Anda di halaman 1dari 10

Vol.1 No.

5 Oktober 2020 1033


…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ANALISIS EKONOMI DALAM PENGELOLAAN JASA EKOSISTEM PENYEDIAAN
AIR DI SUBDAS TAPUNG KIRI

Oleh
Riyadi Mustofa
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Persada Bunda Pekanbaru
Email : riyadimustofa@gmail.com

Abstrak
Konsep daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dapat diukur dengan pendekatan jasa
ekosistem. Jasa Ekosistem dapat dikelompokkan ke dalam empat macam manfaat yaitu manfaat
penyediaan, pengaturan, budaya dan pendukung. Tujuan penelitian ini adalah menghitung
kapasitas daya dukung dan kebutuhan air untuk konsumsi masyarakat dan keperluan pertanian
dan menghitung opportuniy cost ketersediaan air untuk kebutuhan konsusmsi dan pertanian.
Metode yang digunakan adalah dengan pendekatan Penentuan nilai jasa ekosistem menggunakan
persamaan Simple Additive Weighting, selanjutnya persamaan dari persamaan tersebut dilakukan
penyederhanaan nilai koefisien penutupan lahan, koefisien bentang lahan, koefisien vegetasi alami.
Hasil penelitian menunukkan berdasarkan daya dukung daya tampung lingkungan hidup berbasis
jasa ekosistem jasa penyediaan air tergolong dalam kategori tinggi dan jasa pengaturan tata aliran
dan banjir lebih tinggi. Sehingga secara alami ada beberapa wilayah yang berpotensi terjadi banjir.
Berdasarkan ketersediaan air Sub DAS Tapung Kiri mampu menyediaakan air sebesar
8.097.181.430.734 m3/tahun dan kebutuhan air untuk lahan pertanian dan manusia sebesar
8.097.181.430.734 m3/tahun. Sehingga secara umum lebih banyak air yang tersedia dari pada yang
dikonsumsi (masih belum terlampaui). Berdasarkan opportunity cost terjadi penghemat
pengeluaran air oleh masyarakat sebesar Rp. 12.500/hari untuk pemenuhan kebutuhan hidup dan
untuk keperluan lahan pertanian.
Kata Kunci: Daya Dukung, Penyediaan, Kebutuhan, Air & Opportunity Cost

1.
PENDAHULUAN ekosistem dapat diimplementasikan pada
Jasa lingkungan merupakan konsep berbagai sumberdaya alam. Elemen yang
sistem alami yang menyediakan aliran barang terlibat dalam jasa ekosistem yakni antara
dan jasa yang bermanfaat bagi manusia dan sumberdaya yang satu dengan sumberdaya
lingkungan yang dihasilkan oleh proses lainnya yakni pada penerapannya. Penerapan
ekosistem alami. Sistem klasifikasi jasa jasa ekosistem terdapat pada: (1) jasa hidrologis
ekosistem menggunakan standar dari (air) di daerah aliran sungai (DAS), (2) jasa
Millenium Ecosystem Assessment (2005). keanekaragaman hayati, (3) jasa landscape
Berdasarkan batasan konsep tersebut, daya beauty atau keindahan lansekap (alam), dan (4)
dukung dan daya tampung lingkungan hidup jasa karbon sequestration atau jasa penyerapan
diukur dengan pendekatan jasa ekosistem. Jasa dan penyimpanan karbon.
Ekosistem dapat dikelompokkan ke dalam Ekosistem suatu DAS terbagi kedalam
empat macam manfaat yaitu manfaat 3 bagian yakni hulu, tengah dan hilir. Daerah
penyediaan (provisioning), produksi pangan hulu sebagai penyedia air pada umumnya
dan air; manfaat pengaturan (regulating) adalah kawasan hutan. Stabilitas pemanfaatan
pengendalian iklim dan penyakit; manfaat air ditentukan oleh keutuhan dan kemampuan
pendukung (supporting), seperti siklus nutrien ekosistem serta pemeiiharaan masyarakat
dan polinasi tumbuhan. Nilai ekonomi jasa sekitar hutan terhadap fungsi hidrologi hutan.
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
1034 Vol.1 No.5 Oktober 2020
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
DAS di kawasan hutan sebagai ekosistem alami (provisioning), jasa pengaturan (regulating),
selain menyediakan berbagai macam produk jasa budaya (cultural), dan jasa pendukung
yang langsung dari aliran air permukaan sungai (supporting) (MA, 2005). Berdasarkan empat
juga menyediakan produk non lainnya yang kategori ini dikelaskan ada 23 kelas klasifikasi
bersifat intagible sekaligus juga menjadi jasa ekosistem, yaitu (De Groots, 2002):
reservoir besar yang dapat menampung air (1).Jasa penyediaan yang terdiri-dari
hujan, menyaring air yang kemudian penyediaan pangan, air bersih, serat, bahan
melepasnya secara gradual, sehingga air bakar dan bahan dasar lainnya, materi genetik,
tersebut bermanfaat bagi kehidupan manusia. bahan obat dan biokimia, dan spesies hias.(2).
Sub Das Tapung Kiri sebagai bagian Jasa Pengaturan, yang terdiri-dari pengaturan
DAS Siak yang berada di bagian hulunya diapit kualitas udara, pengaturan iklim, pencegahan
oleh sungai Kampar dan Sungai Tapung Kanan. gangguan, pengaturan air, pengolahan limbah,
Sub Das tapung kiri berada pada dua kabupaten perlindungan tanah, penyerbukan, pengaturan
yakni Kabupaten Kampar dan Rokan Hulu. biologis, dan pembentukan tanah. (3) Jasa
Wilayah ini meliputi areal seluas 211,846 ha Budaya yang terdiri-dari estetika, rekreasi,
yang didominasi oleh penutupan lahan berupa warisan dan indentitas budaya, spiritual dan
kebun sawit, lahan pertanian, lahan terbuka, keagamaan, pendidikan. Dan (4) Jasa
hutan, kebun karet dan sebagian kecil Pendukung yang terdiri-dari: habitat
merupakan lahan terbangun, semak belukar, berkembang biak dan perlindungan plasma
kebun campuran serta badan air (Husnah, dkk, nutfah. Sistem klasifikasi jasa ekosistem
2009). Sub Das tapung kiri merupakan daerah tersebut menggunakan standar dari Millenium
aliran sungai sebagai penyedia air yang dapat Ecosystem Assessment (2005).
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk keperluan Berdasarkan batasan konsep tersebut,
konsusmsi dan lahan pertanian. Sub Das daya dukung dan daya tampung lingkungan
Tapung kiri perlu di kelola dengan baik dan hidup diukur dengan pendekatan jasa
diperhitungkan jasa ekonomi penyediaan air. ekosistem. Untuk memperoleh nilai jasa
Tujuan penelitian ini adalah (1). ekosistem digunakan dua penaksiran yaitu
menghitung kapasitas daya dukung dan landscape base proxy dan landcover/ landused
kebutuhan air untuk konsumsi masyarakat dan based proxy, yang selanjutnya digunakan dasar
keperluan pertanian. (2). Menghitung untuk melakukan pemetaan daya dukung dan
opportuniy cost ketersediaan air untuk daya tampung lingkungan hidup.
kebutuhan konsusmsi dan pertanian. Manfaat Daya Dukung dan Daya Tampung
yang diharapkan dari penelitian ini adalah Lingkungan Hidup adalah kemampuan
untuk memperoleh informasi daerah yang lingkungan hidup untuk mendukung
memiliki kapasitas daya dukung air yang belum perikehidupan manusia, makhluk hidup lain,
terlampaui (terpenuhi) dan daerah yang telah dan keseimbangan antar keduanya (Undang-
terlampaui (kekurangan). Sebagai referensi Undang Nomor 32 tahun 2009). Terdapat
dalam penggelolaan dan pemanfaatan air dari beberapa metode dalam mengoperasionalisasi
aspek jasa ekosisitem. konsep daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup di atas, diantaranya adalah
LANDASAN TEORI yang telah dilakukan oleh Pusat Pengendalian
Jasa Ekosistem adalah manfaat yang Pembangunan Ekoregion Sumatera adalah
diperoleh oleh manusia dari berbagai penggunaan konsep jasa ekosistem
sumberdaya dan proses alam yang secara (ecosisystem services).
bersama-sama diberikan oleh suatu ekosistem Berdasarkan pengertian dan klasifikasi
(MA, 2005). Jasa ekosistem dikategorikan di atas, terdapat kesamaan substansi pengertian
menjadi empat, yaitu meliputi jasa penyediaan jasa ekosistem dengan daya dukung dan daya

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.1 No.5 Oktober 2020 1035
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
tampung lingkungan hidup, dimana pengertian Geospasial, para pakar dan NGO menyusun
jasa penyediaan, budaya lebih mencerminkan konsep penetapan wilayah ekoregion Indonesia
konsep daya dukung lingkungan dan jasa meliputi darat dan laut. Setelah melalui 12
pengaturan memiliki kesamaan subtansi forum diskusi terfokus dan beberapa kali
dengan daya tampung lingkungan. Sedangkan perbaikan, Kementerian Lingkungan Hidup
jasa pendukung bisa bermakna dua yaitu daya mengeluarkan 18 ekoregion. Setiap ekoregion
dukung maupun daya tampung lingkungan dideskripsikan dalam enam aspek: geologi,
secara operasional, penelitian ini menetapkan morfologi dasar laut, oseanografi,
daya dukung dan daya tampung lingkungan keanekaragaman hayati, pemanfaatan,
hidup dengan pendekatan konsep jasa kerawanan bencana, dan pencemaran (Hutomo,
ekosistem, dengan pengembangan asumsi dasar 2013).
sebagai berikut: Penetapan ekoregion dilalukan berdasarkan
1. Semakin tinggi jasa ekosistem suatu hasil dari :
wilayah, maka semakin tinggi kemampuan a. Inventarisasi lingkungan hidup
lingkungan hidup untuk mendukung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
perikehidupan manusia, makhluk hidup ayat (1) huruf a dan huruf b menjadi dasar
lain, dan keseimbangan antar keduanya dalam penetapan wilayah ekoregion dan
(lihat jasa penyediaan, Jasa budaya, dan dilaksanakan oleh Menteri setelah
pendukung). berkoordiniasi dengan instansi terkait;
2. Semakin tinggi jasa ekosistem suatu b. Penetapan wilayah ekoregion dimaksud
wilayah, maka semakin tinggi kemampuan pada ayat (1) dilaksanakan dengan
lingkungan hidup untuk menyerap zat, mempertimbangkan kesamaan; (1)
energi, dan/ atau komponen lain yang Karekteristik bentang alam; (2) Daerah
masuk atau dimasukkan ke dalamnya (lihat aliran sungai; (3) Iklim; (4) Flora dan
jasa pengaturan). fauna; (5) Sosial budaya; (6) Ekonomi;
Analisis jasa ekosistem tidak terlepas (7) Kelembagaan masyarakat; dan (8)
pembahasan tentang ekoregion. Ekoregion Hasil inventarisasi lingkungan hidup.
adalah wilayah geografis yang memiliki Oleh karena itu ruang lingkup kajian ini
kesamaan karakterisitik iklim, tanah, air, flora, adalah Kajian Daya Dukung dan Daya
dan fauna asli, serta pola interaksi manusia Tampung Lingkungan Hidup serta Jasa
dengan alam yang menggambarkan integritas Ekosistem dengan batasan definisi sebagai
sistem alam dan lingkungan hidup. Penetapan berikut: Daya Dukung Lingkungan Hidup
batas ekoregion dengan mempertimbangkan adalah kemampuan lingkungan hidup untuk
kesamaan bentang alam, Daerah Aliran Sungai, mendukung perikehidupan manusia, makhluk
Keanekaragaman Hayati dan sosial budaya. hidup lain, dan keseimbangan antar keduanya.
Dalam pembahasan tentang jasa ekosistem, 1. Daya Tampung Lingkungan Hidup adalah
ekoregion memiliki peran penting yakni kemampuan lingkungan hidup untuk
sebagai unit analisis kajian. Hal ini dikarenakan menyerap zat, energi, dan/ atau komponen
ekoregion ini merupakan komponen alam atau lain yang masuk atau dimasukkan ke
faktor endogen yang lebih statis jika dalamnya.
dibandingkan dengan faktor eksogennya 2. Ekoregion adalah wilayah geografis yang
berupa tutupan lahan yang cenderung lebih memiliki kesamaan ciri iklim, tanah, air,
dinamis. Sehingga ekoregion penting untuk flora, dan fauna asli, serta pola interaksi
dibaca dan cerminan potensi dari masing- manusia dengan alam yang
masing jenis jasa ekosistem. menggambarkan integritas sistem alam dan
Amanah Undang-undang Nomor 32 Tahun lingkungan hidup.
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan 3. Penetapan batas ekoregion dengan
Lingkungan Hidup bersama Badan Informasi mempertimbangkan kesamaan bentang

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
1036 Vol.1 No.5 Oktober 2020
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
alam, Daerah Aliran Sungai, Nation. Diasumsikan, semakin tinggi jasa
Keanekaragaman Hayati dan sosial budaya ekosistem semakin tinggi kemampuan daya
(Undang-Undang 32 Tahun 2009). Dalam dukung dan daya tampung lingkungan. Jasa
operasionalisasinya penetapan ekoregion ekosistem pada habitat bumi ditentukan oleh
menggunakan pendekatan bentang lahan keberadaan faktor endogen dan dinamika faktor
(landscape) dengan mengikuti sistem eksogen yang dicerminkan dengan dua
klasifikasi yang digunakan Verstappen. komponen yaitu kondisi ekoregion dan penutup
Selanjutnya jenis-jenis bentanglahan lahan (landcover/ landuse) sebagai penaksir
(landscape) akan dijadikan salah satu atau proxy. Oleh karena itu diperlukan proses
komponen penaksir atau proxy jasa transformasi data dari ekoregion dan penutup
ekosistem (landscape-based proxy). lahan menjadi nilai jasa ekosistem.
4. Penutup Lahan adalah tutupan biofisik Pengelolaan lingkungan hidup pada Sub
pada permukaan bumi yang dapat diamati, DAS Tapung Kiri merupakan kepentingan
merupakan suatu hasil pengaturan, peningkatan mutu lingkungan hidup dan
aktivitas, dan perlakuan manusia yang kepentingan ekonomi berbasis lahan menjadi
dilakukan pada jenis penutup lahan tertentu saran pembangunan berkelanjutan harus
untuk melakukan kegiatan produksi, didasarkan pada tiga aspek yang saling terkait,
perubahan, ataupun perawatan pada yaitu aspek ekologi, ekonomi, dan sosial
penutup lahan tersebut. Dalam budaya masyarakat. Permasalahan social dan
operasionalisasinya, digunakan sistem ekonomi dalam isu lingkungan pada masa
klasifikasi penutup lahan dari SNI mendatang adalah krisis terhadap pangan, air,
7645¬1:2014, dimana jenis-jenis penutup dan energi. Adanya berbagai fenomena konflik
lahan tersebut dijadikan salah satu. dalam lingkungan sosial ekonomi masyarakat
komponen penaksir atau proxy jasa tersebut membuat pandangan kita menjadi
ekosistem (landcover/ landused based terbuka bahwa semua masalah sosial dan
proxy). ekonomi yang ada tersebut selalu berasal dari
5. Jasa Ekosistem adalah manfaat yang masalah kependudukan (Simon, 1993).
diperoleh oleh manusia dari berbagai
sumberdaya dan proses alam yang secara METODE PENELITIAN
bersama-sama diberikan oleh suatu Penelitian ini bersifat studi kepustakaan
ekosistem yang dikelompokkan ke dalam dengan menggunakan data yang telah tersedia
empat macam manfaat yaitu manfaat di berbagai pihak sebagai wali data. Data yang
penyediaan (provisioning), produksi digunakan adalah data sekunder yang
pangan dan air; manfaat pengaturan bersumber dari wali data utama yaitu
(regulating) pengendalian iklim dan Kementerian Lingkungan Hidup dan
penyakit; manfaat pendukung Kehutanan (KLHK), BPS, Pusat Pengkajian
(supporting), seperti siklus nutrien dan dan Pengendalian Ekoregion Sumatera (P3ES).
polinasi tumbuhan; serta manfaat kultural Selain itu data diperoleh dari penelitian
(cultural), spiritual dan rekreasional. terdahulu yang sejenis dan pada lokasi yang
Sistem klasifikasi jasa ekosistem tersebut sama dengan focus penelitian yang berbeda.
menggunakan standar dari Millenium Data dan indikator yang digunakan
Ecosystem Assessment (2005). dalam penyusunan daya dukung dan daya
Identifikasi daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup terdiri dari tiga
tampung lingkungan hidup Indonesia diukur komponen input utama yaitu peta bentang
dengan pendekatan jasa ekosistem (ecosystem lahan/ekoregion, landuse/landcover dan peta
services) sebagaimana yang dilakukan dalam vegetasi alami dengan satu konsep output yaitu
Millenium Ecosystem Assessment-United jasa ekosistem. Selengkapnya data dan

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.1 No.5 Oktober 2020 1037
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
indikator ketiga kosep tersebut disajikan dalam bobot pengaruh penutupan lahan,
klasifikasi.. Sistem klasifikasi ekoregion bentang lahan, vegetasi alami terhadap
mengikuti Verstappen dan klasifikasi liputan jasa ekosistem.
lahan menggunakan SNI 7645-1 2014 dan one Selanjutnya dilakukan perhitungan daya
map policy. dukung penyediaan dan kebutuhan air
Data dan indikator yang digunakan untuk wilayah Syb DAS Tapung Hilir
dalam penyusunan penentuan kebutuhan air dengan menggunakan persamaan
dan status daya dukung air terdiri dari empat Simple Additive Weighting dinotasikan
komponen input standard kebutuhan air per sebagai berikut:
kapaita, jumlah penduduk per kabupaten, f = (wbaxsba) + wvegxsveg) +
standard kebutuhan per penggunaan lahan, dan (wplxspl)
peta penutupan lahan. Semakin baik jenis f = fungsi jasa lingkungan
tutuppan lahan dan jenis ecoregion maka wba = bobot bentang alam
semakin tinggi daya dukung air. Sebaliknya sba = skor bentang alam
semakin bannyak jumlah penduduk, semakin wveg = bobot vegetasi
banyak jenis penggunaan lahan maka semakin sveg = skor vegetasi
tinggi kebutuhan air wpl = bobot penutupan lahan
Analisis data yang dilakukan dalam spl = skor penutupan lahan
kajian ini, meliputi: analisis deskriptif
kuantitatif, deskripsi komparatif, dan analisis .
spasial. Rumusan perhitungan penggunaan air untuk
1. Analisis deskriptif kuantitatif sawah per tahun:
bertujuan untuk menguraikan A = L x It x a
deskripsi jasa ekosistem yang Dimana :
mencakup data indeks dari dua A = Pengunaan air
puluh jasa ekosistem serta sebaran L = Luas daerah (Ha)
dan luasan dari masing masing jasa It = Intensitas tanaman dalam prosen
ekosistem, yang disajikan dalam (%) musim/tahun
bentuk nilai angka-angka dan grafis. a = Standar penggunaan air (1
2. Analisis deskriptif komparatif L/det/ha) atau
dimaksudkan untuk a = 0,001 m3/det/ha x 3600 x 24 x 120
membandingkan karakteristik hari/musim
masing-masing data pada satuan
ekoregion terhadap satuan Rumusan perhitungan penggunaan air untuk
ekoregion lainnya, atau antara satu ladang per tahun:
wilayah administrasi terhadap A = L x It x a
wilayah administrasi lainnya Dimana :
A = Pengunaan air
Penentuan nilai jasa ekosistem L = Luas daerah (Ha)
menggunakan persamaan Simple It = Intensitas tanaman dalam prosen
Additive Weighting, selanjutnya (%) musim/tahun
persamaan dari persamaan tersebut a = Standar penggunaan air (0,25
dilakukan penyederhanaan nilai L/det/ha) atau
koefisien penutupan lahan, koefisien a = 0,00025 m3/det/ha x 3600 x 24 x
bentang lahan, koefisien vegetasi alami 120 hari/musim
dalam bentuk skor skala likert dengan
nilai 1 sampai 5. Selanjutnya dalam Rumusan perhitungan penggunaan air untuk
penilaian jasa turut mempertimbangkan perkebunan per tahun:

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
1038 Vol.1 No.5 Oktober 2020
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
A = L x It x a dengan mempertimbangkan jumlah populasi
Dimana : dan luasan kawasan di suatu daerah. Potensi
A = Pengunaan air ketersediaan air dianalisis berdasarkan kondisi
L = Luas daerah (Ha) Curah Hujan bulanan rata-rata (P); Hari Hujan
It = Intensitas tanaman dalam prosen bulanan rata-rata (n); dan Evapotranspirasi
(%) musim/tahun Potensial (ETo) serta mengukur Catchment
a = Standar penggunaan air (0,375 Area Genangan dan Debit Andalan di suatu
L/det/ha) atau wilayah. Berdasarkan wilayah administrasi Sub
a = 0,000375 m3/det/ha x 3600 x 24 x DAS Tapung Kiri terletak di Kabupaten
120 hari/musim Kampar 168,780.58 ha dan Kabupaten Rokan
Hulu 64,358.68 ha. Secara umum wilayah Sub
Perhitungan kebutuhan air domestik DAS Tapung Kiri terdiri dari perairan 0.06%,
dilihat dengan membandingkan kebutuhan air Areal Penggunaan Lainya (APL) 69.77%,
perkapita sesuai dengan Peraturan Menteri Hutan Lindung (HL) 8.61%, Hutan Produksi
Lingkungan Hidup No. 17 tahun 2009. (HP) 9.58%, Hutan Produksi Konversi (HPK)
Kebutuhan air domestik per kapita menurut 8.75%, dan Hutan Produksi Terbatas (HPT)
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 17 3.23%. Berdasarkan Kawasan hutan yang
tahun 2009 adalah 43,2 m3/org/thn. Sehingga berada di Kabupaten Kampar meliputi perairan
dalam input data perlu ditambahkan : 0.06%, Areal Penggunaan Lainya 54.42%,
1. Peta Grid Skala Ragam dengan resolusi Hutan Lindung 0,42%, Hutan Produksi 9,58%,
5” (+ 150 m x 150 m). Hutan Produksi Konversi 6,22%, dan Hutan
2. Data populasi penduduk. Produksi Terbatas 1,69%. Sedangkan yang
3. Data potensi air Wilayah Sungai, berada di wilayah administrasi Kabupaten
Puslitbang Sumber Daya Air, Kemen Rokan Hulu melliputi Areal Penggunaan
PUPR, 2017. Lainya 15.35 %, Hutan Lindung 8.19%, Hutan
Penentuan status : Produksi Konversi 2.53%, dan Hutan Produksi
a. Status Belum Terlampaui apabila Terbatas 1.53%.
ketersediaan air lebih besar dari Tabel 1. Kapasitas Daya Dukung dan Daya
kebutuhan air total. Tampung Penyediaan dan Kebutuhan Air
b. Status Terlampaui apabila ketersediaan Sub DAS Tapung Kiri
air lebih kecil dari kebutuhan air total.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Status Penyediaan dan Kebutuhan Air
Status Ketersediaan dan Kebutuhan Air
Sub DAS Tapung Kiri merujuk pada Surat
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Nomor
297/Menlhk/Setjen/PLA.3/4/2019 tentang
Status Daya Dukung Air Nasional maka
perhitungan daya dukung dan daya tampung
lingkungan menganalisis status daya dukung Sumber: Analisis, 2020
air. Analisis dilakukan untuk mengetahui Status daya dukung penyediaan air Sub
secara kuantitatif kemampuan daya dukung air DAS Tapung Kiri sebesar 8.066.675.495.654
di suatu wilayah berupa potensi ketersediaan m3/tahun (belum terlampaui
dan kebutuhan air pertahun. Analisis dilakukan 8,081,928,463,194 m3/tahun dan sudah
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.1 No.5 Oktober 2020 1039
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
terlampaui 15,252,967,540 m3/tahun) yang 2 Kabupaten Rokan 64,358.68
Hulu
tediri dari Kabupaten Kampar sebesar 2a Kabun 35,608.51
5.819.417.217.022 m3/tahun (belum 2b Pendalian Iv Koto 828.68
terlampaui 5,834,670,184,562 m3/tahun dan Rokan Iv Koto 2,788.34
sudah terlampaui 15,252,967,540 m3/tahun) 2c Tandun 21,723.44
dan Rokan Hulu 2.247.258.278.631 m3/tahun
2d Ujung Batu 3,409.70
seluruhnya belum terlampaui. Status kebutuhan
Total 231,747.65 1,391.61
air Sub DAS Tapung Kiri sebesar
7.460.129.446.444 m3/tahun (belum Sumber: Analisis, 2020
terlampaui 621.799.016.750 m3/tahun dan Secara umum penyediaan air masih lebih
sudah terlampaui 19.067.070.750 m3/tahun) tinggi dari kebutuhan air (belum terlampaui),
yang tediri dari Kabupaten Kampar sebesar namun ada beberapa wilayah yang mengalami
5.442.642.044.062 m3/tahun (belum kekurangan air atau kebtuhan lebih banyak dari
terlampaui 392.028.140.500 m3/tahun dan ketersediaan (terlampaui). Kelebihan dan
sudah terlampaui 19.067.070.750 m3/tahun) kekurangna air di suatu wilayah secara spasial
dan Rokan Hulu seluruhnya belum terlampaui bersifat tidak mengumpul namun tersebar di
sebesar 229.770.876.250 m3/tahun. beberapa titik berdasarkan grid peta. Sehingga
Saat ini penyediaan air yang cukup dalam implementasi ada beberapa daerah yang
banyak di Sub DAS Tapung Kiri dimanfaatkan sulit mendapatkan air dan ada wilayah yang
untuk kebutuhan pertanian dan kebutuhan dengan mudah mendapatkan air. Berdasarkan
rumah tangga. Kebutuhan pertanian meliputi wilayah administrasi, Kabupaten Kampar
pertanian tanaman perkebunan, tanaman masih terdapat beberapa wilayah yang
pangan dan hortikultura serta tamanan lainya. kekurangan air yaitu dengan penyediaan air
Untuk kebutuhan rumah tangga meliputi sebesar 15,252,967,540 m3/tahun dan
kebutuhan Mandi Cuci dan Kakus (MCK) serta kebutuhan air sebesar 19,067,070,750
kebutuhan air untuk penunjang kehidupan m3/tahun. Wilayah yang terindikasi
sehari-hari untuk ternak dan lainya. Besar nya kekurangan air adalah tersebar di Kecamatan
daya dukung air yang lebih besar besar daripada Bangkinang Seberang terdapat wilayah yang
penyediaan yang tidak dimanfaatkan akan dengan penyediaan air sebesar 720,795,022
kembali ke badan sungai melalui aliran m3/tahun dan kebutuhan 1,144,165,500
permukaan. m3/tahun. Kecamatan Rumbio Jaya dengan
Tabel 2. Status Penyediaan, Kebutuhan Air penyediaan 5,636,850,989 m3/tahun dan
Sub DAS Tapung Kiri kebutuhan 7,095,709,500 m3/tahun.
Luas (Ha) Status Selanjutnya adalah Kecamatan Tapung dengan
No Administrasi
. Belum Terlampa ketesediaan air sebesar 8,895,321,529
Terlampaui ui
1 Kabupaten 167,388.97 1,391.61
m3/tahun dan kebutuhan air 10,827,195,750
Kampar m3/tahun. Wilayah Kabuaten Rokan Hulu tidak
1a Bangkinang Barat 9,737.45
terdapat kecamatan yang tingkat kebutuhan air
1b Bangkinang 8,438.48 170.38 melebihi dari ketersediaan air. Bagi wilayah
Seberang
1c Kampar Timur 3,783.03 yang berpotensi terdapat kekurangan air dapat
1d Rumbio Jaya 1,752.33 480.37 dilakukan dengan mengimpor dari wilayah
1e Salo 3,356.98
yang memilikipotensi ketersediaan air tinggi
1f Tambang 1,091.11
yaitu dengan cara melakukan reboisasi atau
penghijauam pada wilayah tersebut atau dengan
1g Tapung 112,440.74 740.86
diversivikasi tanaman yang bersifat tidak
1h Tapung Hilir 1,170.42
monokultur.
1i Tapung Hulu 22,326.51
Opportunity Cost
1j Xiii Koto Kampar 3,291.91

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
1040 Vol.1 No.5 Oktober 2020
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Biaya kesempatan adalah biaya dalam berbeda tergantung kepada jenis komoditi dan
konsep ilmu ekonomi (economic cost), biaya daerah penyedia bibit. Upah tanaman juga
kesempatan yang dimaksud adalah kesempatan tergantung kepada daerah masing-masing.
yang hilang akibat telah menentukan pilihan, Dalam penelitian ini yang dibahas
menggunakan alternative lain atau akibat dari adalah biaya perolehan dan bibit kelapa sawit
perubahan lingkungan yang terjadi karena alih mengingat Sub DAS Tapung secara pola ruang
fungsi lahan dari hutan menjadi selain hutan dan penutupan lahan didominasi kelapa sawit.
atau pemukiman yang berakibat kepadaa Biaya perolehan bibit tanaman kelapa sawit
kelangkaan sumber daya. (Mankiw, Hal ini adalah Rp. 45.000/batang, upah cabut angkut
terjadi akibat rasio lahan per orang menjadi Rp. 5.000/batang, upah langsir Rp.
berkurang dengan terus meningkatnya 2.000/batang, upah tanam Rp. 3.500/batang.
pertambahan penduduk dan meningkatnya Sehingga jika daerah tersebut tidak layak
kebutuhan air bersih untuk kehidupan. ditanami kelapa sawit maka kerugian yang akan
Pendekatan yang digunakan adalah biaya ditanggung oleh masyarakat adalah sebesar Rp.
perolehan air baku atau sebagai sumber air 55.500/batang.
bersih untuk kebutuhan pokok manusia dan
kebutuhan untuk lahan pertanian dan budidaya PENUTUP
ikan. Kesimpulan
Kebutuhan air yang seharusnya Berdasarkan analisis spasial dan ekonomi
diperoleh dengan membeli dari pihak lain maka penelitian ini dapat diambil kesimpulan
sebagai penyedia air dihitung berdasarkan sebagai berikut:
satuan rupiah, saat ini kebutuhan air dapat 1. Berdasarkan daya dukung daya tampung
digantikan oleh air yang diperoleh yang lingkungan hidup berbasis jasa ekosistem
disediakan oleh alam yang disebut jasa jasa penyediaan air tergolong dalam
penyediaan air. Jika asumsi yang dibangung kategori tinggi dan jasa pengaturan tata
terhadap kebutuhan rata-rata per orang adalah aliran dan banjir lebih tinggi. Sehingga
25 m3/hari dengan harga Rp. 500/m3 maka secara alami ada beberapa wilayah yang
alam sudah memberikan penghematan terhadap berpotensi terjadi banjir.
biaya yang seharusnya dikeluarkan sebesar Rp. 2. Berdasarkan ketersediaan air Sub DAS
12.500/hari. Kebutuhan manusia terhadap air Tapung Kiri mampu menyediaakan air
minum dan air bersih jika alam tidak sebesar 8.097.181.430.734 m3/tahun dan
menyediakan air dihitung berdasarkan harga air kebutuhan air untuk lahan pertanian dan
dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) manusia sebesar 8.097.181.430.734
sebagai penyedia air bersih yaitu sebesar m3/tahun. Sehingga secara umum lebih
Rp1.900 /kubik. Jika wilayah Sub DAS Tapung banyak air yang tersedia dari pada yang
Kiri tidak mampu menyediakan air untuk dikonsumsi (masih belum terlampaui)
kebutuhan manusia maka biaya yang harus 3. Berdasarkan opportunity cost terjadi
ditanggung untuk kebutuhan air rata-rata adalah penghemat pengeluaran air oleh
Rp. 2.400/orang/hari. masyarakat sebesar Rp. 12.500/hari untuk
Kebutuhan air untuk lahan pertanian pemenuhan kebutuhan hidup dan untuk
tergantung kepada jenis dan umur tanaman keperluan lahan pertanian.
serta pola tanam. Opportuni cost yang dibangun Saran
adalah jika di suatu wilayah tidak terdapat Dari kesimpulan diatas maka disarnakan:
sumber air maka tanaman tidak akan tumbuh. 1. Perlu daerah resapan air yang lebih besar
Sehigga opportunity cost yang dihitung adalah mengingat kapasitas penyediaan air lebih
biaya perolehan bibit tanaman hingga biaya besar daripada pengaturan.
tanam. Harga untuk setiap komditi pertanian

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.1 No.5 Oktober 2020 1041
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
2. Perlu kebijakan dalam pemanfaatan air [10] Widianto, D. Suprayogo, H. Noveras, RH.
mengingat Sub DAS Tapung Kiri adalah Widodo, P. Purnomosidhi dan M. Van
berada di Hulu DAS. Noordwijk. 2008. Alih Guna Lahan
3. Perlu kebijakan dalam pengelolaan jasa menjadi Lahan Pertanian: Apakah fungsi
ekosisten berbasis Payment Ecosistem hidrologis hutan dapat digantikan sistem
Services (PES) dan perlu agen sebagai kopin monokultur? Diakses pada tanggal
wadah pengelola. 20 Oktober 2008.
[11] Wischmeier dan Smith. 1978. Predicting
DAFTAR PUSTAKA Rainfall Erosion Losses – A guide to
[1] Asdak, C. 2004. Hidrologi dan Conservation Planning. USDA Agric,
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Handb. No. 537, 58 pp
Mada University Pres. Yogyakarta.
[2] De Groot. et. al. 1992. A typology for the
classification, description and valuation of
ecosystem functions, goods and services.
Elsevier.
[3] Lee, R. 1990. Hidrologi Hutan. Gadjah
Mada University Pres. Yogyakarta.
[4] Millennium Ecosystem Assessment
(MEA). 2005. Ecosystems and Human
Well- Being: Synthesis, Island Press,
Washington, USA.
[5] Muta'ali, Lutfi. 2015. Penyusunan Daya
Dukung dan Daya Tampung Lingkungan
Hidup Berbasis Jasa Ekosistem Sebagai
Dasar Pengendalian dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup. Presentasi Seminar.
Disampaikan dalam Diskusi Tim
DDDTLH Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan. Yogyakarta.
[6] Peraturan Menteri Kesehata RI Nomor: 41
6/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat-
syarat Dan Pengawasan Kualitas Air.
[7] Purwanto dan Ruijter. 2004. Hubungan
antara Hutan dan Fungsi Daerah Aliran
Sungai dalam Prosiding Lokakarya
Dampak Hidrologis Hutan, Agroforestri,
dan Pertanian Lahan Kering sebagai Dasar
Pemberian Imbalan kepada Penghasil Jasa
Lingkungan di Indonesia. Padang,
Sumatera Barat.
[8] Undang-Undang No. 41 Tahun 1999
tentang Kehutanan
[9] Verstappen, H. Th., 1983. Applied
Geomorphology: Geomorphological
Surveys for Environmental Development.
Elsevier: Amsterdam - Oxford - New York

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
1042 Vol.1 No.5 Oktober 2020
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)

Anda mungkin juga menyukai