PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
penggantian spesies asli yang sensitif dengan spesies yang tidak asli,
1
area. Apabila hal ini berjalan dalam waktu yang lama maka yang
penduduk jauh lebih pesat dibanding negara maju yang pada akhimya
fungsi ekosistem.
2
kawasan baru yang masih memerlukan perlindungan. Oleh karena itu,
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
3
3. Untuk mengetahui klasifikasi kawasan konservasi yang di
lindungi.
D. Manfaat Penulisan
berikut.
tingkat komunitas.
selanjutnya.
buah pikiran.
4
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Ekologi Restorasi
konsep suksesi dan restorasi sangat erat kaitannya satu dengan yang
5
Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mengembalikan
jenis.
antara lain :
6
a. Identifikasi luas areal dan pemetaan atas kerusakan ekosistem
kegiatan restorasi.
Api memiliki luas 2.030 ha yang terletak dalam wilayah Desa Muara
7
faktor-faktor alam lainnya sehingga kawasan ini merupakan sistem
alam yang dinamis. Di ujung DAS Musi bagian hilir ini terdapat
(runoff) dari hulu menuju laut melalui Sungai Lalan dan Sungai
Banyuasin.
bagian dari lahan basah (wetland). Lahan basah adalah salah satu
unik dan perannya sebagai zona peralihan antara sistem daratan dan
8
terhadap banjir ekstrim, sebagai simpanan air tawar, penyimpanan
tinggi.
pendayagunaan-nya.
9
mengakibatkan menurunnya kualitas biofisik ekosistem hutan
pembangunan daerah.
10
Waryono T (2002) langkah awal yang harus ditempuh dalam
vegetasi riparian, (b) kajian dasar atas peranan fungsi jasa biologis,
11
ekosistemnya sehingga dapat lebih mendukung upaya peningkatan
12
a) Cagar Alam Merupakan areal daratan dan atau perairan laut
pemantauan lingkungan.
Kriteria penunjukan :
13
perlindungan agar mampu memelihara dan melestarikan
kondisi alamnya.
Kriteria penunjukan :
ditetapkan/diusulkan.
bermotor.
tujuan penunjukan/penetapannya.
14
2. Kategori II : Taman Nasional
untuk masa depan generasi masa kini dan yang akan datang;
Kriteria penunjukan :
15
Areal harus cukup luas dan mengandung satu atau lebih
dan sejenisnya.
kejiwaan/rohani.
Kriteria penunjukan :
Areal perlu berisi satu atau lebih corak yang memiliki arti
16
Areal harus besar cukup luas untuk mampu memberikan
Kriteria penunjukan :
17
Areal tempat tinggal terpenting dari jenis-jenis hidupan liar
18
terpenting bagi perlindungan, pemeliharaan dan
Kriteria penunjukan :
Kriteria penunjukan :
19
Areal harus sedikitnya 2/3 nya berada dalam kondisi alami,
1. Kriteria Ekologi
20
Perwakilan (Representativeness), tingkatan yang mana suatu
lainnya.
ekologis sendiri.
2. Kriteria Sosial
lokal.
lainnya di lokasi.
lapangan
22
nilai-nilai sumberdaya dan aktivitas-aktivitas manusia, atau
3. Kriteria Ekonomi
area.
Pariwisata, yaitu nilai potensi daerah yang ada saat ini untuk
pengembangan pariwisata.
4. Kriteria Regional
23
Pengaruh subwilayah, tingkatan yang mana suatu daerah
perspektif subwilayah.
5. Kriteria Pragmatik.
dilakukan, nilai yang kurang penting pada suatu area harus di-
laan.
24
E. Merancang kawasan konservasi perairan
konservasi.
25
pengelolaan KKP. Di dalam perencanaan terdapat desain KKP
26
jangka panjang. Hal ini juga menghindari munculnya masalah
baik dan benar. Dari rencana zonasi, akan memuat berbagai hal
27
maka kemungkinan masyarakat membutuhkan sosialisasi yang
pengelolaan tersebut.
2. Pelibatan Stakeholder
28
atau wilayah perairan termasuk di dalamnya masyarakat pelaku
Ada yang wilayah kerjanya lokal dan ada pula yang sampai di
29
pendampingan ke masyarakat secara intens dalam membangun
30
dan mengeliminir kemungkinan masalah dan konflik yang bisa
muncul kemudian.
31
tentang spesies yang dilindungi. Tetapi faktanya banyak sekali
illegal fishing yang terjadi di depan mata masyarakat itu sendiri dan
Minimal masyarakat akan apatis dan tidak mau tau dengan kondisi
saksikan.
aturan yang mereka patuhi secara turun temurun atau yang kita
dari luar yang tidak tahu tentang aturan tersebut atau karena tidak
wilayah yang lebih luas, serta butuh penguatan dari pemerintah agar
32
aparat penegak hukum dari pemerintah bisa terlibat dalam upaya
harapan kondisi ideal yang akan mereka capai ketika aturan itu
33
Hukum bisa dilaksanakan lebih baik dan lebih efektif jika
34
akan mendukung pengelolaan kawasan konservasi perairan
ada.
35
membutuhkan skill pemantauan atas tiga aspek utama pengelolaan
tersebut yakni aspek tata kelola, aspek sosial ekonomi dan budaya,
36
kriteria baku kerusakan mangrove, karang, padang lamun dan baku
37
5. Pengembangan Ekonomi Berkelanjutan
38
Pengolahan hasil perikanan menjadi berbagai jenis olahan juga
39
diolah menjadi berbagai jenis olahan yang bisa menjadi sumber
40
Produk pariwisata itu sendiri terbagi dalam berbagai jenis yakni
juga menjadi daya tarik wisata bernilai tinggi dan sebagian besar
mencoba cita rasa baru yang berasal dari daerah yang baru
yang dilakukannya.
41
adalah cinderamata dari daerah tersebut. Peluang pendapatan
lainnya.
42
Kegiatan wisata bahari juga membutuhkan guide yang bisa
laut atau bengkel laut. Kerusakan mesin atau bagian tertentu pada
Bengkel laut bisa statis tetapi jika dinamis akan lebih baik, agar
perbaikan.
43
pengembangan kapasitas pengelolaan wilayah konservasi
perairan.
6. Operasional Lapangan
44
atau MCS (Monitoring, Control and Surveillance) memerlukan
bisa berjalan dengan baik. Aspek keuangan bukan hal yang sulit
45
Keuangan kawasan konservasi bisa bersumber dari dana
berasal dari entrance fee atau tarif masuk kawasan seperti yang
46
panjang. Selain itu banyaknya stakeholder yang terlibat dalam
47
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
berikut.
generasi.
manusia.
48
berikut. Kategori I: Kawasan Rimba, Kategori II : Taman
Wilayah.
Kriteria Pragmatik.
B. SARAN
49
DAFTAR PUSTAKA
50
Waryono, T. 2002. Konsep Restorasi Ekologi Kawasan Penyangga
Sempadan Sungai Di DKI Jakarta. Seminar Nasional Evaluasi
Pasca dan Rancang Tindak Penanggulangan Banjir Wilayah
Perkotaan. Kedutaan Belanda (Kuningan Jakarta), 12 Juni
2002, Kerjasama Dept. Kimpraswil, Masyarakat Air Indonesia,
dan Kedutaan Belanda. Jakarta
Widjanarko,A. 2013. Arah Dan Kebijakan Pembangunan Nasional
Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Permukiman. Sebagai
Kuliah Umum Karya Siswa Beasiswa Pendidikan dan Vokasi
Tahun 2013. Kerjasama Kementerian PU & Mitra Perguruan
Tinggi Sekretaris Jenderal Kementerian PU Republik
Indonesia. Jakarta
51