Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN

UJI PEMOMPAAN (PUMPING TEST)


DI UD SUMBER REJEKI

ABSTRAK

Tujuan Uji Pemompaan (Pumping Test) ini adalah untuk mengetahui perkiraan
potensi debit airtanah, debit optimum yang tersedia dan mengetahui debit
airtanah yang telah diambil atau dieksploitasi pada salah satu pelaku usaha di kota
Muncar Banyuwangi Metode analisis yang digunakan adalah metode Pumping Test
Theis Step Drawdown Test dan Test Recovery. Berdasarkan uji sumur (well test)
dan uji akuifer (aquifer test) dan hasil rekonstruksi litologi, maka potensi airtanah
di daerah pengujian (Qp) adalah 69,65 liter/detik. Debit optimum (Qopt.) yang
tersedia 15,8 liter/detik, sedangkan debit pengambilan atau debit operasi sumur
yang terjadi berdasarkan data daerah pengujian (Qop) adalah 17,3108 liter/detik
sehingga debit pemompaan tidak melebihi debit potensi airtanah. Pengaruh
pengambilan airtanah yang berlebihan adalah penurunan permukaan airtanah
yang berakibat buruk terhadap kondisi ketersediaan air. Langkah-langkah
pengelolaan airtanah dan konservasinya antara lain menjaga kelestarian
lingkungan dan mengendalikan eksplorasi airtanah serta memperhatikan pengaruh
pemompaan dan penurunan muka airtanah, dengan menentukan jarak minimum
(2R) antar titik sumur dan debit pemompaan tidak melebihi debit optimum yang
tersedia. Dengan langkah-langkah pengelolaan seperti tersebut di atas diharapkan
perubahan atau penurunan permukaan airtanah akibat pemompaan tidak melebihi
titik batas yang seharusnya.
1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Air adalah materi atau unsur yang sangat penting bagi semua kehidupan di
muka bumi ini. Manusia dan semua makhluk lainnya membutuhkan air
(Kodoatie dan Sjarief, 2010). Salah satu dampak yang pasti terjadi akibat
tidak terjaganya kawasan konservasi adalah bahaya habisnya cadangan air
tanah dan jumlah debit limpasan permukaan pada saat musim hujan semakin
besar dan memberikan pengaruh cukup dominan terhadap bahaya banjir.
Beberapa hal yang menjadi masalah adalah pengambilan air tanah yang tidak
terkontrol dan langkah konservasi yang kurang diperhatikan menyebabkan
ketersediaan air tanah jangka panjang semakin menipis, lahan terbuka hijau
yang semakin berkurang memperburuk kondisi lingkungan dan resapan air
sehingga ketika musim kemarau datang terjadi kekeringan dan saat musim
hujan tiba terjadi genangan dimana-mana serta kurangnya penanganan
konservasi dari instansi terkait maupun masyarakat lingkungan sekitar.
Metode pengukuran debit air untuk sumber air bergerak (tampak alirannya)
biasanya mengunakan metode pengukuran benda apung dan juga metode
pengukuran dengan menggunakan alat ukur. Hal ini disebabkan karena
adanya factor kecocokan dan kemudahan dalam hal pelaksanaanya. Berbeda
halnya dengan sumber air diam, pengukuran debit sumber air diam paling
cocok adalah dengan menggunakan pumping test.
Pumping test merupakan metode pengukuran debit air yang beride dari
pengamatan kontinuitas sumber air dan ketersedian air dari sumber itu
sendiri. Hal yang menjadi inti dari pumping test ini adalah perbandingan
antara penurunan muka air pada saat pumping terhadap kenaikan muka air
pada saat recovery dalam tenggat waktu yang sama. Beberapa kemungkinan
dari keadaan pengukuran debit dengan pumping test antara lain:
1. Jika perbandingan dari dua keadaan ini (laju penurunan muka air pada
saat pumping terhadap laju kenaikan muka air ketika recovery) adalah 1
maka debit sumber = debit air yang dikeluarkan pompa (output pompa).
2. Jika laju penurunan muka air pada saat pumping lebih besar terhadap laju
kenaikan muka air ketika recovery, berarti debit sumber lebih kecil
daripada debit pompa (output).
3. Jika laju penurunan muka air pada saat pumping lebih kecil terhadap laju
kenaikan muka air ketika recovery, berarti debit sumber lebih besar
daripada debit pompa (output).

Untuk mendapatkan nilai debit sesungguhnya dari sumber dapat diketahui


dengan mengalikan luas area sumber dengan tinggi kenaikan muka air air
rata-rata pada saat recovery.
Di kota Muncar Kabupaten Banyuwangi terdapat beberapa industri baik yang
berskala menengah maupun kecil. Dalam rangka perlindungan terhadap
sumberdaya air tanah sesuai amanat undang-undang maka pemerintah
mewajibkan pelaku usaha untuk mengajukan perizinan mengenai
pemanfaatan air tanah. Oleh sebab itu pelaku usaha ini harus melakukan
pumping test sebagai salah satu dokumen untuk mengajukan pemanfaatan air
tanah, sehingga akan diketahui debit optimum yang dapat diambil dalam
rangka alat kontrol untuk pengambilan air tanah.

B. Gambaran Umum Daerah Muncar

1. Lokasi
Desa Kedungrejo merupakan bagian dari wilayah dari Kecamatan Muncar,
Kabupaten Banyuwangi, Propinsi Jawa Timur. Kecamatan Muncar memiliki
sebanyak 20 dusun. Tepatnya adalah 3 dusun di Desa Tembokrejo, 3 dusun
di Desa Kedungrejo, 5 dusun di Desa Sumberberas, 3 dusun di Desa
Sumbersewu, 4 dusun di Desa Tapanrejo, dan 2 dusun di Desa
Blambangan.
Dari Kota Banyuwangi yang menjadi ibu kota kabupaten, Kecamatan
Muncar berada sekitar 37 km ke arah selatan. Kota ini terletak pada paling
ujung timur dan berbatasan langsung dengan Selat Bali di sebelah timur,
dengan Kota Srono - Cluring di sebelah barat, lalu sebelah utaranya Kota
Rogojampi - pusat Banyuwangi, dan wilayah batas selatan merupakan
Taman Nasional Alas Purwo. Jika kita melihat pada peta letak astronomis
Kota Muncar ialah 8260 selatan, 114200 timur.

2. Keadaan Alam
Kecamatan Muncar termasuk pemukiman pantai. Medan wilayahnya relatif
randah dan dataran tingginya berkisar antara 1 3,7 meter diatas
permukaan laut (Kecamatan Muncar). Panjang pantai wilayah Kecamatan
Muncar kurang lebih 1 2 km. Pantai wilayah Kecamatan ini menjadi pusat
kegiatan pelayanan masyaakat Muncar pada umumnya.
Kecamatan Muncar memiliki pantai dan laut yang potensial yang menjadi
sumber kehidupan bagi masyarakat. Datarannya cenderung rata karena
merupakan bagian dari daratan alluvial yang terbentuk oleh kompleks
pegunungan api Raung-Ijen. Selain laut yang menjadi sangat penting bagi
masyarakat, tetapi juga terdapat sungai-sungai yang mengaliri kota
Muncar. Dan juga di sebelah selatan Muncar terdapat dataran banjir atau
delta yang cukup luas yang terbentuk oleh proses sedimentasi sungai yang
langsung mengarah ke laut. Delta tersebut digunakan sebagai lahan
pertanian oleh masyarakat.
Suhu udara daerah Muncar cukup tinggi, yaitu berkisar antara 30 o 31oC.
sementara itu curah hujannya berkisar antara 2mm 323mm/bulan. Hujan
rata rata pertahun adalah 1.807 mm. Curah hujan yang relatif tinggi
terjadi antara bulan November April, sedangkan curah hujan terendah
pada bulan September dan Mei. Antara bulan Mei Oktober kadang
kadang terjadi hujan salah mangsa ( hujan yang bukan musimnya),
sehingga ada bulan bulan yang memiliki curah hujan cukup tinggi pada
musim kemarau. Pada bulan bulan dengan curah hujan tinggi otomatis
memiliki hari hujan yang cukup banyak. Sebaliknya pada bulan bulan
kering atau kemarau, jumlah hari hujan perbulan juga cenderung sedikit.
Kecamatan ini memang terkenal sebagai penghasil ikan, selain itu juga
terkenal dengan banyaknya industri yang ada di sana. Industrinya antara
lain industry pengalengan ikan, industri pakan ternak, industry tepung ikan,
industri coldstorage, industry minyak ikan. Industri-industri tersebut
dibangun dalam satu kawasan yang tepatanya terletak di desa Sampangan
dan desa Kedungrejo. Dan jarak antara kawasan industri ini dengan
pelabuhan dan garis pantai sangat dekat sekitar antara 500 m. hal ini
dimaksudkan supaya dekat dengan sumber bahan baku industri, Karena hal
tersebut juga akan memudahkan pengambilannya sehingga bahan baku
tidak mudah rusak. Serta memperkecil biaya akomodasi atau transportasi
dari pihak pabrik industri.

2. MAKSUD DAN TUJUAN

Uji Pemompaan (Pumping Test) ini dimaksudkan untuk mendapatkan


gambaran yang lebih mendalam tentang potensi air tanah di sekitar sumur
produksi pelaku usaha.
Adapun tujuan dari studi ini adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui debit air tanah yang telah diproduksi atau di eksploitasi
berdasarkan data sumur bor.
b. Mengetahui debit optimum dan maksimum yang tersedia.
c. Sebagai persyaratan untuk mengajukan perizinan pemakaian air tanah
untuk pelaku usaha

3. LOKASI PENGUJIAN
Uji Pemompaan (Pumping Test) ini dilaksanakan di :
UD SUMBER REJEKI yang beralamatkan di Dusun Paludem RT 002 RW 009
Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi
Letak/Titik Lokasi Pengujian :
Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar
Titik Koordinat Pengujian :
LS 082600
BT 1142000
4. METODELOGI PENGUJIAN

Metode yang digunakan dalam uji pompa kali ini adalah Theis Recovery. Theis
(1935) mengembangkan metode ini untuk mendapatkan nilai transmisivitas
(T). Metode ini mudah dilakukan karena tidak membutuhkan sumur pantau
ketika uji pompa. Sumur yang dipompa sekaligus dijadikan sumur pantau.
a. Alat dan Bahan
Dalam Uji Pemompaan (Pumping Test) diperlukan beberapa peralatan dan
parameter yang diukur yaitu waktu pemompaan, debit pemompaan dan
penurunan muka air tanah. Alat yang digunakan antara lain :
Pompa Air, pompa yang digunakan antara lain pompa sentrifugal
seperti pompa isap (section pumps), pompa turbin (turbin
pumps),.pompa selam (submersiable pumps), pompa jet (jet pumps)
dan pompa tiup (air lift pumps)
Pengukur Waktu, waktu diukur dengan pencatat waktu seperti jam atau
stop watch. Pengukur waktu diperlukann untuk mengukur debit
pemompaan dan untuk menetapkan interval waktu penurunan muka air
tanah dan kambuhnya muka air tanah.
Pengukur Muka Air Tanah (water level recording), yaitu alat untuk
mengukur nuka air tanah baik yang otomatis maupun tidak. Alat ini
umumnya digunakan untuk sumur yang tidak memancar. Sedangkan
sumur yang memancar diukur adalah tekanannya dengan alat
manometer.
Pengukur Debit Pengeluaran, Debit pemompaan diukur dengan alat
seperti penadah dengan pengukur waktu seperti penadah oriface dan
pipa oriface
b. Prosedur Uji Pemompaan (Pumping Test)
Metode yang dilakukan adalah :
Metode Pompa Uji Bertingkat (Step Drawdown Step Test) dengan
prosedur sebagai berikut :
1. Pompa uji bertingkat dengan debit ditambah dilakukan dengan
menambah debit di setiap tingkatan. Penurunan muka air tanah
diukur selama pengujian di setiap tingkatan.
2. Tingkatan pertama selama 60 menit. Pengukuran dilakukan di menit
1, 2, 3, 4, 6, 8, 10, 15, 20, 25, 30, 45, 60
3. Tingkatan kedua debit dibesarkan dan penurunan muka air tanah
diukur di menit 61, 62, 63 dst sampai menit ke 120
4. Seterusnya diulang minimun tiga atau empat tingkatan
Uji Kambuh (Recovery Test) dilaksanakan setelah Uji pompa bertingkat
selesai, waktunya diperlukan untuk melaksanakan Uji kambuh ini
adalah sesuai dengan tingkatan pada Uji Pompa Bertingkat

5. PEMBAHASAN

Karena sumur yang akan di uji termasuk sumur lama, maka pengujian
dilaksanakan hanya dalam waktu 2 jam untuk Uji Pompa Bertingkat (Step
Drawdown Step Test) dan Uji Kambuh (Recovery Test) selama 2 jam. Dari
hasil perhitungan yang telah dilakukan berdasarkan data-data yang
didapatkan selama Uji Pemompaan (Pumping Test) di UD SUMBER REJEKI
adalah sebagai berikut (perhitungan terlampir) :
Kedalaman sumur : 60 m
Diameter pipa jambang : 4
Diameter pipa naik : 3
Diameter pipa saringan : 2,5
Jenis Sumur : Bor
Debit maksimum (Qmak) : 13,488 liter/detik (48,56 m3/jam)
Debit Optimum (Qopt) : 12,192 liter/detik (43,89 m3/jam)

6. PENUTUP

Demikian Laporan Uji Pemompaan (pumping test) ini kami buat dan semoga
dapat bermanfaat dan dapat dipergunakan sebagai pertimbangan untuk
mendapatkan Surat Ijin Pengambilan Air Bawah Tanah (SIPA)
LAPORAN
UJI PEMOMPAAN (PUMPING TEST)
DI UD SUMBER REJEKI

Laporan ini dibuat sebagai persyaratan untuk mengajukan


perpanjangan Surat Ijin Pengambilan Air Bawah Tanah (SIPA)

Disusun Oleh :
TIM TEKNIS PERUSAHAAN

UD SUMBER REJEKI
Dusun Paludem RT 002 RW 009 Desa Tembokrejo, Kec. Muncar,
Kabupaten Banyuwangi, Propinsi Jawa Timur
2016

Anda mungkin juga menyukai