Anda di halaman 1dari 8

BAHAN AJAR TATAP MUKA Ke- 5

Materi Belajar
• Identifikasi kondisi hidro-logis wilayah DAS
• Status, siklus dan faktor penentu kecepatan siklus, serta proses siklus hidrologi
wilayah DAS

Kemampuan Akhir yang diharapakan


• Mampu menerangkan tatacara identifikasi kondisi hidro-orologis yang mencakup
kriteria penetapan status, dan siklus hidrologi.

Indikator Capaian
Mampu membuat deskripsi status kondisi hidrorologis DAS berbasis parameter dan kriteria,
menjelaskan siklus, komponen, serta proses siklus hidrologi.

A. PROSES SIKLUS HIDROLOGI WILAYAH DAS

Siklus hidrologi/siklus air adalah suatu proses pergerakan molekul air (H2O) yang
berlangsung secara terus-menerus dari bumi ke atmosfer dan kembali lagi ke bumi.
Pergerakan air laut ke udara, kemudian jatuh ke permukaan tanah lagi sebagai bentuk
presipitasi, dan akhirnya mengalir ke laut kembali.

Proses Siklus Hidrologi Wilayah Das dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Evaporasi, evaporasi terjadi proses penguapan berubahnya air di sungai, danau,


atau laut menjadi uap air karena panas matahari.
2) Transpirasi, penguapan yang terjadi pada bagian tubuh makhluk hidup (hewan dan
tumbuhan);
3) Evapotranspirasi adalah penguapan air terjadi di seluruh permukaan bumi
termasuk badan air dan tanah maupun jaringan makhluk hidup;
4) Presipitasi terjadi karena adanya pendinginan dan penambahan uap air, sehingga
air yang membentuk awan mencapai titik jenuh;
5) Run off, Adalah peristiwa hujan yang jatuh ke permukaan bumi dan terjadi di wilayah
dataran tinggi, misalnya hujan di daerah hulu sungai.
6) Infiltrasi, Berperan mendistribusi air hujan yang mempengaruhi kepada permukaan,
erosi, banjir, ketersediaan air untuk irigasi, air bawah tanah; yang bergantung pada
vegetasi dan sifat tanah.

B. KARAKTERISTIK SIKLUS HIDROLOGI DAS


Karakteristik Siklus Hidrologi DAS, meliputi :
1) Limpasan Permukaan (Run Off)
2) Debit Maksimum (Qmaks)
3) Debit Minimum (Qmin)

1). Limpasan Permukaan (Run Off)


Limpasan permukaan adalah aliran air yang mengalir di atas permukaan karena
penuhnya kapasitas infiltrasi tanah, sehingga apabila terjadi curah hujan tinggi maka
akan terjadi kelebihan limpasan yang menyebabkan air tergenang.

• Mengapa terjadi Limpasan?

• Faktor apa saja yang mempengaruhi limpasan?

• Mengapa limpasan permukaan menyebabkan banjir?

2). Debit Maksimum

Perhitungan debit maksimum (Qmaks) dapat dihitung dengan Rumus Rasional sbb:

Qmaks = 0,0287 C. I. A

Dimana :

Qmaks = Debit (banjir puncak) (m3 /detik),

C = Koefisien limpasan permukaan, besarnya 0,278 untuk luas DAS/Sub-DAS (km2 ), dan
0,00278 untuk luas DAS/Sub-DAS (ha),
I = Intensitas hujan yang lamanya sama dengan waktu konsentrasi (Tc) (mm/hari),
A = Luas DAS (km2 atau ha tergantung koefisien C).

Adapun rumus yang digunakan dapat dinyatakan sebagai rumus Manning.

Qmaks = 1/n . R2/3 . S1/2 . A

Dimana :

Qmaks = Debit maksimum (banjir puncak) (m3 /detik),


R = Jari-jari hidrolis penampang sungai (m),
S = Kemiringan hidrolis muka air sungai pada saat banjir maks terjadi dengan melihat
tanda-tanda pada saat terjadi banjir maksimum (%),
A = Luas penampang sungai (m2 ),
N = Koefisien kekasaran dasar sungai rata-rata dengan pembobotan, Keterangan :
R = A/p (p: perimeter basah penampang sungai).

Pengukuran Debit, Pengukuran debit dengan bantuan alat ukur current meter atau
sering dikenal sebagai pengukuran debit melalui pendekatan velocity-area method
(Asdak, 2010). Misalnya pengukuran dengan satu titik ,tempatkan current meter pada
kedalaman 0,60 H diukur dari muka air, pengukuran dengan dua titik pada kedalaman
0,2 H dan 0,8 H diukur dari muka air, dan pengukuran dengan tiga titik yang dilakukan
berturut-turut pada kedalaman 0,2 H, 0,6 H, dan 0,8 H.

3). Debit Minimum (Qmin)


Pengukuran debit sungai terkecil (debit minimum) atau debit sungai saat ini pada saat tidak
terjadi banjir dapat dirumuskan sesuai dengan rumus:

Qmin = w. d. a. l/t

Dimana :
Qmin = Debit sungai minimum (m3/detik),
w = Lebar penampang sungai rata-rata (m), d = Kedalaman air sungai ratarata (m),
a = Koefisien kekasaran dasar penampang sungai rata-rata (%),
l/t = Kecepatan aliran pada seksi sungai rata-rata (m/detik).

Merupakan rataan dari Debit Maksimum dan Debit Minimum air sungai.

4). Koefisien Regime Sungai (Qmaks/Qmin)

Parameter karakteristik Hidrologi DAS yang diperoleh dari perbandingan antara debit
maksimum (Qmaks) dan debit minimum (Qmin).

Selanjutnya, setelah debit dihitung lalu mengurutkan debit dalam setahun dari bulan januari
sampai desember dan tentukan nilai debit maksimum dan debit minimum dalam setahun.

Apabila nilai besaran perbandingan antara Qmaks/Qmin besar (>50) berarti lebih banyak
kejadian banjir maksimum yang terjadi, dan sebaliknya kejadian debit minimum dapat
sangat-sangat kecil hanya tidak pernah nol (0).

5). Koefisien Penyimpanan/Storage Sungai (Qmin/Qav)

Parameter karakteristik hidrologi DAS

yang diperoleh dari perbandingan antara debit minimum (Qmin) dan debit rata-rata (Qav)
atau sering disingkat dengan parameter Qmin/Qav.

6). Koefisisen Limpasan

Koefisien limpasan merupakan nilai banding antara bagian hujan yang membentuk limpasan
langsung dengan hujan total yang terjadi. Koefisien limpasan untuk tiap bagian yang
memiliki fungsi lahan yang berbeda dapat dihitung dengan rumus (Triatmodjo:2008) :


C=

di mana :

Ci : koefisien limpasan untuk daerah dengan luasan Ai


Ai : luasan dengan nilai C yang berbeda
∑Ai : penjumlahan semua luasan dengan nilai C yang berbeda

Tabel 2.7 Koefisien Limpasan

Deskripsi lahan/Karakter Koefisien Aliran(C)


Business
• Perkotaan 0,70 − 0,95
• Pinggiran 0,50 − 0,70

Perumahan
• Rumah Tunggal 0,30 − 0,50
• Multiunit, terpisah 0,40 − 0,60
• Multiunit, tergabung 0,60 − 0,75
• Perkampungan 0,25 − 0,40 0,25 − 0,40
• Apartemen 0,50 − 0,70

Halaman, tanah berat


Datar 2% 0,13 − 0,17
Rata-rata 2-7% 0,18 − 0,22
Curam 7% 0,25 − 0,35

Halama Kereta Api 0,10 − 0,35

Taman tempat bermain 0,20 − 0,35

Taman, perkuburan 0,10 − 0,25

Hutan
Datar, 0-5% 0,10 − 0,40
Bergelombang, 5-10% 0,25 − 0,50
Berbukit, 10-30% 0,30 − 0,60

Sumber : Triatmodjo, 2008

Tabel 1. Klasifikasi Berdasarkan Luas DAS No Luas DAS (ha)

No. Luas DAS Klasfikasi DAS


1 >1.500.000 DAS Sangat Besar
2 500.000 – <1.500.000 DAS Besar
3 100.000 - <500.000 DAS Sedang
4 10.000 - <100.000 DAS Kecil
5 <10.000 DAS Sangat Kecil

Sumber : Peraturan Direktorat Jenderal Bina


Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial (2013)
Tabel 2. Klasifikasi Indeks Tingkat Percabangan Sungai

Indeks
Tingkat
Uraian
Percabangan
Sungai
Rb < 3 Alur sungai mempunyai kenaikan muka air
banjir dengan cepat, sedangkan penurunannya
Rb 3 - 5 berjalan lambat;
Alur sungai mempunyai kenaikan dan
Rb > 5 penurunan muka air banjir tidak terlalu cepat
atau tidak terlalu lambat;
Alur sungai mempunyai kenaikan muka air
banjir dengan cepat, demikian pula
penurunannya akan berjalan dengan cepat
Sumber : (Rahayu dkk, 2009 dalam Talakua S.M., 2009)

Tabel 3. Kriteria Indeks Kepadatan Drainase

Indeks Kerapatan Aliran


No. Kriteria
Sungai (km/km2)
1 < 0,25 Rendah
2 0,25 – 10 Sedang
3 10 – 25 Tinggi
4 > 25 Sangat Tinggi
Sumber : Kementerian Kehutanan RI, (2010).

C. STATUS KONDISI HIDROROLOGIS

Analisis Data
Analisis data adalah untuk mengetahui status sub-DAS berdasarkan pedoman
perhitungan atau pun hasil monitoring dan evaluasi pengelolaan DAS.

Dalam melakukan analisa data terhadap status kondisi hidrologi, data yang
diperlukan untuk dianalisis A adalah sbb:

1) Koefisien Rejim Sungai (KRS),


2) Debit maksimum,
3) Debit minimum,
4) Koefesien aliran,
5) Kandungan sedimen,
6) Kualitas air,
7) Air tanah,
8) Erosi tanah,
9) Penutupan lahan dan
10) Sosial/ ekonomi.

Parameter-para meter yang berkaitan langsung dengan kriteria hidrologi, lahan dan sosial
ekonomi sbb:

1) KRS adalah perbandingan antara debit maksimum dengan debit minimum yang
terjadi pada satu tahun. KRS dikatakan baik, sedang atau buruk jika nilainya < 50, 50
– 120 atau > 120
2) Koefisien aliran, koefisien aliran diperoleh dari perbandingan antara
limpasan(mm) dengan curah hujan(mm).
3) Sedangkan limpasan (mm) adalah perbandingan [debit (m3 /dt)/ luas DAS (Ha)] x
86400. Nilai Coef dikatakan baik, sedang atau buruk jika nilainya < 0,5 ; 0,5 – 0,75
atau > 0,75
4) Indek Penggunaan air, Indeks penggunaan air (IPA) diperoleh dari kebutuhan air (m3
/det) /persediaan air (m3 /det). IPA < 0,5 berarti baik, 0,5 - 0,9 berarti sedang, > 0,9
berarti buruk.
5) Sedimentasi, Laju sedimen harian (Qs) diperoleh dari [debit sedimen (ton/hari)/
konsentrasi sedimen(gram/ m3 )] x 0,0864. Laju sedimen (mm/th) adalah < 1
mm/tahun-- baik, 1- 2 mm/ tahun berarti sedang, > 2 mm/tahun berarti buruk
6) Kualitas Air permukaan, Laju sedimen harian (Qs) diperoleh dari [debit sedimen
(ton/hari)/ konsentrasi sedimen(gram/ m3 )] x 0,0864. Laju sedimen (mm/th) adalah <
1 mm/tahun-- baik, 1- 2 mm/ tahun berarti sedang, > 2 mm/tahun berarti buruk
7) Air tanah, Indikator air tanah yang biasa digunakan untuk evaluasi tingkat
perubahannya pada suatu daerah atau tempat (fluktuasi muka air tanah /jeluk air
sumur). Fluktuasi muka air tanah adalah < 5 m berarti baik, 5 - 10 m berarti sedang,
> 10 m berarti buruk.
8) Erosi tanah, Indikator air tanah yang biasa digunakan untuk evaluasi tingkat
perubahannya pada suatu daerah atau tempat (fluktuasi muka air tanah /jeluk air
sumur). Fluktuasi muka air tanah adalah < 5 m berarti baik, 5 - 10 m berarti sedang,
> 10 m berarti buruk.
9) Tutupan lahan, Indeks penutupan lahan permanen (IPLM) Indeks penutupan lahan
permanen diperoleh dengan membandingkan luas lahan yang bervegetasi permanen
(Hutan dan Perkebunan) dengan luas DAS. IPLM adalah > 40 % berarti baik, 30- 40
% berarti sedang, < 30 % berarti buruk
10) Social ekonomi, Parameter sosial ekonomi dalam pengelolaan DAS dibagi menjadi 5
parameter yaitu:

a) Ketergantungan terhadap lahan, Apabila ketergantungan terhadap lahan >75 %


dinilai buruk (1), 50-75 % sedang (2), dan < 50 % dinilai baik (3).

b) Status pemilikan lahan Pengelolaan DAS apabila lebih dari 75 % suatu


hamparan (satu agroecozone) digarap oleh pemiliknya dinilai baik (3), 25 - 75 %
dinilai sedang (2), dan < 25 % dinilai buruk (1).

c) Kelembagaan pengelolaan DAS, Lembaga masyarakat , Apabila ada lembaga


dan bermanfaat bagi masyarakat, maka. dinilai baik (3). Bila ada lembaga tapi
tidak bermanfaat bagi masyarakat, maka dinilai sedang (2), dan bila tidak ada
lembaga yang terkait dengan kegiatan RLKT (Rehabilitasi Lahan dan Konservasi
Tanah), maka dinilai buruk (1).

d) Konflik, Jika tidak ada konflik pemanfaatan sumberdaya alam. maka dinilai baik
(3), ada konflik tetapi dapat diatasi melalui musyawarah oleh masyarakat, maka
dinilai sedang (2). Sedangkan bila ada konflik tetapi tidak dapat diatasi oleh
masyarakat dan harus diselesaikan dengan melibatkan penegak hukum, maka
dinilai buruk (1).

e) Budaya dalam pengelolaan DAS, Norma konservasi, Apabila di masyarakat


tersebut ada norma dan dilaksanakan, maka dinilai baik (3), ada norma tapi tidak
dilaksanakan, dinilai sedang (2), dan tidak ada norma, dinilai buruk (1)

f) Adopsi teknologi konservasi Jika masyarakat mengetahui dan melaksanakan


konservasi, maka dinilai baik (3), mengetahui tapi tidak melaksanakan, dinilai
sedang (2), dan tidak tahu, dinilai buruk (1).

g) Pendapatan Masyarakat, Standar yang digunakan adalah standar kemiskinan


yang diterbitkan oleh BPS. Apabila masyarakat suatu sub-DAS diatas garis
kemiskinan, maka dinilai baik (3), sama dengan garis kemiskinan, dinilai sedang
(2), dan dibawah garis kemiskinan, dinilai buruk (1).

D. FAKTOR PENENTU KECEPATAN SIKLUS,

1. Volume air,
2. Kondisi tanah.
3. Panas matahari.
4. Gravitasi bulan.
5. Drainase tanah

Aktivitas yang Merusak Siklus Air


6. Pemukiman Penduduk
7. Pembukaan Lahan Hutan
8. Pembangunan Skala Besar
9. Penebangan Hutan
Referensi:

Asdak, C., 2010. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta 2015. Laporan Akhir Rencana Umum Pengelolaan DAS Kampar Pusat
Pengendalian Pembangunan Ekoregion Sumatera (P3ES) Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan (LHK) Republik Indonesia. 2014. Peraturan Menteri Kehutanan No.61/Menhut
II/ 2014 Tentang Monitoring dan Evaluasi Daerah Aliran Sungai (DAS), Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai