1. Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan dan Wisata. 2009.Pedoman perencanaan pemberdayaan masyarakat
partisipatif. Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Kementerian Kehutanan.
2. Cahyono SA, Suyanto. 2006. Imbal Jasa Multifungsi DAS untuk Mendukung Pengelolaan Daerah Aliran
Sungai.Bogor.
3. Environmental Protection Agency (EPA). 2011. Municipal Solid Waste Generation, Recycling, and Disposal in the
United States: Facts and Figures for 2010. Environmental Protection Agency. Office of Solid Waste and
Emergency Response. Washington. DC: U.S.
4. Hayati, 2011. Valuasi ekonomi jasa lingkungan di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. Balai Penelitian
Kehutanan Makassar
5. Hedge, R. and Bull, G.Q. 2011. Performance of an Agro-forestry Based Paymentsfor-Environmental-Services
Project in Mozambique : a Household Level Analysis. Ecological Economis, 71 : 122-130.
6. Leimona B, Munawir, Ahmad NR. 2011. Gagasan Kebijakan Konsep Jasa Lingkungan dan Pembayaran Jasa
Lingkungan di Indonesia. Bogor: RUPES- ICRAF.
7. OECD.2019.Tinjauan Pertumbuhan Hijau Indonesia 2019. Jakarta.
8. Shrieves, Ronald E. dan Wachowicz, John M., Jr. “Free Cash Flow (FCF), Economic Value Added (EVA), and Net
Present Value (NPV): A Reconciliation of Variations of Discounted-Cash-Flow (DCF) Valuation”.
Definisi Jasa Lingkungan
• Jasa ekosistem dalam mengatur dan menjaga kualitas udara, pengaturan iklim, pengaturan air, control erosi,
penjernihan air, dan pengaturan penyakit.
•Jasa dalam menyediakan sumber bahan makanan, obat-obatan alamiah, sumber daya genetik, kayu bakar,
serat, air
• Jasa ekosistem dalam mendukung produksi produk utama seperti produksi oksigen, ketahanan tanah,
pendauran hara, penyerbukan, dan ketersediaan habitat
• Jasa ekosistem yang terkait dengan identitas dan keragaman budaya, nilai-nilai religious dan spiritual,
pengetahuan (traditional dan formal), inspirasi, nilai estetika, hiburan, hubungan sosial, dan rekreasi
Pemanfaatan Jasa Lingkungan
Berdasarkan fungsi ekosistem terhadap manusia, maka jenis jasa
lingkungan dibagi menjadi:
Manfaat langsung (produksi/memiliki pasar)
manfaat tidak langsung:
o Tata Kelola DAS
o Perlindungan Kehati dan keindahan alam
o Mitigasi perubahan iklim dan perlindungan cadangan karbon
Jasa Lingkungan
2. Kemanfaatan umum
mengandung pengertian bahwa pemanfaatan jasa lingkungan hutan mengutamakan kemanfaatan bagi
kepentingan umum sebagai prioritas utama, dan kemudian baru untuk kepentingan lain.
3. Partisipatif
mengandung pengertian bahwa dalam penyelenggaraan pemanfaatan jasa lingkungan hutan dilakukan
berbasis peran serta masyarakat dan para pihak sejak pemikiran awal sampai dengan pengambilan
keputusan, maupun pelaksanaan kegiatan yang mencakup tahapan perencanaan, pembangunan,
peningkatan, operasi, pemeliharaan, dan rehabilitasi. Partisipatif tersebut mempersyaratkan adanya rasa
saling mempercayai, keterbukaan, rasa tanggungjawab, dan mempunyai rasa ketergantungan
(interdependency) di antara sesama para pihak (stake holder). Masing-masing stakeholder harus jelas
kedudukan dan tanggung jawab yang harus diperankan, serta yang juga cukup penting dalam pemanfaatan
jasa lingkungan hutan adanya distribusi pembiayaan dan keuntungan yang proporsional di antara pihak-
pihak yang berkepentingan.
Azas, Tujuan dan Fungsi Pengelolaan Pemanfaatan Jasling
8. Kemandirian, mengandung pengertian bahwa pemanfaatan jasalingkungan hutan secara bertahap tidak
tergantung sepenuhnya pada pembiayaan Pemerintah baik melalui Anggaran Negara atau Anggaran Daerah
untuk pembiayaan pelayanan bagi pemanfaat yang komersial dan tidak komersial, kecuali dalam batasan
tertentu yang ditujukan bagi kepentingan sosial, kesejahteraan dan keselamatan umum, menumbuhkan
partisipasi swasta dan masyarakat melalui kerjasama pengelolaan pemanfaatan jasa lingkungan berdasar
kaidah-kaidah pengusahaan yang sehat.
Azas, Tujuan dan Fungsi Pengelolaan Pemanfaatan Jasling
9. Transparansi
mengandung pengertian bahwa pemanfaatan jasa lingkungan hutan dilakukan secara terbuka dengan
kewajiban menyediakan informasi kepada publik, serta publik mendapatkan akses informasi guna
mengetahui perkembangan dan pelaksanaan kegiatan pengelolaan pemanfaatan jasa lingkungan hutan
tersebut.
• nilai yang diberikan berdasarkan hubungan timbal balik antara antar suatu sistem (contoh kemampuan
suatu tutupan lahan dalam menurunkan tingkat erosi, mengurangi emisi)
• nilai yang diberikan oleh manusia terkait keberadaan suatu jasa lingkungan terhadap kebudayaan, sejarah,
religi, spiritual, wisata, edukasi (contoh :kemampuan suatu tutupan lahan dalam dalam memberikan
manfaat untuk budaya, kegiatan religi atau pariwisata)
NILAI EKONOMI
• nilai yang diberikan terkait keberadaan suatu jasa lingkungan secara ekonomi, biasanya dinilai dalam
satuan moneter (contoh: produk jasa lingkungan, suatu ekosistem untuk eko-wisata, sebagai jaminan
untuk masa depan)
Kebijakan Pengelolaan Lingkungan
UU No.32 Tahun 2009 ttg Pengelolaan Lingkungan Hidup
UU No.41 Tahun 1999 ttg Kehutanan
UU No.7 Tahun 2004 ttg Pengelolaan sumberdaya air
Keputusan menteri
Perda-perda
TERIMAKASIH