KONSERVASI PADA
TINGKAT KOMUNITAS
Mata Kuliah : Biologi Konservasi
KELOMPOK 8
DESSY FITRIANI (2224170097)
1. Cagar alam murni (Strict nature 5. Bentang alam darat/laut yang dilindungi
reserves) → dilindungi secara ketat (untuk → masih dimungkinkan pemakaian secara
penelitian, Pendidikan, pemantauan). tradisonal; menampakkan ciri khas budaya,
Mendukung pelestarian spesies dan proses- keindahan, dan ekonomi.
proses ekosistem. 6. Suaka cadangan (Resource reserves) →
2. Taman nasional → wilayah luas dengan Kawasan yang sumber dayanya dilestarikan
keindahan pemandangan (melindungi untuk masa depan; penggunaannya dibatasi
satu/lebih ekosistem, untuk tujuan ilmiah, dengan cara yang sesuai kebijakan.
Pendidikan, dan rekreasi). 7. Wilayah biota alami dan suaka →
3. Monumen nasional → Kawasan berukuran masyarakat tradisonal masih mungkin
kecil, untuk melestarikan suatu keutuhan melanjutkan cara-cara hidup tanpa diganggu
biologi, geologi, atau kebudayaan yang pihak luar.
menarik dan unik. 8. Kawasan dikelola secara multiguna →
4. Suaka alam kelola dan cagar alam memungkinkan pemanfaatan air, satwa liar,
kelola → ± mirip seperti cagar alam murni, perumputan ternak, kayu, wisata dan
namun masih diperbolehkan manipulasi pengambilan ikan secara berkelanjutan.
untuk mempertahankan ciri khas. Permanen
terkontrol masih diperbolehkan.
Penetapan Jaringan Kawasan
Konservasi
Pengelolaan habitat
Lahan basah
Suatu Kawasan perlu dikelola secara aktif agar dapat mencakup seluruh tipe
ekosistem/habitat alami yang ada. Banyak spesies langka yang hanya berfungsi dalam
habitat tertentu atau tahapan suksesi tertentu. Ketika suatu lahan ditetapkan sebagai
Kawasan yang dilindungi, seringkali pola gangguan serta pemanfaatan oleh manusia
berubah drastic. Akibatnya banyak spesies unik gagal bertahan hidup. Gangguan alami
seperti api, penggembalaan, dan pohon tumbang seringkali merupakan elemen kunci
bagi spesies langka. Pada berbagai Kawasan konservasi berukuran kecil, tahapan
penuh dari siklus suksesi alami mungkin tidak tercapai, sehingga menyebabkan banyak
spesies mengalami kepunahan setempat. Untuk mendorong dimulainya proses suksesi,
pengelola lahan terkadang dengan sengaja melakukan pembakaran terhadap daerah
yang ditutupi semak, rerumputan, maupun hutan.
Lahan basah
Dalam setiap Kawasan yang dilindungi terdapat sejumlah sumber daya kunci
(keystone resurces) yang khas dan perlu dikelola secara efektif. Pengelolaan
pro-aktif, meliputi upaya-upaya pelestarian, pemeliharaan dan penambahan
sumber-sumber kunci adalah penting bagi keberadaan spesies. Termasuk dalam
sumber-sumber daya kunci adalah sumber pakan, air, mineral, perlindungan
alami, dan lainnya. Untuk membantu meningkatkan populasi spesies yang
menurun, sumber daya kunci dan spesies kunci (keystone species) dalam
Kawasan dilindungi perlu dipelihara dan ditingkatkan.
Keterlibatan masyarakat
Baik dinegara maju dan berkembang, bagian utama dari suatu rencana
pengelolaan adalah mengembangkan dan menerapkan kebijakan penggunaan
kawasan. Masyarakat setempat maupun pengunjung dari luar perlu dilibatkan dalam
pembuatan dan penerapan kebijakan ini. Bila tujuan dari pembentukan Kawasan
konservasi disosialisasikan dengan baik kepada masyarakat, dan bila sebagian besar
masyarakat dapat mendukung tujuan pengelolaan serta bersedia mematuhi
peraturan Bersama, maka Kawasan tersebut akan mempunyai peluang yang lebih
baik untuk mempertahankan komunitas hayatinya. Dalam scenario terbaik,
masyarakat akan mengalami hal berikut :
1. Dilibatkan sejak awasl perencanaan dan pengelolaan Kawasan
2. Dipekerjakan resmi untuk melestarikan Kawasan
3. Mendapatkan manfaat (langsung dan tidak langsung) dari perlindungan
keanekaragaman hayati dikawasan tersebut.
Sistem zonasi