Oleh
ABSTRACT
1)
Pusat Penelitian Oseanografi LIPI
25
(supporting services), jasa penyedia sumber obat, energi, sumber ikan hias.
(provisioning services) jasa pengaturan Cultural services adalah manfaat non-
(regulating services) dan jasa budaya material diperoleh dari ekosistem melalui
(cultural services). Supporting services pengayaan spiritual, perkembangan
adalah jasa ekosistem yang diperlukan kognitif, refleksi, rekreasi, dan
untuk produksi semua layanan ekosistem pengalaman estetika, misalnya budaya,
lainnya, misalnya; layanan daur ulang spiritual dan sejarah, pengalaman, ilmu
nutrisi, produksi primer dan pembentukan pengetahuan dan pendidikan
tanah. Layanan ini memungkinkan bagi
Seiring dengan perjalanan waktu,
ekosistem untuk menyediakan layanan
terjadi perubahan-perubahan dari konsep
seperti persediaan makanan, regulasi yang telah ditetapkan oleh MEA. The
banjir dan pemurnian air. Regulating Economics of Ecology and Biodiversity/
services adalah manfaat yang diperoleh TEEB (2010) menghapuskan supporting
dari regulasi proses ekosistem, misalnya services dan menggantinya dengan
penyerapan karbon dan pengaturan iklim, habitat services dengan alasan bahwa
dekomposisi limbah dan detoksifikasi; hal ini dilakukan untuk mencegah
pemurnian air dan udara, pengendalian penghitungan ganda dalam menilai
hama dan penyakit. Provisioning ekosistem. Selanjutnya Burkhard et al.
services adalah produk yang diperoleh (2012) menggunakan istilah Ecological
dari ekosistem, misalnya makanan, Integrity untuk komponen supporting
bahan baku, sumber daya genetik, services (Tabel 1.)
Ecological
Supporting services Supporting services Habitat services
integrity
Regulating
Regulating Services Regulating services Regulating services
services
Cultural
Cultural Services Cultural services Cutural services
services
26
Informasi tentang tentang jasa secara fisik maupun biologis. Sebagai
ekosistem di daratan telah dipublikasikan contoh, ekosistem mangrove berfungsi
oleh beberapa peneliti, diantaranya sebagai penahan laju sedimentasi dari
adalah Burkhard et al. (2012), sedangkan daratan, sehingga menjaga kejernihan
informasi jasa ekosistem perairan masih air yang masuk ke ekosistem lamun
sangat terbatas dan dipublikasikan dan terumbu karang. Demikian pula
oleh Sjafrie et al. (2015) mengenai jasa dengan fungsi ekosistem lamun sebagai
ekosistem lamun. pemerangkap sedimen, sehingga menjaga
kejernihan air yang masuk ke ekosistem
terumbu karang (Hemminga & Duarte,
PENGERTIAN JASA EKOSISTEM 2000). Unsworth et al. (2009) melihat
PESISIR penggunaan habitat dari Lethrinus
Wilayah pesisir memiliki harak (ikan lencam), hasil penelitian
berbagai pengertian. Menurut Soegiarto mereka menunjukkan bahwa pada stadia
(1976) dan Dahuri et al. (2001), wilayah juvenil ikan tersebut banyak dijumpai di
pesisir merupakan daerah pertemuan daerah lamun, sedangkan ikan dewasa
antara darat dan laut, ke arah darat hanya ada di daerah terumbu karang.
meliputi bagian daratan yang masih Selanjutnya, Jaxion-Ham et al. (2012)
dipengaruhi sifat-sifat laut, misalnya melihat keterkaitan antar habitat sebagai
pasang surut, angin serta perembesan nursery ground. Mereka membedakan
air laut; ke arah laut meliputi bagian ikan-ikan kedalam tiga kategori, yaitu
laut yang masih dipengaruhi oleh sifat- habitat specialist untuk ikan yang selama
sifat daratan, misalnya aliran air tawar, hidupnya menempati satu habitat, habitat
sedimentasi ataupun kegiatan manusia di generalis untuk ikan yang bergerak
darat. Berdasarkan Keputusan Menteri bebas dari habitat satu ke habitat yang
lain dan ontogenic shifters yang hanya
Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.10/
sebagian hidupnya tinggal di suatu
MEN/2002 tentang Pedoman Umum
habitat, sedangkan sebagian lagi hidup
Perencanaan Pengelolaan Terpadu,
di habitat lainnya. Hasil pengamatan
wilayah pesisir didefinisikan sebagai
mereka menyimpulkan bahwa di terumbu
daerah peralihan antara ekosistem darat
karang ikan yang ada didominasi oleh
dan laut yang saling berinteraksi. Kearah
ikan dewasa, sedangkan yang juvenil
laut, sepanjang 12 mil dari garis pantai
di lamun dan mangrove. Ikan kakatua,
untuk provinsi dan 4 mil untuk kabupaten/
Scarus iseri dijumpai di ketiga habitat,
kota.
sedangkan Lutjanus apodus pada stadia
Di dalam wilayah pesisir juvenil banyak dijumpai di mangrove
terdapat tiga ekosistem penting yaitu sebelum bermigrasi ke terumbu karang.
ekosistem mangrove, ekosistem lamun Dari uraian di atas dapat diambil
dan ekosistem terumbu karang (Gambar kesimpulan bahwa banyak spesies yang
1). Ketiga ekosistem tersebut saling menggunakan lamun dan mangrove
berinteraksi dan memiliki konektivitas sebagai nursery ground.
27
Gambar 1. Hubungan antara ekosistem mangrove, lamun dan terumbu karang
(www.google.co.id/search/hubungan antara mangrove lamun dan terumbu karang)
28
tempat singgah migrasi burung, dan Nipah memiliki arti ekonomi yang sangat
sebagai habitat satwa liar (Nontji, 1987). penting bagi masyarakat. Beberapa
Penelitian tentang manfaat mangrove masyarakat menganyam daun tersebut
terhadap tsunami telah dilakukan oleh untuk dijadikan tikar atau atap rumah dan
Istiyanto et al. (2003) dalam skala dapat bertahan sampai 5 tahun (Inoue et
laboratorium. Hasil penelitian tersebut al., 1999).
memperlihatkan bahwa rumpun bakau
(Rhizophora spp.) dapat memantulkan, 4) Obat tradisional. Air rebusan
meneruskan dan menyerap energi R. hizophora apiculata dapat digunakan
gelombang tsunami yang diwujudkan sebagai astrigent. Kulit R. mucronata
dalam perubahan tinggi gelombang dapat digunakan untuk menghentikan
tsunami melalui rumpun tersebut. pendarahan. Air rebusan Ceriops tagal
Disimpulkan bahwa keberadaan dapat digunakan sebagai antiseptik
mangrove di sepanjang pantai dapat luka, sedangkan air rebusan Acanthus
memperkecil efek gelombang tsunami illicifolius dapat digunakan untuk obat
yang menerjang pantai. diabetes.
29
nutrisi, satu hektar padang lamun yang ikan di daerah lamun, 23% di daerah
sehat dapat mendukung sebanyak 40.000 karang dan tidak ada yang menangkap
juvenil ikan, dan 50 juta juvenil kerang. ikan di daerah mangrove. Pada saat
Diperkirakan bahwa antara 70-90 % ikan surut, para perempuan dan anak-anak
komersial menghabiskan sebagian waktu mengambil biota dari perairan lamun.
hidupnya di habitat padang lamun (www.
seagrassrecovery.com/seagrass). Selain Informasi yang dikumpulkan
itu, satu hektar padang lamun yang sehat dari berbagai sumber menyebutkan
dapat menghasilkan lebih dari 10 ton bahwa ekosistem lamun merupakan
daun per tahun, menyediakan makanan, nursery dan feeding ground bagi biota
habitat dan daerah asuhan untuk ikan, yang hidup di dalamnya (Hemminga
kerang, penyu dan dugong (Hemminga & Duarte, 2003; Unsworth et al.,
& Duarte, 2000). Ekosistem lamun 2007). Sebagai tempat pemijahan biota
memiliki arti penting karena habitat (spawning) dan membesarkan anak
lamun menempati tempat ketiga dari jasa (rearing), tempat berlindung biota,
ekosistem dan sumberdaya alam dunia pemasok nutrisi, tempat hidup hewan
(Cullen-Unsworth et al., 2013). Untuk langka (dugong, trochus, kima, kuda
itu pengelolaan ekosistem lamun menjadi laut) serta kaya akan keanekaragaman
sangat diperlukan jenis biota. Salah satu jenis biota yang
penting adalah dugong, karena hewan
Ekosistem lamun memberikan ini telah terancam punah. Dugong hanya
berbagai produk dan jasa lingkungan memakan lamun, oleh sebab itu dugong
terhadap terhadap ekosistem di sekitarnya, mendapat julukan seagrass specialist
seperti mangrove dan terumbu karang, (Sheppard et al., 2006).
juga terhadap masyarakat yang tinggal
di sekitarnya (Cullen-Unsworth et al., Beberapa jasa pengaturan yang
2013). Hasil penelitian Torre-Castro dapat diperoleh dari ekosistem lamun
& Ronnback (2004) tentang hubungan adalah sebagai penyerap karbon, penstabil
antara lamun dan manusia di Afrika pH air laut, dan penahan arus. Chiu et al.
timur memperlihatkan bahwa lamun (2013) menunjukkan bahwa 20% karbon
memberikan jasa lingkungan sebagai budget dari daun dimakan oleh ikan dan
daerah penangkapan ikan, tempat bulu babi, sedangkan 80% mengalir
meletakkan perangkap ikan, sumber sebagai detritus. Hal ini menunjukkan
biota bagi masyarakat serta menyediakan bahwa daun lamun merupakan sumber
lahan bagi usaha budidaya rumput laut. makanan penting untuk herbivora yang
Ikan-ikan yang tertangkap di ekosistem hidup di dalamnya. Oleh karena itu
lamun umumnya berasal dari Famili padang lamun mempunyai peran sebagai
Scaridae, Siganidae, Mullidae Labridae penyerap karbon dan penyumbang
dan Lethrinidae. Dari wawancara yang nutrisi ke lingkungan sekitarnya
dilakukan, diketahui bahwa 70% nelayan (terumbu karang) melalui pergerakan
di Chawaka (Afrika Timur) menangkap air. Unsworth et al. (2012) menyatakan
30
bahwa ekosistem lamun juga memiliki bahari (Suharsono, 2007).
peluang untuk menjaga kestabilan pH air
Beberapa peneliti telah
laut. Keberadaan lamun dapat menaikkan
melakukan valuasi nilai ekonomi
akan menaikkan pH sebesar 0,38 dan
terumbu karang dari berbagai aspek.
menaikkan omega agaronite (unsur
Caesar (1996) mengatakan bahwa nilai
pembentuk kerangka kapur) sebesar 2,9.
terumbu karang Indonesia adalah sebesar
Hasil penelitian Manca et al. (2012)
$US 4,2 milyar dari aspek perikanan,
di laboratorium menunjukkan bahwa
wisata dan perlindungan laut. Nilai ini
Posidonia oceanica dapat meredam
belum termasuk nilai manfaat terumbu
gelombang sehingga dapat dijadikan
karang sebagai pelindung pantai, bahan
sebagai pelindung pantai dari erosi.
bangunan, sumber pangan serta obat-
obatan. Sjafrie (2010) menghitung nilai
Jasa Ekosistem Terumbu Karang
ekonomi terumbu karang di perairan
Terumbu karang merupakan salah Selat Nasik, Kabupaten Belitung. Hasil
satu ekosistem yang ada di laut yang kaya valuasi menunjukkan bahwa nilai
akan keanekaragaman hayati memiliki ekonomi terumbu karang di perairan
manfaat yang sangat besar di sektor tersebut adalah sebesar Rp 112.624.393/
perikanan. Sudah menjadi rahasia umum tahun/ha atau $US 27.387/tahun/
bahwa terumbu karang merupakan suatu ha. Kontribusi terbesar diperoleh dari
nilainya sebagai bahan bangunan diikuti
ekosistem yang unik, sumber nutrisi untuk
oleh produksi perikanan, habitat ikan
kehidupan biota yang ada di laut. Sebagai
dan sebagai pelindung pantai. Sawyer
salah satu ekosistem di wilayah pesisir
pada tahun 1992 (dalam Suharsono,
dan juga tersebar di kawasan pulau-pulau 2007) telah menghitung nilai ekonomi
kecil, terumbu karang berfungsi sebagai terumbu karang dari hasil perikanan
tempat pemijahan (spawning ground), di Takabonerate, Sulawesi Selatan dan
daerah asuhan (nursery ground) dan memperoleh nilai ekonomi sebesar $ US
tempat mencari makan (feeding ground) 777/km2.
oleh kebanyakan ikan (Nybakken, 1992).
Tingginya produktivitas perikanan ANALISIS JASA EKOSISTEM
(ikan-ikan karang) yang memiliki nilai PESISIR
ekonomi tinggi mengartikan bahwa
Analisis jasa ekosistem
terumbu karang memberikan sumbangan
diperlukan untuk pengelolaan. Burkhard
langsung bagi sektor tersebut. Manfaat
et al. (2012) telah melakukan analisis jasa
lain ekosistem terumbu karang adalah ekosistem dengan menggunakan matriks.
sebagai sumber bibit budidaya, misalnya Matriks yang dibangun merupakan
bibit ikan kerapu, teripang, kekerangan integrasi antara jasa ekosistem dengan
dan rumput laut, sumber bahan dasar tutupan lahan yang ada yang kemudian di
konstruksi dan objek kegiatan wisata tuangkan dalam bentuk spasial. Analisis
31
tersebut dikenal sebagai ‘matriks jasa kepada manusia. Jasa ini mencakup
ekosistem’. Pada ekosistem daratan, semua jasa yang berhubungan dengan
pembuatan matriks integrasi tersebut proses ekologi yang berjalan di dalam
lebih mudah karena data tipe tutupan ekosistem. Jasa pengaturan yang tidak
lahan tersedia, misalnya data tutupan langsung diberikan kepada manusia. Jasa
lahan untuk pemukiman, pertanian, ini merupakan jasa yang diperoleh oleh
industri dan sebagainya. Sebaliknya ekosistem dan berperan dalam mengatur
untuk wilayah ekosistem pesisir data proses yang ada di dalam dan di luar
tutupan lahan sangat terbatas dan inilah ekosistem lamun. Jasa persediaan
yang menjadi kendala dalam pembuatan merupakan jasa yang diberikan langsung
matriks. oleh ekosistem kepada manusia, misalnya
sebagai sumber perikanan. Jasa budaya
Penulis telah melakukan analisis merupakan jasa yang langsung diberikan
jasa ekosistem lamun, mengadopsi kepada manusia tetapi dalam bentuk non-
Burkhard et al. (2012) dengan melakukan material. Sebagai contoh adalah kegiatan
beberapa modifikasi. Untuk melakukan wisata di ekosistem mangrove, lamun
analisis jasa lamun, beberapa langkah atau terumbu karang (Burkhard et al.,
dilakukan, yaitu: 1) mengidentifikasi 2012).
komponen jasa ekosistem; 2)
mengidentifikasi tipe tutupan lahan atau Langkah awal adalah
penggunaan lahan; 3) membuat matriks mengidentifikasi fungsi dan manfaat
jasa ekosistem dan melakukan penilaian. ekosistem dari berbagai sumber
informasi ataupun pengamatan langsung
a. Mengidentifikasi Komponen Jasa
(untuk skala yang lebih kecil). Setelah
Ekosistem
jasa ekosistem terpetakan, selanjutnya
Identifikasi jasa ekosistem jasa ekosistem tersebut dikelompokkan
bertujuan untuk memetakan komponen ke dalam komponen jasa ekosistem
jasa pendukung (ecological integrity), (pendukung, pengatur, penyedia dan
jasa pengaturan, jasa persediaan dan jasa budaya). Tabel 2 memperlihatkan jasa
budaya. Jasa pendukung merupakan ekosistem dari mangrove, lamun dan
jasa yang tidak langsung diberikan terumbu karang.
32
Pelindung pantai v v v
Pemerangkap sedimen v
Mempertahankan pH air laut v
Peredam arus v v v
Menjaga kejernihan air v
Penstabil substrat v
Melihat arah arus v
Menahan laju sedimentasi v
Menjaga erosi pantai v
Sumber ikan v v
Sumber kepiting v v
Sumber invertebrata v v
Sumber ikan hias v v
Sumber benih v v v
Obat v v v
Pupuk v
Atap rumah/konstruksi v v
Arang dan kayu bakar v v
Sumber tannin v v
Bioprospecting v v v
Tempat meletakkan perangkap v v
Tempat berlabuh kapal v v
Tempat dermaga v v
Alur kapal v v
Rekreasi/wisata v v v
Nilai intrinsik dan biodiversitas v v
* Anwar & Gunawan (2006); **Sjafrie et al. (2015); *** Nybakken 1992
33
morfologi dasar perairan diketahui matriks terbentuk, langkah selanjutnya
melalui pengamatan dan wawancara adalah melakukan penilaian terhadap
dengan nelayan lokal. tiga matriks (Tabel 3, Tabel 4 dan Tabel
5). Pertama matriks kapasitas (supply),
c. Membuat Matriks Jasa Ekosistem kisaran nilai adalah 0-5 (Burkhard et al.,
dan Melakukan Penilaian 2012) atau 0-3 (Sjafrie et al., 2015). Nilai
nol mengartikan tidak ada hubungan
Matriks jasa ekosistem terdiri atas antara tutupan lahan/habitat/ morfologi
sumbu-x dan sumbu-y. Sumbu-x adalah ekosistem (sumbu-x) dengan kapasitas
hasil identifikasi tutupan lahan, sedangkan jasa ekosistem (sumbu-y). Nilai positif
sumbu-y adalah komponen jasa dari rendah sampai tinggi, menyatakan
ekosistem (Sjafrie et al., 2015). Setelah hubungan kapasitas.
34
dibandingkan dengan tahun sebelumnya, (demand). Kisaran nilai adalah -5 sampai
artinya adalah hubungan permintaan 5 (Burkhard et al., 2012); atau -3 sampai
antara karang dengan hasil tangkapan 3 (Sjafrie et al., 2015). Nilai negatif
ikan karang mempunyai nilai yang tinggi. mengartikan bahwa permintaan melebihi
Ketiga, matriks ketersediaan (budget), persediaan (demand > supply), demikian
nilai matriks ini diperoleh dari hasil pula sebaliknya.
pengurangan antara matriks kapasitas
(supply) dengan matriks permintaan
Tutupan lahan
Jasa Ekosistem
LC1 LC2 LC3 LC4 ......... LCn
Jasa Pengaturan
RdS1
………………..
RdSn
Jasa Persediaan
PdS1
…………………
PdSn
Jasa budaya
CdS1
……………….
CdSn
Tutupan lahan
Jasa Ekosistem
LC1 LC2 LC3 LC4 ......... LCn
Jasa Pengaturan
RbS1 RsS1- RdS1
………………..
RbSn
Jasa Persediaan
PbS1 PsS1- PdS1
…………………
PbSn
35
Jasa budaya
CbS1 CsS1- CdS1
……………….
CbSn
36
Gambar 2. Contoh hasil analisis dengan matriks jasa ekosistem (Sjafrie et al., 2015).
37
pengelolaan pesisir dan laut. Kay Caesar, H. 1996. Economic analysis
& Alder (1999) mengatakan bahwa of Indonesian coral reef.
pendekatan perencanaan pengelolaan Working Paper Series “Work
pesisir cenderung merupakan bagian in Progress”. World Bank,
atau gabungan dari sejumlah teori Washington DC: 97 pp.
perencanaan untuk memberikan solusi
perencanaan terbaik, yaitu rational, Chiu, S., Y. Huang and H. Lin. 2013.
incremental, adaptive dan consensual Carbon budget of leaves
planning. Pembangunan berkelanjutan of the tropical intertidal
(sustainable development) adalah akhir seagrass Thalassia hemprichii.
dari tujuan pengelolaan yang didalamnya Estuarine, Coastal and Self
telah mengakomodir aspek ekologi, Science 125: 27-35.
sosial, ekonomi yang berada dalam
keadaan saling terkait dan terintegrasi Chua, Thi-Eng. 2006. The Dynamics
(Chua, 2006). of Integrated Coastal
Management: Practical
Applications in the Sustainable
DAFTAR PUSTAKA
Coastal Development in
East Asia. GEF/UNDP/
Anwar, C dan H. Gunawan. 2006. Peranan
IMO Regional Programme
Ekologis dan Sosial Ekonomis
on Buldings Partnerships in
Hutan Mangrove dalam
Environmental Management
Mendukung Pembangunan
for the Seas of East Asia
Wilayah Pesisir. Makalah
(PEMSEA), Quezon City,
Utama pada Ekspose Hasil-
Philippines. 431p.
hasil Penelitian: Konservasi
dan Rehabilitasi Sumberdaya
Costanza. R., R. D’arge; R. De Groot;
Hutan. Padang, 20 September
S. Farberk, M. Grasso, B.
2006. 12 hal.
Hannon, K. Limburg, S. Naeen,
R. V. O’neill, J. Paruello, R. G.
Bengen, D.G. 2002. Ekosistem
Raskin, P. Sutton and M. Van
Sumberdaya Pesisir dan Lautan
Den Belt. 1997. The Value of
serta Prinsip Pengelolaanya.
the world’s ecosystem services
Sinopsis. Bogor: PKSPL IPB.
and natural capital. Nature 387:
253-260
Burkhard, B., F. Kroll, S. Nedkov and
F. Muller. 2012. Mapping
Cullen-Unsworth, L.C and R.K.F.
ecosystem service supply,
Unsworth. 2013. Seagrass
demand and budgets.
meadows, Ecosystem Services
Ecological Indicators 21: 17–
and Sustainability. Environment
29
38
Science and Policy for Kehutanan dan Perkebunan dan
Sustainable Development JICA. Jakarta.
Magazine 55 (3): 14-26 [doi10
.1080_00139157.2013.785864] Istiyanto, D.C., S.K. Utomo, dan Suranto.
2003. Pengaruh Rumpun Bakau
Cullen-Unsworth, L.C, L.M. Nordlund, terhadap Perambatan Tsunami
J. Paddcock, S. Baker, L.J. di Pantai. Makalah pada
Mckenzie and R.K.F. Unsworth. Seminar Nasional “Mengurangi
2014. Seagrass medows Dampak Tsunami:
globally as coupled social- Kemungkinan Penerapan Hasil
ecological system: Implication Riset” di Yogyakarta, 11 Maret
for human wellbeing. Marine 2003.
Pollution Bulletin 83: 387-397
Jaxion-Ham, J., J. Saunders and M.R.
Dahuri, R., J. Rais, S. Putra Ginting dan Speight. 2012. Distribution of
M.J. Sitepu. 2001. Pengelolaan fish in seagrass, mangrove and
Sumberdaya Wilayah Pesisir coral reef: life-stage dependent
dan Lautan secara Terpadu. PT habitat use in Honduras. Rev.
Pradnya Paramita, Jakarta. 326 Biol. Trop. 60(2): 683-698.
hal.
Kay, R and J. Alder. 1999. Coastal
De la Torre-Castro, M and P. Ronnback. Planning and Management. E & FN
2004. Link between human SPON, London. 375 p
seagrasses – an example from
Tropical East Africa. Ocean Keputusan Menteri Kelautan dan
& Coastal Management 47: Perikanan Nomor: KEP.10/
361–387 MEN/2002 tentang Pedoman
Umum Perencanaan
http://www.seagrassrecovery.com/ Pengelolaan Pesisir Terpadu
seagrass/ diakses tanggal 25 April 2014.
Kiswara. W. 2009. Perspekif Lamun
http:// www.google.co.id/search dalam Produktivitas Hayati
hubungan antara mangrove, Pesisir. Dalam Prosiding
lamun dan terumbu karang. Lokakarya Nasional I
diakses tanggal 7 Oktober 2016. Pengelolaan Ekosistem Lamun
(Hutomo M, Bengen, .G,
Kuriandewa, T. Taurusman,
Inoue, Y., O. Hadiyati, H.M.A. Affendi, A.A dan Haryani, E,B, eds.).
K.R. Sudarma dan I.N. Budiana. Jakarta, 18 November 2009:
1999. Model Pengelolaan Hutan 91-119.
Mangrove Lestari. Departemen
39
Manca, E., I. Careces, J.M. Alsina, V. Sjafrie, N.D.M. 2010. Nilai Ekonomi
Stratigaki, I. Towned and C.L. Terumbu Karang Di Kecamatan
Amos. 2012. Wave energy and Selat Nasik, Kabupaten
wave induced flow reduction Belitung. Oseanologi dan
by full-scale model Posidonia Limnologi di Indonesia 36(1):
oceanica seagrass. Continental 97-109
Shelf Research, (50-51): 100-
Sjafrie, N.D.M, L. Adrianto, A. Damar
116.
dan M. Boer. 2015. Analisis
keseimbangan jasa ekosistem
Millenium Ecosystem Assessment. 2005.
lamun. Oseanologi dan
Ecosystems and Well-Human
Limnologi di Indonesia 41(3):
Being Synthesis. Island Press.
291-304.
Washington DC. 137 p.
40