Anda di halaman 1dari 20

AIR TANAH

DISUSUN OLEH :
FIONA ALYA HANIFAH 21.18.0005
HARASTHA YUQDHA ANZAR 21.180008
M ZAKI RAMDANI 21.180014
RIZKI MATORI 21.18.0018
TSABIT AQDAM DINAN 21.18.0025
Air Tanah
Air Tanah adalah air yang berada di wilayah jenuh di
dalam lapisan tanah atau lapisan bebatuan yang ada
dibawah permukaan tanah.
Wadah Air Tanah suatu formasi geologi yang
mempunyai kemampuan untuk menyimpan dan
melalukan air tanah dalam jumlah besar ke sumur-
sumur atau mata air – mata air disebut akifer (aquifer).
Proses Terbentuknya Air Tanah

Air hujan sebagian besar akan mengalir ke


permukaan sebagai air permukaan seperti
danau, sungai atau rawa. Sebagian kecil air
huijan akan meresap ke dalam tanah yang
apabila meresap terus hingga zona jenuh
maka akan menjadi air tanah. Bagian yang
meresap dekat permukaan akan diuapkan
kembali melalui tanaman yang disebut
dengan evapotranspiration.
AKIFER
Akifer dibedakan
menjadi dua
• Akifer bebas
(unconfined aquifer)
• Akifer terkekang
(confined aquifer)
TIPE AKIFER
Dalam menentukan kesesuaian
formasi geologi untuk tujuan pengisian
air tanah ada beberapa factor yang
harus diperhatikan
a. Tipe formasi batuan, karena jenis
batuan akan menentukan
permeabilitas akifer
b. Kondisi tekanan hidrolik,yakni untuk
menentukan zona akifer
c. Kedalaman potensiometrik yang
didasarkan pada ketebalan zona tidak
jenuh
1. Zona Air Tanah
1. Higroskopis
2. Kapiler
3. Gravitasi
2. Zona Pertengahan
(Intermediate)
3. Zona Kapiler
4. Zona Jenuh
Pergerakan Air Tanah
Perbedaaan potensial kelembaba total dan kemiringan antara 2
lokasi dalam lapisan tanah dapat menyebabkan gerakan air
• Attention!
dalam tanah.
Air bergerak dari tempat dengan potensi kelembaban tinggi ke • Kombinasi gaya gravitasi Bumi(Z)
rendah
Selanjutnya mengikuti formasi batuan(Geologi)sesuai dengan
• Tekanan potensial(P)
kemiringan formasi tersebut • Tinggi energi hidrolik (H) = (P)x(Z)
• Perbedaan tinggi energi hidrolik = dH
• Perbedaan tinggi energi Hidrolik(panjang) = dH/L
• Penampang melintang (A)
• Faktor Konduktivitas Hidrolik(K)
• Kecepatan Air (V) = (K)x(dH/L)
• Volume/Satuan Waktu =
– q = (A)x(K)x(dH/L) #Jenuh
– q = (A)x(K)x(0v)x(dH/L) #Tidak Jenuh
• 50cm/hari hingga 0,001 (PWP)
L
A
T
I
H
A
N

S
O
A
L
1. Tenaga gravitasi Potensial
1. Pq = (Z-Z0)
1. Pq=Tenaga Gravitasi Potensial
2. (Z-Z0) mewakili beda tinggi di
atas datum(Z0)
2. Tenaga-hisap Potensial*
*berkaitan dengan tenaga kapiler
air dalam tanah(ᵠ)
Semakin tinggi kedudukan permukaan
air tanah,tenaga hisap potensial
menjadi kecil
BUAT APA
???!!
Pengambilan Air Tanah
Bagi kebanyakan masyarakat, terutama kawasan industri, air tanah merupakan pilihan yan paling
disukai sebagai sumber kebutuhan. Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa pada musim kemarau jumlah
air permukaan menyusut drastis dan seringkali diikuti dengan terjadinya penurunan kualitas air sampai pada
tingkat tidak layak untuk dimanfaatkan.
Aliran air tanah jauh lebih lambat daripada aliran air permukaan. Dengan demikian, pemanfaatan
air tanah lebih leluasa daripada air permukaan terutama selama musim panas berlangsung. Hal ini menjadi
salah satu faktor pendorong besarnya pemanfaatan air tanah oleh industri dan pemukiman. Dengan
meningkatnya jumlah penduduk maka pengambilan air tanah akan meningkat karena semakin bertambahnya
kebutuhan masyarakat terkait air.
Metode Pengambilan Air Tanah
Menggali tanah untuk membuat sumur, cara ini adalah cara yang paling sederhana dan umum
dilakukan masyarakat. Kerugian cara ini yaitu jumlah air tanah yang diperoleh lebih terbatas.
Membuat saluran air terbuka (ditches), keuntungan dari cara ini adalah dapat menampung air tanah
dalam jumlah yag lebih banyak. Kerugian dari cara ini yaitu karena menggunakan saluran air terbuka
maka air yang ditampung tidak dapat dijamin kebersihannya karena mudah terkontaminasi oleh zat lain,
sehingga kurang memadai untuk kehidupan pokok manusia.
 Bidang penampung air infiltrasi (infiltration drains) dan saluran air bawah tanah (tunnels). Cara ini
adalah cara yang paling rumit dan mahal jika dibandingkan dengan kedua cara di atas. Keuntungannya
karena terletak di bawah permukaan tanah, maka air yang dialirkan mempunyai kemungkinan kecil
untuk terkontaminasi dengan zat zat pencemar yang mungkin membahayakan bagi kesehatan manusia.
Kerugiannya yaitu pemasangan yang rumit dan harganya yang mahal.
Dampak Lingkungan Pengambilan Air Tanah
Air tanah tidak secara nyata menjadi komponen dalam daur hidrologi. Oleh karenanya banyak
perencana bangunan dalam melaksakan kegiatannya kurang mengantisipasi timbulnya dampak negative
terhadap lingkungan sumber daya air tanah.. -> harus lebih diperhatikan dalam kaitannya dengan kegiatan
pembangunan (perumahan industri, kegiatan lain yang bersifat merubah bentang lahan)

Ketika air tanah dipompa keluar melalui sumur sumur artesis, terjadi yang disebut cone of
depression (melengkungnya permukaan air tanah di sekitar sumur ke arah sumur atau pipa yang digunakan
untuk mengambil air tanah). Semakin besar laju pengambilan tanah, maka semakin besar lengkungan air
yang terjadi di sekitar sumur sampai tercapai keseimbangan baru dengan masuknya air hujan dari daerah
resapan. Demikian seterusnya, keseimbangan baru akan selalu tercapai sepanjang suplai air mencukupi.
Tetapi, ketika laju pengambilan air tanah dari banyak sumur terlalu besar dibandingkan suplai air, maka
lengkungan-lengkungan permukaan air tanah dari satu sumur ke sumur lainnya akan menyebabkan
terjadinya penurunan tinggi muka air tanah secara permanen.
Contoh Penurunan Tinggi Muka Air Tanah Secara Permanen
Angka-angka dalam tabel menunjukkan bahwa sejalan dengan
perkembangan waktu, tinggi muka air tanah semakin menurun.
Hal ini erat kaitannya dengan semakin bertambahnya jumlah
sumur dalam (artesis) untuk kegiatan industri yang
memanfaatkan air tanah. Besarnya angka pengambilan air
tanah untuk keperluan industri tersebut tampak dari
perbandingan pemakaian air tanah terhadap air permukaan
oleh industri di cekungan Bandung, yakni 60% berbanding 40%.
Sementara, dari keseluruhan eksplorasi air tanah untuk
keperluan komersial, 94 % untuk industri sisanya, 6% sebagian
besar (94%) untuk kegiatan komersial non-industri di Kodya
Bandung. Untuk usaha-usaha konservasi air tanah, besarnya
pengambilan air tanah untuk aktivitas industri tersebut
seharusnya dikurangi. Pemanfaatan air permukaan perlu lebih
ditingkatkan, sementara pemanfaatan air tanah diusahakan
Hasil survei konservasi di daerah kodya Bandung dan bersifat suplemen, terutama ketika ambang batas.
sekitarnya oleh kantor Direktorat Jenderal Geologi dan
Sumberdaya Mineral (1989)
Penurunan Tinggi Muka Air Tanah di Daerah Pantai

Di daerah pantai, penurunan tinggi muka air tanah dapat


mengakibatkan terjadinya intrusi air laut. Di zona akifer air tanah
bebas yang terletak di dekat permukaan air laut, air tanah tawar
terletak di bagian atas air laut. Oleh adanya beda berat jenis antara
air tawar dengan air laut, kedalaman air tawar yang terletak di bagian
bawah permukaan laut kurang lebih sama dengan 40 kali tinggi muka
air tanah yang terletak di atas permukaan air laut. Dengan demikian,
terjadilah keadaan keseimbangan antara air tawar dan air dengan laju
resapan dan aliran air tanah ke arah laut. Pengambilan-lebih (over-
exploitation) air tanah di daerah sekitar pantai dapat mengakibatkan
melengkungnya tinggi muka air tanah (atas dan bawah) di sekitar
sumur.
Fluktuasi Tinggi Muka Air Tanah dan
Pasokan Air Tanah
Fluktuai muka air tanah secara alamiah
akan mengalami keseimbangan. Tinggi
muka air akan mengalami fluktuasi karena
2 hal, yaitu adanya kegiatan pengambilan
air tanah (outflow) untuk konsumsi
manusia, industri dan pertanian dan
adanya pemasokan air(inflow) tanah di
daerah-daerah resapan.
1. Meningkatkan debit aliran (pengambilan) air tanah, terutama
untuk irigasi atau industry.
2. Pemasokan air tanah melalui pembuatan bangunan-bangunan
pemanenan air hujan
3. Memperbanyak bangunan-bangunan drainase yang merupakan
saluran pembuangan air sisa irigasi (bangunan drainase ini harus
diusahakan mempunyai bidang dasar berupa tanah yang
memiliki sifat permeabilitas tinggi sehingga memungkinkan
berlangsungnya proses infiltrasi air buangan tersebut).
4. Perubahan tataguna lahan ke arah keadaan yang kondusif
terhadap peningkatan usaha pemasokan air tanah atau dengan
kata lain memperluas daerah resapan air tanah.
Di kebanyakan daerah, perubahan tinggi muka air
tanah lebih banyak disebabkan oleh aktivitas
manusia. Perubahan tinggi muka air tanah oleh
akibat perbuatan manusia ini seringkali lebih nyata
daripada perubahan tinggi muka air tanah yang
terjadi secara alamiah.
Hal ini dapat mengakibatkan turunnya aliran air pada sungai-sungai
yang sebagian besar airnya berasal dari air tanah. Apabila keadaan
seperti ini berlangsung terus,sementara pemasokan air tanah yang
diharapkan dari daerah resapan kurang memadai (oleh adanya
hambatan yang disebabkan karena variasi musim hujan, perubahan
kondisi tata guna lahan , adanya pemadatan permukaan tanah),
• Teknik-teknik umum yang digunakan untuk melakukan pencagaran air tanah sebagai
daerah resapan buatan adalah dalam bentuk saluran-saluran air dengan bidang dasar
dari tanah (tidak disemen), kolam-kolam infiltras maupun sumur-sumur resapan. Upaya
konservasi tersebut diprioritaskan untuk daerah-daerah kering dengan musim kemarau
Panjang seperti yang terjadi di Indonesia bagian timur (NTB dan NTT), dan juga pada
daerah yang pengambilan air tanahnya sangat besar, seperti daerah di cekungan
Bandung.
• Permasalahan yang umumnya dijumpai dalam kaitannya degan terganggunya
pemasokan air tanah adalah terjadinya pelumpuran di dasar sumur, kolam atau
saluran air yang dapat menghambat proses berlangsungnya infiltrasi. Cara
penanggulan masalah tersebut adalah pengerukan tempat-tempat penampung
air permukaan tersebut secara teratur sehingga diharapkan dapat
memperlancar berlangsungnya infiltrasi yang dipercepat.
• Keadaan ketika akuifer berada di dekat pantai, maka untuk menjegah terjadinya
intrusi air laut ke daratan dalam hal ini dapat dibuat sumur-sumur resapan
disepanjang wilayah pantau tersebut.

Anda mungkin juga menyukai