SISTEM DRAINASE
DI DAERAH PERKOTAAN
( Oleh : Mariyanto )
- Pengertian Drainase
Drainase adalah suatu ilmu tentang pengeringan tanah .
Drainase berasal dari kata to drain yang berarti mengosongkan air
Dalam bidang Teknik Sipil, drainase dapat didefinisikan sebagai suatu
tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air, baik yang berasal dari
air hujan, air rembesan, maupun kelebihan air dari suatu kawasan
sehingga fungsi kawasan / lahan tersebut tidak terganggu.
Drainase Perkotaan adalah drainase di wilayah kota yang berfungsi
mengendalikan kelebihan air permukaan sehingga tidak mengganggu
masyarakat dan dapat memberikan manfaat bagi kehidupan
masyarakat (SKSNI T -07-1990-F)
PENDAHULUAN
Frekuensi bencana banjir di Indonesia tergolong tinggi untuk di kawasan Asia Tenggara
Bencana Banjir
Banjir di DAS Bohorok Sumatera Utara
Mempersempit alur
sungai
Q (F.K.T) /(.R)
H = --------- ( 1 e )
F. K
Dengan :
H = tinggi muka air dalam sumur ( m )
F = faktor geometrik ( m )
Q = debit air masuk ( m / dt )
T = waktu pengaliran ( detik )
K = koefisien permeabilitas tanah ( m/dt )
R = jari-jari sumur ( m )
Sedangkan berdasarkan Metode PU ( 1990 ), tentang
perencanaan teknis sumur resapan air hujan sbb :
D. I. At - D. K. As
H = ------------------------
As + D. K. P
Dengan :
D = durasi hujan (jam)
I = Intensitas hujan (m/jam)
At = luas tadah hujan (m)
K = permeabilitas tanah (m/jam)
P = keliling penampang sumur (m)
As = luas penampang sumur (m)
MUKA AIR TANAH
PERMEBILITAS TANAH
- Interceptor drain
Saluran interceptor drain berfungsi sebagai
pencegah terjadinya pembebanan aliran dari
suatu daerah terhadap daerah lain yang
dibawahnya.
- Collector drain
Berfungsi sebagai pengumpul debit yang diperoleh dari
saluran yang lebih kecil dan akhirnya dibuang ke saluran
pembawa (conveyor)
- Conveyor drain
Saluran yang berfungsi sebagai pembawa air
buangan dari suatu daerah ke lokasi pembungan
tanpa harus membahayakan daerah yang dilalui.
Letak saluran conveyor drain yaitu di bagian
terendah dari suatu daerah sehingga secara
efektif dapat berfungsi sebagai pengumpul dari
anak cabang saluran yang ada.
PERMASALAHAN BANJIR
DI JAKARTA DAN KOTA BESAR
LAINNYA ?
1. Analisis hidrologi
2. Perhitungan hidrolika
3. Perhitungan dimensi dan kapasitas
saluran
4. Gambar rencana
ANALISIS HIDROLOGI
Rumus untuk menghitung Debit (Q)
Biasanya rumus yang digunakan adalah Rational Formula
sebagai berikut :
Q = 1/3,6 x C x I x A
dimana:
Q = Debit (m3/dt)
C = Koefisien pengaliran (Tabel 4)
I = Intensitas hujan (mm/jam) dihitung selama waktu
konsentrasi (Tc)
A = Luas daerah pengaliran (km2)
KOEFISIEN PENGALIRAN ( C )
L ( m)
Keterangan :
L = Batas saerah pengaliran yang
diperhitungankan
MENGHITUNG DIMENSI SALURAN
F=Q/V
dengan,
F = luas penampang basah (m2)
Q = debit (m3/dt)
V = kecepatan aliran (m/dt)
Kecapatan aliran ( V ), dapat dihitung dengan
menggunakan rumus Manning sebagai berikut.
V = 1/ n x ( R )2/3 x ( I )1/2
dengan,
n = koefisien menurut Manning
R = F / P = jari-jari hidrolis
V = kecepatan aliran (m/dt)
F = luas panampang basah (m2)
P = keliling penampang basah (m)
I = kemiringan saluran drainase
Kecapatan aliran minimum yang digunakan
dalam perencanaan saluran agar tidak
terjadi pengendapan sedimen adalah
0,2 m/dt, sedangkan kecepatan maksimum
yang diijinkan adalah sbb :
a. Ukuran saluran
b. Kecepatan pengaliran
c. Debit banjir
d. Arah dan belokan saluran
Standar tinggi jagaan dari Dept PU (1999)
berdasarkan debit ( Q ) aliran adalah sbb :
L1 L2
A B