Materi Belajar
• Identifikasi kondisi hidro-logis wilayah DAS
• Status, siklus dan faktor penentu kecepatan siklus, serta proses siklus hidrologi
wilayah DAS
Indikator Capaian
Mampu membuat deskripsi status kondisi hidrorologis DAS berbasis parameter dan kriteria,
menjelaskan siklus, komponen, serta proses siklus hidrologi.
Siklus hidrologi/siklus air adalah suatu proses pergerakan molekul air (H2O) yang
berlangsung secara terus-menerus dari bumi ke atmosfer dan kembali lagi ke bumi.
Pergerakan air laut ke udara, kemudian jatuh ke permukaan tanah lagi sebagai bentuk
presipitasi, dan akhirnya mengalir ke laut kembali.
Perhitungan debit maksimum (Qmaks) dapat dihitung dengan Rumus Rasional sbb:
Qmaks = 0,0287 C. I. A
Dimana :
C = Koefisien limpasan permukaan, besarnya 0,278 untuk luas DAS/Sub-DAS (km2 ), dan
0,00278 untuk luas DAS/Sub-DAS (ha),
I = Intensitas hujan yang lamanya sama dengan waktu konsentrasi (Tc) (mm/hari),
A = Luas DAS (km2 atau ha tergantung koefisien C).
Dimana :
Pengukuran Debit, Pengukuran debit dengan bantuan alat ukur current meter atau
sering dikenal sebagai pengukuran debit melalui pendekatan velocity-area method
(Asdak, 2010). Misalnya pengukuran dengan satu titik ,tempatkan current meter pada
kedalaman 0,60 H diukur dari muka air, pengukuran dengan dua titik pada kedalaman
0,2 H dan 0,8 H diukur dari muka air, dan pengukuran dengan tiga titik yang dilakukan
berturut-turut pada kedalaman 0,2 H, 0,6 H, dan 0,8 H.
Qmin = w. d. a. l/t
Dimana :
Qmin = Debit sungai minimum (m3/detik),
w = Lebar penampang sungai rata-rata (m), d = Kedalaman air sungai ratarata (m),
a = Koefisien kekasaran dasar penampang sungai rata-rata (%),
l/t = Kecepatan aliran pada seksi sungai rata-rata (m/detik).
Merupakan rataan dari Debit Maksimum dan Debit Minimum air sungai.
Parameter karakteristik Hidrologi DAS yang diperoleh dari perbandingan antara debit
maksimum (Qmaks) dan debit minimum (Qmin).
Selanjutnya, setelah debit dihitung lalu mengurutkan debit dalam setahun dari bulan januari
sampai desember dan tentukan nilai debit maksimum dan debit minimum dalam setahun.
Apabila nilai besaran perbandingan antara Qmaks/Qmin besar (>50) berarti lebih banyak
kejadian banjir maksimum yang terjadi, dan sebaliknya kejadian debit minimum dapat
sangat-sangat kecil hanya tidak pernah nol (0).
yang diperoleh dari perbandingan antara debit minimum (Qmin) dan debit rata-rata (Qav)
atau sering disingkat dengan parameter Qmin/Qav.
Koefisien limpasan merupakan nilai banding antara bagian hujan yang membentuk limpasan
langsung dengan hujan total yang terjadi. Koefisien limpasan untuk tiap bagian yang
memiliki fungsi lahan yang berbeda dapat dihitung dengan rumus (Triatmodjo:2008) :
∑
C=
∑
di mana :
Perumahan
• Rumah Tunggal 0,30 − 0,50
• Multiunit, terpisah 0,40 − 0,60
• Multiunit, tergabung 0,60 − 0,75
• Perkampungan 0,25 − 0,40 0,25 − 0,40
• Apartemen 0,50 − 0,70
Hutan
Datar, 0-5% 0,10 − 0,40
Bergelombang, 5-10% 0,25 − 0,50
Berbukit, 10-30% 0,30 − 0,60
Indeks
Tingkat
Uraian
Percabangan
Sungai
Rb < 3 Alur sungai mempunyai kenaikan muka air
banjir dengan cepat, sedangkan penurunannya
Rb 3 - 5 berjalan lambat;
Alur sungai mempunyai kenaikan dan
Rb > 5 penurunan muka air banjir tidak terlalu cepat
atau tidak terlalu lambat;
Alur sungai mempunyai kenaikan muka air
banjir dengan cepat, demikian pula
penurunannya akan berjalan dengan cepat
Sumber : (Rahayu dkk, 2009 dalam Talakua S.M., 2009)
Analisis Data
Analisis data adalah untuk mengetahui status sub-DAS berdasarkan pedoman
perhitungan atau pun hasil monitoring dan evaluasi pengelolaan DAS.
Dalam melakukan analisa data terhadap status kondisi hidrologi, data yang
diperlukan untuk dianalisis A adalah sbb:
Parameter-para meter yang berkaitan langsung dengan kriteria hidrologi, lahan dan sosial
ekonomi sbb:
1) KRS adalah perbandingan antara debit maksimum dengan debit minimum yang
terjadi pada satu tahun. KRS dikatakan baik, sedang atau buruk jika nilainya < 50, 50
– 120 atau > 120
2) Koefisien aliran, koefisien aliran diperoleh dari perbandingan antara
limpasan(mm) dengan curah hujan(mm).
3) Sedangkan limpasan (mm) adalah perbandingan [debit (m3 /dt)/ luas DAS (Ha)] x
86400. Nilai Coef dikatakan baik, sedang atau buruk jika nilainya < 0,5 ; 0,5 – 0,75
atau > 0,75
4) Indek Penggunaan air, Indeks penggunaan air (IPA) diperoleh dari kebutuhan air (m3
/det) /persediaan air (m3 /det). IPA < 0,5 berarti baik, 0,5 - 0,9 berarti sedang, > 0,9
berarti buruk.
5) Sedimentasi, Laju sedimen harian (Qs) diperoleh dari [debit sedimen (ton/hari)/
konsentrasi sedimen(gram/ m3 )] x 0,0864. Laju sedimen (mm/th) adalah < 1
mm/tahun-- baik, 1- 2 mm/ tahun berarti sedang, > 2 mm/tahun berarti buruk
6) Kualitas Air permukaan, Laju sedimen harian (Qs) diperoleh dari [debit sedimen
(ton/hari)/ konsentrasi sedimen(gram/ m3 )] x 0,0864. Laju sedimen (mm/th) adalah <
1 mm/tahun-- baik, 1- 2 mm/ tahun berarti sedang, > 2 mm/tahun berarti buruk
7) Air tanah, Indikator air tanah yang biasa digunakan untuk evaluasi tingkat
perubahannya pada suatu daerah atau tempat (fluktuasi muka air tanah /jeluk air
sumur). Fluktuasi muka air tanah adalah < 5 m berarti baik, 5 - 10 m berarti sedang,
> 10 m berarti buruk.
8) Erosi tanah, Indikator air tanah yang biasa digunakan untuk evaluasi tingkat
perubahannya pada suatu daerah atau tempat (fluktuasi muka air tanah /jeluk air
sumur). Fluktuasi muka air tanah adalah < 5 m berarti baik, 5 - 10 m berarti sedang,
> 10 m berarti buruk.
9) Tutupan lahan, Indeks penutupan lahan permanen (IPLM) Indeks penutupan lahan
permanen diperoleh dengan membandingkan luas lahan yang bervegetasi permanen
(Hutan dan Perkebunan) dengan luas DAS. IPLM adalah > 40 % berarti baik, 30- 40
% berarti sedang, < 30 % berarti buruk
10) Social ekonomi, Parameter sosial ekonomi dalam pengelolaan DAS dibagi menjadi 5
parameter yaitu:
d) Konflik, Jika tidak ada konflik pemanfaatan sumberdaya alam. maka dinilai baik
(3), ada konflik tetapi dapat diatasi melalui musyawarah oleh masyarakat, maka
dinilai sedang (2). Sedangkan bila ada konflik tetapi tidak dapat diatasi oleh
masyarakat dan harus diselesaikan dengan melibatkan penegak hukum, maka
dinilai buruk (1).
1. Volume air,
2. Kondisi tanah.
3. Panas matahari.
4. Gravitasi bulan.
5. Drainase tanah
Asdak, C., 2010. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta 2015. Laporan Akhir Rencana Umum Pengelolaan DAS Kampar Pusat
Pengendalian Pembangunan Ekoregion Sumatera (P3ES) Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan (LHK) Republik Indonesia. 2014. Peraturan Menteri Kehutanan No.61/Menhut
II/ 2014 Tentang Monitoring dan Evaluasi Daerah Aliran Sungai (DAS), Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Republik Indonesia.