Anda di halaman 1dari 17

TINJAUAN

KARAKTERISTIK
DAERAH ALIRAN
SUNGAI
(STUDI KASUS PADA SUB DAS SEPAUK -
DAS KAPUAS)

Oleh:
KELOMPOK III
1. HENDRI A. PANGGABEAN (NIM. D2071191011)
2. DEDI WALIDI (NIM. D2071191012)
3. EDWIN KRISTOVIANUS (NIM. D2071191013)
4. MUHDI MAHESA (NIM. D2071191014)
5. ANNA WIDJAJANTI (NIM. D2071191015)
PENGERTIAN
Daerah Aliran Sungai (DAS) : Suatu
wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan
dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang
berfungsi menampung, menyimpan dan
mengalirkan air yang berasal dari curah hujan
ke danau atau ke laut secara alami, yang batas
di darat merupakan pemisah topografis dan
batas di laut sampai dengan daerah perairan
yang masih terpengaruh aktivitas daratan. (PP
No. 37 Tahun 2012)

Sub Daerah Aliran Sungai (Sub DAS)


: Bagian DAS yang menerima air hujan dan
mengalirkannya melalui anak sungai ke sungai
utama. (Perda Kalbar No. 2 Tahun 2018)
FUNGSI DAN MANFAAT
Fungsi DAS :
(a) Sebagai pemasok air dengan kuantitas dan kualitas yang baik
terutama bagi orang di daerah hilir;
(b) Sebagai pengatur tata air (hidrologis), di mana sangat
dipengaruhi jumlah curah hujan yang diterima, geologi yang
mendasari dan bentuk lahan.
 Fungsi hidrologis yang dimaksud termasuk kapasitas DAS untuk mengalirkan air,
penyangga kejadian puncak hujan, melepas air secara bertahap, memelihara kualitas
air dan mengurangi pembuangan massa (seperti tanah longsor).

Manfaat DAS :
Sebagai tempat berbagai aktivitas manusia antara lain pertanian,
perkebunan, pemukiman, pertambangan, industri, kehutanan,
pariwisata, penyangga kawasan bawahan dan lain-lain.
GAMBARAN UMUM DAS KAPUAS
 Luas: 10.063.599,82 ha (terluas di
Peta Kawasan DAS Kapuas Indonesia);
 Panjang sungai utama: 1.143 km
(terpanjang di Indonesia);
 Sistem Hidrologi: bulan basah antara 9
- 12 bulan, curah hujan cukup tinggi
antara 3.000 – 4.500 mm/tahun;
 Terdiri dari 189 Sub DAS, dimana 81
Sub DAS diantaranya sudah ditetapkan
dalam Satuan Wilayah Pengelolaan
(SWP) oleh BPDASHL Kapuas;
 Sub-sub DASnya terbentang hampir di
seluruh wilayah administratif di
Kalimantan Barat.
GAMBARAN UMUM SUB DAS SEPAUK
 Merupakan salah satu Sub DAS pada
DAS Kapuas;
Peta Kawasan Sub DAS Sepauk
 Letak geografis: 110°58’32” BT
sampai 111°20’45” BT dan 0°31’7”
LS sampai 0°4’24” LU;
 Luas: 122.052,24 ha, meliputi:
Kabupaten Kecamatan Luas (ha)
Sintang Sepauk 115.686,75
Tempunak 2.666,32
Sekadau Nanga Taman 126,44
Sekadau Hilir 1.183,76
Sekadau Hulu 1.564,42
Melawi Belimbing 538,67
Ketapang Hulu Sungai 285,88
PERMASALAHAN

Genangan
dan Banjir

Degradasi
Hutan dan Kekeringan
Lahan Permasalahan
Sub DAS Sepauk

Pencemaran
Erosi
Air Sungai
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik yang mempengaruhi Sub DAS Sepauk

• Gradien Sungai • Curah Hujan


• Kerapatan Sungai • Kualitas Air
• Bentuk DAS

Karakteristik Karakteristik
Morfometri Hidrometri

Karakteristik
Karakteristik
Tutupan
Antropogenik
Lahan

• Aktivitas Manusia • Perubahan


Tutupan
Lahan
Karakteristik Morfometri
Morfometri : Ukuran kuantitatif yang terkait dengan karakteristik
geomorfologi suatu kawasan.
 Parameter: luas DAS, panjang alur sungai utama, gradien sungai atau kemiringan lereng,
total panjang alur sungai, kerapatan sungai, dan bentuk DAS.

Auliyani (2017:83-95), memaparkan:


No. Parameter Morfometeri Nilai
1 Luas DAS (km2) 1220,52 Bagaimana hubungan nilai
2 Panjang alur sungai utama (km) 78,1 morfometri tersebut
3 Gradien sungai/kemiringan lereng 0,0008 terhadap klasifikasi
4 Total panjang alur sungai (km) 581,7 menurut peraturan/teori
5 Kerapatan sungai (km/km2) 0,5 yang ada?
6 Bentuk DAS Lonjong
Sumber: Auliyani (2017)
 Gradien Sungai/Kemiringan Lereng

Klasifikasi Kemiringan Lereng


Kemiringan
Kondisi Umum: gerakan
aliran air terhadap
Dengan memperhatikan nilai morfometri
No.
Lereng (%)
Klasifikasi
potensi permasalahan gradien sungai/kemiringan lereng pada Sub
Sub DAS DAS Sepauk yakni 0,0008 atau 0,08%, maka
1 <8 Datar Gerakan sangat lambat −
potensi sangat besar.
dapat dikemukakan:
2 8 – 15 Landai Gerakan lambat −  Sub DAS Sepauk termasuk dalam
potensi cukup besar. klasifikasi datar;
3 16 – 25 Agak Curam Gerakan agak cepat −
potensi cukup kecil.  Sub DAS Sepauk sangat rentan terhadap
4 26 – 40 Curam Gerakan cepat − genangan dan banjir, erosivitas, dan
potensi kecil.
kekritisan lahan.
5 > 40 Sangat Curam Gerakan sangat cepat −
potensi sangat kecil.

Sumber: Perdirjen BPDASPS No. P.4/V-SET/2013 Tentang Juknis


Penyusunan Data Spasial Lahan Kritis
 Kerapatan Sungai  Bentuk DAS

Indeks Kerapatan Sungai Klasifikasi Bentuk DAS


Indeks Kerapatan No. Bentuk DAS Kondisi Umum
No. Sungai (Dd) Kondisi Umum 1 Memanjang Besar aliran banjir relatif lebih kecil karena
(km/km ) 2
perjalanan banjir dari anak sungai itu
1 < 0,73 Berdrainase jelek atau sering berbeda-beda, namun banjir akan
mengalami penggenangan. berlangsung agak lama;
2 0,73 - 2,74 Memiliki kondisi drainase yang baik 2 Radial Aliran datang dari segala penjuru anak sungai
atau jarang mengalami penggenangan. dengan waktu hampir bersamaan.
3 > 2,74 Aliran air akan sering mengalami 3 Paralel Banjir dapat terjadi pada daerah hilir di
kekeringan. bawah titik pertemuan.
4 Komplek Gabungan dari beberapa bentuk DAS di atas.
Sumber: Horton (1949) dalam Utama dkk (2016:287)

Dengan memperhatikan nilai morfometri kerapatan sungai Sumber: Ersin Seyhan (1990)
pada Sub DAS Sepauk yakni 0,5 km/km2, maka dapat
Dengan memperhatikan nilai morfometri bentuk Sub DAS
dikemukakan:
Sepauk yakni lonjong/memanjang, maka dapat
 Sub DAS Sepauk termasuk dalam klasifikasi dikemukakan:
berdrainase jelek;  Kerentanan banjir pada kawasan Sub DAS Sepauk
 Sub DAS Sepauk sangat rentan terhadap genangan relatif lebih kecil, namun banjir akan berlangsung
dan banjir. agak lama.
Karakteristik Hidrometri
Hidrometri : Ukuran kuantitatif yang terkait dengan siklus hidrologi suatu
kawasan.
 Parameter: curah hujan, dan kualitas air.

 Parameter curah hujan sangat mempengaruhi terbentuknya pola


limpasan.
 Limpasan dapat didefinisikan sebagai bagian curah hujan yang aliran
ke saluran-saluran, sungai, danau, atau laut sebagai air permukaan.
 Limpasan terjadi akibat intensitas hujan yang turun melebihi kapasitas
infiltrasi, saat laju infiltrasi terpenuhi maka air akan mengisi cekungan
yang terdapat pada permukaan tanah. Setelah cekungan-cekungan
tersebut terisi air dan penuh, maka air akan mengalir (melimpas) di atas
permukaan tanah (run-off) (Asdak, 2010). Hal ini dapat mengakibatkan
terjadinya banjir, erosivitas tinggi, dan tanah longsor.
 Curah Hujan

Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan Tahunan Sebaran Jumlah Curah Hujan Tahunan
Stasiun Nanga 6,000
Stasiun Supadio Stasiun Susilo
Pinoh
∑ ∑ ∑ ∑ ∑ Curah ∑ Hari 5,000
Rerata Curah Hari Curah Hari Hujan Hujan

Jumlah Curah Hujan Tahunan


(Period Hujan Hujan Hujan Hujan (mm) (hari) 4,000
e (mm) (hari) (mm) (hari)
2009 –
3.421 222 3.380 220 3.526 223
2018) Data Jumlah Curah Hujan dan Jumlah Hari Hujan di Stasiun
Sumber: 3,000

Pengamatan BMKG, 2000 - 2018, BPS Provinsi Kalimantan Barat (2019)

(mm/tahun)
2,000
Diperoleh:
 Rata-rata jumlah curah hujan tahunan: 3.442 mm/tahun 1,000
(tergolong tinggi), dan
 Rata-rata jumlah hari hujan tahunan: 222 hari/tahun. 0
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Dengan memperhatikan nilai hidrometri curah hujan pada Tahun
Sub DAS Sepauk yakni tergolong tinggi, maka dapat
dikemukakan: Stasiun Supadio Stasiun Susilo Stasiun Nanga Pinoh

 Sub DAS Sepauk sangat rentan terhadap genangan Sumber: Olah Data
dan banjir.
 Kualitas Air

No. Parameter
Satua
Baku Mutu Sungai Sepauk
Keterangan
Dari kedua belas parameter
Kelas Periode Periode
n Kelas I
II I II kualitas air, terdapat enam
1 Temperatur °C Deviasi Deviasi 3 26,8 29,1 Belum memenuhi parameter yang belum
3
2 Residu Terlarut mg/L 1.000 1.000 20 15 Memenuhi
memenuhi baku mutu, maka
(TDS) dapat dikemukakan:
3 Residu Tersuspensi mg/L 50 50 100 30,4 Belum memenuhi
(TSS)  Kualitas air Sub DAS
4 pH 6–9 6–9 6,3 6 Memenuhi
5 Oksigen Terlarut mg/L 6 4 4,5 1,25 Belum memenuhi
Sepauk sudah mulai
(DO) tercemar;
6 Kadmium (Cd) mg/L 0,01 0,01 < 0,0012 0,0215 Memenuhi
7 Khrom Heksvalen mg/L 0,05 0,05 0,003 < 0,05 Memenuhi  Sub DAS Sepauk sangat
8
(Cr6+)
Tembaga (Cu) mg/L 0,02 0,02 < 0,0053 < 0,02 Memenuhi
rentan terhadap pencemaran
9 Besi (Fe) mg/L 0,3 (-) 0,7101 0,3045 Belum memenuhi air.
10 Mangan (Mn) mg/L 1 (-) 0,006 < 0,0084 Memenuhi
11 Seng (Zn) mg/L 0,05 0,05 < 0,0233 0,0568 Belum memenuhi
12 Air Raksa (Hg) mg/L 0,001 0,002 Hulu: Hilir: 0,36 Belum memenuhi
0,27
Sumber: Kompilasi Data, Baku mutu menurut PP No. 82 Tahun 2001; Data no. 1 – 11 menurut
Dinas LH Kab. Sintang (2017); Data no. 12 menurut Triyani (2009).
Karakteristik Tutupan Lahan
Tutupan Lahan : Sangat berdampak pada sifat-sifat hidrologi seperti koefisien aliran, debit dan
karakteristik hidrograf aliran.
Persentase Luas
No. Tipe Tutupan Lahan
2001 2009 2017 Dalam rentang 2001 - 2017 terjadi perubahan luas pada
1 Perkebunan, Pertanian 16,84 31,08 75,4 setiap tipe tutupan lahan.
Lahan Kering Campur
Semak Perubahan luas yang signifikan terjadi pada dua tipe
2 Hutan (Hutan Lahan 75,52 58,96 17,5 tutupan lahan, yakni hutan, dan perkebunan dan pertanian
Kering Primer, Hutan lahan kering campur semak.
Lahan Kering Sekunder,
Hutan Rawa Sekunder) Pengurangan luas kawasan hutan mencapai 58,02%.
3 Lain-lain (Lahan 7,64 9,96 7,1 Sebaliknya, penambahan luas kawasan perkebunan dan
Terbuka, Pemukiman,
Pertambangan, Tubuh
pertanian lahan kering campur semak mencapai 58,56%.
Air)
Dapat dikemukakan:
Total 100,00 100,00 100,00
 Sub DAS Sepauk sangat rentan terhadap degradasi
Sumber: Kompilasi Data, Hutagaol dan Sigit (2011) dan hutan dan lahan, genangan dan banjir, erosi, dan
Auliyani (2017). kekeringan.
Karakteristik Antropogenik
Antropogenik : Keadaan aktivitas manusia yang mempengaruhi terjadinya
perubahan-perubahan pada DAS.
 Menurut Sustayo (2016) dalam disertasinya yang dilansir dari situs
ugm.ac.id menyatakan:
“Ulah manusia menjadi faktor utama penyebab kekritisan DAS.
Tindakan penggundulan hutan dan pengolahan lahan tanpa
memperhatikan kaidah-kaidah konservasi mengakibatkan penurunan
fungsi daerah aliran sungai.” (Sustayo, 2016).
 Menurut Dinas LH Kab. Sintang (2017), beberapa aktivitas manusia
yang menjadi sumber pencemaran badan air sungai di kabupaten
Sintang: pemukiman penduduk (domestik), eksploitasi hutan, kegiatan
industri, pembangunan perkebunan, transportasi air, PETI, pembangunan
areal transmigrasi, dan sebagainya. (Dinas LH Kab. Sintang,
2017:LXXI).
 Kondisi ini menjelaskan bahwa terdapat korelasi yang kuat antara
karakteristik antropogenik dan karakteristik tutupan lahan.
Kesimpulan
1. Kompleksitas permasalahan Sub DAS Sepauk perlu
disikapi dengan pengelolaan secara terpadu;
2. Pelaksanaan pengelolaan DAS secara terpadu perlu
memperhatikan karakteristik-karakteristik yang
mempengaruhi sistem tata air pada Sub DAS Sepauk;
3. Dari karakteristik morfometri, Sub DAS Sepauk cukup
rentan terhadap genangan dan banjir, erosi, dan
kekeringan;
4. Dari karakteristik hidrometri, Sub DAS Sepauk rentan
terhadap genangan dan banjir, erosi dan pencemaran air
sungai;
5. Dari karakteristik tutupan lahan dan antropogenik, Sub
DAS Sepauk cukup rentan terhadap degradasi hutan dan
lahan, genangan dan banjir, erosi, dan kekeringan.
Sekian
Terima kasih

Kelompok III

Anda mungkin juga menyukai