Anda di halaman 1dari 9

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL LINGKUNGAN

KELOMPOK 7

1. Jikir Rahayu (Ketua kelompok)


Kelas: 3A
NIM :E191500252
2. Adri
Kelas : 3A
NIM : E191500261
3. Wafiq Azizah
Kelas : 3B
NIM : E191500289
4. Bintang Darma Karya Wati
Kelas : 3B
NIM : E191500273

Tugas
Membandingkan sampling air pada sungai/ waduk dan sumur menjelaskan tiap foto yang sudah
diberikan.
PENGAMBILAN SAMPEL DI SUNGAI

Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan metode pengambilan sampel uji
gabungan tempat (Integrated place sample) yaitu campuran dari beberapa contoh yang diambil
pada satu saluran dari beberapa titik tertentu dengan volume dan waktu yang sama yaitu sampel
diambil secara horizontal (kiri, tengah, dan kanan) masing-masing sebanyak 1 liter, lalu
dikomposit, displit, dan dilakukan pengawetan sampel untuk parameter yang dianalisis di
laboratorium.

Titik pengambilan sampel air sungai ditentukan berdasarkan debit air sungai yang diatur dengan
ketentuan sungai dengan debit kurang dari 5 m3/detik, sampel air diambil pada satu titik
ditengah sungai pada kedalaman 0,5 kali kedalaman dari permukaan sehingga diperoleh sampel
air dari permukaan sampai ke dasar secara merata. Sungai dengan debit antara 5 m3/detik – 150
m3/detik, sampel air diambil pada dua titik masing-masing pada jarak 1/3 dan 2/3 lebar pada
kedalaman 0,5 kali kedalaman dari permukaan sehingga diperoleh sampel air permukaan sampai
ke dasar secara merata kemudian dicampurkan. Sungai dengan debit lebih dari 150 m3/detik,
sampel air diambil minimum pada enam titik masing-masing pada jarak ¼, ½, dan ¾ lebar
sungai pada kedalaman 0,2 dan 0,8 kali kedalaman dari permukaan sehingga diperoleh sampel
air dari permukaan sampai ke dasar secara merata lalu dicampurkan.

Secara umum, lokasi pengambilan sampel air sungai termasuk :

 Daerah hulu atau sumber air alamiah, yaitu lokasi yang belum tercemar. Lokasi ini
menunjukkan kondisi asal atau sistem garis dasar tata air.
 Daerah pemanfaatan air sungai, yaitu lokasi di mana air sungai dimanfaatkan untuk bahan
baku air minum, air untuk rekreasi, industri, perikanan, pertanian, dan lain-lain. Tujuannya
adalah untuk melihat kualitas udara sebelum bangun dari suatu aktifitas.
 Daerah yang berpotensi terkontaminasi, yaitu lokasi yang mengalami perubahan kualitas
udara oleh aktivitas industri, pertanian, domestik, dan sebagainya. Lokasi ini dipilih untuk
melihat hubungan antara pengaruh aktivitas tersebut dan penurunan kualitas air sungai.
 Daerah pertemuan dua sungai atau lokasi masuknya anak sungai. Lokasi ini dipilih oleh
masyarakat terdapat pengaruh pengaruh terhadap penurunan kualitas air sungai.
 Daerah hilir atau muara, yaitu daerah pasang surut yang merupakan pertemuan antara air
sungai dan air laut. Komunikasi untuk melihat kualitas udara secara total. Apabila data hasil
pengujian di daerah hilir dibandingkan dengan data untuk daerah hulu, evaluasi tersebut
dapat menjadi bahan kebijakan pengelolaan air sungai secara terpadu.
Khusus untuk pertemuan dua sungai atau masuknya anak sungai, lokasi pengambilan sampel
adalah di daerah mana air di kedua sungai itu diperkirakan telah tercampur secara sempurna.
Untuk mengetahuinya perlu dilakukan uji homogenitas air sungai. Uji homogenitas dilakukan
dengan mengambil beberapa sampel di sepanjang lebar sungai dan kedalaman tertentu.
Parameter ujinya adalah suhu, derajat keasaman atau pH, oksigen terlarut atau DO, dan daya
hantar listrik (DHL). Apabila hasil pengujian parameter di beberapa titik tersebut tidak berbeda
jauh, yaitu kurang dari 10%, dapat dikatakan bahwa telah terjadi pencampuran sempurna di
antara dua air sungai tersebut.

TITIK PENGAMBILAN CONTOH DAS

Adapun lokasi yang harus diperhatikan untuk menentukan titik pengambilan sampel di daerah
aliran sungai, yaitu:

Lokasi pemantauan kualitas DAS

a. Sumber alamkiah, yaitu lokasi pada tempat yang belum terjadi atau masih sedikit pencemaran.

b. Sumber air tercemar, yaitu lokasi pada tempat yang telah mengalami perub ahan atau di hilir
sumber pencemaran

c. Sumber air yang dimanfdaatkan, yaitui lokasi pada tempat penyadapan pemanfaatan sumber
air tersebut.

PENGAMBILAN SAMPEL DIDANAU/WADUK

Homogenitas waduk air atau waduk udara oleh beberapa faktor, di antaranya bentuk danau atau
arah angin. Ketika aliran air sungai masuk ke danau maka akan terjadi pencampuran pada daerah
tersebut. Cekungan yang komprehensif akan mempunyai kualitas udara yang berbeda dengan
bagian danau lainnya. Sebagai contoh, jika angin berhembus hanya mengarah pada salah satu
sudut danau / waduk maka ada kemungkinan terjadi konsentrasi alga pada sudut danau / waduk
tersebut yang akan mengakibatkan kualitas udara pada daerah tersebut berbeda dengan bagian
lainnya.

Penentuan lokasi pengambilan sampel air danau/waduk diutamakan pada:

a. Daerah masuknya air sungai ke danau/waduk. Penentuan lokasi ini untuk mengetahui kualitas
air danau/waduk oleh masuknya air sungai ke badan air danau/waduk;

b. Pada bagian tengah danau/waduk untuk mengetahui kualitas air danau/waduk pada umumnya;

c. Daerah pemanfaatan air danau/waduk yaitu lokasi tertentu dimana air danau/waduk
dimanfaatkan untuk bahan baku air minum, perikanan, pertanian, pembangkit listrik tenaga air,
dan lain sebagainya. Penentuan lokasi ini untuk mengetahui kualitas air danau/waduk yang akan
dimanfaatkan untuk suatu aktifitas tertentu;

d. Daerah keluarnya air danau/waduk. Penentuan lokasi ini untuk mengetahui kualitas air
danau/waduk secara keseluruhan bila dibandingkan dengan daerah masuknya air ke
danau/waduk.

Pada umumnya, danau/waduk dengan kedalaman rata-rata kurang dari 10 meter tidak
mempunyai perbedaan temperatur yang nyata. Sedangkan pada danau/waduk yang
cukup dalam dimungkinkan mempunyai stratifikasi temperatur sebagai berikut:

a. Epilimnion yaitu lapisan air danau/waduk berada dibawah permukaan yang suhunya relatif
sama;

b. Metalimnion/termoklin yaitu lapisan air danau/waduk yang mengalami penurunan suhu yang
cukup besar (lebih dari 10C/m) kearah dasar danau/waduk. Penentuan lapisan ini dapat dilakukan
dengan cara mengukur temperatur pada beberapa interval kedalaman tertentu.

c. Hipolimnion yaitu lapisan bawah air danau/waduk yang mempunyai temperatur relatif sama
dan lebih dingin dari lapisan atasnya. Biasanya lapisan ini mengandung kadar oksigen yang
rendah dan relatif stabil.

Sebagai ilustrasi, Gambar 2 menunjukan stratifikasi temperatur air danau/waduk berdasarkan


kedalamannya.

Gambar 2: Stratifikasi temperatur air danau/wadukberdasarkan kedalamannya.


Jika stratifikasi temperatur danau/waduk telah diketahui maka titik pengambilan sampel
didasarkan pada ketentuan sebagai berikut:\

a. Danau/waduk yang mempunyai kedalaman rata-rata kurang dari 10 meter, sampel diambil
pada 2 titik yaitu 0,2X dan 0,8X kedalaman air danau/waduk;

b. Danau/waduk dengan kedalaman antara 10 – 30 meter, sampel diambil pada titik di


permukaan, pada lapisan metalimnion dan di dasar danau/waduk;

c. Danau/waduk dengan kedalaman antara 30 – 100 meter, sampel diambil pada titik di
permukaan, pada lapisan metalimnion, pada lapisan hipolimnion dan di dasar danau/waduk;

d. Danau/waduk yang kedalamannya lebih dari 100 meter, titik pengambilan sampel dapat
ditambah sesuai dengan tujuannya.

Secara umum, perlu diperhatikan bahwa pengambilan sampel diusahakan minimum 1 meter di
bawah permukaan air danau/waduk. Sedangkan untuk pengambilan sampel di dasar
danau/waduk harus hati-hati sehingga endapan atau sedimen danau/waduk tidak terambil.
Gambar 3 menunjukan penentuan titik pengambilan sampel air danau/waduk berdasarkan
stratifikasi temperatur kedalamannya.
Gambar 3: Penentuan titik pengambilan sampel air danau/waduk berdasarkan stratifikasi
temperatur kedalamannya.

Lokasi pemantauan kualitas air waduk

1. Tempat masuknya sungai ke danau/waduk

2. Ditengah danau/waduk

3. Lokasi penyadapan air untuk pemanfaatan

4. Tempat keluarnya air danau/waduk


PENGAMBILAN SAMPEL AIR TANAH BEBAS

Dilakukan pada sumur gali atau sumur bor dengan pompa tangan atau mesin. Sumur gali yaitu
pada ketinggian 20cm dibawah permukaan air dan/atau 20cm diatas dasar sumur dengan
memperhatikan endapan dasar sungai/sedimen tidak terambil.

Lokasi pemantauan air tanah bebas

1. Sebelah hulu dan hilir lokasi poenimbunan/pembuangan sampah kota/industry.

2. Sebelah hilir daerah pertanian yangb intensif menggunkan pestisida dan pupuk kimia.

3. Didaerah pantai dimana terjadi penyusupan air asin.

4. Tempat-tempat lain yang dianggap perlu

PENGAMBILAN SAMPEL AIR SUMUR

Pada umum, lokasi pelayanan kualitas air tanah yang ditujukan pada sumur pantau di daerah
sekitar penggunaan:

1. Penduduk yang menggunakan air tanah / sumur untuk keperluan sehari-hari termasuk untuk
air minum;

2. Penimbunan atau pembuangan akhir sampah perkotaan;

3. Pertanian yang intensif menggunakan pestisida;

4. Kawasan industri atau kawasan pertambangan;

5. Wilayah pesisir dimana terjadi penyusupan udara laut;

6. Tempat lain yang perlu.

Apabila salah satu sumur pantau telah terindikasi adanya pencemaran maka arah sebaran polutan
harus diketahui dengan melakukan pengambilan dan analisis sampel air sumur lain di sekitarnya.
Dengan siaga arah sebaran polutan, maka pencemaran dengan usaha pemulihan dapat dilakukan.

Pengambilan sampel air sumur dibedakan sebagai berikut:

1. Untuk sumur gali, sampel diambil pada kedalaman 20 cm di bawah permukaan air dan / atau
20 cm di atas dasar sumur dengan memperhatikan jangan sampai endapan dasar sungai / sedimen
tidak terambil;
2. Untuk sumur bor dengan pompa tangan atau mesin, sampel diambil dari kran atau mulut
pompa tempat keluarnya air.

Bila memungkinkan, pengambilan sampel dilakukan setelah air dalam sumur dibuang sampai
habis (dikuras). Hal ini dilakukan untuk meyakinkan bahwa sampel yang diambil berasal dari
udara bukan air permukaan sehingga dapat menggambarkan kualitas udara sebenarnya. Jika hal
ini tidak dapat dilakukan karena suatu alasan teknis atau lainnya maka pengambilan air sumur
gali dilakukan pada pagi hari sedangkan untuk air sumur bor setelah air dibuang lebih dari lima
menit. Hal penting yang harus diperhatikan adalah menjaga jangan sampai air permukaan masuk
ke dalam air sumur selama proses pengambilan sampel udara tanah.

Lokasi pemantauan air tanah tertekan

1. Sumur produksi air tanah untuk pemenuhan kebutuhan perkotaan pedesaan, pertanian dan
industry

2. Sumur produksi air tanah, PAM, maupun secara umum

3. Sumur-sumur pemantauan kualitas air tanah

3. Kawsan industry

4. Kawasan industry

5. Sumur observasi untuk pengawasan imbuhan

6. Sumur observasi air tanah di suatu cekungan air tanah artesis

7. Sumur observasi diwilayah pesisir dimana terjadi penyusupan air asin

8. Sumber penimbunan/ pengolahan limbah industry bahan berbahaya dan beracun

9. Pada sumur lainnya yang dianggap perlu

Anda mungkin juga menyukai