MATA KULIAH
KIMIA LINGKUNGAN
Disusun Oleh :
Muhammad Fikri
Nasya Fatharani
Siti Azizah Jumal
Tania Maheswara
PROGRAM STUDI
1 DIII-B KESEHATAN LINGKUNGAN TAHUN 2018
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
JL.HANG JEBAT III F3 NO.8 RT.4/RW.8 GUNUNG, KEBAYORAN BARU. KOTA
JAKARTA SELATAN, DAERAH KHUSUS IBU KOTA JAKARTA 12120
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Parameter Kimia Air,
Pengawasan Kualitas Air dan Hubungannya dengan Kesehatan Manusia” sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan. Kami menyadari bahwa yang diungkapkan dalam makalah ini masih jauh
dari sempurna. Hal ini disebabkan karena keterbatasan kemampuan yang kami miliki, sehingga
akan menjadi suatu kehormatan bagi kami apabila mendapatkan kritik dan saran yang
membangun makalah ini sehingga selanjutnya akan lebih baik dan sempurna.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak
dan sebagai media pembelajaran kimia lingkungan khususnya dalam segi teoritis sehingga dapat
membuka wawasan ilmu pengetahuan serta akan menghasilkan yang lebih baik di masa yang
akan datang.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah......................................................................................................... 2
1.3. Tujuan Penulisan.......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 3
2.1. Pengertian Manajemen Kualitas Air............................................................................. 3
2.2. Konsep Kualitas Air..................................................................................................... 3
2.3. Parameter Baku Mutu................................................................................................... 5
2.4. Parameter Kualitas Air................................................................................................. 6
2.5. Limbah.......................................................................................................................... 13
2.6. Hubungan Kualitas Air Dengan Tingkat Pertumbuhan Manusia................................. 14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
penanggulangan pencemaran air serta pemulihan kualitas air untuk menjamin kualitas air
agar sesuai dengan baku mutu air.
Tindakan-tindakan pengelolaan dalam upaya pengaturan kualitas air menurut Brooks
dkk, (1994), dibagi menjadi tiga kategori, yaitu : pengaturan, fiscal, dan pengelolaan serta
investasi public secara langsung. Dalam pengaturan hal-hal yang berkaitan dengan kualitas
air meliputi zooning, regulasi, peraturan-peraturan spesifik tentang air dan tanah,
pengendalian, perijinan, larangan dan lisensi. Untuk kategori fiscal meliputi harga, pajak,
subsidi, denda, dan bantuan. Sedangkan yang masuk dalam kategori pengelolaan dan
investasi publik antara lain bantuan teknis, riset, pendidikan dan pengelolaan tanah dan air,
instansi dan infrstuktur.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Nilai resistivitas atau nilai hambatan adalah nilai kemampuan air untuk menghambat
arus listrik sedangkan nilai konduktivitas atau nilai hantaran adalah nilai kemampuan air
untuk menghantarkan arus listrik. Nilai resistivitas dan nilai konduktivitas merupakan nilai
yang saling berbanding terbalik dimana makin besar nilai resistivitas, makin kecil nilai
konduktivitas, dan sebaliknya makin kecil nilai resistivitas, makin besar nilai konduktivitas.
Nilai resistivitas maupun konduktivitas sangat dipengaruhi oleh kandungan ion-ion yang
terlarut dalam air. Ion-ion yang terlarut dalam air memberikan pengaruh pada sifat kimia air
apakah air bersifat masam, basis, atau netral. Menurut Arrhenius, senyawa asam merupakan
senyawa yang melepas ion H+ saat terjadi ionisasi sedangkansenyawa basa adalah senyawa
yang melepas ion OH- saat terjadi ionisasi.
Berdasarkan pemahaman tersebut maka air menurut Arrhenius memiliki sifat
dualisme yaitu bersifat asam maupun basa karena saat terjadi ionisasi, air melepas ion H+ dan
OH-. Menggunakan konsep Arrhenius tersebut dan konsep air sangat murni (ultrapure water)
maka air memiliki dua potensi yang seimbang untuk menjadi asam maupun basa. Karena dua
potensi yang seimbang tersebut maka masing-masing ion memiliki nilai beda potensial yang
sama. Air sangat murni yang diteliti oleh Bevilacqua masih memiliki nilai hambatan, walau
hambatan nilai air sangat murni besar sekali namun air sangat murni tersebut untuk kajian
kajian mendalam tentang sifat-sifat semi konduktor belum dapat dianggap memiliki
hambatan yang tak hingga. Mengacu pada konsep air sangat murni maka semakin besar nilai
resistivitas akan menunjukkan kemurnian air yang semakin tinggi sedangkan semakin kecil
nilai resistivitas akan menunjukkan tingkat kemurnian air yang semakin rendah. Berdasarkan
penelitian Anthony C Bevilacqua, penyebab ketidakmurnian air dunia pada umumnya adalah
adanya campuran dari tiga macam senayawa yaitu HCl untuk senyawa asam, NaOH untuk
senyawa basa, dan NaCl untuk senyawa garam. Pendekatan secara fisika untuk menduga
kandungan kimia air dapat dilakukan melalui penggunaan konsep asam-basa Bronsted-
Lowry. Konsep asam-basa Bronsted-Lowry adalah konsep asam-basa yang digunakan pada
ilmu kimia modern dimana konsep ini juga memberikan penjelasan tentang dua sifat netral
air yang dapat berasa asin maupun berasa tawar. Sifat air yang diukur dengan parameter pH
untuk sifat air dapat berarti bahwa air tersebut murni tidak mengadung zat asam-basa atau
pun tidak murni yaitu air dapat mengandung asam, basa, ataupun keduanya. Menurut
Bronsted-Lowry, Asam merupakan senyawa yang melepaskan ion H+ sedangkan basa adalah
senyawa yang menangkap ion H+. Senyawa asam yang melepas ion H+ disebut dengan basa
konjugasi sedangkan senyawa basa yang menangkap ion H+ disebut asam konjugasi. Baik
asam maupun basa memiliki sifat elektrolit yang berbeda-beda. Asam atau basa yang
4
menghantarkan listrik dengan baik disebut dengan asam atau basa kuat sedangkan asam atau
basa yang menghantarkan listrik dengan lemah disebut asam atau basa lemah. Air yang
mengandung senyawa asam dan basa sekaligus akan memiliki sifat-sifat yang berbeda yang
bergantung pada kekuatan asam atau basa yang terlarut. Air yang mengandung senyawa asam
kuat dan basa kuat akan memiliki sifat netral dengan rasa yang asin. Air yang mengandung
senyawa asam kuat dan basa lemah akan memiliki sifat masam dengan rasa asam. Air yang
mengandung senyawa basa kuat dan asam lemah akan memiliki sifat basis dengan rasa basa.
Air yang mengandung senyawa asam lemah dan basa lemah akan memiliki sifat dan rasa
yang dikontrol oleh dominasi kekuatan asam atau basa yang terlarut. Pengukuran pH, nilai
hambatan, dan analisis lingkungan perairan akan dapat digunakan untuk menganalisis
kemungkinan kandungan kimia pada air.
5
bakteri) untuk mengurai atau mendekomposisi bahan organik dalam kondisi aerobik
(Umaly dan Cuvin, 1988; Metcalf & Eddy, 1991). Ditegaskan lagi oleh Boyd (1990),
bahwa bahan organik yang terdekomposisi dalam BOD adalah bahan organik yang
siap terdekomposisi (readily decomposable organic matter). Mays (1996) mengartikan
BOD sebagai suatu ukuran jumlah oksigen yang digunakan oleh populasi mikroba
yang terkandung dalam perairan sebagai respon terhadap masuknya bahan organik
yang dapat diurai. Dari pengertianpengertian ini dapat dikatakan bahwa walaupun
nilai BOD menyatakan jumlah oksigen, tetapi untuk mudahnya dapat juga diartikan
sebagai gambaran jumlah bahan organik mudah urai (biodegradable organics) yang
ada di perairan.
Sedangkan COD atau Chemical Oxygen Demand adalah jumlah oksigen yang
diperlukan untuk mengurai seluruh bahan organik yang terkandung dalam air (Boyd,
1990). Hal ini karena bahan organik yang ada sengaja diurai secara kimia dengan
menggunakan oksidator kuat kalium bikromat pada kondisi asam dan panas dengan
katalisator perak sulfat (Boyd, 1990; Metcalf & Eddy, 1991), sehingga segala macam
bahan organik, baik yang mudah urai maupun yang kompleks dan sulit urai, akan
teroksidasi. Dengan demikian, selisih nilai antara COD dan BOD memberikan
gambaran besarnya bahan organik yang sulit urai yang ada di perairan. Bisa saja nilai
BOD sama dengan COD, tetapi BOD tidak bisa lebih besar dari COD. Jadi COD
menggambarkan jumlah total bahan organik yang ada.
6
yang paling keruh. Air yang tidak terlampau keruh dan tidak pula terlampau
jernih, baik untuk kehidupan ikan dan udang budidaya.
2) Suhu
Menurut Nontji (1987), suhu air merupakan faktor yang banyak mendapat
perhatian dalam pengkajian- pengkajian kaelautan. Data suhu air dapat
dimanfaatkan bukan saja untuk mempelajari gejala-gejala fisika didalam laut,
tetapi juga dengan kaitannya kehidupan hewan atau tumbuhan. Bahkan dapat
juga dimanfaatkan untuk pengkajian meteorologi. Suhu air dipermukaan
dipengaruhi oleh kondisi meteorologi. Faktor- faktor metereolohi yang
berperan disini adalah curah hujan, penguapan, kelembaban udara, suhu udara,
kecepatan angin, dan radiasi matahari.
Suhu mempengaruhi aktivitas metabolisme organisme, karena itu penyebaran
organisme baik dilautan maupun diperairan tawar dibatasi oleh suhu perairan
tersebut. Suhu sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kehidupan biota
air. Secara umum, laju pertumbuhan meningkat sejalan dengan kenaikan suhu,
dapat menekan kehidupan hewan budidaya bahkan menyebabkan kematian
bila peningkatan suhu sampai ekstrim(drastis)(Kordi dan Andi,2009).
3) Kekeruhan
Kekeruhan air dapat dianggap sebagai indikator kemampuan air dalam
meloloskan cahaya yang jatuh kebadan air, apakah cahaya tersebut kemudian
disebarkan atau diserap oleh air. Semakin kecil tingkat kekeruhan suatu
perairan, semakin dalam cahaya dapat masuk kedalam badan air, dan demikian
semakin besar kesempatan bagi vegetasi akuatis untuk melakukan proses
fotosintesis (Asdak, 2007).
7
tetapi bila air membeku jadi es, es tersebut akan terapung. Akibat dari sifat
tersebut akan menimbulkan pergolakan/perpindahan massa air dalam perairan
tersebut, baik secara vertikal maupun horizontal. Sifat air ini mengakibatkan
pada perairan didaerah yang beriklim dingin yang membeku perairannya
hanya pada bagian atasnya saja sedangkan pada bagian bawahnya masih
berupa cairan sehingga kehidupan organisme akuatik masih tetap berlangsung.
Selain itu keuntungan adanya gerakan air ini dapat mendistribusikan/
menyebarkan berbagai zat ke seluruh perairan, sebagai sumber mineral bagi
fitoplankton dan fitoplankton sebagai makanan ikan maupun hewan air
lainnya.
Dasar perairan adalah merupakan akumulasi pengendapan mineral-mineral
yang merupakan persediaan “nutrient” yang akan dimanfaatkan oleh mahluk
hidup (yang pada umumnya tinggal didaerah permukaan air karena
mendapatkan sinar matahari yang cukup). Pada perairan yang oligotrof (cukup
banyak mengandung mineral), aliran vertikal tidak banyak membawa
keberuntungan, justru sebaliknya dapat mengendapkan mineral-mineral yang
datang dari tempat lain kedasar perairan, mineral-mineral tersebut akan di
absorbsi oleh dasar perairan .Sedangkan kerugian adanya aliran air ini adalah
terutama aliran air yang vertikal sering menimbulkan “upwalling” pada danau-
danau, sehingga menyebabkan keracunan dan kematian ikan secara masal. Hal
ini disebabkan kondisi air yang anaerob (oksigen rendah) dan zat-zat beracun
dari dasar perairan akan naik kepermukaan air.
5) Salinitas
Salinitas adalah konsentrasi dari total ion yang terdapat didalam perairan.
Pengertian salinitas yang sangat mudah dipahami adalah jumlah kadar garam
yang terdapat pada suatu perairan. Hal ini dikarenakan salinitas ini merupakan
gambaran tentang padatan total didalam air setelah menjadi oksida, semua
bromida dan iodida digantikan oleh chlorida dan semua bahan organik telah
dioksidasi. Pengertian salinitas yang lainnya adalah jumlah segala macam
garam yang terdapat dalam 1000 gr air contoh. Garam-garam yang ada di air
payau atau air laut pada umumnya adalah Na, Cl, NaCl, MgSO4 yang
menyebabkan rasa pahit pada air laut, KNO3 dan lainlain. Salinitas dapat
dilakukan pengukuran dengan menggunakan alat yang disebut dengan
8
Refraktometer atau salinometer. Satuan untuk pengukuran salinitas adalah
satuan gram per kilogram (ppt) atau promil (o/oo). Nilai salinitas untuk
perairan tawar biasanya berkisar antara 0–5 ppt, perairan payau biasanya
berkisar antara 6–29 ppt dan perairan laut berkisar antara 30–35 ppt.
B. Parameter Kimia
1) pH
Menurut Andayani(2005), pH adalah cerminan derajat keasaman yang diukur
dari jumlah ion hidrogen menggunakan rumus pH = -log (H+). Air murni
terdiri dari ion H+dan OH- dalam jumlah berimbang hingga Ph air murni biasa
7. Makin banyak banyak ion OH+ dalam cairan makin rendah ion H+ dan
makin tinggi pH. Cairan demikian disebut cairan alkalis. Sebaliknya, makin
banyak H+makin rendah PH dan cairan tersebut bersifat masam. Ph antara 7 –
9 sangat memadai kehidupan bagi air tambak. Namun, pada keadaan tertantu,
dimana air dasar tambak memiliki potensi keasaman, pH air dapat turun
hingga mencapai 4.
pH air mempengaruhi tangkat kesuburan perairan karena mempengaruhi
kehidupan jasad renik. Perairan asam akan kurang produktif, malah dapat
membunuh hewan budidaya. Pada pH rendah( keasaman tinggi), kandungan
oksigan terlarut akan berkurang, sebagai akibatnya konsumsi oksigen
menurun, aktivitas naik dan selera makan akan berkurang. Hal ini sebaliknya
terjadi pada suasana basa. Atas dasar ini, maka usaha budidaya perairan akan
berhasil baik dalam air dengan pH 6,5 – 9.0 dan kisaran optimal adalah ph 7,5
– 8,7(Kordi dan Andi,2009).
2) Oksigan Terlarut / DO
Mnurut Wibisono (2005), konsentrasi gas oksigen sangat dipengaruhi oleh
suhu, makin tinggi suhu, makin berkurang tingkat kelarutan oksigen. Dilaut,
oksigen terlarut (Dissolved Oxygen / DO) berasal dari dua sumber, yakni dari
atmosfer dan dari hasil proses fotosintesis fitoplankton dan berjenis tanaman
laut. Keberadaan oksigen terlarut ini sangat memungkinkan untuk langsung
dimanfaatkan bagi kebanyakan organisme untuk kehidupan, antara lain pada
proses respirasi dimana oksigen diperlukan untuk pembakaran (metabolisme)
9
bahan organik sehingga terbentuk energi yang diikuti dengan pembentukan
Co2 dan H20.
Oksigen yang diperlukan biota air untuk pernafasannya harus terlarut dalam
air. Oksigen merupakan salah satu faktor pembatas, sehinnga bila
ketersediaannya didalam air tidak mencukupi kebutuhan biota budidaya, maka
segal aktivitas biota akan terhambat. Kebutuhan oksigen pada ikan
mempunyai kepentingan pada dua aspek, yaitu kebutuhan lingkungan bagi
spesies tertentu dan kebutuhan konsumtif yang terandung pada metabolisme
ikan(Kordi dan Andi,2009).
3) CO2
Karbondioksida (Co2), merupakan gas yang dibutuhkan oleh tumbuh-
tumbuhan air renik maupun tinhkat tinggi untuk melakukan proses
fotosintesis. Meskipun peranan karbondioksida sangat besar bagi kehidupan
organisme air, namun kandungannya yang berlebihan sangat menganggu,
bahkan menjadi racu secara langsung bagi biota budidaya, terutama dikolam
dan ditambak(Kordi dan Andi,2009).
Meskipun presentase karbondioksida di atmosfer relatif kecil, akan tetapi
keberadaan karbondioksida di perairan relatif banyak,kerana karbondioksida
memiliki kelarutan yang relatif banyak.
4) Amonia
Makin tinggi pH, air tambak/kolam, daya racun amnia semakin meningkat,
sebab sebagian besar berada dalam bentuk NH3, sedangkan amonia dalam
molekul (NH3) lebih beracun daripada yang berbentuk ion (NH4+). Amonia
dalam bentuk molekul dapat bagian membran sel lebih cepat daripada ion
NH4+ (Kordi dan Andi,2009).
Menurut Andayani(2005), sumber amonia dalam air kolam adalah eksresi
amonia oleh ikan dan crustacea. Jumlah amonia yang dieksresikan oleh ikan
bisa diestimasikan dari penggunaan protei netto( Pertambahan protein pakan-
protein ikan) dan protein prosentase dalam pakan dengan rumus :
Amonia – Nitrogen (g/kg pakan) = (1-0- NPU)(protein+6,25)(1000)
Keterangan : NPU : Net protein Utilization /penggunaan protein netto
Protein : protein dalam pakan
10
6,25 : Rati rata-rata dari jumlah nitrogen.
5) Nitrat nitrogen
Menurut Susana (2002), senyawa kimia nitrogen urea (N-urea) ,algae
memanfaatkan senyawa tersebut untuk pertumbuhannya sebagai sumber
nitrogen yang berasal dari senyawa nitrogen-organik. Beberapa bentuk
senyawa nitrogen (organik dan anorganik) yang terdapat dalam perairan
konsentrasinya lambat laun akan berubah bila didalamnya ada faktor yang
mempengaruhinya sehingga antara lain akn menyebabkan suatu permasalahan
tersendiri dalam perairan tersebut.
Menurut Andayani(2005), konsentasi nitrogen organik di perairan yang tidak
terpolusi sangat beraneka ragam. Bahkan konsentrasi amonia nitrogen tinggi
pada kolam yang diberi pupuk daripada yang hanya biberi pakan. Nitrogen
juga mengandung bahan organik terlarut. Konsentrsi organik nitrogan
umumnya dibawah 1mg/liter pada perairan yang tidak polutan. Dan pada
perairan yang planktonya blooming dapat meningkat menjadi 2-3 mg/liter.
6) Orthophospat
Menurut Andayani (2005), orthophospat yang larut, dengan mudah tesedia
bagi tanaman, tetapi ketersediaan bentuk-bentuk lain belum ditentukan dengan
pasti. Konsentrasi fosfor dalam air sangat rendah : konsentasi ortophospate
yang biasanya tidak lebih dari 5-20mg/liter dan jarang melebihi 1000mg/liter.
Fosfat ditambahkan sebagai pupuk dalam kolam, pada awalnya tinggi
orthophospat yang terlarut dalam air dan konsentrasi akan turun dalam
beberapa hari setelah perlakuan.
Menurut Muchtar (2002), fitoplankton merupakan salah satu parameter biolagi
yang erat hubungannya dengan fosfat dan nitrat. Tinggi rendahnya kelimpahan
fitoplankton disuatu perairan tergantung tergantung pada kandungan zat hara
fosfat dan nitrat. Sama halnya seprti zat hara lainnya, kandungan fosfat dan
nitrat disuatu perairan, secara alami terdapat sesuai dengan kebutuhan
organisme yang hidup diperairan tersebut.
C. Parameter Biologi
11
Parameter biologi dari kualitas air yang biasa dilakukan pengukuran untuk
kegiatan budidaya ikan adalah tentang kelimpahan plankton, benthos dan
perifiton sebagai organisme air yang hidup di perairan dan dapat digunakan
sebagai pakan alami bagi ikan budidaya.
a) Plankton
Plankton sebagai organisme perairan tingkat rendah yang melayang-layang di
air dalam waktu yang relatif lama mengikuti pergerakan air. Plankton pada
umumnya sangat peka terhadap perubahan lingkungan hidupnya (suhu, pH,
salinitas, gerakan air, cahaya matahari dll) baik untuk mempercepat
perkembangan atau yang mematikan. Berdasarkan ukurannya, plankton
dapatdibedakan sebagai berikut :
1. Macroplankton (masih dapat dilihat dengan mata telanjang/ biasa/tanpa
pertolongan mikroskop).
2. Netplankton atau mesoplankton (yang masih dapat disaring oleh plankton net
yang mata netnya 0,03 – 0,04 mm).
3. Nannoplankton atau microplankton (dapat lolos dengan plankton net diatas).
Berdasarkan tempat hidupnya dan daerah penyebarannya, plankton dapat
merupakan :
1. Limnoplankton (plankton air tawar/danau)
2. Haliplankton (hidup dalam airmasin)
3. Hypalmyroplankton (khusus hidup di air payau)
4. Heleoplankton (khusus hidup dalam kolam-kolam)
5. Petamoplankton atau rheoplankton (hidup dalam air mengalir, sungai)
b) Bakteri
Sudjarwo, (2007) Pada ekosistem perairan alami bakteri memiliki peran
sebagai reduktor/dekomposer yang mengontrol proses komponen organik
misalnya polimer protein atau karbohidrat menjadi senyawa yang lebih
sederhana, secara umum bakteri berdasarakan cara mendapatkan oksigen
dibagi menjadi dua yaitu bakteri aerob dan anaerob. Kelompok aerob
memerlukan oksigen bebas dalam mengoksidasi nutrien (misalnya glukosa)
untuk memperoleh energi contohnya : Azotobacter, Nitrosomonas,
Nitrococcus dan Nitrobacter. Silalahi (2001), menyatakan dalam kehidupan
12
manusia bakteri mempunyai peranan yang menguntungkan dan merugikan
pada dunia akuakultur bakteri yang menguntungkan contohnya :Basillus spp,
Nitrosomonas, Nitrobacter bakteri tersebut berperan dalam proses
dekomposisi bahan organik dasar tambak dan berperan dalam proses
nitrifikasi.
2.5. Limbah
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri
maupun domestik (rumah tangga). Dampak yang ditimbulkan limbah sangat
bervariasi tergantung dari jeni slimbah , volume, jenis industri dan penggunaan
produk oleh masyarakat, limbah industri merupakan sumber utama yang
menyebabkan pencemaran air pada saat ini dan banyak fakta menunjukkan
peningkatan polusi setiap tahun terutama oleh Negara-Negara yang maju
industrinya, tingkat pembuangan limbah domestik dan industri sangat berfariasi serta
jumlah besar yang tidak diproses lebis lanjut menyebabkan kualitas perairan menjadi
tidak stabil serta kemampuan badan air tidak mampu mengencerkan terutama limbah
cair sehingga ketersedian kuantitas yang cukup dan kuantitas air yang memadai
menjadi terancam. Regulasi yang dihasilkan limbah industri mengejar hasil dan
keuntungan yang tinggi tanpa memperhatikan kaidah-kaidah keseimbangan dan
keberlanjutan ekologi yang pada akhirnya menimbulkan bahaya kesehatan terhadap
organisme dan manusia odumosu , 1992. Ogedengbe dan akinbile, 2004. Sangodoin,
1991.
Pengelolaan air dan pembuangan limbah industri merupakan faktor membutuhkan
biaya yang signifikan dan aspek penting dalam menjalankan sebuah industri. Limbah
industri meningkatkan konsentrasi polutan baik air maupun sedimen. Polutan pada
konsentrasi yang tinggi dapat menjadi racun bagi organime yang berbeda, efluen juga
menimbulkan dampak negatif yang besar terhadap kualitas air yang diperuntukkan
untuk kepentingan manusia, maupun organisme. Sehingga setiap efluan dianjukan
untuk mentritmen limbah terlebih dahulu agar dapat meminimalisir dampak, oleh
karena itu setiap industri yang membuang limbah tanpa melalui tritmen maka
dikenakan sangsi berupa pengenaan biaya langsung, pemantauan dan pengawasan
sangat penting untuk menjamin perlindungan sumberdaya air dan degradasi lebih
lanjut. Setiap negara mencoba membuang limbah dengan biaya rendah, sedangkan
peraturan yang terapkan oleh pemerintah di perketat. Konsumsi air di pada setiap
13
Negara tidak hanya memperhatikan faktor ekonomi, akan tetapi faktor pengelolaan
limbah yang terkait dengan proses dan kinerja alat sangat perperan dalam penurunan
konsentrasi limbah sebelum dibuang ke lingkungan. Selain itu, posisi industri yang
menghasilkan produk alami, menjaga citra mereka dalam memasarkan hasil
produksinya dan kebijakan pengelolaan limbah yang tepat dan sesuai dengan
ketetapan pemerintah.
14
kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi, sehingga tidak ada kehidupan
seandainya di bumi tidak ada air. Namun demikian, air dapat menjadi malapetaka
bilamana tidak tersedia dalam kondisi yang benar, baik kualitas maupun
kuantitasnya. Air yang relatif bersih sangat didambakan oleh manusia, baik untuk
keperluan hidup sehari-hari, untuk keperluan industri, untuk kebersihansanitasi kota,
maupun untuk keperluan pertanian dan lain sebagainya.
Menurut O-fish(2010), kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air
yang dikaitkan dengan suatu kagiatan atau keperluan tertentu. Dewasa ini, air menjadi
masalah yang perlu mendapat perhatian yang serius. Untuk mendapat air yang baik
sesuai dengan standar tertentu, saat ini menjadi barang yang mahal, karena air sudah
banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah dari berbagai hasil kegiatan manusia.
Sehingga secara kualitas, sumberdaya air telah mengalami penurunan. Demikian pula
secara kuantitas, yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus
meningkat.
Jadi, hubungan antara kualitas air dan tingkat pertumbuhan manusia adalah semakin
banyak lingkungan perairan yang baik kualitasnya, maka banyak manusia yang
mengkonsumsi air tersebut sehingga air dengan kualitas yang baik yang diminum
dapat menjaga kesehatan tubuh yang seceara otomatis juga meningkatnya
pertumbuhan manusia, begitu pula sebalikanya semakin buruk kualitas suatu perairan
yang diakibatkan oleh pencemaran, maka banyak manusia yang secara tidak langsung
mengkonsumsinya berdampak pada tubuhnya dan bisa menimbulkan kematian.
Kualitas air pada perairan juga berdampak pada organisme yang ada di perairan
tersebut, air yang sudah tercemar oleh zat beracun pada tubuh ikan dan secara tidak
lansgung, ikan yang dikonsumsi oleh manusia dan akan berdampak pada tubuhnya.
15
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Manajemen kualitas air adalah Suatu usaha untuk menjaga kondisi air tetap
dalam kondisi baik untuk budidaya ikan dengan memperhatikan faktor fisik,
kimia dan biologinya.
2. Parameter yang berperan dalam kualitas pada perairan yaitu, pada fisika
meliputi : Suhu, Cahaya, Kecerahan, Warna air, Kekeruhan, Padatan
tersuspensi, Kimia meliputi : pH, DO (oksigen terlarut), amonia, CO2 dan
Nitrogen, dan Biologi meliputi : Plankton dan bakteri
3. Identifikasi kualitas air dengan melakukan pengukuran dan analisis kualitas air
dapat dilakukan dengan pemahaman yang baik pada konsep dasar fisika
tentang resistivitas dan konduktivitas, serta konsep dasar kimia tentang larutan
asam, basa, garam, larutan buffer, dan hidrolisis garam
4. BOD dan COD adalah parameter yang menjadi baku mutu berbagai air limbah
industri selain beberapa parameter kunci lainnya.
5. Peran kualitas air sangat penting dalam mendukung kehidupan di muka bumi,
semua mahluk hidup sangat tergantung terhadap air , Kualitas dan Kuantitas
Air.
3.2. Saran
Air merupakan salah satu komponen terpenting di muka bumi ini, sudah
seharusnya kita sebagai makhluk hidup untuk menjaga kebersihan dan kualitas
pada perairan demi kepentingan bersama.
16
DAFTAR PUSTAKA
http://wayanfishery.blogspot.co.id/2011/06/laporan-manajemen-kualitas-air.html
https://www.academia.edu/15535007/Laporan_Manajemen_Kualitas_Air
https://www.academia.edu/7757046/Identifikasi_Kualitas_Air_Berdasarkan_Nilai_Resistivit
as_Air
http://inilingkunganku.blogspot.co.id/2014/01/kualitas-air-dan-parameter-kualitas-air.html
http://siicitra.blogspot.co.id/2011/04/kualitas-air.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Limbah
http://fikrihrizallul.blogspot.com/2015/12/makalah-manajemen-kualitas-air.html
17