1. Pendahuluan
Morfometri merupakan ukuran kuantitatif karateristik yang terkait dengan aspek
geomorfologi suatu daerah. Morfometri DAS adalah istilah yang digunakan untuk
menyatakan keadaan jaringan sungai secara kuantitatif. Karaterisstik ini terkait dengan proses
pengaturan drainase air hujan yang jatuh di dalam DAS. Parameter yang digunakan dalam
analisa daerah aliran sungai antara lain luas DAS, panjang dan lebar DAS, bentuk DAS,
kerapatan aliran, pola aliran, gradien atau kemiringan kecuraman sungai dan orde sungai.
Kalimantan Selatan mempunyai daerah aliran sungai (DAS) yang sangat luas dan dalam
pengelolaannya membutuhkan sistem informasi untuk mendukung upaya memaksimalkan
fungsi DAS tersebut. Salah satu daerah aliran sungai yang berada di Kalimantan Selatan yaitu
sungai Barito.
Sungai Barito adalah sungai terbesar dan terpanjang di Kalimantan Selatan. Hulu sungai
Barito berada di pegunungan Schwaner, membujur dari wilayah Kalimantan Tengah di
bagian utara Pulau Kalimantan hingga bermuara di Laut Jawa, sepanjang kurang lebih
1.000km. Sungai Barito memiliki panjang 909 km dengan lebar rata-rata 650m – 1000m dan
mempunyai kedalaman rata-rata 8m. Lebar sungai dibagian muara berbentuk seperti corong
dengan lebar 1000m, oleh karena itu sungai Barito merupakan sungai terlebar dan terbesar di
Indonesia. Ukuran DAS sungai Barito yaitu 100.000km2 dengan anak sungai sebelah kiri
sungai Banjar Kecil, sungai Negara, sungai Kuin, sungai Kuin Kecil dan sungai Alalak dan di
sebelah kanan terdapat sungai Murung, Anjir Tamban, dan Anjir Serapat. Pada tanggal 12-13
Januari 2021 terjadi banjir besar yang melanda wilayah Kalimantan Selatan yang merendam
beberapa kabupaten. Menurut hasil analisis terhadap daerah aliran sungai Barito
menunjukkan adanya penurunan luas hutan. Dalam kurun waktu 10 tahun, tercatat ada
perluasaan area perkebunan yang cukup signifikan yaitu sekitar 219.00 hektar. Perubahan
penutupan lahan dalam 10 tahun ini dapat memberikan gambaran kemungkinan terjadinya
banjir DAS Barito.
Berdasarkan latar belakang diatas maka dilakukan penelitian dengan memetakan daerah
aliran sungai Barito dengan menggunakan geographic information system (GIS). Geographic
information system adalah suatu sistem berbasis komputer yang digunakan untuk
memanipulasikan data secara geografis dan selanjutnya dapat dipakai sebagai bahan acuan
dalam pengambilan keputusan. GIS digunakan untuk menyimpan, mengumpulkan dan
menganalisa objek atau fenomena lain dimana lokasi geografis merupakan karateristik yang
sangat penting dalam proses menganalisa. Dalam penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
referensi untuk mengawasan suatu pengelolaan daerah aliran sungai, sehingga jika terjadi
suatu permasalahan pada sungai dapat dijadikan suatu keputusan yang tepat dalam
mengambil keputusan.
2. Tinjauan Pustaka
A. DAS
Daerah Aliras Sungai/DAS/Daerah Pengaliran Sungai (DPS) atau drainage basin
Adalah suatu daerah yang terhampar disisi kiri dan kanan dari suatu aliran sungai,
dimana semua anak sungai yang terdapat disebelah kanan dan kiri sungai
bermuara ke dalam sungai induk. Seluruh hujan yang terjadi didalam suatu
drainage basin, semua airnya akan mengisi sungai yang terdapat didalam DAS
tersebut. Oleh sebab itu, areal DAS yang merupakan daerah tangkapan hujan atau
disebut catcment area. Semua air yang mengalir melalui sungai bergerak
yang terkait dengan aspek geomorfologi suatu daerah. Karakteristik ini terkait dengan
proses air hujan yang jatuh di dalam DAS. Parameter tersebut adalah luas DAS,
bentuk DAS, jaringan sungai, kerapatan aliran, pola aliran, dan gradien kecuraman
sungai. DAS adalah suatu daerah yang terhampar di sisi kiri dan dan kanan dari suatu
aliran sungai, dimana semua anak sungai yang terdapat di sebelah kanan dan kiri
sungai bermuara ke dalam suatu sungai induk. Seluruh hujan yang terjadi didalam
suatu drainage basin, semua airnya akan mengisi sungai yang terdapat di dalam DAS
tersebut. Oleh sebab itu, areal DAS juga merupakan daerah tangkapan hujan atau
disebut catchment area. Semua air yang mengalir melalui sungai bergerak
topografi alami, dimana semua air hujan yang jatuh didalamnya akan mengalir
melalui suatu sungai dan keluar melalui outlet pada sungai tersebut, atau merupakan
satuan kegiatan sosial ekonomi untuk perencanaan dan pengelolaan sumber daya alam
(Suripin, 2001). Morphomeri DAS adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan
keadaan jaringan alur sungai secara kuantitatif. keadaan yang dimaksud untuk analisa
a. Luas DAS
daerah aliran dapat diperkirakan dengan mengukur daerah tersebut pada peta
topografi. Garis batas antara DAS adalah punggung kontur/permukaan bumi yang
dapat memisahkan dan membagi air hujan ke masing-masing DAS. Garis batas
tersebut ditentukan berdasarkan perubahan kontur dari peta tofografi sedangkan luas
DAS nya dapat diukur dengan alat planimeter. Skala peta yang digunakan akan
Panjang DAS adalah sama dengan jarak datar dari muara sungai ke arah hulu
sepanjang sungai induk. Sedangkan lebar DAS adalah perbandingan antara luas DAS
Gradien atau kemiringan sungai dapat diperoleh dengan persamaan sebagai berikut:
Su = gradien sungai
d. Orde Sungai
Alur sungai dalam suatu DAS dapat dibagi dalam beberapa orde sungai. Orde sungai
adalah posisi percabangan alur sungai di dalam urutannya terhadap induk sungai di
dalam suatu DAS. Dengan demikian makin banyak jumlah orde sungai akan semakin
luas pula DAS nya dan akan semakin panjang pula alur sungainya. Tingkat
percabangan sungai (bufurcation ratio) adalah angka atau indeks yang ditentukan
Kerapatan sungai adalah suatu angka indeks yang menunjukkan banyaknya anak
sungai di dalam suatu DAS. Indeks tersebut diperoleh dengan persamaan sebagai
berikut:
Dd = L/A………………………………………………………….……..(3)
Pola sungai menentukan bentuk suatu DAS. Bentuk DAS mempunyai artipenting
terpusat aliran. Menurut Gregari dan Walling (1975), untuk menentukan bentuk DAS
Rc = 4пA/P2 ………………………………………………………….…..(4)
P = Keliling (m)
п = 3,14
Bentuk DAS mempengaruhi waktu konsentrasi air hujan yang mengalir menuju
outlet. Semakin bulat bentuk DAS berarti semakin singkat waktu konsentrasi yang
diperlukan, sehingga semakin tinggi fluktuasi banjir yang terjadi. Sebaliknya semakin
lonjong bentuk DAS, waktu konsentrasi yang diperlukan semakin lama sehingga
fluktuasi banjir semakin rendah. Bentuk DAS secara kuantitatif dapat diperkirakan
('circularity ratio'/Rc).
Tabel 1. Arti Angka Indeks Kerapatan Sungai
3. Metode Penelitian
2. Sistematika penelitian
4. Pembahasan
5. Kesimpulan
Daftar Pustaka