Anda di halaman 1dari 9

Nama : Romi Hadad Ramdani

NIM : 20210710008
Materi 1
Resume Hasil Kuliah Umum Forestry Update Course (FUCo)
Kehutanan dan Lingkungan Hidup Indonesia dalam Perspektif Global/Internasional
PROF. DR. IR. SITI NURBAYA, MSI.

UUD 1945 Pasal 33 Ayat (3) Menyatakan bahwasannya “ Bumi dan Air dan
Kekayaan Alam yang terkandung di dalamnya di kuasai oleh negara dan digunakan
untuk sebesar-besar Kemakmuran rakyat”

UUD 1945 Pasal 33 Ayat (4) “ Perekonomian nasional diselenggarakan


berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prindip kebersamaan, Efisiensi berkeadilan
keberlanjutan, Berwawasan Lingkungan, Kemandirian serta dengan menjaga
keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.” UU Nomor 41 Tahun
1999 :

“ Penyelenggeraan Kehutanan Berdasarkan Manfaat dan Lestari, Kerakyatan,


Keadilan, Kebersamaan, Keterbukaan, Dan Keterpaduan. “

• Penguatan Hutan oleh Negara dalam Hal:


1) Mengatur dan mengurus yang berkaitan dengan Hutan, Kawasan Hutan dan Hasil
Hutan
2) Menetapkan Status wilayah
3) Mengatur dan Menetapkan hubungan hukum

Hutan adalah Suatu Kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi SDH
yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam, Lingkungannya yang tidak
dapat di pisahkan.

• Nilai Strategis Hutan


1) Hutan merupakan sistem penyangga kehidupan dengan fungsi Ekologi, ekonomi, dan
sosial
2) Hutan merupakan Sumber plasma nutfah Keanekaragaman Hayati
3) Hutan merupakan Komponen penting dalam perubahan Iklim
4) Hutan merupakan faktor penting dalam siklus tata air
5) Hutan berperan sebagai fungsi sosial dan ekonomi masyarakat
6) Sumber penyedia ruang sebagai memenuhini dinamika pembangunan
• Tutupan Lahan:
1) Berhutan ( Lahan kering, Rawa, Mangrove, Tanaman)
2) Tidak Berhutan

Kawasan Hutan (Status Hutan) Kawasan Hutan adalah wilayah tertentu yang
ditunjuk/ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaan nya sebagai
Hutan tetap.

• Kawasan Hutan:
1) Hutan Konservasi
2) Hutan Lindung
3) Hutan Produksi (Tetap, Terbatas, Dapat di Konversi )
4) Areal Penggunaan Lain (APL)

Konsep Lansecape sebagai suatu sistem Sosio-Ekologi:

Composisi landscape merupakan campuran penutup lahan dan penggunaan


lahan seperti Vegetasi alami, lahan pertanian, pemukiman, area pedesaan dan area
perkotaan.

Struktur Lanscape merupakan pengaturan spasial berbagai penutupan lahan


dan penggunaan lahan (LULC) yang berbeda-beda beserta norma dan tata Kelola
yang berkontribusi terhadap karakter.

Batas Lanscape meerupakan bergantung pada tujuan pengelolaan pada


pemangku kepentingan, batas landscape mungkin terpisah atau tidak jelas dan
mungkin sesuai DAS fitur lahan yang berbeda , batas Yurisdiksi, atau memotong
garis demarkasi tersebut.

Landscape sistem socio-Ekologi mencakup mosaik ekosistem alami dab


Buatan dengan konfigurasi karakteristik topografi, vegetasi, penggunaan lahan,
pemukiman, yang dipengaruhi oleh aktivitas ekologi, sejarah, ekonomi, dan budaya
dari suatu area hutan bagian tidak terpisahkan dari suatu landscape.
Status kondisi Ekosistem Hutan menjadi penopang keberlanjutan landscape :

1) Keberlanjutan Proses, Fungsi dan Produktivitas Lingkungan (Kualitas


LH yang baik dan sehat) mencakup Udara , Lahan, Air, Laut, dan Biodiversity 2)
Keselamatan, Mutu hidup dan Kesejahteraan Masyarakat
• Fungsi Lingkungan
1) Fungsi Regulasi : Kapasitas ekosistem dalam mengatur proses ekologis
esensial menunjang sistem kehidupan dan mempertahankan Kesehatan lingkungan
dengan menyediakan udara bersih, air, dan tanah.
2) Fungsi Pembawa/carrier : Ekosistem menyediakan ruang dan bahan atau
medium untuk aktivitas Manusia
3) Fungsi Produksi : Menyediakan sumber daya pangan, bahan mentah, energi
sampai material genetic.
4) Fungsi Informasi : Alam memberi kontribusi kepada Kesehatan Mental untuk
refleksi, pencerahan spiritual, membangun kognitif dan pengalaman estetika.
Isu-isu strategis dalam pengelolaan Hutan :

a) Pengelolaan Berbasis Landscape


b) Lingkungan Hidup
c) Perubahan Iklim
d) Pengelolaan Berbasis Spasial (Keruangan )
e) Deforestasi
f) Kebakaran Hutan dan Lahan
g) Pengelolaan Gambut
h) Pengelolaan Mangrove
i) Green Economy.
Sejak tahun 2015 hingga 2023, Indonesia telah melakukan sejumlah upaya
untuk memajukan bidang kehutanan dan lingkungan hidupBeberapa capaian
pembangunan yang signifikan selama periode ini termasuk:
1. Perluasan Kawasan Konservasi:
Indonesia terus berkomitmen untuk melindungi dan melestarikan kawasan-
kawasan konservasi, termasuk taman nasional, kawasan lindung, cagar alam, dan
kawasan konservasi lainnyaUpaya ini bertujuan untuk mempertahankan
keanekaragaman hayati dan ekosistem alam
2. Pengendalian Deforestasi:
Pemerintah Indonesia melakukan upaya untuk mengendalikan deforestasi
melalui kebijakan- kebijakan yang lebih ketat terkait dengan izin penebangan,
pengelolaan hutan, dan rehabilitasi lahan terdegradasi
3. Pengembangan Energi Terbarukan:
Indonesia terus berinvestasi dan mengembangkan sumber energi terbarukan,
seperti energi surya, energi angindan bioenergi, untuk mengurangi ketergantungan
pada bahan bakar fosil dan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan
4. Program Restorasi Lahan dan Hutan:
Program restorasi lahan terdegradasi dan hutan gundul dilaksanakan untuk
mengembalikan fungsi ekosistem dan produktivitasnyaRestorasi ini mencakup
penanaman kembali hutan, rehabilitasi lahan gambut, dan pengelolaan hutan secara
berkelanjutan.
5. Pengendalian Polusi dan Limbah:
Pemerintah berfokus pada pengendalian polusi air dan udara, serta
pengelolaan limbah secara efektif untuk meminimalkan dampak negatif terhadap
lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat.
6. Konservasi Biodiversitas:
Upaya konservasi terus ditingkatkantermasuk penelitian dan pemantauan
terkait keanekaragaman hayati. Langkah-langkah dilakukan untuk melindungi satwa
liarkhususnya yang terancam punah..
7. Pemberdayaan Masyarakat Lokal:
Pemerintah mendorong partisipasi masyarakat lokal dalam pengelolaan
sumber daya alam, termasuk hutan dan lingkungan, melalui program-program
partisipatif dan pengembangan keterampilan untuk pemanfaatan yang berkelanjutan
Penting untuk dicatat bahwa implementasi dan efektivitas capaian pembangunan ini
dapat berbeda di setiap daerahdan evaluasi mendalam memerlukan akses ke
informasi terbaru dan data terkini
HINTS KLHK
1. Kebijakan Alokasi vs Deforestasi dan Tata Lingkungan
2. SDA untuk EKONOMI
• Infrastruktur dan public utilities
• SDA untuk basis pembangunan (Pariwisata)
• Industri kayu dan jasa lingkungan
• Peredaran TSL
• Menjaga Sumber Daya Genetik
• Karbon
• Ekonomi Sirkel
3. Sensitivitas Masyarakat
• Kejahatan Lingkungan dan Kehutanan
• Pelayanan dan Pengaduan dan Ancaman Lingkungan
• Peran Serta Masyarakat
• Pemulihan Lingkungan
4. Penegakan Hukum ( Administratif, Perdata, dan Pidana)
5. Pengendalian Hukum

INDONESIA’S FOLU NET SINK 2030


Menurut PP Nomor 98 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Nilai Ekonomi
Karbon (NEK)
Sasaran Kerja Indonesia’s FOLU NET SINK 2030 adalah tercapainya Tingkat emisi
gas rumah kaca sebesar -140 juta ton CO2e pada tahun 2030 dengan Aksi
pengurangan Emisi, Aksi Peningkatan Serapan, Aksi Mempertahankan Serapan,
Dan Aktivitas Pendukung & Perlengkapan .

Pelaksanaannya dengan cara:


1. Pengurangan emisi dari Deforestasi Lahan Mineral dan Gambut
2. Restorasi dan Perbaikan tata air Gambut
3. Peningkatan Kapasitas Hutan Alam dalam penyerapan Karbon ,Degradasi, dan
peningkatan Regenerasi.
4. Rehabilitasi Hutan dan Afforestasi/Refforestasi
5. Pengelolaan Hutan Lestari
6. Optimasi Lahan Tidak Produktif
7. Mempertahankan Tutupan Lahan yang ada.
Ruang Lingkup FOLU Net Sink 2030
1. Pengurangan Laju Deforestasi Lahan Mineral
2. Pengurangan Laju Deforestasi Lahan Gambut dan Mangrove
3. Pengurangan Laju Degradasi Hutan Lahan Mineral
4. Pengurangan Laju Degradasi Lahan Gambut Dan Mangrove
5. Pembangunan Hutan Tanaman
6. Pengelolaan Hutan Lestari
7. Rehabilitasi Dengan Rotasi
8. Rehabilitasi Dengan Non Rotasi
9. Restorasi Gambut dan Perbaikan tata air gambut
10. Rehabilitasi mangrove dan aforestasi pada Kawasan bekas tambang
11. Konservasi Keanekaragaman Hayati
12. Perhutanan Sosial
13. Pengembangan dan Pemantapan Hutan Adat
14. Introduksi Reflikasi Ekosistem, Ruang Terbuka Hijau dan Ekoroparian
15. Pengawasan dan Law enforcement dalam mendukung perlindungan dan pengamanan
Kawasan hutan

Hal- hal penting terkait Kehutanan dan Lingkungan Hidup Indonesia


Berkelanjutan :

1) Hutan harus dipandang sebagai satu kesatuan bentang alam (Landscape)


2) Hutan hampir merefleksikan secara utuh kebumian dan lingkungan , perlu eksplotasi
lanjutan
3) Memahami ekologi hutan Indonesia secara benar Khususnya untuk ekosistem rentan
( Gambut, Mangrove, Karts)
4) Optimalisasi sifat-sifat Keruangan ekosistem Hutan
5) Penetapan management hutan lestari, Hingga Pemahaman Supply chain nya
6) Green Economy dan Monetizing SDH
7) Penguatan pengawasan, pemantauan SDH, serta penegakan Hukum.
8) Pentingnya Informasi SDH berkualitas (Spasial ataupun Non Spasial) yang bersifat
series
9) Penguatan Literasi Digital serta Kolaborasi dan kemitraan
10) Aktualisasi dan Lead by example kepada global dengan pijakan dasar regulasi
Nasional.
Materi 2

Resume Hasil Kuliah Umum Forestry Update Course (FUCo)


Arah dan Kebijakan Nasional Pembangunan Kehutanan dan Lingkungan
Hidup
DR. IR. BAMBANG HENDROYONO, MM.
Gambaran singkat sejarah kebijakan pembangunan kehutanan dan
lingkungan di Indonesia dari masa kolonial hingga saat ini, pada masa
kemerdekaan, orde lama, orde baru, era reformasi, dan pasca era reformasi:

1. Masa Kolonial (Abad ke-19 hingga Pertengahan Abad ke-20)


Pada masa kolonial, pemerintah Belanda mengimplementasikan kebijakan
eksploitasi sumber daya alam, termasuk hutan, untuk mendukung kepentingan
ekonomi kolonial. Penambangan kayu dan bahan baku alam lainnya dilakukan secara
besar-besaran tanpa memperhatikan keberlanjutan lingkungan.
2. Masa Kemerdekaan (1945-1965)
Setelah meraih kemerdekaan pada tahun 1945, pemerintah Indonesia mencoba
memulihkan dan mengelola kembali sumber daya alam, termasuk hutan, yang telah
rusak parah akibat eksploitasi kolonial.
3. Orde Lama (1966-1998)
Pada masa Orde Lama, pemerintah mencanangkan program-program
pembangunan ekonomi, termasuk penerapan kebijakan pengelolaan hutan dengan
pendekatan eksploitatif untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Pembukaan lahan
hutan untuk pertanian dan industri meningkat, menyebabkan deforestasi signifikan.
4. Orde Baru (1967-1998)
Pada masa Orde Baru, pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan terkait
pengelolaan hutan, termasuk program transmigrasi dan pertanian besar-besaran.
Namun, program ini sering kali berdampak negatif terhadap lingkungan dan
menyebabkan deforestasi yang lebih lanjut.
5. Era Reformasi (1998-2014)
Pasca-reformasi, terjadi perubahan signifikan dalam kebijakan kehutanan dan
lingkungan. Pemerintah lebih memperhatikan isu-isu lingkungan, konservasi sumber
daya alam, dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan.
6. Era Reformasi - Lanjutan (2014-Saat Ini)
Pemerintah terus mengembangkan kebijakan yang berfokus pada pelestarian alam,
pengelolaan hutan yang berkelanjutan, restorasi lahan, dan mitigasi perubahan iklim.
Program REDD+ diperkenalkan untuk mengurangi emisi dari deforestasi dan
degradasi hutan.
7. Pasca Era Reformasi - Periode Terkini (Saat Ini)
Upaya terus dilakukan untuk mencapai keseimbangan antara pembangunan
ekonomi dan kelestarian lingkungan. Fokus semakin ditingkatkan pada
pengembangan energi terbarukan, pengelolaan limbah, pelestarian keanekaragaman
hayati, dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam.
Perjalanan kebijakan pembangunan kehutanan dan lingkungan di Indonesia
mengalami evolusi yang signifikan dari penerapan eksploitatif selama masa kolonial
hingga pergeseran ke arah keberlanjutan dan pelestarian lingkungan dalam era pasca
reformasi. Tantangan terus ada, namun kesadaran akan pentingnya kelestarian
lingkungan semakin meningkat.

Perkembangan kebijakan kehutanan dan lingkungan di Indonesia pasca UUCK


(Undang-Undang Dasar 1945) hingga ke depan mencerminkan komitmen
pemerintah Indonesia untuk menjaga keberlanjutan sumber daya alam, mengatasi
perubahan iklim, dan memastikan keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan
kelestarian lingkungan. Beberapa arah dan kebijakan nasional yang terkait adalah
sebagai berikut:
1. Penguatan Hukum dan Kebijakan Lingkungan
Pemerintah berupaya untuk memperkuat regulasi dan kebijakan lingkungan yang
lebih ketat guna melindungi sumber daya alam, keanekaragaman hayati, dan
ekosistem. Implementasi hukum dan perundang-undangan terkait kehutanan dan
lingkungan menjadi prioritas.
2. Pengelolaan Hutan yang Berkelanjutan
Fokus pada pengelolaan hutan secara berkelanjutan untuk mewujudkan
keseimbangan antara pemanfaatan sumber daya alam dengan pelestarian hutan.
Konsep kehutanan berkelanjutan mencakup rehabilitasi lahan, pengurangan
deforestasi, peningkatan kualitas hutan, dan pemberdayaan masyarakat lokal.
3 Program Restorasi Hutan dan Lahan
Pemerintah berkomitmen untuk melakukan restorasi lahan terdegradasi dan hutan
gundul melalui program penanaman kembali, rehabilitasi kawasan gambut, dan
revitalisasi ekosistem yang rusak untuk memulihkan fungsi ekosistem alam.
4. Pembangunan Energi Terbarukan dan Ramah Lingkungan
Investasi dan pengembangan energi terbarukan ditingkatkan untuk mengurangi
ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mengurangi emisi gas rumah kaca.
Pengembangan energi surya, angin, dan bioenergi diarahkan untuk memenuhi
kebutuhan energi nasional.
5. Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim
Peningkatan upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim dengan
mengembangkan strategi nasional yang melibatkan sektor kehutanan dan
lingkungan. Penanganan risiko bencana dan kesiapan dalam menghadapi dampak
perubahan iklim menjadi fokus penting.
6. Konservasi Keanekaragaman Hayati
- Pemerintah memprioritaskan konservasi keanekaragaman hayati, termasuk
perlindungan spesies endemik dan habitat alam, serta melaksanakan program-
program konservasi untuk mengembalikan ekosistem yang terganggu.
7. Pengelolaan Air dan Limbah
Upaya ditingkatkan dalam pengelolaan air dan limbah secara terpadu, termasuk
pengendalian polusi air, peningkatan sanitasi, dan manajemen limbah yang efektif
dan berkelanjutan.
8. Partisipasi Masyarakat dan Kemitraan
Mendorong partisipasi aktif masyarakat lokal dan sektor swasta dalam
pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan. Membangun kemitraan strategis
dengan berbagai pihak untuk mendukung kebijakan kehutanan dan lingkungan yang
berkelanjutan.
9. Pendidikan dan Kesadaran Lingkungan
Pendidikan dan kesadaran lingkungan diintensifkan untuk menciptakan masyarakat
yang peduli dan bertanggung jawab terhadap keberlanjutan lingkungan dan alam.
Perubahan menuju keberlanjutan lingkungan di Indonesia memerlukan
integrasi dan koordinasi yang erat antara berbagai sektor dan pihak yang terlibat.
Kebijakan nasional ini diharapkan dapat mewujudkan keseimbangan antara
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dengan pelestarian lingkungan untuk
kesejahteraan jangka panjang.

Anda mungkin juga menyukai