FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SAHID JAKARTA 2021 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan sumber bagi kehidupan manusia. Salah satu sumber air yang ada di permukaan bumi adalah sungai. Sungaisangat bermanfaat bagi manusia dan tidak kalah pentingnya bagi biota air. Di samping itu, sungai di kota Surabaya merupakan suatu media yang rawan terhadap pencemaran, dimana kota Surabaya merupakan kota besar yang penuh akan industri dan padat akan penduduk. Tidak dapat disangkal lagi kalau sungai di kota Surabaya merupakan tempat pembuangan limbah baik dari hasil industry maupun limbah rumah tangga.Pembuangan limbah ke dalam sungai, secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap pencemaran air,dan mengakibatkan kualitas air sungai tidak sesuai dengan peruntukannya. Selain itu, sungai yang tercemar juga akan berpotensi menjadi sumber penyakit yang sering kita sebut sebagai “waterborn disease” yang akan menurunkan derajat kesehatan bagi masyarakatdisekitarnya.Untuk menjaga atau mencapai kualitas air sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan sesuai dengan tingkat mutu air yang diinginkan serta tidak menimbulkan pencemaran lingkungan didaerah sekitar aliran sungai tersebut, maka perlu upaya pengendalian dan pelestarian. Dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor :115 tahun 2003 Tentang Pedoman Penentuan Status Air terdapat metode untuk menentukan status mutu air dengan menggunakan system nilai dari “US-EPA (Environmental Protection Agency)” dengan mengklasifikasikan mutu air menjadi empat kelas, antara lain memenuhi baku mutu, cemar ringan, cemar sedang dan cemar berat. Untuk mengetahui pengaruh limbah terhadap kualitas air sungai, maka perlu diketahui dari parameter-parameter yang dipengaruhi oleh limbah. Salah satu sifat yang dapat diuji untuk menentukan tingkat pencemaran air adalah COD (Chemycal Oxygen Demand).
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pengukuran COD pada air badan air Sungai Kalimas Surabaya? 2. Bagaimana proses pengukuran COD pada air badan air Sungai Jalan Kenjeran Surabaya?
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini dibagi menjadi 2 tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan Umum : Mempraktekkan cara pemeriksaan kadar COD pada air badan air Sungai Kalimas Surabaya dan air badan air Sungai Jalan Kenjeran Surabaya. Tujuan Khusus : 1. Mengukur kadar COD air badan air Sungai Kalimas Surabaya, yang diduga tercemar akibat kegiatan domestik. 2. Mengukur kadar COD air badan air di Sungai Jalan Kenjeran, setelah outlet pembuangan limbah industri pabrik tahu. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penentuan Lokasi dan Titik pengambilan Sampel
2.1.1 Penentuan lokasi dan titik pengambilan sampel air sungai 2.1.1.1 Penentuan lokasi pengambilan sampel Langkah awal dalam menentukan lokasi pengambilan sampe lair sungai adalah mengetahui keadaan geografi sungai dan aktivitas di sekitar daerah aliran sungai (Hadi, 2005). Pada umumnya, lokasi pengambilan meliputi: a. Daerah hulu atau sumber alamiah, yaitu lokasi yang belum tercemar. Lokasi itu berperan untuk identifikasi kondisi asal atau base line sistem tata air. b. Daerah pemanfaatan air sungai, yaitu lokasi dimana air sungai dimanfaatkan untuk bahan baku air minum, air untuk rekreasi, industri, perikanan, pertanian, dan lain-lain. Tujuannya adalah untuk mengetahui kualitas air sebelum dipengaruhi oleh suatu aktivitas. c. Daerah yang potensial terkontaminasi, yaitu lokasi yang mengalami perubahan kualitas air oleh aktivitas industri,pertanian, domestik, dan sebagainya. Lokasi itu dipilih untuk mengetahui hubungan antara pengaruh aktivitas tersebut dan penurunan kualitas air sungai. d. Daerah pertemuan dua sungai atau lokasi masuknya anak sungai. Lokasi itu dipilih apabila terdapat aktivitas yang mempunyai pengaruh terhadap penurunan kualitas air sungai. e. Daerah hilir atau muara, yaitu daerah pasang surut yang merupakan pertemuan antara air sungai dan air laut.Tujuannya untuk mengetahui kualitas air sungai secara keseluruhan.
2.1.1.2 Penentuan jumlah titik pengambilan sampel
Apabila lokasi pengambilan telah ditetapkan, Langkah selanjutnya adalah menentukan titik pengambilannya. Jumlah titik tersebut sangat tergantung pada debit rata-rata tahunan dan klasifikasi sungai. Semakin banyak titik pengambilan sampel, semakin tergambarkan kualitas air sungai sesungguhnya. Dalam praktiknya, jumlah titik tersebut sangat dipengaruhi oleh situasi dan kondisi air sungai. Tabel berikut menunjukkan jumlah titik pengambilan sampel air sungai berdasarkan klasiikasi dan debit rata-rata tahunan. Tabel 2.1 Jumlah titik pengambilan sampel air sungai sesuai klasifikasinya Debit rata-rata tahunan Klasifikasi sungai Jumlah titik pengambilan (m3/detik) sampel <5 Kecil 2 5-150 Sedang 4 150-1000 Besar 6 >1000 Sangat Besar Minimum 6 seperti pada sungai besar jumlah titik tambahan tergantung pada sungainya, kenaikan ditambah dengan factor 2 Sumber : ( Hadi, 2005)
2.1.2 Penentuan lokasi dan titik pengambilan sampel air limbah
Air limbah atau limbah cair industri adalah limbah yang dihasilkan pada setiap tahap produksi yang berupa air sisa, air bekas proses produksi, atau air bekas pencucian peralatan industri. Sesuai dengan undang-undang lingkungan hidup, air limbah industri harus dipantau pada waktu tertentu. Data yang diperoleh dari lokasi pemantauan dan titik pengambilan harus dapat menggambarkan kualitas air limbah yang akan disalurkan ke perairan penerima.Pemilihan lokasi dan titik pengambilan sampel air limbah bertujuan: a. Mengetahui efisiensi proses produksi. Sampel diambil dari bak kontrol air limbah sebelum masuk pipa atau IPAL yang dilakukan apabila industri menghasilkan berbagai jenis produk dengan proses produksi dan karakteristik limbah yang berbeda. b. Mengevaluasi efisiensi IPAL. Sampel diambil pada titik masuk (inlet) dan keluar (outlet) IPAL dengan memerhatikan waktu retensi yaitu harus diambil pada waktu proses industri berjalan normal. c. Mengendalikan pencemaran air. Sampel diambil pada: i. Titik perairan penerima sebelum air limbah masuk kebadan air yang mana untuk mengetahui kualitas perairan sebelum dipengaruhi oleh air limbah. ii. Titik akhir saluran pembuangan limbah (outlet) sebelum air limbah disalurkan ke perairan penerima yang mana untuk mengetahui kualitas effluent. iii. Titik perairan penerima setelah air limbah masuk kebadan air, namun sebelum menerima air limbah lainnya yang mana untuk mengetahui kontribusi air limbah terhadap kualitas perairan penerima.
2.2 Sungai Kalimas Surabaya
Kali Surabaya adalah sungai utama yang berada di Kota Surabaya berasal dari Kali Brantas yang mengalir melalui Kota Mojokerto. Di Wonokromo Kali Surabaya terpecah menjadi dua anak sungai yaitu Kali Mas dan Kali Wonokromo. Kali Mas mengalir ke arah pantai utara melewati tengah kota, sedangkan Kali Wonokromo kearah pantai timur dan bermuara di selat Madura. Secara administratif, terdapat 8 kecamatan yang dilalui oleh Kali Mas, yang meliputiKecamatan Wonokromo, Kecamatan Tegalsari, Kecamatan Gubeng, Kecamatan Genteng, Kecamatan Bubutan, Kecamatan Pabean Cantikan, Kecamatan Krembangan, dan Kecamatan Semampir.Wilayah Kelurahan yang dilalui oleh Kalimas sebanyak 15 Kelurahan,yang meliputi Kelurahan Ngagel, Kelurahan Darmo, Kelurahan Keputran, Kelurahan Gubeng, Kelurahan Pacarkeling, KelurahanGenteng, Kelurahan Embong Kaliasin, Kelurahan Ketabang,Kelurahan Alon-alon Contong, Kelurahan Bongkaran, Kelurahan Krembangan Utara, Kelurahan Nyamplungan, Kelurahan Perak Utara, Kelurahan Krembangan Selatan dan Kelurahan Ujung.Sungai kali Mas yang mengalir ke arah Utara Kota Surabaya dari Pintu Air jagir sampai kawasan Tanjung Perak memiliki bentuksungai yang meliuk dan sebagian melurus khususnya di bagian Utara. Lebar penampang permukaan sungai bervariasi antara 20 m – 35 m. Bagian terlebar ada di Kelurahan Ngagel dengan lebar sungai sekitar 35 m, yaitu di dekat pintu air. Di daerah ini kondisi air termasuk palingbersih sehingga disini air sungai dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk aktivitas MCK. Untuk lebar sungai tersempit terdapat di Kelurahan Bongkaran yaitu dekat Jln. Karet dan Jl. Coklat dengan lebar sekitar 20 m. Kedalaman Sungai Kalimas menurut data dari Perum Jasa Tirta adalah antara 1 m – 3 m. Sedangkan kedalaman airnya antara 1 m – 2 m pada saat air laut pasang. Kedalaman sungai yang paling dalam berada pada kawasan “Monkasel” sampai Kawasan Genteng.
Gambar 2.1. Penampungan Sungai Kalimas Surabaya dari Satelit
Beberapa keadaan lingkungan yang dapat menggambarkan kondisi (kualitas) lingkungan di kawasan Sungai Kalimas, adalah sebagai berikut : a. Kualitas Air Sungai Menurut hasil penelitian Laboratorium Perum Jasa Tirta, Kualitasair Sungai Kali Mas tidak mencapai tingkat C. Dibandingkan dengan kualitas air sungai yang berada di alur Sungai Brantas lainnya (di luar kota Surabaya), kualitas air di Kali Mas termasuk yang paling buruk. Kondisi tersebut tidak terlepas dari kontribusi sampah dan limbah yang dibuang ke Kali Mas. Beberapa sumber buangan tersebut adalah, kegiatan rumah tangga, pasar,saluran drainase (buangan dari rumah sakit, hotel, dll) dan kegiatan non rumah tangga disekitar Sungai Kali Mas. b. Keberadaan Air Asin Pertemuan antara air sungai (tawar) dengan air laut (asin) di Kali Mas, sebenarnya berada di Kawasan Kayoon (terdapat pintu air). Namun karena daya dorong air tawar terhadap air laut dikawasan tersebut menyebabkan terjadinya kondisi seperti berikut: air Kali Mas yang tawar dapat dirasakan mulai Ujung selatan (kawasan Ngagel) sampai kawasan Monkasel. Air Sungai yang mulai terasa asin berada di alur antara Monkasel sampai Peneleh. Air Payau terdapat mulai kawasan Peneleh sampai kawasan Jembatan Merah atau Jembatan Petekan. Sedangkan air sungai yang benar-benar berupa air laut (asin) berada di kawasan mulai Jembatan Petekan hingga ke laut. c. Endapan atau Lumpur di Sungai Secara umum pada semua area atau alur Sungai Kali Mas terdapat lumpur. Endapan atau lumpur yang berada di Kali Mas rata-rata memiliki kedalaman sekitar 1 meter. Sumber lumpur tersebut selain karena karakter fisik Sungai Kali Mas, juga berasal dari Kali Surabaya dan Saluran Drainase kota ( lewat saluran Darmo dan Saluran Dinoyo). d. Lingkungan kumuh Beberapa kawasan di sekitar atau di tepian Kali Mas, yang kondisinya kumuh adalah di kawasan Dinoyo, Gemblongan,sekitar Akhmad Jais, dan di kawasan utara. Kekumuhan tersebut di samping berupa fisik bangunan rumah yang tidak permanen (seadanya), ukuran bangunan yang kecil, kepadatan bangunan yang tinggi, juga bangunan tersebut dibangun di atas badan air dengan buangan rumah tangga yang langsung ke badan air. Fungsi utama Kali Mas pada saat ini adalah sebagai tempat pembuangan air dari saluran drainase yang ada di wilayah kota Surabaya, terutama yang berada di bagian tengah. Penggunaan air sungai sebagai sumber air baku relatif tidak besar, yaitu oleh kegiatan industri di kawasan Ngagel (IGLAS) dan untuk kegiatan di Kawasan Perak (Pelindo). Ada beberapa fungsi lain Sungai Kalimas yaitu sungai kalimas dijadikan obyek wisata air di Surabaya serta digunakan sebagai tempat memancing oleh sebagian masyarakat. Karena hal tersebut, maka dibentuklah UU untuk implementasi pengelolaan sungai Kalimasini. UU No 7 tahun 2004 merupakan landasan yang digunakan untuk pengelolaan Sungai Kalimas. Berdasarkan UU No 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air, maka pengelolaan Sungai Kalimas ada di Bawah Departemen Pekerjaan Umum, dengan Balai Besar Brantas sebagai pelaksana pengelolaan sumberdaya air yang meliputi perencanaan, pelaksanaan konstruksi, operasi dan pemeliharaan dalam rangka konservasi sumberdaya air, pengembangan sumberdaya air, pendayagunaan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air pada wilayah sungai.