifat Kimiawi dari
Parameter Jasa Lingkungan Hidup Pengatur Air yang terdiri dari 3
pengamatan, yaitu
a) Pengamatan Kelas Bentang Alam, meliputi:
o Morfologi, meliputi:
- Pencermatan terhadap aspek morfologi dilakukan terhadap lokasi
pengamatan dengan memperhatikan faktor kemiringan dan
amplitudo yaitu:
➢ Datar (flat) : kemiringan lereng 0-2%, amplitudo relief nill
(kurang dari 1 meter).
➢ Berombak/Bergelombang lemah (undulating) : kemiringan
lereng 2-8%, amplitudo relief 1-10 meter, dominan 10 meter.
➢ Bergelombang kuat (rolling) : kemiringan lereng 8-16%,
amplitudo relief 1-10 meter, dominan 10 meter.
➢ Berbukit rendah (hummocky) : kemiringan lereng > 16%,
amplitudo relief 1-10 meter, dominan 10 meter.
➢ Berbukit sedang (hilocky) : kemiringan lereng > 16%,
amplitudo relief maksimum 50 meter.
➢ Berbukit tinggi (hilly) : kemiringan lereng > 16%, amplitudo
relief dari 50 – 300 meter.
➢ Bergunung-gunung (mountainous) : kemiringan lereng >
16%, amplitudo relief > 300 meter.
- Ketinggian Tempat
Pengukuran ketinggian tempat dari permukaan laut (dpl)
dilakukan pada lokasi pengamatan dengan menggunakan alat
ukur ketinggian tempat altimeter yang telah dikalibrasi. Hasil
pengukuran dicatat dalam daftar isian yang telah disediakan.
o Morfogenesa
Pengamatan terhadap asal usul pembentukan dan perkembangan
bentuk lahan lokasi yang diamati. Deskripsi morfogenesa mencakup
material penyusun bentuk lahan (litologi) dan proses - proses
geomorfologi yang terjadi (proses endogenik dan eksogenik).
Morfogenesa meliputi:
1) Struktural: bentuk lahan yang terbentuk dari proses tektonik
(pengangkatan dan pelipatan lapisan batuan).
2) Vulkanik: bentuk lahan yang terbentuk dari hasil letusan gunung
berapi.
3) Fluvial: bentuk lahan yang terbentuk dari proses sedimentasi
karena aliran air sungai.
4) Marin: bentuklahan yang terbentuk dari proses marin (air laut
pasang, arus dan ombak laut, angin laut, dan lain-lain).
5) Glasial: bentuklahan yang terbentuk karena proses glasial
(pencairan es).
6) Solusional/Karst : bentuklahan yang terbentuk dari hasil
pelarutan batu gamping.
7) Organik: bentuklahan yang terbentuk dari pelapukan bahan
organik mati (gambut) dan koral mati (koralian)
8) Denudasional : bentuklahan yang terbentuk dari proses gradasi
dan degradasi yang umumnya pada lahan berbatuan sedimen.
9
o Geologi
Pengamatan dan pengukuran terhadap jenis batuan mineral
penyusun, tekstur, tingkat pelapukan, tingkat ubahan dan gejala
geologi lainnya seperti bidang pelapisan, kekar, lipatan, dan sesar
pada lokasi yang diamati, pengamatan jenis batuan dapat dilakukan
terhadap batuan yang tersingkap, yang berada di atas tanah
permukaan maupun yang berada di bawah tanah.
Pengamatan dan pencermatan singkapan batuan melalui:
- Pengamatan singkapan batuan dilakukan secara langsung dengan
mendeskripsi secara megaskopis (jika perlu menggunakan hand
loupe).
- Ambil foto jauh dan foto dekat singkapan batuan. Foto jauh
biasanya menggunakan komparator manusia, sedangkan foto
dekat menggunakan komparator peranti kerja.
- Sampling batuan. Pengambilan sampel dilakukan untuk
mengidentifikasi jenis batuan.
- Bedakan jenis batuan. Jenis batuan dibagi menjadi :
▪ Batuan Beku
Merupakan batuan yg terbentuk karena pendinginan dari
aktivitas magmatik. Warna pada batuan beku dapat
dibedakan dari gradasi warna gelap (hitam atau abu gelap)
hingga terang (abu muda hingga putih). Tekstur pada batuan
beku mudah untuk dibedakan karena susunan mineral yg
terlihat jelas diantara magma yg membeku, tekstur batuan
beku dibedakan menjadi tekstur kasar (porfiritic), sedang
(phaneritic), dan halus (afanitic). Struktur batuan beku ada yg
memiliki vesicles/ vesikular (lubang-lubang pada batuan
bekas gas pada magma) ada juga yg tidak, amigdaloidal
(lubang pada batuan yg terisi mineral), sheeting joint (terlihat
seperti lembaran atau aliran berlembar), pillow lava (terlihat
seperti lava bantal)
10
Contoh struktur sheeting joint pada batuan beku
▪ Batuan Piroklastik
Merupakan batuan yang dari jatuhan, aliran, dan jatuhan
serta aliran hasil aktivitas gunungapi. Warna pada piroklastik
beragam, karena merupakan batuan hasil jatuhan dan aliran.
Tekstur batuan piroklastik dibedakan menjadi fragmental dan
glassy. Fragmental merupakan komponen batuan hasil
jatuhan dan aliran gunungapi, biasanya fragmental batuan
piroklastik memiliki fragmen dan matriks, dimana fragmen
merupakan komponen batuan beku, mineral, akar pohon,
serpihan batang pohon dll, sedangkan matriks berupa
endapan jatuhan gunungapi seperti debu gunungapi atau
biasa disebut dengan tuff. Sedangkan tekstur glassy memiliki
12
kenampakan seperti kaca, dihasilkan karena lava yang tidak
dapat mengalami kristalisasi. Walaupun terlihat seperti
kristal, terkadang batuan dengan tekstur gelas tidak memiliki
komponen kristal sama sekali. Struktur batuan piroklastik
berupa masif, amigdaloidal dan vesikular.
▪ Batuan Metamorf
Merupakan batuan ubahan yang terbentuk dari batuan beku,
sedimen, maupun metamorf akibat mengalami perbedaan
tekanan (P) dan suhu (T) tertentu, namun belum mencapai
batuan yg mencair menjadi magma. Warna pada batuan
metamorf beragam karena merupakan batuan ubahan dari
batuan beku, batuan sedimen maupun batuan metamorf itu
sendiri. Tekstur batuan metamorf menunjukan ukuran dan
persentase komposisi dari bentuk kristal atau mineral
ubahannya serta fragmen batuan asalnya. Struktur batuan
metamorf berupa foliasi mineral, non foliasi mineral, dan
kilapan pada batuan.
13
Gambar. Cara Pengukuran pH tanah dengan Kertas Lakmus
o Salinitas Air
Pengukuran salinitas dilakukan apabila titik verifikasi dipengaruhi
oleh pasang surut air laut.
Nilai salinitas dapat diukur melalui refraktometer dengan langkah
sebagai berikut:
14
Gambar. Tipe Vegetasi Alami
- dokumentasi bunga;
15
- dokumentasi buah;
- dokumentasi batang/getah
16
Lahan dari Badan Standardisasi Nasional.
➢ Dinamika / perubahan
Pengamatan dilakukan pada kondisi objek yang tampak
terjadi perubahan, contoh pada pembukaan lahan,
penambangan, kebakaran hutan dan lahan, bencana alam.
Informasi pendukung pengamatan dapat dibantu keterangan
warga atau aparat setempat. Informasi yang diperoleh perlu
diperiksa silang (cross check) dengan sumber lain.
➢ Jenis penutupan lahan
Jenis penutupan lahan yang teramati di lokasi dan sekitar
sampel dirinci dan dideskripsikan. Contoh: penutupan lahan
termasuk kelas daerah bervegetasi/daerah pertanian/daerah
perkebunan. Daerah perkebunan dideskripsikan,
berdasarkan hasil pengamatan lapangan disebutkan jenis
perkebunan, luas taksiran berdasarkan info yang diperoleh di
lapangan, dan kondisi kenampaan lainnya di sekitar lokasi.
9) Keterangan Tambahan
a. Informasi tambahan terkait bentang alam, tipe vegetasi alami
dan penutupan lahan dari informan atau masyarakat sekitar
terkait lokasi verifikasi lapangan dapat dituliskan pada masing-
masing kolom tambahan yang ada pada tallysheet;
b. Status dan fungsi kawasan
Data status dan fungsi kawasan diperoleh dari baik peta
kawasan hutan terbaru.
c. Iklim
Data dan informasi yang dikumpulkan berupa data curah
hujan rata-rata tahunan/bulanan/harian, suhu, kelembaban
relatife udara rata-rata harian, tipe iklim yang bersumber dari
Stasiun Pengamatan Cuaca atau Badan Meteorologi Klimatologi
dan Geofisika (BMKG).
d. Daerah Aliran Sungai (DAS)
Data dan informasi DAS dukumpulkan berupa batas dan luas
DAS/Sub DAS yang diperoleh dari peta DAS.
e. Perizinan
Data dan informasi tentang perizinan kawasan hutan diperoleh
dari peta pemanfaatan hutan dan peta penggunaan kawasan
hutan.
f. Potensi SDA (wisata, sumber air, dll).
Setiap titik pengamatan diukur dan dicatat informasinya dalam tally sheet
(form terlampir) atau dalam piranti rekam elektronik.
17
C. Dokumentasi Data Verifikasi Lapangan
18
Gambar. Contoh Penampang Melintang Utara – Selatan
20
BAB IV
PENUTUP
21
LAMPIRAN – LAMPIRAN
22
TALLYSHEET PENGAMATAN VERIFIKASI LAPANGAN
JASA LINGKUNGAN HIDUP TINGGI TERKAIT DENGAN AIR
Nama :
NIP Petugas :
No dan Kode Titik Pengamatan :
Koordinat :
Hari/Tanggal: :
Adminstrasi Kelurahan : Kecamatan:
Kabupaten :
Kelas Bentangalam (informasi :
peta)*
Tipe Vegetasi Alami (informasi :
peta)*
Geologi (informasi peta) :
* Opsional
Informasi Lapangan (Beri tanda “√” pada kotak yang sesuai)
I Morfologi Dataran
Berombak
Bergelombang
Perbukitan
Pegunungan
Kelerengan ……….. % / …………o
Ketinggian ………mdpl
II Morfogenesa Struktural
Vulkanik
Fluvial
Marin
Glasial
Solusional (Karst)
Organik (gambut)
Organik (koral)
Denudasional
III Geologi
Batuan Beku
Warna lapuk : ……
Warna segar : …….
Warna
* warna lapuk adalah warna batuan yang tersingkap
Warna segar adalah warna batuan setelah disampling
(bagian dalam batuan)
Faneritik/ Porfiritik/ Afanitik
23
Warna segar adalah warna batuan setelah disampling
(bagian dalam batuan)
Fragmen : …….
Matriks : ……
Tekstur
*diisi dengan komposisi fragmen batuan dan matriks
(semen)
Struktur Massif/ berlapis
Batuan Sedimen Karbonat
Warna lapuk : ……
Warna segar : …….
Warna
* warna lapuk adalah warna batuan yang tersingkap
Warna segar adalah warna batuan setelah disampling
(bagian dalam batuan)
Tekstur Bereaksi dengan HCL ?
Struktur Massif/ berlapis
Batuan Piroklastik
Warna lapuk : ……
Warna segar : …….
Warna
* warna lapuk adalah warna batuan yang tersingkap
Warna segar adalah warna batuan setelah disampling
(bagian dalam batuan)
Tekstur Fragmen/ glassy
Struktur Massif/amygdaloidal/ vesicle
Batuan Metamorf
Warna lapuk : ……
Warna segar : …….
Warna
* warna lapuk adalah warna batuan yang tersingkap
Warna segar adalah warna batuan setelah disampling
(bagian dalam batuan)
Faneritik/ Porfiritik/ Afanitik
17 Transmigrasi
18 Lahan terbuka
19 Pertambangan
20 Tubuh air Biota air banyak atau sedikit? Jenis?
21 Rawa Permanen (tergenang
sepanjang tahun)
22 Rawa Periodik (tergenang tidak Periode tergenang bulan: ………sd …………..
sepanjang tahun)
23 Bandara
24. Keterangan Tambahan Bentang Alam:
25
Peta Hasil Olahan Drone
26
Dokumentasi Kegiatan Tipe Bentang Alam (Morfologi, Morfogenesa, Geologi, Tanah )
Keterangan:
- Dokumentasi kegiatan agar dilengkapi keterangan
- Dokumentasi Tanah dan Geologi dapat berupa singkapan
27
Dokumentasi Kegiatan Tipe Vegetasi Alami (Daun, Buang, Bunga, Batang/Getah)
28
Dokumentasi Kegiatan Kelas Penutupan Lahan
29
Rekapitulasi Titik Pengamatan Lapangan
Koordinat Karakteristik Bentang Alam Tipe Vegetasi alami Kelas Penutupan Lahan
Link
Hasil Lapangan Hasil Lapangan Hasil Lapangan
No No Titik Lintang Kab/Kota Nama Nama Tipe Nama Kelas Kelerengan Ketinggian pH Air pH Tanah Salinitas
Bujur
Berdasarkan Selatan Bentang Tidak Vegetasi Tidak Penutupan Tidak Peta Hasil
SHP dr Timur (BT) Sesuai Sesuai Sesuai Foto Video
PDLKWS (LS) Alam Sesuai* Alami Sesuai* Lahan Sesuai* olah drone
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Keterangan:
* dituliskan nama parameter jasa lingkungan hidup hasil interpretasi pelaksana verifikasi lapangan
30
BERITA ACARA PERUBAHAN TITIK
VERIFIKASI LAPANGAN JASA LINGKUNGAN HIDUP TINGGI
TERKAIT AIR
Pada hari ini …….., Tanggal ………. Bulan …. Tahun ……, yang bertanda tangan
dibawah ini:
Nama :
NIP :
* nomor regu
Lokasi verifikasi* :
Unit :
Dalam melakukan kegiatan verifikasi lapangan jasa lingkungan hidup tinggi terkait
air sepakat bersama anggota regu lainnya untuk melakukan perubahan titik dengan
ketentuan sebagaimana berikut:
Koordinat awal :
Koordinat Perubahan :
Alasan Perubahan :
31
Demikian Berita Acara Serah Terima Perubahan Titik ini dibuat untuk dipergunkan
sebagaimana mestinya.
Ketua Regu,
(…………………………………..)
ttd.
32
DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN DAN TATA LINGKUNGAN
GEDUNG MANGGALA WANABAKTI BLOK 1 LANTAI 7
JL. JENDERAL GATOT SUBROTO, JAKARTA 10270