Anda di halaman 1dari 4

Nama : Naufal Noor Kamil

NIM : 1810611210023
Kelas : A
Kuliah : Konservasi Sumber Daya Hutan

UJIAN AKHIR SEMESTER


KONSERVASI SUMBER DAYA HUTAN

Jawaban :

1. Tiga kegiatan utama konservasi dijabarkan sebagai berikut :

Save it : Poin ini menggambarkan kegiatan konservasi yang menyimpan sumberdaya alam dan
menjaganya. Kegiatan konservasi dilakukan untuk memberikan perlindungan dalam upaya
pengawetan keseluruhan spesies flora dan fauna agar tetap lestari. Sumber daya alam yang
mempunyai manfaat secara langsung maupun tidak langsung. Manfaat yang kita dapatkan dari
alam ini sangat sukar untuk bisa kembali apabila mengalami kerusakan bahkan kepunahan.
Ekosistem alam yang menjadi penyangga kehidupan beserta keanekaragaman hayati di dalamnya
menjadi penting untuk di jaga karena apabila mengalami kerusakan, maka dapat menimbulkan
kebencanaan kepada kehidupan.

Study it: Poin ini menggambarkan kegiatan konservasi yang mengharuskan untuk mempelajari
ekosistem secara keseluruhan beserta flora fauna yang yang akan dilindungi. Keanekaragaman
yang berada di alam sangat banyak dan mempunyai manfaatnya masing-masing. Manfaat yang
terdapat pada alam masih cukup sedikit diketahui, sehingga terciptalah kegiatan pembelajaran
maupun penelitian. Hal ini dilakukan agar dalam upaya perlindungan yang dilakukan tepat sesuai
kebutuhan dan menanggulangi adanya kepunahan spesies dari cara budidaya yang baik. semakin
terbukanya informasi mengenai alam, maka kita dapat semaik menghargai keberadaannya seperti
ditemukannya tanaman berkhasiat obat sehingga tanaman tersebut menjadi berharga untuk
dilindungi maupun dilestarikan.

Use it : Poin ini menggambarkan kegiatan konservasi yang mengupayakan pemanfaatan dari
sumberdaya alam yang ada dengan memperhatikan kelesetariannya. Sumber daya alam yang
melimpah menimbulka kegiatan yang bersifat eksploitatif, sehingga menimbulka kerusakan sejak
dulu. Hal ini diusahaka untuk diperbaiki, namun kebutuhan akan sumber daya alam akan tetap
ada dan harus terpenuhi. Pemanfaatan secara lestari sendiri ini dilakukan dengan memberikan
batasan dalam melakukan pemanenan serta melakukan kegiatan pelestarian seperti pembinaan
hutan. Poin ini juga menekankan bahwa sesuatu yang kita jaga tentu mempunyai kegunaan
sehingga tidak sia-sia untuk dilindungi.
2. Kegiatan konservasi dilakukan dengan melibatkan dua hal, objek dan subjek konservasi

Subjek Konservasi : Hal ini mengacu kepada pelaku yang terlibat dalam kegiatan konservasi.
Subjek ini akan berperan penting karena menjadi penentu arah kegiatan konservasi karena
subjeklah yang memanfaatkan hasil hutan dan menjadi bertanggung jawab dalam pelestariannya.
Pelaku yang menjadi subjek biasanya terdiri atas pemerintah, masyarakat, dan stakeholder dari
perusahaan atau lembaga. Ketiga subjek ini mempunyai peran masing-masing dan tentu
mempengaruhi dari kegiatan konservasi. Pemerintah menjadi pengatur dan pemberi kebijakan,
masyarakat sebagai pelaku dari kebijakan yang dibuat dari berbagai kalangan, dan pengusaha
sebagai pemberdaya hasil alam yang mempunyai kekuatan lebih dalam pemanfaatan. Masyarakat
menjadi subjek yang biasanya sangat dekat dengan alam karena secara langsung mendapatkan
manfaat dari alam. Pemanfaatan oleh masyarakat ini tentu akan menjadi eksploitatif, sehingga
diberikan batasan oleh pemerintah dengan mempertimbangkan usulan masyarakat yang lebih
mngetahui kondisi alam di wilayahnya. Sama halnya dengan para stakeholder yang melakukan
usaha atau menjadi perpanjangan tangan dalam pengelolaan sumberdaya alam.

Objek Konservasi : Hal ini mengacu kepada sumber daya alam yang dimanfaatkan dan
dilindungi, serta dilestarikan. Sumber daya alam yang dimaksud dapat berupa flora dan fauna,
serta ekosistemnya. Sumber daya alam yang didapatkan berasal dari hutan sendiri biasanya
dominan dari pohon yang secara langsung kayunya menjadi bahan baku material dan secara
tidak langsung berasal dari oksigen yang dihasilkan dan siklus yang terjadi disekitarnya. Objek
konsevasi yang ditinjau dari hasil hutan dapat pula berupa non-kayu seperti tanaman obat, madu,
rotan, dan lainya. Kenampakan alam juga menjadi bagian dari objek karena menjadi gambaran
umum pada kondisi alam. Keanekaragaman spesies menjadi bagian dari konservasi karena flora
dan fauna menjadi penunjang dari berlangsungan alam, sehingga pengurangan jenis spesies akan
mempengaruhi ekosistem alam. Hasil alam lain juga berasal dari kandungan batuan yang berada
di bawah tanah, namun hasil ini menggunakan cara pertambangan yang terkadang merusak
kondisi kehidupan di atasnya. Objek konservasi sebagai bagian yang dikonservasi memerlukan
bantuan dari subjek agar dapat lestari dan tetap ada karena tidak dapat meregenrasi sendiri
dengan cepat.

Prioritas : Kedua bagian baik dari objek dan subjek sangat penting dalam kegiatan konservasi.
Objek konservasi tentu menjadi prioritas dalam kegiatan ini karena menjadi hal yang dilindungi
dan memerlukan upaya pelestarian agar tetap ada meskipun dimanfaatkan. Fokus kepada objek
juga harus diimbangi dengan perkembangan dan pembinaan dari subjek konservasi. Sebagai
bagian yang memanfaatkan dan melindungi sumber daya alam, sudah sepatutnya subjek
konservasi saling bekerja sama dengan tujuan yang jeals dan memegang prinsip untuk
mempertahankan kegiatan konservasi yang lestari.

3. Tiga kegiatan dalam pelaksanaan konservasi sumberdaya hutan


Genetik : Kegiatan konservasi dalam tingkat genetik yang dilakukan dimaksudkan dari bagian
terkecil makhluk hidup. Setiap spesies memiliki genetika yang berbeda meskipun tergabung
dalam spesies yang sama. Hal ini ditunjukkan dari adanya spesies yang unggul dan tidak dari
suatu varietas dalam flora dan fauna. Adanya keunggulan gen dari suatu spesies dilestarikan agar
nantinya dapat dimanfaatkan secara menerus dan memberikan hasil yang baik. Perkembangan
konservasi dari tingkat genetika juga dapat dilihat dari rekayasa genetik yang dilakukan peneliti
untuk membuat tanaman yang hampir punah mampu berkembang dari bagian tubuhnya.
Diperlukan keahlian yang khusus dan ilmu yang tinggi dalam kegiatan konservasi ini.

Spesies : Kegiatan konservasi dalam tingkat spesies yang dimaksudkan pada berbagai individu
flora dan fauna dari kepunahan. Keanekaragaman spesies yang ada di alam sangat tinggi,
sehingga dibedakan dari taksonominya yang melihat dari morfologi maupun kemiripannya.
Setiap spesies memiliki keistimewaannya masing-masing dan mempunyai peran dalam
ekosistem di alam dari yang terkecil hingga terbesar. Beberapa spesies yang memiliki keunikan
terkadang menjadi buruan oleh oknum yang menjualnya dengan nilai tinggi, sehingga menjadi
ancaman bagi kehidupan. Kegiatan konservasi di tingkat spesies dibedakan menjadi in situ dan
ex situ. Kegiatan in situ berupa upaya konservasi dengan memberikan perlindungan terhadap
flora dan fauna di habitatnya sendiri, sedangkan ex situ berupa upaya pelestarian dan
perkembangbiakan yang dilakukan di luar habitat dengan tempat yang yang khusus.

Komunitas/Ekosistem : Kegiatan konservasi dalam tingkat komunitas atau ekosistem berupa


kegiatan konservasi yang menyeluruh pada bentang alam beserta bagian spesies di dalamnya.
Konservasi pada tingkat ini melihat kondisi alam secara general sebagai penyagga kehidupan
yang harus dipertahankan. Kegiatan ini bisa dilihat dari upaya pemberian wilayah konservasi
pada wilayah yang berpengaruh seperti adanya mata air atau habitat asli flora dan fauna.
Pemberian batas wilayah ini dapat dilihat dari adanya zona inti di taman nasional atau cagar alam
dan suaka margasatwa. Pengamanan areal ini juga dimanfaatkan sebagai tempat ekowisata
terbatas agar dapat menjadi sumber pengetahuan bagi wisatawan dan mempunyai nilai ekonomis
dariketerjagaan habitatnya.

4. High Coservation Value (HCV) Area atau yang biasa disebut area dengan nilai konservasi
tinggi merupakan sebuah wilayah yang mempunyai nilai ekologis tinggi sehingga sangat harus
dipertahankan dan tidak diganggu kelestariannya. Hal ini bisa dilihat pada habitat satwa, daerah
hulu mata air, atau kawasan dengan tebing yang sangat curam. HCV akan menjadi pedoman
untuk kawasan yang dinilai layak untuk konservasi dirumuskan dalam beberapa nilai poin
konservasi. Poin dari HCV akan menjadi poin dasar yang menjadi alasan suatu area dikatakan
menjadi area konservasi. Dalam suatu usaha yang mempengaruhi kondisi alam, area yang
mempunyai nilai HCV tinggi tidak boleh untuk dieksploitasi karena akan memberikan dampak
negatif jika terganggu kelestariannya sesuai nilai yang didapatkannya.
5. Bioporspeksi secara umum menggambarkan kegiatan konservasi yang dilakukan di tingkat
genetik untuk mengetahui suatu manfaat dari apa yang terkandung dalam sumber daya alam.
Penerapan dapat dilihat dari hutan mangrove yang mempunyai kondisi habitat yang sulit karena
memiliki salinitas tinggi. Kondisi ini disebabkan dari banyaknya batuan yang terbawa ke muara
tempat habitat mangrove sehingga terjadi pemupukan basa yang banyak. Kondisi ini membuat
kawasan mangrove beradaptasi dengan mengeluarkan asam dari perakarannya untuk
menetralkan kondisi lingkungannya. Bioaktif yang dikeluarkan oleh tumbuhan ini dimanfaatkan
sebagai bahan baku pengobatan seperti antibakteri. Senyawa ini didapatkan dari Avicennia
marina dan Bruguiera gymnorrhiza pada bagian daun dan batangnya. Tumbuhan jenis
Sonneratia alba yang berhabitat di hutan mangrove juga mempunyai senyawa golongan fenolik
dengan cincin lakton. Senyawa ini kemungkinan berkontribusi dalam aktivitas antitoksi dan
berbagai ekstrak tumbuhan tersebut. Dalam hal lain mikroba yang terdapat pada kawasan
mangrove juga dapat dimanfaatkan seperti bakteri penambat nitrogen dan bakteri pelarut fosfat,
serta Spesies Streptomyces grisebrunneus yang mampu memproduksi enzim selulase sehingga
mampu mendegradasi limbah-limbah selulosa.

Anda mungkin juga menyukai