PENGERTIAN
DAERAH TANGKAPAN SUNGAI adalah hampir sama dengan DAS tetapi namanya
tidak menggunakan nama sungai
SATUAN WILAYAH SUNGAI (SWS) adalah gabungan beberapa sungai yang dikelola
Dinas PU secaraadministratif.
RIVER BASIN adalah merupakan DAS yang mempunyai ukuran luas dapat mencapai
jutaan ha
PENGELOLAAN DAS
Karena merupakan sistem tata air yang ada interdependensi (saling
ketergantungan) antara hulu dan hilir dan antara musim hujan dan musim
kemarau, sehingga setiap tindakan pada hulu akan berpengaruh pada hilir
dan tindakan pada musim hujan berpengaruh pada musim kemarau,
Penggunaan sumberdaya lahan secara rasional atau dengan kata lain
menggunakan lahan sesuai dengan kapasitasnya (kemampuannya)
Mendapatkan produksi maksimum dalam waktu terbatas,
Menekan bahaya kerusakan seminimum mungkin,
Well distribution water yield
Jadi berhubungan dengan kegiatan konservasi tanah dan air (KTA)
1
Mengurangi bahaya banjir dan sedimentasi,
Meningkatkan dan mempertahankan kesuburan tanah,
Meningkatkan produktivitas lahan,
Memperbaiki dan mempertahankan fungsi hidrologis DAS, yaitu dengan
mempertahankan dan meningkatkan kuantitas dan kualitas air,
Secara keseluruhan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia,
FENOMENA ALIRAN AIR
Musim hujan Musim kemarau
Q = Debit
Time
FAKTOR-FAKTOR
- Air banyak mengalir ke sungai (runoff tinggi) melebihi kapasitas sungai,
- Penggunaan lahan menyebabkan koefisien runoff tinggi, sehingga air yang mengisi
tanah sedikit (infiltrasi rendah) runoff koefisien = 47% untuk DASCiliwung,
- Perlu pengelolaan karena ada interdependency (hubungan timbal balik) antara hulu
dan hilir,
- tanggungjawab hilir ke hulu belum ada tetapi biasanya hulu diminta
bertanggungjawab ke hilir mengenai debit banjir,
- Penggunaan lahan tidak mengikuti kaedah konservasi sehingga infiltrasi rendah
dan runoff tinggi,
- Works City waterfall,
- Pengelolaan lahan akan meningkatkan infiltrasin sehingga dapat dimanfaatkan
untuk penyediaan air (panen air),
- Bentuk pengelolaan dengan menekan debit musim hujan dan menaikkan debit
musim kemarau,
- Jumlah air hujan dalam setahun sama hanya distribusi atau penyebaran dan
intensitasnya yang berbeda,
- Keterbatasan para stakeholder dalam mengelola DAS
SMALL WATERSHED:
1. Luas areal sekitar 5 -10 sqmil atau ±1300 ha,
2. Luas areal yang agak kecil berakibat bahwa perubahan sedikit pada DAS akan
menyebabkan perubahan pada output DAS, yaitu mengenai kuantitas, kualitas dan
sifat-sifat hidrologi DAS,
3. Hanya terdapat sedikit data hidrologi yang dimiliki, kalaupun ada tidak dapat
digunakan untuk simulasi,
4. Masalah yang sering terjadi adalah adanya banjir atau genangan air, kualitas air
akibat sedimen, rekreasi, erosi dan peraturan penggunaan lahan,
5. Adanya hubungan antara sifat hujan dan aliran permukaan, yaitu pola hujan
ekivalen dengan pola aliran permukaan, volume hujan ekivalen dengan volume
aliran permukaan, dan hujan maksimum selama 15 menit sudah dapat
menyebabkan peak aliran permukaan (RO),
2
3
FAKTOR-FAKTOR YANG DITELAAH DALAM DAS
4
SIKLUS HIDROLOGI
Hujan
Infiltrasi Pengurangan
Hujan Lebih
yang lain
Total
Runoff
Rain
Interflow
Runoff
Infiltrasi
Promp SSRO
baseflow
Delayed SSRO
Direct
Runoff Total streamflow
Graundwater
5
NERACA AIR (HYDROLOGIC BUDGET)
P
NERACA AIR DIATAS PERMUKAAN TANAH ES TS
𝑆 = 𝑃 + 𝑅1 − 𝑅2 + 𝑅𝑔 − 𝐸𝑠 − 𝑇𝑠 − 𝐼𝑔
R1 R2
𝑆𝑔 = 𝐼 + 𝐺1 − 𝐺2 + 𝑅𝑔 − 𝐸𝑔 − 𝑇𝑔
𝑆 = 𝑃 − 𝑅 − 𝐺 − 𝐸 − 𝑇
𝐸𝑇 = 𝑃 − 𝑅 − 𝐺 − 𝑆
Bila diasumsikan:
Pada daerah luas (ribuan km2) maka dapat diasumsikan bahwa batas
topografi akan berimpit dengan batas air bawah tanah, sehingga nilai G = 0,
sehingga dalam model-model hidrologi nilai groundwater selalu tidak
diperhitungkan.
Rg ada akan tetapi sudah dimasukkan dalam R, dan S juga sama dengan 0
bila dihitung dalam waktu yang lama, sehingga
6
𝐸𝑇 = 𝑃 − 𝑅
PRESIPITASI (HUJAN)
KARAKTERISTIK HUJAN
𝑆𝑑
𝐶𝑉 =
𝑋̅
b. RATA-RATA MEDIAN
Rata-rata hujan yang membagi distribusi hujan menjadi dua
1 ............................................................ 25
........................................................... 51
median
c. RATA-RATA MODE
Harga yang menunjukkan frekuensi tertinggi pada yang discrete variable
(terputus). Pada distribusi kontinue, mode adalah nilai puncak (tertinggi) dari
kerapatan peluang.
d. COEFICIEN OF SKEWNESS
degree of asymmetry of the distribution
𝑎
𝐶𝑠 = 𝑆 3
𝑑
𝑛
𝑛
𝑎= ∑(𝑋𝑖 − 𝑋̅)3
(𝑛 − 1)(𝑛 − 2)
𝑖=1
1. Sd = 0, normal distribution
Mode = median = mean
7
Data banyak menyebar di sebelah kanan
mode > mean
n1 = frequency
N = total observation or trial
n1/N = relative frequency
1 1
𝑇𝑟𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑 = =
𝑃(𝐹) 𝑃(𝐹)
b. Tidak terjadi dalam seluruh tahun atau tidak pernah terjadi (Q)
1
𝑄 = 𝑃(𝐹)′ = (1 − 𝑃(𝐹)) = 1 −
𝑇
𝟏 𝒏
𝑸𝟏 𝒙 𝑸𝟐 𝒙 𝑸𝟑 𝒙 … … … … … … … . 𝒙 𝑸𝒏 = 𝑸𝒏 = (𝟏 − )
𝑻
1 𝑛
𝑃1 (𝐹)′ 𝑥 𝑃2 (𝐹)′ 𝑥 𝑃3 (𝐹)′ 𝑥 … … … … … … 𝑥 𝑃𝑛 (𝐹)′ = (𝑃(𝐹)′)𝑛 = (1 − )
𝑇
d. Peluang Risk, R, bahwa F akan terjadi paling sedikit sekali dalam n tahun
berturut-turut (R)
1 𝑛
𝑅 = 1 − (𝑃(𝐹)′)𝑛 = 1 − (1 − )
𝑇
Contoh :
Berapa T yang harus dipakai oleh seorang perencana dalam rancangan suatu
tanggul apabila ia hanya menginginkan resiko 10 % untuk terjadi banjir selama 5
tahun mendatang.
𝑛
1 𝑛
𝑅 = 1 − (𝑃(𝐹)′) = 1 − (1 − )
𝑇
1 5
0,1 = 1 − (1 − )
𝑇
T = 48,1 tahun
8
INTENCITY DURATION CURVE
30
20
60
𝐼5 = 10 𝑥 = 120 𝑚𝑚/𝑗𝑎𝑚 10
5
60 0
𝐼10 = 10 𝑥 = 60 𝑚𝑚/𝑗𝑎𝑚
10 Time
60
𝐼15 = 10 𝑥 = 40 𝑚𝑚/𝑗𝑎𝑚
15 0
60
𝐼20 = 10 𝑥 = 30 𝑚𝑚/𝑗𝑎𝑚
20
60
𝐼25 = 10 𝑥 = 24 𝑚𝑚/𝑗𝑎𝑚
25
60
𝐼60 = 10 𝑥 = 10 𝑚𝑚/𝑗𝑎𝑚
60
60
𝐼120 = 10 𝑥 = 5 𝑚𝑚/𝑗𝑎𝑚
120
T = 100 thn
T = 50 thn
T = 25 thn 9
A. Pengaruh lamanya historical data yang diamati terhadap ketelitian data
(rehability of data)
B. Probability vs return period - Gumbel paper
C. Intensity - Duration Relationships & Depth Duration Characteristic
SPATIAL DISTRIBUTION
1. ARITHMATIC MEAN
Uniform distribution of gages
Very litle variation
𝑃1 + 𝑃2 + 𝑃3 + … … + 𝑃𝑛
𝑃=
𝑛
1
2. THIESEN POLYGON 2
Big variation of data
Jumlah alat pengukur sedikit 6
Tidak tersebar merata 5
𝑃1 . 𝐴1 + 𝑃2 . 𝐴2 + 𝑃3 𝐴3 + … … + 𝑃𝑛 𝐴𝑛 3
𝑃=
𝐴
∑𝑛𝑖=1 𝐴𝑖 . 𝑃𝑖
𝑃= 4
∑𝑛𝑖=1 𝐴𝑖
P0
P1
3. ISOHYET
Isohyet adalah garis yang P2
menghubungkan titik-titik yang
P3
mempunyai intensitas hujan yang sama
besarnya P4
P5
(𝑃 𝑃𝑖 )⁄
∑𝑛𝑖=1 [𝐴𝑖 . 𝑖−1 + 2]
𝑃=
∑𝑛𝑖=1 𝐴𝑖
10
𝑃 +𝑃 𝑃 +𝑃 𝑃 +𝑃
( 0 2 1 ) 𝐴1 + ( 1 2 2 ) 𝐴2 + … . + ( 𝑛−12 𝑛 ) 𝐴𝑛
𝑃=
𝐴
RETURN PERIOD adalah interval waktu rata-rata (tahun, bulan, hari) diantara
terjadinya suatu kejadian (banjir, hujan, kekeringan) yang besarnya (intensitasnya)
sama atau melebihi besaran yang ditentukan.
𝑚
𝑇=
𝑛+1
1
𝑃=
𝑇
Dimana,
T = Return period
n = Number of data (jumlah data = jumlah pengamatan)
m = Nomor Rank dari besar ke kecil
Contoh :
Desain dam dengan peluang tercapai atau berhasil sampai 10 tahun yang akan datang
adalah sebesar 75 %.
Ditanyakan:
Berapa T yang akan dipakai?
Jawab:
𝑛
1 𝑛
𝑅 =1− (𝑃(𝐹)′) = 1 − (1 − )
𝑇
1 10
0,25 = 1 − (1 − )
𝑇
T = 35 tahun
11
12
INTERSEPSI
PENGERTIAN INTERSEPSI
INTERSEPSI
adalah bagian curah hujan yang ditahan oleh permukaan tanaman, bangunan
dan lain-lain yang akan diuapkan kembali.
Jumlah intersepsi beragam tergantung keadaan permukaan dan jenis tanaman,
Intersepsi dinyatakan dalam mm,
Intersepsi merupakan bentuk penguapan yang tidak produktif,
Hujan yang jatuh diatas permukaan vegetasi atau tanaman sebagian akan ditahan
oleh daun, sebagian mengalir melalui dahan dan batang dan sampai ke tanah
sebagai stemflow dan sebagian akan jatuh kepermukaan tanah dan daun sebagai
through fall. Dengan demikian modifikasi tajuk tanaman akan sangat berpengaruh
pada intensitas hujan ke permukaan tanah, dan akan menjadi topik penting dalam
pengelolaan DAS.
atau
Hujan yang turun jatuh di atas permukaan vegetasi atau tanaman akan menjadi
beberapa bagian, yaitu:
Air hujan yang ditahan di daun (I)
Air hujan yang mengalir dari dahan dan batang menuju ke tanah berupa
steamflow (SF),
Air hujan yang jatuh ke permukaan tanah dan daun (throught fall = TF).
FAKTOR-FAKTOR INTERSEPSI
FAKTOR-FAKTOR INTERSEPSI
BESARNYA INTERSEPSI
13
METODE PENDUGAAN INTERSEPSI
𝐿𝑖 = 𝑆𝑖 + 𝐾𝐸𝑇
Dimana,
Li = Jumlah air yang di intersepsi,
Si = Besar simpanan intersepsi yang akan tertahan dari gangguan angin dan
gravitasi besarnya bervariasi antara 0,25 – 1,25 mm,
K = Rasio luas permukaan daun yang mengintersepsi dengan luasan proyeksi
horisontal dari tajuk,
E = Evaporasi selama hujan (mm/jam),
T = Waktu (jam).
𝐴𝑖 = 𝑃. 𝐶𝑖
Dimana,
Ai = Jumlah air yang terintersepsi (cm),
P = Curah hujan (cm,
Ci = Koefisien intersepsi (0 -1),
𝐶𝑖 = 𝐴 + 𝐵. 𝑃
𝐴 = −6,732622219𝑥10−3 + 7,957346446𝑥10−6 𝑉 − 9,707299074𝑥10−11 𝑉 2
𝐵 = −8,434753042𝑥10−3 + 8,789413126𝑥10−6 𝑉 − 1,096428530𝑥10−11 𝑉 2
V = Berat biomass vegetasi (gram bahan kering/m2)
Intersepsi
Penutupan DAS
inci/jam Cm/jam
Padang rumput 0,100 0,250
Hutan tingkat
Sedang 0,150 0,375
kerapatan
Tinggi / Lebat 0,200 0,500
Pengukuran :
INT = CH - (AB + TF)
14
Dimana, INT = intersepsi (mm)
CH = curah hujan (mm)
AB = aliran batanh (mm)
TF = air lolos (throughfall) (mm)
INTERSEPSI HUJAN PADA BERBAGAI VEGETASI (PAEMBONAN, 1982)
Aliran
Air Lolos I
Vegetasi CH Batang %A
mm % mm % mm %
Pinus 276,5 198,4 71,2 1,2 0,44 78,4 28,4 20
Bambu 210,4 107,4 51,3 16,7 8,0 85,8 40,8 15
Hutan Alam 210,4 147,3 70,0 6,0 2,8 57,2 27,2 65
Rerata 223,6 151,3 67,4 7,9 3,8 65,7 29,5
Dimana,
INT = intersepsi (mm)
CH = curah hujan (mm)
15
EVAPOTRANSPIRASI
PENGERTIAN EVAPOTRANSPIRASI
Penentuan Evapotranspirasi
Penentuan di lapang menggunakan evapotranspirometer, dan lysimeter
Pengukuran dengan alat tersebut hanya dapat digunakan untuk luasan yang
sempit,
Penentuan Evapotranspirasi untuk model hidrologi biasanya dilakukan dengan
pendugaan, besarnya tergantung dari keadaan agrometeorologi (angin,
kelembaban, temperatur, hujan, dll)
h0 h0
ht a a
ht
ET = a ET = a - perkolasi
16
ET =
PENGGUNAAN:
Metode hanya direkomendasikan untuk daerah tropis,
Untuk pemakaian konsumtif, digunakan di Israel
RUMUS PENDUGAAN:
45,7 𝑇+813
𝑈 = 𝐾. 𝑃 100
atau 𝐸𝑇0 = 𝐾. 𝑃 (0,46 𝑇 + 8,13)
Dimana,
ET0 = Evapotranspirasi harian tanaman standart pada bulan yang bersangkutan
(mm/hari),
T = Temperatur rerata (C) harian bulan yang bersangkutan,
P = Rerata persentase lamanya siang hari dalam satu tahun
K = Koefisien pemakaian konsumtif empirik bulanan (Faktor penyesuaian yang
besarnya tergantung pada kelembaban minimum, lamanya matahari
bersinar dan perkiraan angin siang hari).
K = Kt x Kc
Kt = 0,031 T + 0,240
Pertumbuhan
17
NILAI Kc BERBAGAI TANAMAN:
METODE RADIASI
(𝑊. 𝑅𝑠 )𝑚𝑚
𝐸𝑇0 = 𝑐
ℎ𝑎𝑟𝑖
Dimana,
Eto = Reference crop evapotranspiration (mm/hari),
Rs = Radiasi matahari ekivalen evaporasi (mm/hari) diukur dan dihitung,
W = Faktor penimbang yang besarnya tergantung pada temperatur dan
ketinggian tempat (altitude) Tabel 3,
c = Faktor penyesuaian, tergantung pada kelembaban angin, dan kondisi angin
siang hari,
Rs = (0.25 + 0.50 n/N) Ra
n/N = rasio jam penyinaran sesungguhnya diukur dengan kemungkinan
penyinaran maksimum jam/hari Tabel 3,
atau diukur
Ra = Tabel (mm/hari) Tabel 2 Radiasi extratrrestrial,
18
c = Faktor penyesuaian Grafik 2
= angka yang ditentukan oleh hubungan term radiasi (W Rs) dengan Eto
Tanner 1960. Energi balance approach to evaporation from crops.Soil Sci. Soc.
Amer. Proc. 24, 1-9.
𝑅𝑛 = 𝑆 + 𝐴 + 𝑃 + 𝐸
Dimana,
Rn = Radiasi total yang tersedia,
= 𝑅𝑎 (1 − 𝑟)[0,18 + 0,55(𝑛⁄𝑁)] − 𝜎𝑇𝑎4 [0,56 − 0,092(𝑒. 𝑑)½ ][0,10 + 0,90(𝑛⁄𝑁)]
Ra = Radiasi extraterestrial ekivalen dalam evaporasi (mm/hari),
r = koefisien pantulan cahaya atau albedo (air = 0,05; tanaman = 0,25),
= albedo adalah persentase total radiasi yang dipantulkan. Besarnya
tergantung pada permukaan. Makin besar albedo makin kecil sinar
matahari yang tersedia untuk evapotranspirasi
Bila,
r = 0,05, maka
𝑢 = ∑ 𝑐. (𝐸𝑇)
c = koef musiman (0.7 untuk tropika)
n = jumlah hari pada bulan ybs.
n/N = Rasio jam penyinaran sesungguhnya dengan kemungkinan maksimum
penyinaran,
= Konstanta Stefan Boltzman yang besarnya 2,01x10-9 mm/hari ekivalen
evaporasi,
Ta = Temperatur (K),
e.d = tekanan uap sesungguhnya (mmHg),
S = Energi yang masuk untuk memanaskan tanah (± 5 – 10%),
A = Energi yang diserap udara dan memanaskan udara (± 5 – 10%),
P = Panas untuk fotosintesa (± 2 – 5%),
E = Evapotranspirasi (± 75 – 85%),
𝑅 = 𝐴𝑟 + 𝐴𝑎 + 𝑅𝑙𝑎𝑛𝑔𝑠𝑢𝑛𝑔 + 𝑅𝑑𝑖𝑓𝑓𝑢𝑠𝑒
= 30% + 17% + 31% + 22%
19
Rn = Radiasi netto tersedia untuk penguapan (evaporasi) dan pemanasan udara
dan tanah
METODE PENMAN
𝑅𝑛 = 𝑆 + 𝐴 + 𝑃 + 𝐸
Penman
∆ 𝛾
𝐸𝑇 = (𝑅 − 𝐺) + 15,36(1 + 0,0062𝑉2 )(𝑒𝑠 − 𝑒𝑑 )
∆+𝛾 𝑛 ∆+𝛾
20
r = koefisien pantulan radiasi (0.05 untuk permukaan air dan 0.2 untuk
tanaman setahun)
n/N = rasio jam penyinaran sesungguhnya dan kemungkinan penyinaran
maksimum.
Ta = suhu udara K (C + 273)
ed = tekanan uap sesungguhnya (mb)
= Tekanan uap jenuh rata-rata pada temperatur tidak embun.
G = Konstanta Stepan Boltzmann yang besarnya 11.71 x 10-8 Cal cm2 hari-1
10𝑇 𝑎
𝑃𝐸 = 1,6 ( )
𝐼
Dimana,
PE = evapotranspirasi bulanan (cm), belum disesuaikan (undjusted)
T = temperatur udara rata-rata bulanan (oC)
I = indeks panas tahunan, merupakan penjum lahan dari 12 indeks panas
bulanan i
𝑡 1,514
𝐼 = ( )
5
a = konstanta yang bervariasi dari tempat ketempat yang dapat dihitung dari
Untuk menyesuaikan PE, dipergunakan data panjang hari yang tersedia pada
tabel-tabel yang emuat faktor koreksi untuk setiap daerah lintang pada setiap
bulan.
PE dapat juga dihitung dengan :
21
22
Perhitungan ETp, ETa, dan Q dengan metode neraca air Thornthwaite & Mather
Lokasi : Cikumpai (84 m dpl, ± 7o Lintang Selatan)
Kadar air kapasitas lapang = 45 % -volume, dengan kedalaman zona perakaran 1m, maka kapasitas simpanan air, STo = 45/100 x 1000
mm = 450 mm
Jan Feb. Maret April Mei Juni Juli Agt. Sept. Okt. Nop. Des. Tahun
tn 25.8 26.1 26.5 27.2 27.4 26.7 26.6 26.8 27.3 27.6 27.1 26.4
Indeks bahang 12.0 12.2 12.4 13.0 13.1 12.6 12.6 12.7 13.1 13.3 12.9 12.4 152.4
Ep* 127 123 140 141 149 138 140 143 141 149 141 135
Faktor koreksi 1.07 0.96 1.05 1.00 1.02 0.98 1.01 1.02 1.00 1.05 1.04 1.08
ETp 136 118 146 140 151 135 141 146 141 152 147 146 1699
P 277 264 317 291 165 77 88 56 96 176 257 365 2429
P-ETp 141 146 171 151 14 -58 -53 -90 -45 24 110 219 730
APWL -58 -111 -201 -246 -616
ST 450 450 450 450 450 396 351 288 260 284 394 450
ΔST 0 0 0 0 0 -54 -45 -63 -28 24 110 56 0
ETa 136 118 146 140 151 131 133 119 124 152 147 146 1643
D 0 0 0 0 0 4 8 27 17 0 0 0 56
S 141 146 171 151 14 0 0 0 0 0 0 163 786
Catatan : Semua parameter, kecuali tn, Indeks bahang, dan faktor koreksi
dinyatakan dalam mm
23
Berdasarkan model-model diatas telah dihitung evapotranspirasi beberapa tanaman.
Ternyata besarnya evapotranspirasi tersebut bervariasi tergantung pada: jenis
tanaman, iklim, sifat-sifat tanaman, panjangnya masa tumbuh, dan waktu penanaman,
tinggi pohon, kerapatan, kerimbunan, warna permukaan, lereng lapangan, dan posisi
terhadap matahari.
24
SIMPANAN DEPRESI (DEPRESSION STORAGE)
Hujan: 1. Infiltrasi
2. Runoff Hujan sampai ke tanah
3. Simpanan depresi
Simpanan Depresi:
1. Surface detention
2. Depression storage
3. Surface storage
Surface Detention
Jumlah air yang dapat ditahan oleh suatu permukaan dan jika ditambahkan air
akan menjadi aliran permukaan atau runoff (besar kecilnya sangat dipengaruhi
oleh karakter permukaan benda yang bersangkutan).
Depression Storage
1. Lekukan-lekukan di permukaan yang dapat menampung atau menahan air,
yang besarnya tergantung lekukan,
2. Besarnya simpanan depresi:
untuk rumput-rumputan : 6,25 mm – 12,5 mm (maksimum)
untuk jalan/tempat parkir : 1,5625 mm – 3.125 mm (maksimum)
25
Nilai Surface storage menurut Hicks untuk hutan lebat:
1. Tanah berpasir : 5,00 mm
2. Tanah berlempung : 3,75 mm
3. Tanah berliat : 2,50 mm
4. Perkampungan/permukiman : 6,25 mm
Rumus pendugaan Surfase storage menurut Linsley R.K., M.K. Kohler dan J.L.H.
Poulus (1949)
𝑉 = 𝑆𝑑 (1 − 𝑒 −𝑘𝑃𝑒 )
V = volume simpanan permukaan,
Sd = Maksimum kapasitas simpanan permukaan,
Pe = Hujan lebih,
k = konstanta ekivalen dengan 1/Sd
Catatan:
Bila Pe 0, maka semua air mengisi depresi, maka
𝑑𝑉 1
= 1, maka 𝑘 =
𝑑𝑃𝑒 𝑆𝑑
26
INFILTRASI
Infiltrasi adalah proses masuknya air kedalam tanah melalui permukaan tanah.
Peranan infiltrasi dalam mendistribusikan input air hujan dibumi sangat penting.
Infiltrasi dapat mempengaruhi sebaran waktu dan besarnya aliran permukaan. Oleh
sebab itu perhitungan besarnya infiltrasi yang tepat harus dimasukkan kedalam setiap
usaha membuat model-model hydrologi suatu DAS atau model-model DAS.
INFILTRASI
Proses masuknya air ke dalam tanah melalui permukaan
Mempengaruhi sebaran waktu dan besar runoff (aliran permukaan),
Infiltrasi diperhitungkan dalam “model hidrologi”
PARAMETER INFILTRASI
Laju Infiltrasi: kecepatan infiltrasi pada waktu tertentu,
Kapasitas Infiltrasi: kecepatan maksimum infiltrasi dalam waktu tertentu dan
karakter tanah,
Infiltrasi pada keadaan jenuh dalam tanah dinamakan perkolasi
Infiltrasi sangat tergantung dari ketersediaan air dan karakteristik tanah.
Bila ketersediaan R < fp f = R f < fp
R > fp f = fp R < f
Infiltrasi tergantung dari gaya matriks dan gaya grafitasi,
- Potensial matriks mendominasi fase permulaan,
- Potensial grafitasi mendominasi fase lanjutan,
- Infiltrasi berasosiasi dengan keadaan tidak jenuh walaupun keadaan jenuh
dapat terjadi pada permukaan tanah,
- T = m + o + g + h
27
FAKTOR-FAKTOR INFILTRASI
Distribusi ukuran pori
Makin besar pori makin cepat laju infiltrasi,
Distribusi ukuran pori tergantung dari tekstur dan struktur tanah.
Kadar air tanah
Kadar air tanah meningkat laju infiltrasi menurun
Lamanya hujan atau kontak dengan air bebas pada permukaan tanah
Infiltrasi akan semakin lambat dengan pertambahan waktu (lamanya hujan atau
kontak dengan air bebas pada permukaan tanah).
Pengaruh lapisan-lapisan tanah
Lapisan kerak (surface crust dan surface sealing) menurunkan laju infiltrasi.
CATATAN:
Pori = makro, mezo, mikro,
Pori liat > pori pasir,
Tanah liat pori mikro,
Tanah pasir pori makro,
Infiltrasi tanah pasir > tanah tanah liat,
PENGUKURAN INFILTRASI
Metode pengukuran infiltrasi dapat dilakukan dengan menggunakan alat:
Infiltrometer (Double ring Infiltrometer)
Rainfall Simulator
Rainfall simulator dihitung dari hasil pengamatan curah hujan aliran permukaan
(runoff), simpanan depresi, dan tahanan permukaan,
Penggunaan alat infiltrometer dilakukan dengan penggenangan double ring
infiltrometer,
Pendugaan infiltrasi dengan menggunakan unit hydrograph lebih baik dibandingkan
dengan infiltrometer, hasilnya tidak lebih baik dari hasil pengukuran langsung curah
hujan dan aliran permukaan (runoff).
Pengukuran dengan infiltrometer tidak mungkin memulai dari nol atau dari keadaan
kering,
Pengukuran perlu persiapan yang baik dan dilakukan dengan cepat.
Jam h laju
Air
5
10
20
25
30
40
60
80
100
28
Penggunaan Rainfall Simulator
Permaslahan yang sering muncul adalah ukuran butir hujan pada intensitas
tertentu tidak sama dengan kondusi alami, sehingga diperlukan frame untuk
mengatur besaran butir.
Butir hujan dapat dimodifikasi dengan mengatur kecepatan aliran (kecepatan
jatuh hujan) terminal velocity
Aliran permukaan (runoff) diukur dengan menggunakan AWLR (Automatic Water
Level Recorder)
P
Intensitas Aliran
Jam Infiltrasi
Hujan Permukaan
RO 5
10
20
25
I 30
40
60
80
100
PERHITUNGAN INFILTRASI
PERSAMAAN HORTON
𝑓𝑡 = 𝑓𝑐 + (𝑓0 − 𝑓𝑐 )𝑒 −𝑘𝑡
f0
Infiltrasi
Dimana,
ft = laju infiltrasi pada suatu waktu,
fc = laju infiltrasi pada kondisi ft
seimbang (laju infiltrasi minimum),
f0 = laju infiltrasi awal,
fc
k = koefisien yang mencerminkan
penurunan laju infiltrasi
(𝑓0 − 𝑓𝑐 ) time
𝑘 =
𝐹
F = jumlah air yang diinfiltrasikan
𝑡
𝐹 = ∫ 𝑓𝑐 + (𝑓0 − 𝑓𝑐 ) 𝑒 −𝑘𝑡
0
29
(𝑓0 − 𝑓𝑐 )
=
𝑘
𝑑𝐹
= 𝑓 = 𝑓𝑐 + (𝑓0 − 𝑓𝑐 )𝑒 −𝑘𝑡
𝑑𝑡
𝑡
𝐹 = ∫ 𝑓𝑐 + (𝑓0 − 𝑓𝑐 ) 𝑒 −𝑘𝑡
0
1
= 𝑓𝑐 𝑡 − (𝑓 − 𝑓𝑐 )𝑒 −𝑘𝑡
𝑘 0
Jika t = 0
1
𝐹 = 𝑓𝑐 0 − (𝑓0 − 𝑓𝑐 )𝑒 −𝑘𝑥0
𝑘
1
= − (𝑓0 − 𝑓𝑐 )
𝑘
(𝑓0 − 𝑓𝑐 )
=
𝑘
(𝑓0 − 𝑓𝑐 )
𝑘 =
𝐹
k = nilai yang tergantung dari karakter masing-masing DAS di suatu daerah
PERSAMAAN PHILIP
Digunakan hanya untuk homogenious soil
𝐼 = 𝑆. 𝑡 ½ + A. t + B. 𝑡1½ + … … … … ….
𝐼 = 𝑆. 𝑡 ½ + K. t
Dimana,
I = kumulatif infiltrasi
S = peubah yang disebut sorptivitas yang dipengaruhi oleh potensial matriks,
yang mencerminkan pengaruh perbedaan potensial pada infiltrasi,
K = Konduktivitas hidroulis, kemampuan tanah melalukan air penting apabila
potensial grafitasi pengaruhnya dominan,
T = waktu terjadinya infiltrasi
Laju infiltrasi
𝑑𝐼
= 𝑖 = ½ 𝑆. 𝑡 −½ + 𝐾
𝑑𝑡
Catatan:
t kecil atau awal permulaan infiltrasi laju infiltrasi didominasi oleh nilai S.
Nilai K ada pada waktu kondisi tanah sudah jenuh, sehingga pada kondisi
awal K belum ada,
Pada permulaan infiltrasi laju infiltrasi dipengaruhi oleh nilai S (Sorptivitas),
sedangkan pada t tinggi atau waktu tak terhingga laju infiltrasi dipengaruhi
oleh nilai K (Konduktivitas hidroulik). Artinya bahwa nilai sorptivity (S)
mendominasi pada awal permulaan infiltrasi sedangkan nilai Conductivity
hydroulic mendominasi pada akhir infiltrasi.
Nilai K dihitung bukan berdasarkan dari hasil pengukuran infiltrasi.
30
PERSAMAAN HUGGINS DAN HONKS
Persamaan Horton tidak dapat dipakai (sukar) apabila nilai P < f, pada waktu hujan
kecil. Sehingga perlu dimasukkan dependen variable yaitu AMC (Anticedent Moisture
Conditions) .
𝑝
𝑆−𝐹
𝑓𝑡 = 𝑓𝑐 + 𝐴 ( )
𝑇𝑝
A, p = koefisien yang dihitung melalui percobaan infiltrometer
S = Potensial simpanan air diatas lapisan kedap air (Tp dikurangi AMC = Tp
– AMC),
F = Total volume air yang diinfiltrasikan,
Tp = Total porositas diatas lapisan kedap air
AMC = Anticedet Moisture Content
Catatan:
Jika F = 0, maka nilai f dapat ditentukan.
ANALYSIS HYDROGRAPH
31
I = P - RO - ET
RO = Pe
= hujan lebih dianggap tersebar merata di seluruh areal watershed
Pe dihitung dengan menggunakan rumus
0,03719 ∑ 𝑞𝑖
𝑃𝑒 = 𝐴 𝑛𝑑
Pe = hujan (inci)
Qi = ordinat direct runoff hydrograph pada pertambahan waktu yang sama
setiap i (cfs)
A = luas watershed (sqmil)
nd = jumlah interval waktu pertambahan selama periode 24 jam
t
qi = t x DRO
Debit
(DRO)
time 24 jam
Infiltrasi dihitung secara kontinu berdasarkan nilai 2 komponen, yaitu infiltrasi langsung
dan infiltrasi tertunda.
cb
Kapasitas infiltrasi
(moisture supply)
D
infiltrasi
Keterangan:
b = kapasitas infiltrasi maksimum
c = parameter yang mengontro bentuk hydrograph karena parameter ini
mengontrol air yang ditahan sesuai dengan pertambahan waktu,
LZS = Simpanan air di zona bawah permukaan mulai dari permukaan tanah sampai
permukaan air bawah tanah,
LZSN = Indeks simpanan air dalam profil tanah, (nilai nominal tingkat simpanan – nilai
“median” dari simpanan air dibawah permukaan)
32
Kapasitas infiltrasi dibagi menjadi 2, yaitu
1. Zona bagian bawah dan air bawah tanah,
2. Interflow (air yang diinfiltrasikan tetapi bergerak secara lateral dan mengalir ke
sungai sebelum mencapai air bawah tanah).
33
CATATAN:
CB = 0,3 – 1,2 (permukaan 0,75)
CC = harga input yang menentukan interflow dari overlandflow (ratio interflow
dengan overlandflow)
𝐿𝑍𝑆
𝑀𝑜𝑖𝑠𝑡𝑢𝑟𝑒 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝐿𝑍𝑆𝑁
34
TUGAS
Laju Infiltrasi
Laju Infiltrasi
Waktu Waktu
Pengaruh tekstur tanah terhadap laju infiltasi Pengaruh lapisan tanah terhadap laju infiltasi
tanah
Mulsa
kering
Mulsa dibuang
Laju Infiltrasi
Laju Infiltrasi
Tanah terbuka
Waktu
Waktu
Pengaruh kelembaban tanah terhadap laju infiltasi Pengaruh penutupan tanah terhadap laju infiltasi
35
ALIRAN PERMUKAAN (ALIRAN SUNGAI)
PENGERTIAN
Aliran permukaan adalah air yang mengalir ke arah sungai, danau, laut baik sebagai
aliran permukaan tanah (surface flow) maupun sub surface flow (aliran bawah
permukaan)
Runoff
Debit
Presipitasi
Tipe Hujan
Debit
Debit
Presipitas Presipitas
i i
Debit
Debit
Presipitas Presipitas
i i 36
2. Sifat Watershed
- Ukuran DAS makin kecil ukuran DAS makin cepat laju maksimum
- Bentuk DAS bentuk kipas lebih besar laju maksimumnya daripada
memanjang sempit, hal ini berhubungan dengan nilai time of concentration
- Elevasi (topografi, geomorfologi) mempengaruhi sifat-sifat hujan sehingga
akan mempengaruhi runoff (aliran permukaan)
- Susunan anak-anak sungai,
- Jenis tanah.
METODE RASIONAL
untuk mengukur peak runoff, terbatas untuk DAS ± 1300 ha atau 5 sqmil
37
ASUMSI METODE RASIONAL
a. Hujan terjadi dengan intensitas yang seragam paling sedikit lamanya sama dengan
waktu konsentrasi,
b. Hujan yang terjadi dengan intensitas yang seragam
BATASAN METODE RASIONAL
a. Terbatas pada areal sempit (small watershed < 1300 ha)
b. Terbatas pada penggunaan desain yang tidak mahal
c. Menganggap frekuensi hujan dengan aliran permukaan sama,
d. Terlalu menyederhanakan masalah DAS yang rumit,
e. Waktu konsentrasi (Tc) does not consider urbanization exist conditions landuse
variability, moisture condition, hydroulic condition
Tc = waktu konsentrasi adalah waktu yang diperlukan air untuk mengalir dari titik
terjauh secara hidrologis sampai ke titik pengukuran atau outlet.
CONTOH:
Suatu DAS dengan luas wilayah 100 ha, dibedakan menjadi 2 wilayah berdasarkan
karakteristik DAS, yaitu:
Luas Sub Hidrological Soil Penggunaan Lahan dan
No Topografi
DAS (ha) Group Kondisinya
1. 60 Datar C Jagung, dalam kontur baik
2. 40 10 – 30% B Hutan kayu, baik
Panjang maksimum aliran air adalah 600 m, perbedaan titik tertinggi dan terendah
dalam aliran ini adalah 3 m, Intensitas hujan maksimum selama 1 jam hujan periode 50
tahun di daerah ini adalah 6,25 cm/jam. Hitung design laju maksimum runoff derah
tersebut?
Solution:
1. Panjang sungai (L) = 600 m, beda ketinggian (t) = 3 m; I60 = 6,25 cm
2. Lereng (S)
𝑡 3
𝑆 = 𝐿 = 600 𝑥 100 = 0,5% = 0,005
38
60
𝐼20 = 6,25 𝑥 0,66 (20) = 12,375 𝑐𝑚/𝑗𝑎𝑚 = 4,95 𝑖𝑛𝑐𝑖/𝑗𝑎𝑚
Untuk menghitung nilai C harus tahu kelompok hidrologi soil group, dimana tanah
dibedakan menjadi 4 kelompok HSG.
Pembagian HSG
𝐴1 𝐴2 60 40
𝐶𝑔𝑎𝑏 = 𝑥 𝐶1 + 𝑥 𝐶2 = 𝑥 0,63 + 𝑥 0,15 𝑥 0,79 = 0,43
𝐴𝑡 𝐴𝑡 100 100
1
𝑄 = 𝐶𝐼𝐴
36
1
= 𝑥 0,43 𝑥 12,375 𝑥 100
36
𝑚3
= 14,78 𝑑𝑡𝑘 = 21 𝑐𝑓𝑠
Metode SCS merupakan nama dulu, sekarang diubah menjadi Metode NRCS
(Natural Resources Conservation Service).
Digunakan untuk memprediksi atau mengukur volume runoff.
39
(𝐼 − 0,2 𝑆)2
𝑄=
𝐼 + 0,8 𝑆
Dimana,
Q = Direct surface runoff (inchi)
I = Rainfal Intencity
S = Potensi perbedaan maksimum dari hujan dan runoff mulai dari awal hujan
1000
𝑆 = − 10
𝐶
C = Curve Number (0 – 100)
CONTOH 1.
DAS di Garut dengan luas wilayah 100 ha, dibedakan menjadi 2 wilayah berdasarkan
karakteristik DAS, yaitu:
Tentukan volume aliran permukaan yang mungkin terjadi selama musim tanam untuk
hujan 50 tahun, dengan asumsi AMCS 5 hari sebelum hujan adalah 1,6 inchi. Hujan
selama 6 jam di daerah tersebut adalah sebesar 3,8 inchi.
Solution:
1. Weight Curve number (Cw)
𝐴1 . 𝐶1 𝐴2 . 𝐶2 60 𝑥 82 40 𝑥 55
𝐶𝑤 = + = + = 71,2
𝐴𝑡 𝐴𝑡 100 100
1000 1000
2. 𝑆 = 𝐶
− 10 = 71,2
− 10 = 4,1
CONTOH 2.
Jika sehari setelah hujan 50 tahun ini turun hujan lagi sebesar 2 inchi, berapa aliran
permukaan yang diharapkan.
Solution:
1. Weight Curve number (Cw)
𝐴1 . 𝐶1 𝐴2 . 𝐶2 60 𝑥 82 40 𝑥 55
𝐶𝑤 = + = + = 71,2
𝐴𝑡 𝐴𝑡 100 100
40
I Soil are dry but not to waiting < 1,27 < 3,56
point, baik untuk pengolahan < 0,5 inchi < 1,4 inchi
tanah
II Kondisi rata-rata 1,27 – 2,80 3,56 – 5,33
0,5 – 1,1 inchi 1,4 – 2,1 inchi
III Hujan lebat atau hujan gerimis > 2,80 > 5,36
dengan temperatur rendah > 1,1 inchi 2,1 inchi
telah terjadi pada periode 5
hari terakhir tanah jenuh
Berdasar Tabel diatas atau Tabel 4.4. hal. 80 (Scwab, et al. 1981. Soil and Water
Conservation Engineering) keadaan tersebut masuk dalam AMRC III karena
nilainya (3,8 + 1,6) > 2,1.
Perhitungan faktor konversi Curve Number dari kondisi II ke kondisi III adalah
seperti pada Tabel Anticedent Rainfall Condition and Curve Number berikut.
80 1.14
𝐶𝑁𝑥 − 𝐶𝑁1
∆𝐹𝐾𝑥 = ( ) (𝐹𝐾2 − 𝐹𝐾1 )
𝐶𝑁2 − 𝐶𝑁1
71,2 − 70
=( ) (1,14 − 1,21)
80 − 70
1,2
= ( ) (−0,07) = −0,0084 ≈ −0,01
10
41
3. Nilai Curve Number (C)
C = 71,2 x 1,2 = 86
1000 1000
4. 𝑆 = 𝑁
− 10 = 86
− 10 = 1,63
Pertambahan aliran permukaan ini menjadi bukti bahwa pengaruh AMC sangat penting
dalam menghasilkan aliran permukaan (runoff).
𝐿0,8 (𝑆 + 1)0,7
𝑇𝑙 =
1500 𝑌 0,5
Dimana,
Tl = Time lag
L = panjang saluran (ft)
Y = kemiringan saluran (%)
S = Potensi perbedaan maksimum dari hujan dan runoff mulai dari awal hujan
1000
𝑆 = − 10
𝐶
5
Tc = 𝑇𝑙
3
𝐷 𝐷
Tp = + 𝑇𝑙 = + 0,6 𝑇𝑐
2 2
Tc = Time consentration
Tp = Time to peak (jam)
D = duration of excess rainfall (jam)
Tl = Time lag
Tr = Time recces
Tl = 0,6 Tc
D
Runoff
hydrograph
Tp Tr = 1,67 Tp
Tb = 2,67 Tp
0,0021 𝑄 𝐴
𝑞 =
𝑇𝑝
42
q = ruoff (in m3/s)
Tp = Time to peak
A = Area DAS (ha)
43
HYDROGRAPH
HYDROGRAPH adalah
Gambaran suatu aliran sungai (aliran permukaan) secara kontinyu dari waktu ke
waktu,
Gambaran berupa fluktuasi aliran sungai sepanjang waktu (harian, bulanan,
tahunan) atau satu kejadian hujan.
1. Sifat-sifat Hujan
Intensitas hujan,
Jumlah hujan,
Lamanya hujan,
Distribusi hujan,
Arah hujan,
Antecedent moisture conditions
2. Sifat-sifat Watershed
Topografi,
Vegetasi,
Bentuk DAS,
Jenis tanah,
Penggunaan/pengelolaan tanah,
Susunan anak-anak sungai
44
Bagian hydrograph yang menaik disebut kurva konsentrasi (consentration curve),
bagian puncak disebut crest segment (bagian puncak) dan bagian yang menurun
disebut ression curve (bagian menurun).
Raising limb
Air hujan Crest segment
Falling limb
Interflow
Depression Storage
Infiltrasi
Detention Storage
Runoff from
Detention Storage
Direct Runoff
Inflection
point
Inflection point adalah titik dimana terjadi penurunan laju aliran permukaan, suatu
kondisi dimana sudah terjadi peak discharge, dan sudah semua wilayah DAS
memberi kontribusi atau sumbangan air
Apabila hujan cukup lama, maka aliran akan tercapai equilibrium inflection point,
yang menunjukkan saat dimana seluruh areal DAS sudah memberi kontribusi
terhadap aliran air. Pada saat ini kondisi maximum storage DAS masih baru
45
sebagian terpenuhi. Apabila hujan berjalan terus maka kapasitas simpanan
(storage) tercapai dan equilibrium tercapai, dimana pemasukan sama dengan
pengeluaran (input = output). Pada keadaan lapangan kedua hal tersebut tidak
pernah tercapai.
BENTUK-BENTUK HIDROGRAPH
Bentuk hidrograph dan waktu tercapainya peak runoff sangat bervariasi tergantung
pada pengaruh terpadu antara lama dan intensitas hujan serta topografi DASnya.
Jika i < f
F < Sd
Jika i < f
F > Sd interflow
baseflow
Jika i > f runoff
F < Sd
GROUNDWATER RECESSION
Time lag (tl = waktu antara pertengahan
hujan lebih sampai dengan peak runoff
q0
time
46
Jumlah air yang diambil dari storage (S)
𝜕𝑆 = − 𝑞𝑡 𝜕𝑡
𝜕𝑆
= − 𝑞𝑡
𝜕𝑡
𝑞 𝑡 𝑞
𝑞𝑡 = 𝑞0 𝐾 𝑡 𝑞𝑡 = 𝐾 𝑡 ------ K = √𝑞𝑡
0 0
𝑞2 𝑞3 𝑞4 𝑞𝑛
𝑞1
= 𝑞2
= 𝑞3
= ………………. = 𝑞𝑛−1
= 𝐾 ------ constanta recession rate
𝑞𝑡 − 𝑞0
𝑆=
2,3026 log 𝐾
𝑞𝑡 − 𝑞0
𝑆=
𝑙𝑜𝑔𝑒 𝐾
q0 = debit awal
qt = debit aliran pada waktu t setelah q0
K = konstanta resesi (penurunan)
S = jumlah air yang diperoleh dari storage
Diketahui: Data hujan pada bulan September adalah sebagai berikut:
47
18 219 0,89 185 34 0,57 26 8
19 195 0,92 176 19 0,62 18 2
20 179 0,93 167 12 0,70 12 0
21 167 0,94 159 8 0,75 8 0
22 157 0,94 151 6 0,61 6 0
23 147 0,95 143 4 0,78 4 0
24 139 0,94 136 3 0,60 3 0
25 131 0,94 129 2 0,70 2 0
26 123 0,95 123 0
27 117 0,95 117 0
28 111 0,95 111 0
29 105 0,95 105 0
30 100 0,95 100 0
5 2
𝑘𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑓𝑙𝑜𝑤 = √ = 0,70
12
- Besarnya Direct Runoff pada kurva Direct Runoff adalah luas dari kurva tersebut
terhadap waktu :
Total volume direct run-off = (4861 + 7747 + 6240 + 1246 + 246 + 48 + 8 + 2)
= 20398 lt/dt x hari
= 20398 x 24 x 60 x 60
= 1.762.387.200 liter
48
10000 10000
Runoff DRO dan Interflow
Baseflow Interflow
DRO dan Interflow Direct Runoff
1000 1000
Logaritma Debit (me/dtk)
10 10
1 1
10 15 20 25 30 10 15 20 25 30
Time
Time
10000
RO
Baseflow
DRO dan Interflow
Logaritma Debit (m3/detik)
1000 Interflow
Direct Runoff (DRO)
100
10
1
10 15 20 25 30
Time
49
BASIN LAG AND TIME OF CONCENTRATION
PENGERTIAN
TIME CONCENTRATION
Time concentration adalah waktu yang diperlukan untuk mengalirkan air dari titik
terjauh secara hidrologi ke titik pengukuran atau outlet
Time concentration dihitung dengan rumus Kirpich
𝑡𝑙 = 𝐶𝑡 . (𝐿 . 𝐿𝐶𝑎 )0,3
Centroid =
center gravity
Dimana,
tl = time lag (jam)
L = panjang saluran utama (mile) l = 15 mile
LCa = jarak sepanjang saluran
utama dari tempat pengukuran
(outlet) ke suatu titik yang lCa = 9 mile
letaknya berlawanan dengan
pusat gravitasi watershed
(center gravity of the basin)
Ct = Coefisien yang besarnya tergantung
pada sifat-sifat watershed (1,8 –
2,2), makin kecil nilainya makin
curam. Untuk saluran air hujan
perkotaan (0,21 – 0,52)
50
PEMISAHAN BASEFLOW
1 2
51
UNIT HYDROGRAPH
UNIT HYDROGRAPH:
Untuk menduga peak dischrge hydrograph aliran permukaan (direct runoff) yang
jumlahnya adalah satu satuan (1 inchi atau 1 cm) di seluruh watershed.
KARAKTER HYDROGRAPH
Debit
1. Time to peak
Q=
2. Peak runoff
3. Time base
Time
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
1. Lamanya hujan turun harus mendekati 10 -30% dari waktu tunda (lag time
watershed),
2. Direct runoff hujan tersebut harus berkisar dari 0,5 – 1,75 inchi (1,25 – 4,375 cm),
3. Diambiul jumlah kejadian hujan yang sesuai ± 5 kejadian hujan untuk mendapatkan
rata-rata ordinat.
4. Ordinat Direct Runoff diperhitungkan agar diperoleh jumlah direct runoff 1 inchi (2,5
cm),
5. Final hydrograph untuk waktu/lama hujan tertentu, di watyershed tersebut diperoleh
dengan merata-ratakan ordinat semua kejadian hujan yang dipilih dan
menyesuaikan untuk 1 inchi direct runoff.
UNIT HYDROGRAPH
Suatu cara yang umum dilakukan untuk menyatakan sifat-sifat DAS dalam
menghasilkan banjir
52
CONTOH:
Hujan terjadi di suatu tempat dengan waktu selama 4 jam menghasilkan direct runoff
50 mm, dengan penyebaran debit sebagai berikut:
Laju RO (m3/detik)
Waktu (t)
50 mm 25 mm
0 0,000 0,000
2 1,220 0,610
4 4,050 2,025
6 6,750 3,375
8 5,670 2,835
10 4,523 2,261
12 3,375 1,688
14 2,375 1,188
16 1,375 0,688
18 0,688 0,344
20 0,000 0,000
Maka hujan yang menghasilkan direct runoff 25 cm penyebaran debitnya disajikan pada
tabel diatas dengan gambar hidrograph disajikan pada gambar dibawah.
8
7
Unit Hydrograph
6
Debit (m3/dtk)
5
4
3
2
1
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
Time
DITANYAKAN:
Hitung/tentukan dimana puncak aliran dan kapan waktu terjadinya suatu banjir yang
lamanya hujan 8 jam yang menghasilkan aliran permukaan (runoff) 2,5 cm pada 4 jam
pertama dan 3,75 cm pada 4 jam yang kedua
53
JAWAB:
10.000
hujan-1
9.000
8.000 hujan-2
7.000
Debit (m3/detik)
6.000
5.000
4.000
3.000
2.000
1.000
0.000
0 5 10 15 20 25
Time (jam)
Dari Tabel dan Gambar diatas, puncak aliran terjadi pada jam ke 10 sejak
mulainya aliran permukaan yang debitnya adalah sebesar 7,324 m3/detik.
54
SYNTHETIC UNIT HYDROGRAPH
SNYDER METHOD
6. Construct hydrograph
55
Jawab:
1. Lag time (tl)
𝑡𝑙 = 𝐶𝑡 (𝑙. 𝑙𝐶𝑎 )0,3
= 2 (15 𝑥 9)0,3 = 8,7 jam
2. Lamanya hujan (tr)
𝑡 8,7
𝑡𝑟 = 5,5𝑙 = 5,5 = 1,58 jam
5. Time base
𝑡 9,8
T = 3 + 8𝑙 = 3 + 8 = 4,23 hari = 102 jam
Catatan : Untuk DAS kecil nilai time base = 3 atau 5 x tp
7. Construct hydrograph
4000
Series1
3000
Debit (cfs)
2000
1000
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110
time
56
SCS METHOD
5. Construct hydrograph
SCS dapat mebuat unit hydrograph dalam bentuk smothing (bukan segitiga
57
Tabel. Ratio for dimensionless unit hydrograph
58
1.2
Mass Curve Discharge Ratio
0.8
q/Qp; Qa/Q
q = Discharge at time t
qp = peak discharge
0.6
Qa = Accumulated valume at time t
Q = Total volume
t = A selected time
0.4
Tp = Time from begining or rise to the peak
0.2
0
0 1 2 3 4 5
t/Tp
5000
4500
4000 Tp = 11 jam
3500
Unit Hydrograph
Debit (cfs)
3000
2500 Tb = 55 jam
2000
1500
1000
500
0
0 10 20 30 40 50 60
Time (jam)
59
ANALYSIS SYSTEM
Very detail no
losses end
DAS
Topografi, Iklim, Vegetasi, OUTPUT
INPUT
penggunaan lahan, tanah
dan manusia
SISTEM:
Suatu kesatuan unsur-unsur yang berinteraksi satu sama lain di lingkungan
Meliputi proses yang rumit, ditandai oleh banyak lintasan sebab dan akibat yang
timbal balik.
Sistem bersangkut paut dengan:
1. Dimensi waktu dan ruang,
2. Komponen-komponen (tanah, tanaman dan manusia),
3. Interaksi antar komponen,
4. Kerumitan,
5. Lingkungan luar
ANALYSIS:
Pengkajian suatu sistem dengan menggunakan azas-azas metode ilmiah sehingga
dapat dibentuk konsepsi dan model yang dapat digunakan sebagai dampak
pengolahan sistem tersebut.
ANALISIS SISTEM:
Merupakan serangkaian teknik yang digunakan untuk:
Mengidentifikasi sifat-sifat makroskopis sistem tersebut,
Menjelaskan interaksi atau proses-proses yang terjadi, misalnya antara tanah,
penggunaan lahan, tumbuhan/vegetasi, topografi dan teknologi yang digunakan
Meramal percobaan (mensimulasi) sifat-sifat dari sistem (dalam arti membuat
sederhana proses-proses yang ada dalam sistem tersebut),
60
MODEL DAN SIMULASI MODEL
A. PENDEKATAN MASALAH
B. PENYUSUNAN MODEL
1. Model harus merupakan suatu gambaran yang syah tentang sistem yang diteliti,
realistis dan informatif,
2. Model harus cukup sederhana agar mudah dikelola,
3. Model harus merupakan gambaran dari sistem sebenarnya.
D. PENGESAHAN MODEL
Dimasukkan data curah hujan dari beberapa hujan (time series)
CONTOH-CONTOH MODEL
2. Intersepsi (INTCP)
Intersepsi diperoleh dari kajian literatur hasil-hasil penelitian atau diteliti/diukur atau
dengan menggunakan formulasi yang ada.
61
R = curah hujan bulanan (mm)
Dipengaruhi oleh infiltrasi kumulatif
b = X – OVFH
LANGKAH-LANGKAH
1. Intersepsi (INTCP)
𝐼𝑁𝑇𝐶𝑃 = 𝑎 + 𝑏. 𝑃
62
8. Cadangan daerah atas permukaan (UZS)
UZS = INTCP + Surface DET
UZSN = Nilai indeks UZS = 0,6 LZSN
𝑈𝑍𝑆
𝑈𝑍𝐼 1 = 2 | − 1| + 1
2𝑈𝑍𝑆𝑁
𝑈𝑍𝑆
𝑈𝑍𝐼 2 = 2 | − 2| + 1
𝑈𝑍𝑆𝑁
63
15. Cadangan air bawah permukaan (LZS)
𝐿𝑍𝑆𝑖−1
𝐿𝑍𝑆𝑖 = (𝑒𝑝𝑜𝑡.𝑃𝑜𝑡
𝑒 𝑖 −𝑃𝑖 )/𝐿𝑍𝑆𝑚𝑎𝑥
TOPOG adalah paket hidrologi yang didasarkan pada analisis hidrologi (terrain
analysis) yangdapat digunakan untuk
1. Mendiskripsikan hal-hal tentang bentuk wilayah yang berhubungan dengan
topografi,
2. Menduga penyebaran tempat yang mungkin terjadi genangan air, erosi dan
longsor,
3. Mensimulasi hidrologi suatu daerah tangkapan dan bagaimana hal itu dipengaruhi
oleh perubahan penggunaan lahan,
4. Membuat model pertumbuhan vegetasi dan bagaimana pengaruhnya terhadap
keseimbangan air,
5. Memprediksi pengaruh penambahan pada tempat-tempat tertentu terhadap aliran
bawah tanah.
64
2. Pemecahan peta kontur kedalam elemen-elemen yang saling berhubungan untuk
menentukan jaringan aliran dan dalam proses ini menghitung kelengkapan-
kelengkapan topografi yang sesuai untuk setiap elemen.
3. Memasukkan informasi/data/karakteristik DAS seperti; tanah, iklimdan penggunaan
lahan/vegetasi.
4. Mensimulasi keseimbangan air baik steady state maupun dinamisuntuk setiap
elemen dalam DAS.
65