Anda di halaman 1dari 22

MERANCANG

KONSERVASI PADA
TINGKAT KOMUNITAS
Mata Kuliah : Biologi Konservasi
KELOMPOK 8
DESSY FITRIANI (2224170097)

ANGGITA RIZKI SETIANI (2224170098)

SANTIKA EDYU NOVITASARI


(2224170099)
1. Merancang
Jaringan Kawasan
Konservasi
PENGERTIAN
‘’ Konservasi komunitas merupakan
upaya pelestarian lebih dari satu
spesies dan biasanya tidak dapat
dipisahkan dari pelestarian sifat fisika,
kimiawi dan faktor abiotiknya
sehingga dikenal istilah konservasi
ekosistem. Konservasi komunitas ini
biasanya dilaksanakan di dalam
kawasan konservasi atau Kawasan
perlindungan ‘’
Cara melesTARIKAN KOMUNITAS HAYATI

 Menetapkan Kawasan perlindungan/konservasi


 Penerapan upaya-upaya konservasi diluar
.
Kawasan konservasi
 Perbaikan komunitas hayati dalam habitat yang
terdegradasi
Kawasan Konservasi

Menetapkan Kawasan konservasi secara legal merupakan langkah terpenting


dalam melestarikan komunitas hayati.
Kawasan konservasi ditetapkan melalui beberapa cara, antara lain :
Kebijakan pemerintah (nasional, regional atau local)
Pembelian lahan oleh perorangan atau organisasi konservasi
Mendukung budaya dan adat masyarakat setempat
Pendirian stasiun penelitian
Sistem Klasifikasi yang Dikembangkan oleh The World
Concervation Union untuk Kawasan konservasi dengan
beragam intensitas (IUCN, 1994)

1. Cagar alam murni (Strict nature 5. Bentang alam darat/laut yang dilindungi
reserves) → dilindungi secara ketat (untuk → masih dimungkinkan pemakaian secara
penelitian, Pendidikan, pemantauan). tradisonal; menampakkan ciri khas budaya,
Mendukung pelestarian spesies dan proses- keindahan, dan ekonomi.
proses ekosistem. 6. Suaka cadangan (Resource reserves) →
2. Taman nasional → wilayah luas dengan Kawasan yang sumber dayanya dilestarikan
keindahan pemandangan (melindungi untuk masa depan; penggunaannya dibatasi
satu/lebih ekosistem, untuk tujuan ilmiah, dengan cara yang sesuai kebijakan.
Pendidikan, dan rekreasi). 7. Wilayah biota alami dan suaka →
3. Monumen nasional → Kawasan berukuran masyarakat tradisonal masih mungkin
kecil, untuk melestarikan suatu keutuhan melanjutkan cara-cara hidup tanpa diganggu
biologi, geologi, atau kebudayaan yang pihak luar.
menarik dan unik. 8. Kawasan dikelola secara multiguna →
4. Suaka alam kelola dan cagar alam memungkinkan pemanfaatan air, satwa liar,
kelola → ± mirip seperti cagar alam murni, perumputan ternak, kayu, wisata dan
namun masih diperbolehkan manipulasi pengambilan ikan secara berkelanjutan.
untuk mempertahankan ciri khas. Permanen
terkontrol masih diperbolehkan.
Penetapan Jaringan Kawasan
Konservasi

Dalam mendirikan jaringan Kawasan konservasi, perlu diperhatikan :


1. Representation (keterwakilan), yaitu memiliki sebanyak mungkin aspek
keanekaragaman hayati (spesies, populaasi, komunitas, habitat, dll)
2. Resiliency (kelentingan), yaitu kemampuan mempertahankan seluruh aspek
keanekaragaman hayati dalam kondisi yang baik hingga masa depan.
3. Redundancy (ketahanan), yaitu mencakup aspek dan contoh keanekaragaman
hayati dalam jumlah memadai, untuk menjamin keberlanjutan dalam masa depan
yang tidak menentu
4. Reality (kenyataan), yaitu ketersediaan dana dan kemampuan politik yang jelas
merupakan prasyarat yang mutlak
2. Pengelolaan dan
Monitoring
Pengelolaan dan monitoring
Salah satu aspek penting dalam pengelolaan Kawasan adalah upaya
memantau komponen yang berpengaruh terhadap keanekaragaman hayati,
seperti ketinggian air di sungai dan kolam, jumlah individu spesies langka
dan terancam punah, kepadatan herba, semak, dan pohon, serta banyaknya
produk alami yang keluar dari ekosistem karena dipanen masyarakat
setempat.
Beragaman metode digunakan untuk memantau komponen tersebut,
misalnya memotret lokasi tertentu dari waktu ke waktu, maupun
mengadakan wawancara dengan para pengguna Kawasan. Dapat juga
melakukan pemantauan dengan membandingkan struktur dan kondisi
vegetasi dari waktu ke waktu dengan bantuan plot maupun transek.
Pengelolaan dan monitoring

Pengelolaan dan monitoring, dapat dilakukan dengan cara :

Pengelolaan habitat

Lahan basah

Sumber daya kunci (keystone resurces)


Keterlibatan masyarakat
Sistem zonasi
Pengelolaan habitat

Suatu Kawasan perlu dikelola secara aktif agar dapat mencakup seluruh tipe
ekosistem/habitat alami yang ada. Banyak spesies langka yang hanya berfungsi dalam
habitat tertentu atau tahapan suksesi tertentu. Ketika suatu lahan ditetapkan sebagai
Kawasan yang dilindungi, seringkali pola gangguan serta pemanfaatan oleh manusia
berubah drastic. Akibatnya banyak spesies unik gagal bertahan hidup. Gangguan alami
seperti api, penggembalaan, dan pohon tumbang seringkali merupakan elemen kunci
bagi spesies langka. Pada berbagai Kawasan konservasi berukuran kecil, tahapan
penuh dari siklus suksesi alami mungkin tidak tercapai, sehingga menyebabkan banyak
spesies mengalami kepunahan setempat. Untuk mendorong dimulainya proses suksesi,
pengelola lahan terkadang dengan sengaja melakukan pembakaran terhadap daerah
yang ditutupi semak, rerumputan, maupun hutan.
Lahan basah

Keberadaan lahan basah dibutuhkan untuk melestarikan keanekaragaman


hayati termasuk populasi burung air, ikan, amfibi, dan tumbuhan air. Lahan
basah merupakan kesatuan yang berhubungan, sehingga perubahan tingkat
dan kualitas air di suatu tempat akan mempunyai dampak terhadap tempat
lain. Strategi pengolahan lahan basah yang efektif adalah dengan cara
memasukkan seluruh wilayah badan air, misalnya daerah aliran sungai, dalam
Kawasan yang dilindungi dan pengelolaan. Pengelola lahan perlu
mengadvokasikan secara efektif sumber dan jumlah air yang perlu dilestarikan
bagi lahan terkait. Lingkungan kelautan juga membutuhkan pemantauan yang
serius dalam pengelolaan keberadaannya.
Sumber daya kunci

Dalam setiap Kawasan yang dilindungi terdapat sejumlah sumber daya kunci
(keystone resurces) yang khas dan perlu dikelola secara efektif. Pengelolaan
pro-aktif, meliputi upaya-upaya pelestarian, pemeliharaan dan penambahan
sumber-sumber kunci adalah penting bagi keberadaan spesies. Termasuk dalam
sumber-sumber daya kunci adalah sumber pakan, air, mineral, perlindungan
alami, dan lainnya. Untuk membantu meningkatkan populasi spesies yang
menurun, sumber daya kunci dan spesies kunci (keystone species) dalam
Kawasan dilindungi perlu dipelihara dan ditingkatkan.
Keterlibatan masyarakat

Baik dinegara maju dan berkembang, bagian utama dari suatu rencana
pengelolaan adalah mengembangkan dan menerapkan kebijakan penggunaan
kawasan. Masyarakat setempat maupun pengunjung dari luar perlu dilibatkan dalam
pembuatan dan penerapan kebijakan ini. Bila tujuan dari pembentukan Kawasan
konservasi disosialisasikan dengan baik kepada masyarakat, dan bila sebagian besar
masyarakat dapat mendukung tujuan pengelolaan serta bersedia mematuhi
peraturan Bersama, maka Kawasan tersebut akan mempunyai peluang yang lebih
baik untuk mempertahankan komunitas hayatinya. Dalam scenario terbaik,
masyarakat akan mengalami hal berikut :
1. Dilibatkan sejak awasl perencanaan dan pengelolaan Kawasan
2. Dipekerjakan resmi untuk melestarikan Kawasan
3. Mendapatkan manfaat (langsung dan tidak langsung) dari perlindungan
keanekaragaman hayati dikawasan tersebut.
Sistem zonasi

Sistem zonasi bertujuan untuk mengelola Kawasan secara keseluruhan, dengan


merancang dan menentukan wilayah yang akan diberikan prioritas bagi kegiatan
tertentu. Bagian-bagian tertentu wilayah dari kawasan tersebut dapat digunakan
untuk kebutuhan tertentu, misalnya produksi kayu, perburuan, perlindungan
kehidupan liar, jalur perjalanan, maupun pengelolaan daerah aliran sungai. Dengan
sistem zonasi, pada suatu Kawasan yang dilindungi akan dimungkinkan kegiatan
pemancingan di wilayah tertentu, kegiatan olahraga air lainnya, dan perlindungan
spesies terancam, restorasi komunitas, maupun penelitian ilmiah di wilayah-wilayah
lain di mana kegiatan lainnya tidak diperbolehkan. Tantangan dari sistem zonasi ini
adalah berkompromi dengan masyarakat agar dapat menggunakan sumber daya
alam jangka Panjang yang berkelanjutan.
3. Ekologi Restorasi
Pengertian Faktor Kegagalan

Penyebab degradasi masih ada


Proses yang secara sengaja mengubah
dalam ekosistem
(keadaan lingkungan) suatu lokasi untuk
Spesies asli hilang
membentuk kembali suatu ekosistem
Masuknya spesies invasif
tertentu kembali pada keadaan aslinya.
Pendekatan ekologi restorasi

Tanpa tindakan Rehabilitasi Restorasi parsial Restorasi lengkap


Tanpa Rehabilit
tindakan asi
Lingkungan dibiarkan pulih atau Ekosistem yang rusak diganti
kembali dengan sendirinya. dengan ekosistem yang
Penyebabnya berdasarkan produktif sehingga fungsi
pengalaman, lingkungan dapat ekologi dapat diperbaiki.
pulih sendiri, atau biaya Contoh: penanaman pohon
pemulihannya yang terlalu bakau di daerah pesisir
mahal. pantai
Contoh: lahan bekas pertanian
dibiarkan menjadi hutan
…. (lanjutan)

Restorasi parsial Restorasi lengkap

Memperbaiki sebagian fungsi Restorasi yang dilakukan


ekosistem, mengembalikan sampai tahap struktur dan
beberapa spesies asli yang fungsi pada keadaan semula.
dominan. Spesies langka Dilakukan dengan memodifikasi
dikembalikan pada tahap lokasi secara aktif dan
restorasi lengkap. reintroduksi spesies asli
setempat.
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai