MATA KULIAH
PENYEHATAN MAKANAN DAN MINUMAN A
Kelompok 5 :
PROGRAM STUDI
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan karunia-Nyalah,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Prinsip Higiene Dan Sanitasi
Makanan [Prinsip 1, 2, Dan 3]” sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Penulis menyadari
bahwa yang diungkapkan dalam makalah ini masih jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan
karena keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh penulis, sehingga akan menjadi suatu
kehormatan besar bagi penulis apabila mendapatkan kritikan dan saran yang membangun
makalah ini sehingga selanjutnya akan lebih baik dan sempurna.
Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini bermanfaat bagi semua
pihak dan sebagai media pembelajaran Penyehatan Makanan dan Minuman khususnya dalam
segi teoritis sehingga dapat membuka wawasan ilmu pengetahuan serta akan menghasilkan yang
lebih baik di masa yang akan datang.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih atas semua bantuan yang telah diberikan
oleh berbagai pihak sampai tersusunnya makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 20
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja prinsip pemilihan bahan makanan
2. Untuk mengetahui apa saja prinsip penyimpanan bahan makanan
3. Untuk mengetahui apa saja prinsip pengolahan makanan
4
BAB II
PEMBAHASAN
Perbedaan umum untuk setiap jenis daging ternak adalah sebagai berikut:
1) Sapi: warna daging merah segar, serat halus, lemak lunak berwarna
kuning
2) Kambing: warna daging merah muda, serat halus, lemak keras berwarna
putih, berbau khas (prengus)
3) Kerbau: daging berwarna merah tua, serat kasar, lemak keras berwarna
kuning
5
4) Unggas: daging berwarna putih kekuningan, lembek, tulangnya jelas
berwarna kekuningan. Bila dipotong sudah mati warna daging agak
gelap, luka potong lurus pada bekas sembelihan, dagingnya kenyal
5) Ayam buras: daging agak kering dan langsing, otot jelas warna
kekuningan
6) Ayam ras/ boiler: daging lunak agak basah dan montok, lebih jelas pada
kepala atau jengger.
b) Ikan segar
1) Warna kulit terang, cerah, dan tidak lebam
2) Sisik ikan masih melekat dengan kuat dan tidak mudah rontok
3) Mata melotot, jernih, dan tidak suram
4) Daging elastic bila ditekan kembali seperti semula dan tidak berbekas
5) Insang berwarna merah segar dan tidak bau
6) Tidak terdapat lendir berlebihan pada permukaannya
7) Tidak berbau busuk, asam, atau bau asing lainnya
8) Ikan akan tenggelam dalam air
c) Telur
1) Tampak bersih dan kuat
2) Tidak pecah/ retak/ bocor
3) Tidak terdapat noda pada kulit
4) Mempunyai lapisan zat tepung pada permukaan kulit
5) Kulit telur kering dan tidak basah akibat dicuci
6) Dikocok tidak kopyor
7) Bila diteropong terlihat terang dan bersih
Bahaya kontaminasi pada telur, secara alami isi telur dalam keadaan steril atau
bebas bakteri tetapi dapat terancam karena Salmonella pada kulit telur atau kulit
6
telur yang retak/ pecah dan Staphylococcus pada telur yang terancam tercemar
tangan yang kotor.
b) Sayuran
1) Daun, buah atau umbi dalam keadaan segar, utuh, dan tidak layu
2) Kulit buah atau umbi utuh dan tidak rusak/ pecah
3) Tidak ada bekas gigitan hewan, serangga atau manusia
4) Tidak ada bagian tubuh buah yang ternoda atau berubah warnanya
5) Bebas dari tanah atau kotoran lainnya.
c) Biji-bijian
1) Kering, isi penuh (tidak keriput dan warna mengkilap)
2) Permukaan baik, tidak ada noda karena rusak, jamur atau kotoran selain
warna aslinya
3) Biji tidak berlubang-lubang
4) Tidak tercium bau lain bau khas biji yang bersangkutan
5) Tidak tumbuh kecambah, tunas kecuali dihendaki untuk itu (tauge)
6) Biji yang masih baik akan tenggelam bila dimasukkan ke dalam air.
7
Perhatian: biji yang telah berubah warnanya atau bernoda atau berjamur dan
terasa pahit, jangan dimakan karena sangat berkemungkinan mengandung
aflatoksin yang dapat mematikan.
3) Jenis tepung
Tepung banyak dijumpai jenisnya seperti tepung beras, tepung gandum/ terigu,
tepung singkong atau tapioca, tepung jagung atau maizena, sagu, dll. Tepung
yang disimpan terlalu lama akan terjadi perubahan warna dari warna aslinya
yang disebabkan akibat mikroba atau jamur. Maka ciri-ciri tepung yang baik
adalah:
a) Butiran kering dan tidak lembab
b) Warna asli tidak berubah akibat jamur atau kapang
c) Tidak mengandung kutu atau serangga
d) Masih dalam kemasan pabrik
4) Bumbu kering
a) Keadaannya kering dan tidak dimakan serangga
b) Warna mengkilap dan berisi penuh
c) Bebas dari kotoran dan debu
Penggunaan bumbu kering perlu diperhatikan agar diolah pada dekat dengan
waktu pengolahan makanan sehingga bumbu yang telah diolah langsung bisa
dipergunakan.
8
b) Bahan pewarna
c) Serangga (kutu)
d) Bakteri coliform
5) Sayuran berlapis
Seperti bawang, kol, sawi, jagung muda, bunga tebu dilapisi lapisan kulit luar
yang berfungsi melindungi bagian dalamnya. Lapisan ini sangat menguntungkan
waktu panen dan pangangkutan karena karena akan mencegah pencemaran. Ciri-
ciri makanan jenis ini yang perlu diperhatikan:
a) Lapisan luar masih menempel dengan baik
b) Lapisan luar telah dalam keadaan bersih
c) Lapisan dalam masih tertutup
6) Makanan fermentasi
Adalah makanan yang diolah dengan bantuan mikroba seperti ragi (yeast) atau
cendawan (fungi) seperti tauco, kecap, tempe, oncom, bir, tape, dll.
Ciri-ciri makanan fermentasi yang baik:
a) Makanan tercium aroma asli makanan fermentasi dan tidak ada
perubahan warna, aroma, dan rasa
b) Bebas dari cemaran serangga (ulat) atau hewan lainnya
c) Tidak terdapat noda-noda pertumbuhan benda asing seperti spot-spot
berwarna, atau jamur gundul pada tempe atau oncom.
9
Ciri makanan olahan pabrik yang baik:
a) Terdaftar di Badan POM
b) Kemasannya masih baik, utuh, tidak rusak, tidak bocor atau kembung
c) Minuman dalam botol tidak berubah warna atau keruh serta tidak
terdapat gumpalan.
d) Belum habis masa pakai (belum kadarluarsa)
e) Segel penutup masih terpasang dengan baik
f) Mempunyai merek dan label yang jelas nama pabrik pembuatannya.
10
3) Bebas dari adanya perubahan fisik atau kimia akibat faktor-faktor luar
4) Bebas dari mikroorganisme dan parasite penyebab penyakit.
Pengolahan makanan yang baik adalah yang mengikuti kaidah dari prinsip – prinsip
hygine dan sanitasi dan sanitasi. Dalam istilah asing dikenal dengan sebutan Good
Manufacting Pracite (GMP) atau Cara Produksi Makanan Yang Baik (CPMB).
Pengolahan makanan yang baik adalah pengolahan yang mengikuti kaidah dari prinsip –
prinsip hygine dan sanitasi pengolahan makanan menyangkut empat aspek yaitu:
11
1) Penjamah Makanan
Penjamah makanan adalah seseorang tenaga yang menjamah makanan baik
dalam mempersiapkan, megolah,menyimpan,mengangkut maupun dalam
menyajikan makanan. Pengetahuan, sikap dan perilaku seseorang penjamah
makanan mempengaruhi kualitas (Anwar, dkk, 1989.51).
12
Tenaga penjamah harus memiliki pengetahuan, pendidikan, sikap dan tindakan
yang sesuai dengan hyigine dan sanitasi penyelenggaraan makanan, karena
pendidikan, pengetahuan, masa kerja, sikap, dan tindakan dapat mempengaruhi
hasil pembuatan makanan.
Perlu juga diketahi bahwa ada bebrapa menu makanan yang perlu dipanaskan
untuk menghilangkan bakteri – bakteri patogen, Pemanasan yang cocok
mematikan bakteri patogen, Suhu yang cocok dan efisein dalam mengurangi
atau menghilangkan bakteri – bakteri patogen seperti Salamonella sp dan
Staphyloccoccus sp adalah antara suhu 73,9 ̊ C sampai dengan 76, 7̊ C, Namun
demikian bakteri berspora, seperti Clostridum perfingens perlu ada perhatian
khusus dan biasanya mati pada suhu 80 ̊ C.
13
3) Tempat Pengolahan Makanan
Tempat pengolahan makan, diaman makanan diolah sehingga menjadi makan
terolah, ini memrlukan syarat sanitasi, baik dari konstruksinya, perlengkapan
yang ada maupun tata letak perlengkapan yang lazim ada didapur.
Dapur adalah tempat, bangunan atau bagian bangunan beserta perlengkapan dari
fasiltas fisik yang dipergunakan untuk mengolah makanan, sejak dari bahan
mentah sampai makanan menjadi makanan olahan yang siap disajikan /
dihidangkan (Yayasan pesan, 2001:220).
b) Dinding
1) Permukaan dalam dinding harus rata, halus tidak menyerap dan mudah
dibersihkan
2) Dinding yang selalu menerima kelembaban atau percikan air harus
dilapisi oleh porselen setinggi 2 meter dari lantai.
14
c) Atap dan langit – langit
1) Atap dibuat dari bahan yang anti air dan tidak bocor
2) Langit – langit harus menutupi permukaan bawah bagian dalam atap,
anti debu, dan mudah dibersihkan
3) Permukaan bawah langit – langit untuk ruangan/kamar tempat
persiapan atau pewadahan makan dan minuman, peralatan perabotan
yang telah dibersihkan atau tempat cuci tangan harus rata, kedap air dan
berwarna terang.
d) Ventilasi
1) Ventilasi yang memenuhi syarat akan efektif dan cocok untuk
memlihara kenyamanan
2) Ventilasi harus cukup untuk mencegah udara yang melampaui panas,
mencegah kondensasi (pengembunan) dan pembentukan kelembaban
pada dinding, langit-langit dan untuk menghilangkan bau yang tidak
sedap, asap dan udara kotor (debu-debu)
3) Bilamana ventilasi alam tidak efektif dapat digunakan ventilasi bantuan
dengan cara mengalirkaan udara bersih secukupnya dan mengeluarkan
udara kotor
4) Pertukaran udara bersih dan segar untuk menjamin kenyamanan keeja
didapur, menghilangkan asap dan bau yang tidak sedal, sekurang-
kurangnya 15 kali per jam.
e) Pembuangan asap
1) Dapur harus dilengkapi dengan pengumpul asap dan cerobong
2) Pengumpulan asap, dilengkapi dengan saringan lemak/minyak (grease
filter) dan penyedot asap (extractor fan)
3) Pengeluaran asap melalui cerobongharus lancar dan tidak mengganggu
masyaratakat disekitarnya.
f) Harus ada persediaan air yang cukup dan memenuhi syarat kesehatan
15
g) Harus ada tempat sampah yang memenuhi syarat-syarat kesehatan
h) Harus ada pembuangan sair bersih/air limbag yang memenuhi syarat-syarat
kesehatan
i) Tersedia tempat/bak pencuci tangan dan alat alat dapur
j) Barang-barang yang mungkin dapat menimbulkan bahaya tiddak
diperbolehkan disimpan didapur, seperti racun hama, bahan peledak
k) Tersedianya alat pemadam kebakaran.
16
c) Bak-bak, tempat-tenpat cucu harus mempunyai konstruksi
sedemikian rupa sehingga berfungsi permukaanya dapat mudah
mengering, bila dicuci.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Upaya hygiene dan sanitasi makanan harus mendasar pada enam prinsip upaya
pemilihan bahan makanan, upaya pengumpulan bahan makanan, upaya pengolahan
bahan makanan, upaya pengangkutan makanan, upaya penyimpanan makanan, upaya
penyajian makanan (Anwar, dkk, 1989:45).
18
Pengolahan bahan makanan
Pengolahan makanan yang baik adalah pengolahan yang mengikuti kaidah dari prinsip-
prinsip hygiene dan sanitasi. Pengolahan makanan menyangkut empat aspek yaitu:
penjamah makanan, cara pengolahan bahan makanan, konstruksi dan fasilitas
sanitasinya serta peralatan yang digunakan.
19
DAFTAR PUSTAKA
Kusrini Wulandari, dkk. Penyehatan Makanan & Minuman, Jakarta: Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Jakarta II, 2011
20