SIFAT FISIKA KAYU

ADALAH SIFAT ASLI KAYU YG DPT BERUBAH KARENA

ADANYA PENGARUH LINGKUNGAN.
SIFAT FISIK : GAMBARAN KAYU YANG DAPAT DILIHAT,
DIRABA DAN DIRASAKAN (WARNA, KEHALUSAN,
RASA DAN BAU)
SIFAT FISIKA : SIFAT YG HANYA BISA DIUKUR DAN
DIHITUNG (KADAR AIR, BERAT JENIS, KEMBANG
SUSUT, TERMIS,ELEKTRIS, RESONANSI DAN AKUSTIK
SIFAT FISIKA KAYU BERVARISI ANTARA JENIS dan
DALAM SATU BATANG (bidang orientasi kayu)
 FAKTOR YG PENGARUHI SIFAT FISIKA KAYU

1. BANYAKNYA ZAT DINDING SEL YG ADA DALAM

SEPOTONG KAYU
2. SUSUNAN DAN ARAH MIKROFIBRIL DALAM SEL DAN
JARINGAN
3. SUSUNAN KIMIA ZAT DINDING SEL

Ad1. tergantung pada berat jenis/kerapatan

Ad2. kayu bersifat anisotropis
Ad3. menyebabkan perbedaan dalam sifat secara
kuantitatif karena dapat merubah faktor ke 1 & 2
 KADAR AIR KAYU

1. LETAK AIR DALAM KAYU

a. Dalam rongga sel
b. Dalam dinding sel
AIR DALAM DINDING SEL KONSTAN DARI MUSIM KE
MUSIM, MESKIPUN AIR DALAM RONGGA SEL
BERUBAH-UBAH
AIR DALAM RONGGA SEL KEMUNGKINAN BERISI
BAHAN MAKANAN YG TERLARUT YG DIHASILKAN
OLEH FOTOSINTESA DAN JUGA TERLARUT DLM
SENYAWA-SENYAWA ORGANIK
 PERHITUNGAN KAS

KAS = (BERAT KAYU + AIR) – (BERAT KAYU KERING TANUR x 100%

BERAT KAYU KERING TANUR

KAS = Wb - Wo x 100 %
Wo
KAS BERVARIASI ANTAR SPECIES, TERGANTUNG
TPT TUMBUH, UMUR DAN VOLUME POHON.
PD KAYU LUNAK KAS CENDERUNG KURANG BILA
POHON TAMBAH TUA (TERDAPAT KY
JUVENIL/MUDA DAN BELUM TERBENTUK KY
TERAS)
DLM SATU POHON JUGA BERBEDA KAS,
TERUTAMA PADA KY GUBAL DAN TERAS (PD
KY TRS ADA PENGENDAPAN EKSTRAKTIF
MENGGANTI MOLEKUL AIR
PD KAYU KERAS UMUMNYA PERBEDAAN ANTARA KAS
KY TRS DAN LUNAK KECIL. SEDANGKAN KAYU LUNAK
PERBEDAANNYA BISA MENCAPAI 4 X (LUNAK > KERAS
PD BAGIAL GUBAL)
APABILA KAYU DIKERINGKAN, MAKA AIR YANG
PERTAMA KELUAR ADALAH YG BERADA DLM
RONGGA SEL, DAN BILA AIR YG DLM RONGGA SEL INI
HABIS, MAKA YANG TERSISA ADALAH AIR TERIKAT
(DLM DINDING SEL) KEADAAN INI DISEBUT KAYU
DALAM TITIK JENUH SERAT (TJS), BIASANYA 25 – 30 %
PD KONDISI DEMIKIAN KAYU TIDAK MENGALAMI
PERUBAHAN DIMENSI, MELAINKAN
MENGALAMI PERUBAHAN BERAT
APABILA KAYU TERUS DIKERINGKAN SAMPAI
DIBAWAH TJS, MAKA KAYU MULAI
MENGALAMI PERUBAHAN DIMENSI
(PENYUSUTAN)
SEBALIKNYA BILA KAYU MENYERAP AIR DARI
DIBAWAH TJS HINGGA MENCAPAI TJS, KAYU
MENGALAMI PENGEMBANGAN
BILA PENYERAPAN AIR/UAP AIR TERUS BERLANGSUNG
HINGGA DI ATAS TJS, TIDAK LAGI TERJADI
PERUBAHAN DIMENSI, TETAPI TERJADI PERUBAHAN
BERAT KARENA AIR MULAI MENGISI RONGGA SEL.
AIR DLM DDG SEL SULIT DIKELUARKAN KARENA
DITAHAN KEKUATAN ADSORPSI YANG BERSIFAT
FISIKO-KIMIA. ABSORPSI ADALAH HASIL GAYA TARIK
PERMUKAAN, SDKN ADSORPSI SEBALIKNYA YAITU
MELIBATKAN MOLEKUL2 AIR PD TPT IKATAN
HIDROGEN YG TDPT DALAM SELOLUSA, HEMI
SELOLUSA DAN LIGNIN
PENGERINGAN KAYU TERJADI KARENA ADANYA SUHU
YG TINGGI DAN KELEMBABAN YG RENDAH
KADAR AIR DLM KAYU MENYESUAIKAN DNG KEADAAN
ADMOSFIR LINGKUNGANNYA, KADAR AIR DEMIKIAN
DISEBUT KA KESEIMBANGAN (KA KERING UDARA
SEKITAR 12 – 18 %)
KA PERTAMA YG KELUAR ADALAH AIR BEBAS MELALUI
NOKTAH, JARI2 KY & RONGGA SEL, KARENA ADANYA
IKATAN ADHESI
 SUSUT KEMBANG DIMENSI
BBRP CARA MENGURANGI KEMBANG SUSUT :
1. MENGHALANGI PENYERAPAN AIR (PELAPISAN CAT,
RESIN SINTETIS, DSB)
2. DNG PENAHANAN (KAYU LAPIS, DSB)
3. PENGISIAN BAHAN STABILISASIKEDALAM DINDING SEL
4. MEMPERLAKUKAN KAYU SALING HUBUNGAN SILANG
ANTARA KELOMPOK HIDROKSIL DALAM DINDING SEL
(PAPAN PARTIKEL, DSB)
5. PENGISIAN DNG MONOMER2 PLASTIK (METIL
METAKRILAT & STIREN AKRILONITRIL)
DIPOLIMERISASIKAN KE DLM KAYU
 PENENTUAN KEMBANG SUSUT
JIKA KAYU KEHINGAN AIR DIBAWAH TJS, YAITU
KEHILANGAN AIR TERIKAT, KAYU AKAN
MENYUSUT. DAN JIKA AIR MEMASUKI
STRUKTUR DDG SEL KAYU AKAN
MENGEMBANG
PADA PAPAN2 BUATAN, KEADAAN KEMBANG
SUSUT TIDAK SESEMPURNA KAYU UTUH,
KARENA ADANYA PROSES TEKANAN/PRESS YG
DIALAMI SERAT2 ATAU PARTIKEL
PENYUSUTAN DDG SEL TERJADI SAAT MOLEKUL2 AIR
TERIKAT MELEPASKAN DIRI DARI MOLEKUL2
SELOLUSA DAN HEMI SELOLUSA, YG KEMUDIAN
BERGERAK SALING MENDEKAT
BANYAKNYA PENYUSUTAN YG TERJADI SEBANDING DNG
JUMLAH AIR YANG KELUAR DARI DDG SEL.
PD KAYU ABNORMAL ORIENTASI MIKROFIBRIL SERING
SANGAT MENYUDUT DARI SUMBU SEL, KARENANYA
SAAT KAYU MENGERING TERJADI PEMENDEKAN SEL
SHG TERJADILAH PENYUSUTAN LONGITUDINAL
(LEBIH KURANG 3 %) SDK PD KY NORMAL DIABAIKAN
KRN SANGAT KECIL (0,1 – 0,2%)
PENYUSUTAN = PENGURANGAN VOL. DIBANDINGKAN
DNG VOLUME SEMULA X 100%
PENGEMBANGAN = PENAMBAHAN
VOL.DIBANDINGKAN DNG VOLUMESEMULA X
100%
SUSUT KEMBANG TANGENSIAL DAN RADIAL BERKISAR
ANTARA (1,5 – 3):1
PENYEBABNYA :
1. ADANYA JARINGAN PARENKIM JARI2
2. PENOKTAHAN YG RAPAT PD DINDING RADIAL
3. DOMINANSI KAYU AKHIR PADA ARAH TANGENSIAL
• Penyusutan = Pengurangan dimensi x 100%
• Dimensi semula
• Pengembangan = penambahan dimensi x 100%
• Dimensi semula

• Standar DIN 52184 :

• Penyusutan = Dimensi basah – dimensi krg tanur
• dimensi basah
• Pengbangan = Dimensi basah – dimensi krg tanur
• dimensi kering tanur
• X 100 %
• Penyusutan volumetris
• = βr + βt + βl

• Pengembangan volumetris
• = αr + αt + αl
•
• Anisotropi = βt
• βr
VARIASI PENYUSUTAN DISEBABKAN BBRP
FAKTOR :
1. UKURAN DAN BENTUK POTONGAN KAYU
(MEMPENGARUHI ORIENTASI SERAT DAN
KERAGAMAN KANDUNGAN AIR)
2. KERAPATAN CONTOH UJI. MAKIN RAPAT,
PENYUSUTAN MAKIN BESAR
3. LAJU PENGERINGAN CONTOH UJI.
PENYUSUTAN AKAN BESAR BILA SUHU
PENGERINGAN MAKIN TINGGI
UTK MENGHINDARI KAYU JADI RIJEK AKIBAT
PENYUSUTAN, MAKA DLM PROSES
PENGGERGAJIANNYA HARUS DIBERIKAN
SPILASI UKURAN
MAKIN BANYAK ZAT DINDING SEL, MAKIN
TINGGI BJ DAN SEMAKIN TINGGI KEMBANG
SUSUTNYA
Sy = pf
Sy = PENYUSUTAN VOLUMETRIK
p = BJ BERDASARKAN VOLUME BASAH
f = TJS
KAYU TROPIKA MEMPUNYAI KADAR LIGNIN YG
TINGGI, SEHINGGA DAPAT MENURUNKAN
ANGKA PENYUSUTAN
COLLAPSE = CACAT PENGERINGAN YG
ABNORMAL YG TERJADI JUSTRU DIATAS TJS
(KARENA REMUKNYA DDG SEL)
ANISITROPI = PERUBAHAN DIMENSI YG TIDAK
SAMA DALAM 3 BIDANG ORIENTASI KAYU
NILAI ANISOTROPI = PERBANDINGAN ANTARA
PENYUSUTAN TANGENSIAL DAN RADIAL
KAYU DAUN JARUM = 1,86
KY BERPORI TATALINGKAR = 1,77
KY BERPORI TATABAUR = 1,80
MAKIN KECIL NILAI ANISOTROPI MAKIN KECIL
PENYUSUTAN KAYU TSB (MAKIN BAIK)
PERBEDAAN PENYUSUTAN TANGENSIAL DAN RADIAL
DISEBABKAN OLEH :
1. ARAH JARI2 YG TEGAK LURUS SERAT
2. DIDEKAT NOKTAH2 (PD DDG RADIAL), ARAH
MIKROFIBRIL MENYIMPANG DARI NORMAL,
TERUTAMA PD TRAKEID KAYU JARUM
3. PERBEDAAN STRUKTUR DDG SEL, LETAK SEL DAN
SUSUNANNYA DALAM ZONE KAYU AWAL DAN KAYU
AKHIR (DDG SEL KAYU AKHIR LEBIH TEBAL DARI KY
AWAL, KY AKHIR BANYAK TERDAPAI PD BIDANG
TANGENSIAL