UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
PRAKTIKUM HIDROGEOLOGI
ACARA I
MORFOMETRI ALIRAN SUNGAI
LAPORAN
OLEH :
PALU
2023
BAB I
PENDAHULUAN
2.
2.1. Pengertian Daerah Aliran Sungai (DAS)
Berikut ini merupakan perngertian Daerah Aliran Sungai (DAS),
berdasarkan PP No. 37 Tahun 2012 dan pengertian menurut para ahli.
2.1.1. Pengertian DAS menurut PP No. 37 Tahun 2012
Daerah Aliran Sungai atau disingkat DAS, merupakan suatu wilayah
daratan berupa satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungai yang
berfungsi menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal
dari curah hujan ke danau atau laut secara alami, dimana batas di darat
adalah pemisah topografis dan batas di laut hingga daerah perairan yang
masih terpengaruh oleh aktivitas daratan.
2.1.2 Pengertian DAS menurut para ahli
1) Menurut Darmawan, Dkk (2005)
Daerah Aliran Sungai atau disingkat DAS, ialah bentang lahan yang
dibatasi oleh topografi pemisah aliran (Topographic divide), yaitu
punggung bukit atau gunung yang menangkap curah hujan,
menyimpan dan kemudian mengalirkannya melalui saluran-saluran
pengaliran ke suatu titik (Outlet) yang umumnya berada di muara
sungai atau danau.
2) Menurut Asdak (2010)
Daerah Aliran Sungai atau disingkat DAS, adalah suatu wilayah
daratan yang secara topografik dibatasi oleh punggung-punggung
gunung yang mmampu menampung dan menyimpan air hujan hingga
kemudian menyalurkannya ke laut melalui sungai utama.
3) Menurut Suripin (2002)
Daerah Aliran Sungai atau disingkat DAS, merupakan suatu wilayah
yang dibatasi oleh batas alam, seperti punggung bukit-bukit atau
gunung, maupun batas batuan, seperti jalan atau tanggul, dimana air
hujan turun di wilayah tersebut memberi kontribusi aliran ke titik
kontrol (Outlet).
4) Menurut Kodoatie dan Sugiyanto (2002)
Daerah Aliran Sungai atau disingkat DAS, adalah suatu kesatuan
daerah / wilayah / kawasan tata air yang terbentuk secara alami
dimana air tertangkap yang berasal dari curah hujan akan mengalir
dari daerah / wilayah / kawasan tersebut menuju ke sungai.
5) Menurut Sugiharto (2001)
Daerah Aliran Sungai atau disingkat DAS, merupakan suatu daerah
yang dibatasi oleh pemisah topografi yang menerima air hujan,
menampung, menyimpan, dan mengalirkan ke sungai dan seterusnya
menuju danau atau laut.
1.
2.
2.1.
2.2. Pengertian Morfometri Daerah Aliran Sungai (DAS)
Morfometri DAS pada dasarnya merupakan karakteristik fisik dari DAS
yang berkaitan dengan kondisi geologi dan geomorfologi. Karakteristik ini
berhubungan dengan proses meresapnya air hujan yang jatuh ke dalam tanah.
Parameter tersebut diantaranya luas, bentuk DAS, jaringan sungai, kerapatan
aliran, pola aliran dan gradien sungai (Rahayu, et.al 2009 dalam Anif farida dkk,
2020). Analisis kuantitatif morfometri dapat digunakan untuk memberikan
informasi hidrologi alami dari berbagai batuan yang ada di DAS. Peta drainase
menyediakan indeks permeabilitas dari batuan dan keterkaitan antara tipe batuan,
struktur dan status kondisi hidrologinya. Karakteristik DAS dan manajemennya
memerlukan informasi yang detail mengenai topografi, jaringan sungai, water
divide, panjang saluran, geomorfologi dan geologi untuk mengatur pengelolaan
DAS dan implementasi perencanaan untuk konservasi air (Sreedevi, et. al. 2013
dalam Anif farida dkk, 2020).
h 85−h10
Su =
Lb
Keterangan :
Su = Kemiringan aliran sungai (Gradien)
h85 = Ketinggian yang terletak pada jarak 0,85 Lb
h10 = Ketinggian yang terletak pada jarak 0,10 Lb
Lb = Panjang sungai utama pada DAS (Km)
Nu
Rb =
N u +1
Keterangan :
Rb = Bifurcation ratio
Nu = Jumlah segmen sungai orde ke- u
Nu + 1 = Jumlah segmen sungai orde yang lebih tinggi (Nu + 1)
Dd =
∑ Ln
A
Keterangan :
Dd = Kerapatan drainase (Km/Km2)
Ln = Panjang sungai (Km)
A = Luas DAS (Km2)
A 1/ 2
Re =1.129
Lb
-
Keterangan :
Re = Faktor bentuk
A = Luas DAS (Km2)
Lb = Panjang sungai utama (Km)
4 πA
Rc = 2
P
Keterangan :
Rc = Faktor bentuk
A = Luas DAS (Km2)
P = Keliling DAS (Km)
BAB III
LANGKAH KERJA
3.
3.1. Alat dan Bahan
Berikut ini merupakan alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum
acara 01 “Morfometri Daerah Aliran Sungai” Praktikum Hidrologi, antara lain :
3.1.1. Alat
Benang
Mistar/Penggaris 30 Cm
Busur derajat
Alat tulis
Pensil warna
Kalkulator
3.1.2. Bahan
Peta Topografi Daerah Tompe
Kertas HVS
3.2. Langkah Kerja
Berikut ini merupakan langkah kerja, pengambilan data kuantitatif yang
dilakukan secara manual menggunakan Peta Topografi Daerah Tompe, dalam
menentukan Morfometri Daerah Aliran Sungai berdasarkan parameter –
parameter yang berlaku.
1.
2.
3.
3.1.
3.2.
3.2.1. Luas DAS
Berikut ini beberapa langkah dalam menghitung luas area DAS :
1. Ikuti luas DAS yang sudah dibatasi pada peta, dengan
menggunakan benang.
2. Jika nilai luas area sudah di disesuaikan dengan benang, hitung luas
area DAS dengan membentuk kotak persegi menggunakan benang
lalu hitung luas kotak tersebut, dengan rumus luas persegi. Yaitu L
= Panjang x Lebar.
3. Jika luas kotak sudah dihitung, kalikan nilai luas kotak dengan skala
yang digunakan pada peta.
4. Jika nilai luas kotak sudah dikalikan skala, maka akan ditemukan
nila luas DAS yang sebenarnya (Satuan yang digunakan adalah
Km2)
3.1.
3.2.
3.2.1.
3.2.2.
3.2.3. Kemiringan atau Gradien Sungai
Berikut ini, beberapa langkah dalam menghitung Kemiringan atau
Gradien Sungai
1. Dalam melakukan perhitungan gradient sungai, perlu diketahui
terlebi dahulu ketinggian atau titik sejauh 85% dan 10% dari aliran
sungai.
2. Cara menentukan persentase pada aliran sungai, dapat dilakukan
dengan menghitung panjang aliran sungai sepanjang sungai induk
dari muara ke hulu dengan menggunakan benang.
3. Perhitungan ini dilakukan dengan mengikuti alur sungai utama
dengan menggunakan benang. Jika sepanjang alur sungai sudah di
ikuti menggunakan benang, hitung panjang benang yang sudah
digunakan menggunakan mistar.
4. Jika nilai panjang benang sudah di temukan, kalikan nilai panjang
benang dengan skala.
5. Untuk menentukan nilai persentase ketinggian pada titik tertentu,
bisa digunakan rumus sebagai berikut :
1.
2.
3.
3.1.
3.2.
3.2.1.
3.2.2.
3.2.3.
3.2.4. Orde Sungai
Perhitungan orde sungai dapat dilakukan dengan menghitung jumlah
percabangan sungai yang ada pada seluruh aliran sungai yang tercakup
pada Daerah Aliran sungai.
3.2.4.
3.2.5.
3.2.6.
3.2.7. Bentuk Daerah Aliran Sungai (DAS)
Dalam menentukan bentuk Daerah Aliran Sungai, dapat dilakukan
dengan dua parameter perhitungan, yaitu dengan menentukan nilai
Kelonjongan dan Kebundaran Daerah Aliran Sungai
Rasio Kelonjongan (Elongation ratio) (Re)
Berikut ini, beberapa langkah dalam menentukan Re
1. Dalam menentukan nilai Re, dapat digunakan rumus berikut
ini:
Rc = 4πA / P2
4.
4.1. Hasil
4.1.1. Perhitungan luas Daerah Aliran Sungai (DAS)
Luas DAS = Luas kotak x Skala
Dik : P = 21,7 Cm
L = 12,3 Cm
Skala = 50.000
Lebar DAS
Dik : Luas DAS = 93,41 Km
Panjang SI = 20 Cm
Skala = 35.000
Dit ; Lebar DAS……?
Penye :
Lebar DAS = Luas DAS x Panjang Sungai Induk
Lebar DAS = 94,41 Km / (20 x 35.000)
Lebar DAS = 94,41 Km / 700.000 Cm
Lebar DAS = 94,41 Km / 7.000 m
Lebar DAS = 94,41 Km / 7 Km
Lebar DAS = 13,48 Km
1.
2.
3.
4.
4.1.
4.1.1.
4.1.2.
4.1.3. Kemiringan atau Gradien Sungai
Dik : Lb = 7 Km
h85 = 250 m
h10 = 20 m
Dit : Su….?
Penye :
Su = h85 – h10 / Lb
Su = 200 m – 20 m / 7 Km
Su = 180 m / 7 Km
Su = 0,18 Km / 7 Km
Su = 0,025 Km
Su = 2,5 %
Nu
Bifurcation ratio = Rb =
N u +1
Orde Nu Nu / Nu + 1
1 8 0,88
2 10 0,90
3 13 0,92
4 5 0,83
5 1 0,5
Jumlah 4,03
4.2. Pembahasan
4.
4.1.
4.2.
4.2.1. Luas DAS
Berdasarkan hasil perhitungan yang sudah dilakukan, didapatkan nilai
luas DAS daerah Tompe dan sekitarnya adalah 93,41 Km2.
1.
2.
3.
4.
5.
5.1. Kesimpulan
Berikut ini merupakan kesimpulan dari keseluruhan pembuatan laporan
Acara 01 “Morfometri Daerah Aliran Sungai” yang difokuskan pada DAS
wilayah Tompe dan sekitarnya.
1. Didapatkan luas DAS sebesar 93,41 Km2.
2. Panjang dan Lebar DAS yang dijumpai adalah 10,115 Km dan 13,48 Km.
3. Kemiringan dan Gradien sungai sebesar 2,8 %.
4. Orde sungai yang dijumpai pada DAS wilayah Tompe dan sekitarnya
sebanyak 5 orde ercabgan sungai.
5. Nilai Bifurcation ratio yang didapatkan sebesar 0,80.
6. Nilai Drainage density dijumpai sebesar 0,10.
7. Nilai Rasio Kelonjongan (Rc) didapatkan sebesar 8,28 sedangkan nilai
Rasio Kebundarannya sebara 1,07.
5.2. Saran
Saran saya, dalam mengikuti praktikum diharapkan para praktikan untuk
lebih menggali teori – teori terkait acara yang akan di praktikumkan. Sehingga
dalam pelaksanaan praktikum akan lebih mudah di arahkan baik dalam kajian
teori ataupun prakteknya.
DAFTAR PUSTAKA
Farida, A., & Irnawati. (2020). Kajian Karakteristik Morfometri Daerah Aliran
Sungai Klawoguk Kota Sorong Berbasis Sistem Informasi Geografis. Kajian
Karakteristik Morfometri Daerah Aliran Sungai, 12, 74 - 86.
Fitri, R. A., Sulaksana, N., & Helmi, F. (2020). MORFOMETRI DAERAH ALIRAN
SUNGAI CITARIK HULU KAITANNYA DENGAN PENGGUNAAN
LAHAN, KECAMATAN CICALENGKA DAN SEKITARNYA,
KABUPATEN BANDUNG. Padjajaran Journal Geoscince, 6, 1016-1029.
Subatnu, F., Irawan, F. A., & Salim, A. (2017). IDENTIFIKASI DAN PEMETAAN
MORFOMETRI DAERAH ALIRAN SUNGAI MARTAPURA
MENGGUNAKAN TEKNOLOGI GIS. Gradasi Teknik Sipil, 01, 45-52.