Pengambilan Sampel
Oleh Hadi Suryono
PENENTUAN TITIK SAMPLING AIR LIMBAH INDUSTRI
Mengapa penentuan Lokasi dan Titik pengambilan sampel penting?
a. Penentuan lokasi dan titik pengambilan sampel air limbah
- Sesuai dengan undang-undang lingkungan hidup, air limbah industri
harus dipantau pada waktu tertentu
- Data yang diperoleh dari lokasi pemantauan dan titik pengambilan harus dapat menggambarkan kualitas air limbah yang akan
disalurkan ke perairan penerima
TUJUAN:
1. Mengetahui efisiensi proses produksi.
Caranya, sampel diambil dari bak kontrol air limbah sebelum masuk ke pipa atau saluran gabungan yang menuju ke instalasi
pengolahan air limbah (IPAL). Pengambilan sampel di lokasi itu dilakukan apabila suatu industri menghasilkan berbagai jenis produk
dengan proses produksi dan karakteristik limbah yang berbeda. Semakin kecil konsentrasi air limbah dan beban pencemaran, efisiensi
produksi semakin tinggi dan begitu juga sebaliknya.
2. Mengevaluasi efisiensi IPAL
sampel diambil pada titik masuk (inlet) dan keluar (outlet) IPAL dengan memerhatikan waktu retensi. Sampel harus diambil pada waktu
proses industri berjalan normal.
3. Mengendalikan pencemaran air, sampel diambil pada:
a. Titik perairan penerima sebelum air limbah masuk ke badan air. Pengambilan itu untuk mengetahui kualitas perairan sebelum
dipengaruhi oleh air limbah. Data hasil pengujian sampel biasanya lalu digunakan sebagai pembanding atau kontrol.
b. Titik akhir saluran pembuangan limbah (outlet) sebelum air limbah disalurkan ke perairan penerima. Sampel diambil di situ untuk
mengetahui kualitas effluent. Apabila data hasil pengujiannya melebihi nilai baku mutu lingkungan, dapat disimpulkan bahwa industri
terkait melanggar hukum.
c. Titik perairan penerima setelah air limbah masuk ke badan air, namun sebelum menerima air limbah lainnya. Pengambilan tersebut
untuk mengetahui kontribusi air limbah terhadap kualitas perairan penerima.
Keterangan:
1 : bak kontrol saluran air limbah
2 : input IPAL (influent)
3 : output IPAL (effluent)
4 : perairan penerima sebelum air limbah masuk ke badan air
5 : perairan penerima setelah air limbah masuk ke badan air
Penentuan Lokasi dan Titik Pengambilan
Sampel Air Permukaan
Sampel air permukaan berasal dari air sungai, air danau, air
waduk, mata air, air rawa, dan air gua.
Pengujian air permukaan bertujuan untuk:
1. mengetahui kualitasnya sehingga dapat ditentukan
peruntukan-nya sebagai, misalnya, air minum, air untuk
rekreasi, air untuk industri, air untuk perikanan, air pertanian,
dan sebagainya.
2. membuktikan dan mengendalikan pencemaran.
3. menetapkan kebijakan pengelolaan air permukaan.
Penentuan lokasi pengambilan sampel Air Sungai
Langkah awal dalam menentukan lokasi pengambilan sampel air sungai adalah mengetahui
keadaan geografi sungai dan aktivitas di sekitar daerah aliran sungai.
Pada umumnya, lokasi pengambilan meliputi:
a. Daerah hulu atau sumber air alamiah, yaitu lokasi yang belum tercemar. Lokasi itu berperan
untuk identifikasi kondisi asal atau base line sistem tata air.
b. Daerah pemanfaatan air sungai, yaitu lokasi di mana air sungai dimanfaatkan untuk bahan
baku air minum, air untuk rekreasi, industri, perikanan, pertanian, dan Iain-lain. Tujuannya
adalah untuk mengetahui kualitas air sebelum dipengaruhi oleh suatu aktivitas.
c. Daerah yang potensial terkontaminasi, yaitu lokasi yang me-ngalami perubahan kualitas air
oleh aktivitas industri, pertanian, domestik, dan sebagainya. Lokasi itu dipilih untuk
mengetahui hubungan antara pengaruh aktivitas tersebut dan penuru-nan kualitas air
sungai.
d. Daerah pertemuan dua sungai atau lokasi masuknya anak sungai. Lokasi itu dipilih apabila
terdapat aktivitas yang mem-punyai pengaruh terhadap penurunan kualitas air sungai.
e. Daerah hilir atau muara, yaitu daerah pasang-surut yang meru-pakan pertemuan antara air
sungai dan air laut. Tujuannya untuk mengetahui kualitas air sungai secara keseluruhan.
Apabila data hasil pengujian di daerah hilir dibandingkan dengan data untuk daerah hulu,
evaluasi tersebut dapat menjadi bahan kebijakan pengelolaan air sungai secara terpadu.
Khusus untuk pertemuan dua sungai atau masuknya anak sungai, lokasi
pengambilan sampel adalah di daerah di mana air kedua sungai itu
diperkirakan telah bercampur secara sempurna.
- Untuk mengetahuinya, perlu dilakukan uji homogenitas air sungai. Uji
homogenitas dilakukan dengan mengambil beberapa sampel di
sepanjang lebar sungai dan pada kedalaman tertentu.
- Parameter ujinya antara lain suhu, derajat keasaman (pH), oksigen
terlarut (DO], dan daya hantar listrik (DHL).
- Apabila hasil pengujian parameter di beberapa titik tersebut tidak
berbeda jauh, yaitu kurang dari 10%, dapat disimpulkan bahwa telah
terjadi pencampuran sempurna di antara dua air sungai itu.
Tabel dibawah menggambarkan perkiraan jarak pencampuran sempurna
untuk penentuan lokasi pengambilan sampel.
Lokasi Pengambilan Sampel Air Sungai
Perkiraan jarak pencampuran sempurna di sungai
5 123 0,08-0,70
0,05-0,30
0,03-0,20
10 123 0,30-2,70
4 0,20-1,40
5 0,10-0,90
0,08-0,70
0,07-0,50
20 13 1,30-11,0
5 0,40-4,00
7 0,30-2,00
0,20-1,50
50 1 8,00-70,0
3 3,00-20,0
5 2,00-14,0
10 0,80-7,00
20 0,40-3,00
Penentuan jumlah titik pengambilan sampel
Apabila lokasi pengambilan telah ditetapkan, langkah selanjutnya adalah menentukan titik
pengambilannya, Jumlah titik tersebut sangat tergantung pada debit rata-rata tahunan dan
klasifikasi sungai. Semakin banyak titik pengambilan sampel, semakin tergambarkan kualitas air
sungai sesungguhnya.
Jumlah titik pengambilan sampel air sungai sesuai klasifikasinya
<5 Kecil 2 1
5-150 Sedang 4 2
150-1000 Besar 6 3
5 – 150 Sedang 2
Pada umumnya, danau/waduk dengan kedalaman rata-rata kurang dari sepuluh meter
tidak mempunyai perbedaan temperatur yang nyata. Sebaliknya, danau/waduk dengan
kedalaman lebih dari sepuluh meter mempunyai stratifikasi temperatur sebagai berikut (SNI 06-
2421-1991):
1. Epilimnion, yaitu lapisan air danau/waduk yang berada di bawah permukaan dengan suhu
relatif sama.
2. Metalimnion/termoklin, yaitu lapisan air danau/waduk yang mengalami penurunan suhu
cukup besar (lebih dari l°C/m) yang mengarah ke dasar danau/waduk. Lapisan tersebut
dapat ditentukan dengan cara mengukur temperatur pada interval kedalaman tertentu.
3. Hipolimnion, yaitu lapisan bawah air danau/waduk yang mempunyai temperatur relatif
sama dan lebih dingin daripada lapisan di atasnya. Biasanya lapisan itu mengandung
kadar oksigen yang rendah dan relatif stabil.
Gambar di bawah ini menunjukkan stratifikasi temperatur air danau/waduk
berdasarkan kedalamannya
Jika stratifikasi temperaturnya telah diketahui, penentuan titik
pengambilannya adalah sebagai berikut:
1. Pada danau/waduk yang mempunyai kedalaman rerata kurang dari sepuluh
meter, sampel diambil di dua titik, yaitu 0,2X dan 0,8X kedalaman air.
2. Pada danau/waduk dengan kedalaman 10-30 meter, sampel diambil di
permukaan, di lapisan metalimnion, dan di dasar danau/waduk.
3. Pada danau/waduk dengan kedalaman 30-100 meter, sampel diambil di
permukaan, di lapisan metalimnion, di lapisan hipolimnion, dan di dasar
danau/waduk.
4. Pada danau/waduk yang kedalamannya lebih dari seratus meter, titik
pengambilan sampel dapat ditambah sesuai tujuannya.
Secara umum, perlu diperhatikan bahwa sampel diambil minimal satu
meter di bawah permukaan danau/waduk. Sementara itu, untuk
pengambilan sampel di dasar danau/waduk, jangan sampai endapan
atau sedimen danau/waduk ikut terambil. Gambar di bawah
menunjukkan penentuan titik pengambilan sampel air danau/ waduk
berdasarkan stratifikasi temperaturnya.
Gambar Penentuan titik pengambilan sampel air danau/ waduk berdasarkan stratifikasi temperaturnya.
Penentuan Lokasi dan Titik Pengambilan Sampel Air Muara dan Air Laut
De = 2LW
L+W
Keterangan:
De = diameter ekuivalen
L = panjang cerobong
W = lebar cerobong
<1 1 4 0,707R - - - -
1<2R<2 2 8 0,500R 0.866R - - -
2 <2R<4 3 12 0.408R 0,707R 0.913R - -
4 <2R 4,5 4 16 0.354R 0,612R 0,791R 0.935R -
>4,5 5 20 0,316R 0,548R 0,707R 0,837R 0.949
R