Anda di halaman 1dari 48

1

KATA PENGANTAR

Salam sejahtera,
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat AllAh SWT, karena berkat rahmat dan
karunianNya penulis dapat menyelesaikan Usulan Penelitian Karya Tulis Ilmiah
dengan judul UJI EFEKTIFITAS KAPORIT TERHADAP COLIFORM DAN
COLI TINJA PADA AIR PDAM DI RANGKASBITUNG Dalam penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapat banyak bimbingan pengetahuan dan
ketrampilan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1.Nining Kurniati, S.Pd., M.Kes, selaku Ketua Jurusan Analis Kesehatan
Tangerang Politeknik Kesehatan Kemenkes Banten.
2.Kadar Kuswandi, SKM, M.Kes selaku dosen pembimbing Karya Tulis Ilmiah.
3.

Seluruh dosen dan staf Jurusan Analis Kesehatan Tangerang Politeknik


Kesehatan Kemenkes Banten.

4. Keluarga tercinta yang senantiasa memberikan doa dan dukunngan moril


serta materiil dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Kepada teman-teman dan semua pihak yang telah membantu, yang tidak
dapat saya sebutkan satu persatu sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat selesai
tepat pada waktunya.
Penulis meyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari sempurna,
untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yangmembangun. Akhir kata,
penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikanmanfaat serta
berguna bagi semua pihak yang berkepentingan.

Tangerang, Juli 2014

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR.............................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................................

i
iii

DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN........................................................................

1.1 Latar Belakang......................................................................

1.2 Perumusan Masalah .............................................................

1.3 Tujuan Penelitian..................................................................

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................

2.1 Landasan teori .....................................................................

2.1.1 Pengertian Air ............................................................

2.1.2 Standar Kualitas Air..................................................

2.1.3 Persyaratan Mikrobiologi..........................................

2.1.4 Persyaratan Fisika.....................................................

2.1.5 Persyaratan Kimia.....................................................

10

2.1.6 Persyaratan Radioaktif ............................................

10

2.1.7 Mikroorganisme Yang Mencemari Air...................

11

2.1.8 Bakteri........................................................................

11

2.1.9 Analisa Mikrobiologi Air..........................................


2.1.10 Pengertian Kapo.....................................................

15
19

2.1 11 Ciri-Ciri Klorin.......................................................

20

2.1.12 Penggunaan Klorin..................................................

21

2.1.13 Fungsi Klorin (kaporit )..........................................

22

2.1.14 Toksin (Racun ) Pada Gas Dan Cairan Klorin........

22

2.1.15 Bahaya Klorin Terhadap Manusia..........................

23

2.1.16 Indikasi Gangguan Bila Terkontaminasi Klorin.....

24

2.1.17 Desinfeksi Air..........................................................

25

2.2 Kerangka Pemikiran...........................................................

25

2.3 Kerangka Konsep...............................................................

26

2.4 Hipotesis.............................................................................

26

2.5 Definisi Operasional..........................................................

26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................

28

3.1 Cara Penelitian....................................................................

28

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian.............................................

28

3.3 Populasi dan Sampel...........................................................

28

3.4 Cara Pengumpulan Data....................................................

29

3.5 Rencana Pengolahan dan Analisis Data............................

29

3.6 Alat Dan Bahan Penelitian.................................................

29

3.7 Cara Kerja...........................................................................

30

3.8 Penanganan Sampel............................................................

31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN................................................

34

4.1 Hasil Penelitian.....................................................................

34

4.2 Pembahasan..........................................................................

37

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..................................................

42

5.1 Kesimpulan............................................................................

42

5.2 Saran......................................................................................

42

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................

43

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

Halaman

Tabel 2.1 Kebutuhan Air Perkapita Di Indonesia..................................

Tabel 2.2 Kebutuhan Air Di Negara Lain..............................................

Tabel 4.1 Kandungan E. Coli pada air pam di Rangkasbitung


berdasarkan jarak...................................................................34
Table 4.2 kandungan E.Coli pada air pam setelah penambahan
Konsentrasi kaporit..............................................................37

Gambar 1 Distribusi jumlah E.Coli berdasarkan jarak......... ................ 35


Gambar 2 Distribusi sisa chlor berdasarkan jarak..................................

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

36

Sekjen PBB pada hari air sedunia 2 Maret 2002 menyatakan bahwa masalah
air merupakan isu yang sangat serius. Dinyatakan bahwa sebanyak 1,1 milyar
penduduk tidak bisa memperoleh air minum dengan aman, 2,5 milyar tidak
mendapatkan sanitasi yang layak dan 5 milyar meninggal setiap tahun akibat
penyakit yang berhubungan dengan air. Tahun 2025 2/3 penduduk dunia akan
hidup dengan kekurangan air dari kondisi sedang sampai sama sekali
kekurangan air.(1)
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan
secara berkelanjutan. Penggunaan air bersih sangat penting untuk komsumsi
rumah tangga,kebutuhan industri dan tempat umum. Karena pentingnya
kebutuhan akan air bersih, maka adalah hal yang wajar jika sektor air bersih
mendapatkan prioritas penanganan utama karena menyangkut kehidupan orang
banyak. Penanganan akan pemenuhan kebutuhan air bersih dapat dilakukan
dengan berbagai cara, disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang ada. Di
daerah perkotaan, sistem penyediaan air bersih dilakukan dengan sistem
perpipaan dan non perpipaan. Sistem perpipaan dikelola oleh Perusahaan Daerah
Air Minum (PDAM) dan sistem non perpipaan dikelola oleh masyarakat baik
secara individu maupun kelompok. Kebutuhan air bersih merupakan kebutuhan

yang tidak terbatas dan berkelanjutan. Sedang kebutuhan akan penyediaan dan
pelayanan air bersih dari waktu ke waktu semakin meningkat yang terkadang
tidak diimbangi oleh kemampuan pelayanan. Peningkatan kebutuhan ini
disebabkan oleh peningkatan jumlah penduduk, peningkatan derajat kehidupan

10

warga serta perkembangan kota/kawasan pelayanan ataupun hal-hal yang


berhubungan dengan peningkatan kondisi sosial ekonomi warga. Dilihat dari
kondisi eksisting Kecamatan Rangkasbitung yang sebagian besar adalah wilayah
pertanian yang berubah menjadi perumahan, sehingga konsumsi pemakaian air
pasti meningkat. Akibat dari meningkatnya jumlah penduduk yang di iringi
peningkatan ekonomi penduduk, peningkatan jumlah kebutuhan air bersih tidak
bisa dihindarkan.Kekurangan air di jam-jam tertentu terutama di jam puncak
pemakaian dapat mengganggu kebutuhan air untuk kebutuhan penduduk,
sehingga memerlukan alternatif pengatur dan pendistribusian air secara efektif
yang memenuhi kebutuhan minimal di jam puncak
Tingginya jumlah penyakit yang terjangkit tiap tahun menandakan bahwa
masih banyak terjadinya pencemaran air yang dipergunakan sehari- hari.
Penyakit diare yang penting sekali sebagai penyebab kematian pada bayi yang
disebabkan oleh Escherichia coli. Frekuensi infeksi pada bayi yang dilahirkan di
daerah pemukiman padat tinggi sekali , berhubungan dengan keadaan sanitasi
yang pada umumnya sangat buruk.
Kasus diare di Kabupaten Lebak sangat tinggi , selama tahun 2012 jumlah
pasien yang terdata di Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak sebanyak 20.268
kasus. Hal ini disebabkan karena rendahnya pola hidup bersih dan sehat, sanitasi
yang burukdan kurangnya tingkat kebersihan lingkungan masyarakat, selain itu
rendahnya pendidikan dan ekonomi masyarakat setempat yang tidak mempunyai
jamban keluarga sehingga mereka buang air besar di sembarang tempat.
Keadaan tersebut berpotensi adanya pencemaran coli fecalyang melebihi

11

ketentuan persyaratan bakteriologis dari Depkes yaitu jumlah MPN(Most


ProbebleNumber)maksimum0/100 ml(Permenkes no 492/Menkes/Per/IV/2010).
Salah satu perlakuan untuk mengurangi pencemaran bakteriologis yaitu dengan
menambahkan bahan kimia untuk menjamin bahwa tidak ada organisme patogen
dalam air. Hal ini dicapai dengan penambahan kaporit ke dalam air. Kaporit
memiliki beberapa kualitas yang mendukung penggunaanya dalam persediaan
air. Kaporit banyak digunakan dalam pengolahan limbah industri, air kolam
renang, dan air minum.di negara-negara sedang berkembang sebagai
desinfektan, karena biayanya relatif murah , mudah dan efektif.(3)Untuk itu
penulis akan melakukan penelitian pada air pam di Daerah Rangkasbitung untuk
mengetahui apakah sudah memenuhi syarat sebagai air bersih.

1.2 PERUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka dapat diambil suatu
rumusan masalah Berapakah konsentrasi kaporit yang diperlukan untuk
menurunkan jumlah coliform dan coli fecal sampai dengan kurang dari 0 /100 ml
pada air pam di Rangkasbitung Kabupaten Lebak.

1.3 TUJUAN PENELITIAN


Untuk mengetahui konsentrasi efektif kaporit yang diperlukan agar jumlah
coliform dan colitinja kurang dari 10/100 mL air.

12

1.4MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1). Di harapkan penelitian ini dapat dijadikan informasi bagi instansi
terkait untuk menekan angka kejadian diare di Kabupaten Lebak yang
disebabkan karena adanya pencemaran bakteri coliform dan coli tinja.
2). Memberikan informasi kepada PDAM dalam memberikan dosis kaporit
yang efektif untuk membunuh kuman coliform.
3). Memberikan wawasan kepada penulis tentang penggunaan kaporit
sebagai desinfektan pada air PDAMuntuk mengurangi pencemaran
coliform.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Air
Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Tidak ada satupunmahluk hidup
di dunia ini yang tidak membutuhkan air. Sel hidup misalnya,

tumbuh-

tumbuhan ataupun hewan, sebagian besar tersusun oleh air, yaitu lebih dari 75%
isi sel tumbuh-tumbuhan atau lebih dari 67% isi sel hewan. Dari sejumlah 40
juta mil-kubik air yang berada di permukaan ternyata tidak lebih dari 0,5 % ( 0,2
juta mil-kubik ) yang secara langsung dapat digunakan untuk kepentingan
manusia.

13

Di Indonesia berdasarkan catatan dari Departemen Kesehatan , rata-rata


keperluan air adalah 60 liter per kapita
Tabel 2.1Kebutuhan Air Perkapita di Indonesia
Air untuk keperluan
Mandi
Mencuci
Masak
Minum
Lain-lain

Jumlah ( liter )
30
15
5
5
5

(Suriawiria, U,2008 : 5 )
Dilihat untuk negara-negara maju ternyatajumlah tersebut meningkatdan
tinggi seperti dalam table berikut:
Tabel 2.2 Kebutuhan air di negara lain.
Negara/ kota
Amerika serikat
Prancis
Jepang
Swedia

Jumlah ( liter )
1440
480
530
750

( Suriawiria U, 2006 : 5 )
Air merupakan inti dari kehidupan dengan adanya air, semua mahluk hidup
yang ada dibumi ini dapat tumbuh dan berkembang. Pada sel hidup, 70% atau
lebih terdiri dari air, termasuk manusia. Kekurangan air beberapa persen saja
sudah cukup untuk membuat tubuh lemah dan kekurangan air. Air penting bagi
tubuh manusia karena meliputi 50% - 70% dari seluruh tubuh manusia. Dalam
tulang,terdapat air sebanyak 22% berat tulang serta didarah dan diginjal
sebanyak 83%. Kekurangan air didalam tubuh menyebabkan penyakit batu ginjal
dan kandung kemih karena terjadi keristalisasi unsur-unsur yang ada didalam
cairan tubuh. Kehilangan air 15% dari berat badan dapat mengakibatkan

14

kematian. Untuk itu orang dewasa perlu minum sebanyak 1,5 sampai 2liter air
sehari.(4)
Air merupakan suatu sarana untuk meningkatkan derajat masyarakat, karena
air

merupakan

salah

satu

media

dari

berbagai

macam

penularan,

terutamapenyakit perut. Seperti yang telah kita ketahui bahwa penyakit perut
adalah penyakit yang paling banyak terjadi di Indonesia. Air adalah salahsatu
diantara pembawa penyakit yang berasal dari tinja untuk sampai kepada
manusia.(5)
2.1.2Standar Kualitas Air
Air yang diperuntukan bagi konsumsi manusia harus berasal dari sumber
yang bersih dan aman. Batasan-batasan sumber air bersih dan aman adalah
bahwa air harus bebas dari kontaminasi kuman atau bibit penyakit, bebasdari
substansi kimia yang berbahaya dan beracun, tidakberasa dan berbau, dapat
dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan domestik dan rumahtangga, serta
memenuhi syarat minimal yang telah ditentukan oleh WHO.(3)
Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik
492./Menkes/Per/1V/2010tentang

Syarat-syarat

pengawasan

Indonesia

No

kualitas

air.

Kualitas air harus memenuhi syarat kesehatan yang meliputi persyaratan


mikrobiologi, fisika, kimia dan radio aktif.(7)
2.1.3

Persyaratan mikrobiologi
Penentuan mikrobiologi sumber air dilatarbelakangi dasar pemikiran

terhadap analisis terhadap analisis kehadiran jasad indikator yang selalu


ditemukan dalam tinja manusia atau hewan berdarah panas baik yang sehat
maupun yang tidak. Jasad ini tinggal dalam usus manusia atau hewan berdarah
panas dan merupakan suatu bakteri yang dikenal dengan namabakteri coliform.

15

Bila dalam sumbar air ditemukan bakteri coliform maka hal ini merupakan
indikasi bahwa sumber tersebut telah mengalami pencemaranoleh kotoran
berdarah panas.(2)
2.1.4

Persyaratan Fisika
Dalam standar fisika air bersih terdapat lima unsur yang harus diperhatikan

yaitu:
(1). Suhu
Kenaikan suhu air akan mengakibatkan menurunnya oksigen terlarut
didalam air,meningkatnya kecepatan reaksi kimia, terganggunya kehidupan ikan
dan hewan air lainnya. Naiknya suhu air yang relatif tinggi seringkali ditandai
dengan munculnya ikan-ikan dan hewan air lainnya kepermukaan air untuk
mencari oksigen. Jika suhu tersebut tidak juga kembali pada suhu normal, lama
kelamaan dapat menyebabkan kematian pada ikan dan hewan lainnya.(6)
(2).Jumlah Zat Pada Terlarut TDS ( Total Disolved Solid )
Padatan yang mencemari air, berdasarkan ukuran partikel dan sifat-sifat
lainnya dapat dikelompokan menjadi padatan terendap (sedimen), padatan yang
mengendap dengan sendirinya. Padatan tersebut terbentuk biasanya merupakan
akibat erosi. Padatan tersuspensi adalah padatan yang menyebabkan kekeruhan
air dan senyawaan organik yang larut dalam air.Pengaruh yang menyangkut
aspek kesehatan daripenyimpangan standart air minum dalam hal total padatan
terlarut ini, yakni air akan memberi rasa yang tidak enak pada lidah, rasa mual
terutama yang disebabkan kerena natrium sulfat dan magnesium sulfat, dan
terjadinya cardiac disease serta toxaemia pada wanita-wanita hamil.(5)
(3)Kekeruhan
Air dikatakan keruh, apa bila air tersebut mengandung begitu banyak
partikel bahan yang tersuspensi sehingga memberikan warna atau rupa yang

16

berlumpur atau kotor, kekeruhan disebabkan oleh tanah,lumpur, bahan- bahan


organik yang tersebar secara baik dan partikel-partikel kecil yang tersuspensi.(5)
Air minum harus bebasdari kekeruhan, dapat diukur dengan alat yang di
sebut turbidimetri,sementara itu batasan yang diperbolehkan adalah kurang dari
5 unit .(3)
(4). Rasa dan Bau
Bau dan rasa biasanya terjadi bersama-sama dan biasanya disebabkan oleh
adanya bahab-bahan organik yang membusuk, air minum yang sehat adalah air
minum yang tidak berasa dan tidak berbau.(5)
Airminum harus bebas dari bau dan rasa. Bau diukur secara subyektif
terhadap air yang telah menjalani pengenceran sereal.Pemeriksaaan dilakukan
pada larutan paling encer yang masih terdeteksi baunya. Rasa adalah
subyektifitas yang sulit dispecifikasikan respon terhadap rasa dan bau bersifat
subyektif dan bercampur sehingga sulit dinyatakan secara kualitatif dan
kuantitatif.(3)

(5). Warna
Air yang bersih harus jernih atau tidak boleh berwarna. Pemeriksaan warna
dapat diukur dengan kolorimeter. Batasan yang diperbolehkan untuk air minum
adalah kurang dari 15 unit.(3)Warna disebabkan oleh bahan-bahan yang
tersuspensi dan oleh kentalan organisme atau tumbuh-tumbuhan yang
merupakan koloidal. Air yang mengandung bahan pewarna alami yang berasal
dari rawa dan hutan , dianggap tidak mempunyai sifat yang membahayakan atau
toksin.Meskipun demikian adanya bahan-bahan tersebut memberikan warna

17

kuning kecoklatan pada air, yang menjadikan air tersebut tidak disukai oleh
sebagian dari konsumen air.( 5)
2.1.5

Persyaratan kimia
Adanya masalah-masalah seperti senyawa-senyawa kimia yang beracun ,

perubahan warna, rupa, dan rasa air, serta reaksi-reaksi air serta reaksi-reaksi
yang tidak diharapkan menyebabkan diadakan standar kualitas kimia air minum,
standar kualitas air memberikan batas konsentrasi maksimum yang dianjurkan
dan diperkenankan bagi berbagai parameter kimia, karena konsentrasi yang
berlebihan unsur-unsur kimia tersebut didalam air akan memberikan pengaruhpengaruh negatif, baik bagi kesehatan maupun dari segi pemakaian lainnya.

2.1.6Persyaratan Radioaktif
Meskipun jarang terjadi, namun pada perairan yang dekat dengan industri
peleburan dan pengolahan logam sering kali ditemukan bahan-bahan radioaktif
seperti uranium, thorium-230 dan radium-226. Komponen-komponen tersebut
dapat larut dalam air hujan dan masuk ke sumber-sumber air yang ada.
Komponen radioaktif dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui berbagai
cara. Semua radioaktif menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan manusia,
diantaranya dapat menyebabkan gangguan fungsi syaraf, gangguan dalam
pembelahan sel yang menyebabkan kanker serta gangguan dalam pembentukan
sel-sel darah yang menyebabkan anemia.(6)
2.1.7Mikroorganisme Yang Mencemari Air
Seperti umumnya di dalam habitat / tempat lainnya , juga kelompok mikroba
yang di dapatkan hidup di dalam air terdiri dari bakteri, fungi, mikroalgae, virus

18

dan protozoa. Kelompok-kelompok tersebut kehadirannya didalam air ada yang


menguntungkan, tetapi juga banyak yang mendatangkan kerugian . (2)
Sebagaimana

digunakan

dalam

analisa

air

mengacu

pada

sejenis

mikroorganisme yang kehadirannya dalam air merupakan bukti bahwa air


tersebut terpolusi oleh bahan tinja dari manusia atau hewan berdarah panas,
artinya terdapat peluang bagi berbagai macam mikroorganisme patogenik , yang
secara berkala pada umumnya terdapat dalam saluran pencernaan yang masuk ke
dalam air tersebut.

2.1.8Bakteri
Bakteri termasuk dalam golongan prokariota, yang strukturnya lebih
sederhana dari eukariota. Umumnya uniseluler / sel tunggal, tidak mempunyai
kloropil, berkembang biak dengan pembelahan sel secara transversal atau biner.
Hidup bebas dimana-mana, khususnya diudara, di tanah, di dalam air, pada
hewan atau tanaman. Sifat hidupnya secara umum adalah saprofit pada sisa
buangan hewan atau tanaman yang sudah mati, tetapai banyak juga yang bersifat
parasitik pada hewan, manusia atau tanaman yang menyebabkan berbagai
penyakit. (2)
Adapun bakteri yang sering mencemari air adalah sebagai berikut :
1. Bakteri coliform
Bakteri golongan coliform digunakan diseluruh dunia sebagai indikator
pencemaran tinja. Namun ada beberapa sumber bakteri golongan lain diluar dari
tinja binatang berdarah panas, yakni dari tumbuh-tumbuhan dan dari tanah.
Bakteri golongan coliform tertentu memiliki kemampuan memfermentasi laktose

19

dalam bentuk empedu pada suhu 44,5 0c, mereka kadang-kadang disebut sebagai
golongan coliform thermatolerant atau golongan coliform-tinja.(8)
Bakteri coliform terdiri dari 3 kelompok yaitu :
(1) kelompok Escherichia, misalnya Escherichia coli, Escherichia freundii,
Eschirichia intermedia
(2) kelompok Aerobacter, misalnya Aerobacter aerogenes, A. Cloacae
(3) kelompok Klebsiella , misalnya Klebsiella pneumoniae
Dari ketiga kelompok tersebut , kelompok Escherichia khususnya
Escherichia coli merupakan bekteri yang paling tidak dikehendaki kehadirannya
didalam air minum maupun makanan. Aerobacter dan clebsiella yang biasa
disebut golongan perantara, mempunyai sifat seperti coli fecal, tetapi tidak dapat
hidup pada suhu diatas 37 oc dan lebih sering dijumpai didalam tanah dan air
dari pada didalam saluran pencernaan makanam manusia. Umumnya genus
genus tersebut tidak patogen. Oleh karena itu kelompok Aerobacter dan
Klebsiella disebut kelompok coliform non- fecal.(6)
Escherichia coli adalah kuman oportunis yang banyak ditemukan diusus
besar manusia sebagai flora normal. Sifat uniknya karena dapat menyebabkan
infeksi primer pada usus,misalnya diare pada anak dan trafelers diare,seperti
juga kemampuannya menimbulkan infeksi pada jaringan tubuh lain diluar usus.
Morfologi kuman Escherichia coli berbentuk batang pendek ( coco basil ), gram
negatif, ukuran 0,4 sampai 0,7 um X 1,4 um, sebagian besar gerak positif dan
beberapa strain mempunyai kapsul. Escherichia coli memproduksi dua entero
toksin yaitu toksin Lt (Termolabil) dan toksin St (termostabil). Toksin Lt bekerja
merangsang enzim adenil siklase yang terdapat didalam sel epitel mukosa usus
halus, menyebabkan meningkatnya aktifitas enzim tersebut dan terjadi
peningkatan permealibitas sel epitel usus dan berakhir dengan diare.(9)
2. Stertococcus Tinja

20

Organisme ini biasanya ditemukan didalam tinja bersama dengan E.Coli. Pada
kasus kasus yang tidak jelasstertococcustinja ini dapat digunakan sebagai
indikator untuk uji pembuktian adanya kontaminasi tinja manusia.
3. Mikro Organisme Selain Bakteri Coliform
Sejumlah bakteri dianggap sebagai bakteri pengganggu dalam air karena
menimbulkan masalah bau, warna dan rasa. Disamping juga membentuk
endapan persenyawaan yang tidak larut didalam pipa-pipa sehinnga mengurangi
atau menyumbat aliran air. Aksi merusak pada beberapa mikro organisme
adalahsebagai berikut:
(1). Bakteri pembentuk lendir, menghasilkan keadaan berlendir
(2). Bakteri besi,mengubah persenyawaan besi yang dapat larut menjadi
bentuk yang tidak dapat larut akan menghambat aliran dalam pipa.
(3).Bakteri sulfur,membentuk asam sulfat dan hydrogen sulfit yang dapat
membuat airmenjadi sangat asam dan berbau tidak enak.10)

4. Fungi Atau Jamur


Ada yangberbentuk uniseluler, tetapi pada umunya berbentuk filamen atau
serat yang disebut hifa atau miselia. Beberapa jenis dapat membentuk tubuh
buah yaitu kumpulan masa hifa menyerupai jaringan (jaringan semu). Tidak
berclorofil karenanya hidup secara safrofitik, beberapa parasitik hidup bebas
atau bersimbiosis dengan jasad lain baik dengan alga ataupun tanaman tinggi.
Hidup tersebar secara luas baik di udara, di dalam tanah, di dalamair dan pada
bahan-bahan lainnya. (2)

21

5. Mikro Algae
Berbentuk uniseluler filamen yang sekeliling tubuhnyabanyak diselimuti
lendir

(colisakarida)

atau

berbentuk

koloni

sederhana.

Termasuk

kedalamkelompokjasad foto sintetik karena banyak mengandung klorofil.(2)


6. Virus
Berdasarkan pengamatan melalui mikroskop elektron bentuk virus terdiri dari
beberapamacam, batang pendek,batang panjang, bulat dan bentuk polyhedral.
Ukuran virus lebih kecil dari bakteri yang terkecil.(2)
7. Protozoa
Adalah hewan mikroskopik berbentuk uni seluler. Sampai sekarang telah
dikenal lebih dari 30000 spisies, ada yang bersifat patogen. Protozoa banyak
dijumpai didalam banyak habitat misalnya didalam air kolam, air sungai, air
tergenang, lumpur, debu, tanah, tinja juga dilautan.(2)

2.1.9Analisis Mikrobiologi Air


Analisis yang sering dilakukan untuk pemeriksaan bakteriologi pada air
adalah sebagai berikut :
1). Total Count
Yang dimaksud dengan Total Count yaitu kalau perhitungan jumlah
tidakberdasarkan pada jenis, tetapi secara kasar terhadap golongan atau

22

kelompok besar mikro organisme umum seperti bakteri, fungi, mikro algae
ataupun terhadap kelompok bakteri tertentu.(2)
Penghitungan koloni hanya memberikan gambaran perkiraan secara umum
terhadap derajat pencemaran yang terjadi. Bila penghitungan kolonidilakukan
hanya satu kali tidak akan memberikan arti, tetapi bila dilakukan beberapa kali
dari sumber yang sama dalam beberapa interpal waktu hasilnya dapat dijadikan
indikasi dini terjadinya pencemaran.(3)
2). Penentuan Nilai IPB (Ideks Pencemar Biologis)
Kepentingan nilai IPB suatu perairan pada umunya dilakukan kalau air dari
perairan tersebut akan digunakan sebagai bahan baku untuk kepentingan
pabrik/industri,untuk kepentingan rekreasi. Karena lebih tinggi nilai IPB maka
akan lebih tinggi pula kemungkinan-kemungkinannya proses deteriosasi atau
korosi materi dalamsistim pabrik ataupun terhadap kemungkinan adanya
kontaminasi badan air oleh jasad patogen. (2)
3). Tehnik Saringan Membran
Tehnik filter membran untuk pemeriksaan bakteriologis air terdiri dari langkahlangkah berikut :
(1) Filter berbentuk piringan bulat yang steril diletakkan dalam unit filtrasi
(2) Sejumlah air dalam volume tertentu dialirkan melalui filter ini sehingga
bakteri akan bertahan diatas permukaan membran saringan
(3)Filter diangkat dan diletakkan diatas bantalan penyerap yang sebelumnya
telah dibasahi hingga jenuh dengan medium yang sesuai. Bantalan penyerap

23

bersama filter diletakkan dalam pinggan-pinggan petri khusus untuk


diinkubasi
(4) Selama inkubasi koloni akan tumbuh diatas filter tempat bakteri terperangkap
ketika berlangsungnyaproses filtrasi.
Teknik ini mempunyai beberapa keuntungan antara lain :
(5) Dapat digunakan untuk memeriksa air dalam volume besar, secara teoritis
dapat dikatakan volume beberapa saja dapat disaring melalui filter tersebut
dan organismenya akan bertahan diatasnya.
(6) Hasil pemeriksaan dapat diperoleh dengan lebih cepat dibandingkan tehniktehnik yang lebih kuno yang menginokulasi sederetan tabung reaksi
berisikan kaldu lactosa.
(7) Dapat dilakukan pendugaan kuantitatif terhadap tipe-tipe bakteri tertentu. (10)
Kelemahan dari metode ini adalah membran yang dipakai tidak dapat digunakan
untuk menyaring air yang mengandung lumpur atau sedimen karena dapat
menyumbat penyaring tersebut. (2)
4). Most Probable Number ( MPN )
Metode Most Probable Number ( MPN ) menggunakan pendekatan
pengenceran berganda hingga punah telah dibuktikan sangat baik untuk
memperkirakan populasi mikroba terutama apabila mikroba ada dalam jumlah
yang sangat sedikit dalam makanan atau sempel air.(6)
Untuk mencari indikator bakteri pada tingkat yang amat rendah , mungkin satu
atau dua per 100 sampel maka sampel atau peralatan yang digunakan tidak boleh
tercemar karena penanganan kurang hati-hati. Kotoran manusia mengandung
13.101 bakteri golongan coliform tinja per gram kotoran setiap hari. Oleh karena
itu pengerjaan mikrobiologi harus dikerjakan secara steril. Definisi dari metode

24

ini adalah semua sampel yang berkembang menghasilkan gas dalam anaerob
CH4 / CO2 yang mengandung media cair dalam waktu 483 jam pada suhu
350,50c kemudian dipindahkan ke dalam media cair laktose bila dalam waktu
24 jam pada suhu 35 0,50c dan sampel tetap menghasilkan gas , hal ini
dianggap positif coliform tinja (termotolerant coliform ). (8)
Perhitungan kelompok bakteri coli mempergunakan jumlah perkiraan
terdekat atau yang biasa dikenal dengan MPN ( Most Probeble Number ),
dengan jumlah 3-3-3 atau 5-5-5 tanpa memperhatikan jenis-jenis di dalam
kelompok tersebut termasuk coli fecal ataupun coliform non fecal perbedaan dua
kelompok tersebut dilakukan berdasarkan temperatur inkubasi yaitu untuk coli
fecal 42 1 oc dan non fecal 37 1 oc. Dalam metode ini untuk mengetahui
jumlah bakteri coli umumnya digunakan tabel Hopkin yang lebih dikenal dengan
tabel MPN ( Most Probeble Number ).(2)
5). ANALISA MPN
Dilakukan dalam beberapa tahapan, yaitu :
(1). Tes Pendugaan ( Presumtif Test )
Media yang digunakan adalah kaldu laktosa. Bakteri coliform menggunakan
laktosa sebagai sumber carbonya. Tes ini dikatakan positif jika setelah 37 oc
selama 48 jam laktosa yang telah difermentasi akan berubah warna dan
terbentuk gas yang ditampung oleh tabung durham yang diletakkan terbalik.

(2). Tes Konfirmasi ( Confirmed Tes )

25

Merupakan tes lanjutan dari tes pendugaan. Dari tabung yang positif dari tes
pendugaan dilakukan tes menggunakan medium BGLB ( Brilian GreenLactose
Broth ) yang dapat menghambat pertumbuhan gram positifdan sebaliknya, yaitu
menstimulasi pertumbuhan bakteri gramnegatif seperticoliform. Selain itu
dilakukan pula inokulasi pada cawan petri yang berisi media EMB agar (Eosin
Metylen Blue ) atau endo agar. Jika setelah inkubasi 37 0c dalam 24 jam tumbuh
koloni yang tampak hijau berkilap logam maka dinyatakan positif E. Coli.
(3). Tes Penentu Atau Pelengkap ( Completed Tes )
Untuk menentukan hasil pemeriksaan benar-benar positif, maka mikroba dari
hasil tes konfirmasi yang positif diinokulasi pada kaldu laktosa kembali, selain
itu ditumbuhkan pula pada agar darah miring. (6)

2.1.10 Pengertian Kaporit


Kaporit adalah bahasa awam dari kalsium hipoklorit yaitu senyawa klorin
(Cl2 ) yang banyak digunakan sebagai pemutih dan desinfektan.Klorin adalah
unsur halogen yang paling banyak terdapat di alam namun jarang ditemui dalam
bentuk bebas. Pada umumnya klorin ditemukan dalam bentuk garam halida dan
ion klorida. Sumber utama klorin adalah air laut, di dalam air laut berbentuk
klorida. Pada proses pembuatan garam ion klorida akan berikatan dengan unsur
natrium membentuk garam natrium klorida atau garam dapur. Klorin pada suhu
kamar berbentuk gas, pada suhu -34oc berbentukcair dan pada suhu dibawah
-1030c berbentuk kristal berwarna kekuningan. Untuk mendapatkan gas klorin
dapat dilakukan dengan melakukan reaksi elektrolisis garam dapuratau dengan
cara menambahkan larutan asam klorida (HCl ) pada lempeng mangan oksida

26

( MnO2) dari beberapa hasil penelitian di ketahui bahwa elektrolisa garam


merupakan cara paling efektif dalam memperoleh gas klorin .
Rumus kimia kaporit : Ca(OCl)2
Berikut ini adalah contoh reaksi yang menghasilkan gas klorin
Reaksi elektrolisa garam
NaCl + H2OCl2 + NaOH
NaCl = Natrium klorida ( garam dapur )
H2O = air
Cl2 = klorin
Reaksi HCL ( garam klorida ) dan MnO2 ( mangan oksida )
4 HCl + MnO2 Cl2 + MnCl2 + H2O
HCl = asam klorida
MnO2 = mangan klorida
Cl2 = klorida
H2O = air
Istilah klorin berasal dari bahasa yunani yaitu khloros yang berarti hijau, hal
yang diambil dari warna gas klorin yang kuning kehijauan ( kamus q.com ).(11)
2.1.11Ciri-Ciri Klorin
Dalam bentuk gas, klorin berwarna hijau-kuning dan dalam bentuk cairan
berwarna kuning sawo . Klorin lebih berat dari udara. Klorin dibuat dari proses
elektrolisa air asin dan di simpan dalam bentuk cair atau gas di bawah tekanan
tertentu. Sehingga klorin merupakan bahan kimia dengan ciri ciri yang sangat
reaktif dan bisa bereaksi dengan senyawa lain.
Secara kimia, klorin mempunyai nama dan ciri-ciri :
Sinonim: klorin molekul (molecular chlorine), klorin cair (liquid chlorine)
Keluarga kimia : halogen
Formula molekul : Cl2
Berat molekul: 70.90
Kepadatan gas diudara : 2.47 (udara = 1)
Tekanan gas: 4,800 mm Hg di 20 C.
Struktur kimia: CI-CI
Rupa dan bau : gas hijau-kuning, bau tajam, mengganggu mata dan
mengakibatkan mata berair bila terjadi kontak di udara
Mudah terbakar : non-flammable (tidak mudah terbakar) tetapi menyokong
pembakaran; terkenal dapat mengakibatkan risiko bakar yang serius.
2.1.12Penggunaan Klorin

27

Digunakan sebagai alat pemutih pada industri kertas, pulp, dan tekstil.
Digunakan untuk manufaktur pestisida dan herbisida, misalnya DDT, untuk alat
pendingin, obat farmasi, vinyl (pipa PVC), plastik , bahan pembersih, dan untuk
perawatan air dan air limbah. Supaya bisa dipakai, klorin sering dikombinasikan
dengan senyawa organik (bahan kimia yang mempunyai unsur karbon) yang
biasanya menghasilkan organoklorin. Organoklorin itu sendiri adalah senyawa
kimia yang beracun dan berbahaya bagi kehidupan karena dapat terakumulasi
dan persisten di dalam tubuh makhluk hidup.
2.1.13Fungsi Kaporit ( Klorin )
Fungsi kaporit adalah untuk desinfektan/sanitizer air kolam renang dan untuk
keperluan water treatment sejenisnya, bekerja sebagai pembasmi alga/ganggang.
Kaporit memiliki fungsi yang sama dengan TCCA (Trichloroisocyanacic acid),
dengan harga yang lebih murah walaupun memiliki beberapa kekurangan di
aspek lainnya. Kadar klor aktif 25-37 %. Sistem pembubuhan : 1% larutan atau
1% larutan klor aktif ( 30 g/L ).
Cara penyimpanan dan penanganan kalsium hipoklorit ( kaporit ) adalah sebagai
berikut:
a). Kaporit harus disimpan dalam kondisi kering dan suhu dibawah 150c.
b).Semua zat yang mudah terbakar tidak boleh disimpan dekat dengan
kaporit.
c). Tabung / countainer bubuk kaporit selalu tertutup dan tidak jatuhpada
saat mempersiapkan dosis larutan.
2.1.14Toksin (Racun) Pada GasDan Cairan Klorin
Klorin, baik berbentuk gas atau cairan dinilai mengandung "racun yang tinggi",
dan diklasifikasikan sebagai bahan kimia yang mampu mengakibatkan kematian
atau cacat permanent (tetap) dari penggunaan yang normal (setiap hari pada
industri) sekalipun". EPA (Envirotmental Protection Agency) di A.S (Agency

28

ProteksiLingkungan Hidup Amerika) menyatakan bahwa klorin masuk kelompok


kimia yang "punya potensi untuk mengakibatkan kematian pada penduduk yang
tak memiliki alat perlindungan (unprotected populations) sesudah terjadi
kebocoran dalam waktu relatif singkat" (Citizen EnviromentalCoalition).
Pendapat yang hampir sama "klorin adalah salah satu kimia yang menjadikan
manusia tidak punya kemampuan apapun karena beracun" (Sax, 1984). Klorin
merupakan bahan kimia yang terklasifikasi sebagai "Extremely Hazardous
Substances (EHS), atau bahan yang berbahaya sekali, yang mengandung amonia,
hydrogen fluorida dan hydrogen klorida. Campuran gas atau cairan klorin
dengan air, baik air hujan maupun udara lembab,akan memproduksikan asam
hydroklorik dan hypoklorous yang berbahaya kepada manusia, ternak, dan
vegetasi.
2.1.15Bahaya Klorin Terhadap Manusia
Seperti yang dimaksud di atas klorin "sangat berbahaya bagi kesehatan
manusia". Klorin, baik dalam bentuk gas maupun cair mampu mengakibatkan
luka yang permanen, terutama kematian. Pada umumnya luka permanen terjadi
disebabkan oleh asap gas klorin. Klorin sangat potensial untuk terjadinya
penyakit di kerongkongan, hidung dan trakt respiratory (saluran kerongkongan
didekat paru-paru).
Akibat-akibat akut untuk jangka pendek :
(1). Pengaruh 250 ppm (part per million) selama 30 menit kemungkinan besar
berakibat fatal bagi orang dewasa.
(2). Terjadi irritasi tinggi waktu gas itu dihirup dan dapat menyebabkan kulit
dan mata terbakar.
(3). Jika berpadu dengan udara lembab, asam hydroklorik dan hypoklorus

29

"dapat mengakibatkan peradangan jaringan tubuh yang terkena. Pengaruh 14 s/d


21 ppm selama 30 s/d 60 menit menyababkan penyakit pada paru- paru seperti
pnumonitis, sesak nafas, emphisema dan bronkitis.(12)
Akibat-akibat yang kronis/sublethal untuk jangka panjang :
Untuk jangka panjang dari pengaruh gas klorine, ada kemungkinan "menjadi tua
sebelum

waktunya,

menimbulkan

masalah

dengan

cabang

tenggorok,

pengkaratan pada gigi dan besar kecenderungan munculnya penyakit paru-paru


seperti tbc dan emphisema.(13)
2.1.16Indikasi Gangguan Bila Terkontaminasi Klorin
(1). 0,2 ppm: hidung terasa gatal
(2).1,0 ppm: krongkongan gatal atau rasa kering, batuk, susah nafas
(3). 1,3 ppm (untuk 30 menit): sesak nafas berat dan kepala sangat pening
(4). 5 ppm : peradangan hidung, pengkaratan gigi dan sesak nafas.
(5). 10,0 ppm: trakt respiratori (?) menjadi sangat diganggu
(6). 15-20 ppm: batuk lebih keras, terasa tercekik, sesak di dada
(7). 30 ppm: berbahaya untuk kehidupan selanjutnya atau untuk sehat seperti
batuk hebat, tercekik, sesak nafas dan muntah-muntah
(8). 250 ppm: kemungkinan besar fatal (orang mati),
(9). 1000 ppm: pasti mati.(14)
2.1.17 Desinfeksi Air
Desinfeksi air bertujuan untuk memusnahkan patogen dalam air yang
digunakan oleh manusia dan hewan. Desinfeksi berdasarkan artinya, dibedakan
dari sterilisasi dimana sterilisasi memusnahkan seluruh mikroorganisme pada
suatu media, sedangkan dengan desinfeksi masih ada sejumlah mikroorganisme
bertahan hidup dalam air, seperti virus tertentu dan mikroorganisme berbentuk
kista dapat bertahan hidup dalam jangka waktu yang panjang dibawah kondisi
yang paling tidak cocok. Demikian halnya dengan klorinasi tidak selalu dapat
menjamin keamanan air minum. (8)

30

2.2

KERANGKA PEMIKIRAN
Kontaminasi
coliform

diare
Air pam

kaporit

Air pam yang


tidak
mengandung
coliform

2.3 KERANGKA KONSEP


Penambahan
kaporit pada
air PDAM

Kekeruhan
Ph
Suhu
Zat organic
Lama kontak
Debit air

Kualitas
bakteriologis
air PDAM

2.4 HIPOTESIS
Ada penurunan jumlah coliform dan coli tinja setelah di beri beberapa dosis
kaporit.

31

2.5Definisi Operasional
n

variabel

o
1

Jumlah

definisi

Cara ukur

Alat ukur

Hasil ukur

Skala

Banyaknya

Pemeriksaan

Tabel

Banyaknya

ukur
rasio

colifor

coliform /

MPN

MPN

coli/100ml

coli tinja

air

yang (+)
pada media
2

Dosis
kaporit

Air

BGLB
Takaran

Pengenceran Timbangan Banyaknya

penambahan

kaporit

kaporit

dalam

dalam air

PDAM

Per kubik

metera

takaran
mg/100ml

Air bersih
yang
digunakan
untuk
kebutuhan
hidup yang
diolah dan di
distribusikan
oleh PDAM

air
kubik

Rasio

Rasio

32

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Cara Penelitian
Cara penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen untuk mengetahui
berapa dosis optimal yang mampu membunuh kuman coliform dan coli fecal.
Dasar penelitian : pre and post test without control
3.2Lokasi dan waktu pemeriksaan
Penelitin dilakukan di Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Lebak ,
Banten pada bulan Mei Juni 20014
3.3 Populasi Dan Sampel Pemeriksaan
Populasi :
Air PDAM di daerah Rangkasbitung Lebak
Sampel:
(1) Air

PDAMpada

pengolahan

di

Desa Kalanganyar

Kecamatan

Rangkasbitung Lebak
(2) Air PDAM pada rumah tangga
(3) Air PDAM dengan jarak 500 m, 1000 m, dan 2000 m dari pusat
pengolahan

3.4Cara Pengumpulan Data

33

1). Mengambil sampel air PDAM


2). Memberikan proposal atau surat izin untuk mengambil sampel penelitian.
3).Memeriksa sampel air dengan metode MPN di Laboratorium Kesehatan
Daerah.
4).Melakukan uji efektifitas kaporit dengan membuat pengenceran kaporit
dengan sampel.
5).Melakukan tes MPN dengan sampel yang telah di tambahkan kaporit
6).Menghitung penurunan angka MPN coliform dan coli tinja.

3.5 Rencana Pengolahan Dan Analisa Data


Setelah dilakukan penelitian data yang diperoleh akan dilakukan uji statistik
uji berpasangan sampel statistik.

3.6 Alat Dan Bahan Penelitian


3.6.1 Alat
1). Autoclaf
2) Incubator
3). Timbangan
4). Piper ( 1 dan 10 ml )
5). Lampu spiritus
6). Tabung reaksi 16 x 160 ml
7). Tabung durham
8). Rak tabung
9). Ose
10). Labu ukur erlenmeyer
11). Gelas piala botol sampel
3.6.2 Bahan
1). Air PDAM

34

2). Media Lactosa Broth (LB)


3). Media BGLB (Brilian Green Lactosa Broth)
4). Kaporit

3.7 Cara Kerja


1). Persiapan sampel
Wadah harus steril supaya tidak terjadi kontaminasi
2). Pengambilan sampel air
Pengambilan sampel harus dilakukan secara steril guna memastikan tidak
terdapatnya organisme yang mengkontaminasi
3).Cara pengambilan sampel
(1)Bersihkan kran dari setiap benda yang menempel yang mungkin dapat
mengganggu, dengan kain bersih bersihkan ujung kran dari setiap
kotoran atau debu.
(2) Putar sampai kran terbuka sehingga air mengalir secara maksimal dan
biarkan air mengalir selama 1-2 menit.
(3) Mulut kran di sterilkan dengan cara membakar dengan lidi kapas yang
telah di celupkan dalam ethanol 70% atau dengan menggunakan
pembakar dari gas.
(4) Buka tali pengikat dan kertas pembungkus botol.
(5) Buka tutup botol dengan tangan kiri , botol dipegang dengan tangan
kanan, untuk mencegah masuknya debu yang mungkin mengandung
mikroorganisme, penutup dipegang dengan muka menghadap
kebawah.
(6)Sambil memegang penutup , air kran di tampung hingga bagian
botol.

35

(7)Tutup botol dengan hati-hati.


(8) Kemudian bagian tutupnya dibungkus dengan kertas steril tadi.
(9) Sekeliling leher botol diikat dengan tali kemudian pada botol diberi
label dan catat suhu air tersebut

3.8 Penanganan Sampel


Sampel sebaiknya diperiksa secepatnya dalam waktu kurang dari 24 jam
3.8.1 Prosedur Pemeriksaan
Pemeriksaan MPN
1). Tes perkiraan / Presumtif Tes ( media lactosa broth )
(1) Dengan pipet steril, ke dalam tabung 1a sampai 5a diinokulasikan masingmasing 10 ml sampel air
(2)Ke dalam tabung 1b diinokulasikan 1ml sampel air
(3)Ke dalam tabung 2b diinokulasikan 0,1 ml sampel air
(4)Tabung-tabung dikocok dengan perlahan agar sampel air menyebar rata ke
seluruh bagian media
(5) Inkubasi pada suhu 35 0c selama 24-48 jam
Amati masing-masing tabung untuk melihat ada atau tidaknya gas. Untuk
memperjelas ada tidaknya gas kocoklah tabung secara perlahan , bila
mana terlihat gelembung halus maka tabung ini dianggap positif. Tes
perkiraan atau tes pendahuluan yang positif ditandai dengan terbentuknya
gas, tetapi hal ini belum memastikan adanya coliform di dalam air, karena
lactose broth dapat juga difermentasi oleh bakteri lain selain coliform,
oleh karena itu tes perkiraan yang positif dilanjutkan dengan tes
penegasan ( confirmative tes ).
3. Tes Penegasan ( Confirmative Tes )
(1) Dari tiap-tiap tabung presumtif yang positif , dipindahkan 1-2 ose ke
dalam tabung konfirmatif yang berisi 10 ml BGLB. Dari masingmasing tabung presumtif diinokulasi kedalam tabung BGLB.

36

(2) Satu seri tabung BGLB diinkubasi pada suhu 35-37 0c selama 24-48 jam
( untuk memastikan adanya coliform ) dan satu seri yang lain di
inkubasi pada suhu 440c ( untuk memastikan adanya coli tinja )
3.Pembacaan Hasil Dan Laporan

Catat jumlah tabung confirmatif ( tabung BGLB ) yang menunjukan positif


gas. Angka yang diperoleh dicocokan dengantabel MPN coliform untuk
tabung yang diinkubasi pada suhu 370c dan indeks MPN coli fecal untuk tabung
yang diinkubasi pada suhu 440C
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Pada penelitian yang dilakukan di dapatkan hasil rata- rata coliform dan coli
tinja semakin menurun seiring dengan bertambahnya jarak dan sisa chlor
semakin meningkat seperti dapat dilihat pada tabel 4.1
Tabel 4.1
KandunganE. coli pada air PDAM di Rangkasbitung berdasarkajarak

N
o

Samp
el

Jara
k

1
2
3
4
5

A1
A2
A3
A4
A5

B1

B2

B3

500
500
500
500
500
100
0
100
0
100
0

BGLB
Fekal
3
3
3
3
3

2
3
2
3
2

1
0
1
0
1

BGLB
Non
Fekal
3
2
2
2
2

0
2
1
2
2

MP
N
Fek
al

HASIL
Rata

MPN
rata
Non
MPN
Fekal
Feka
l
8
9
16,4
9
9
9
14,2
9

Rata
Rata
Non
Fekal

Sisa
Chlor

Rata
rata
Sisa
Chlor

8,8

0,17
0,14
0,16
0,12
0,18

0,15

0
0
1
0
0

17
17
17
17
14

2 3 0 2 2 0

12

3 1 1 3 0 1

14

11

0,12

3 1 1 3 0 1

14

11

0,17

8,4

0,16

0,14

37

9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
2
0

B4
B5
C1
C2
C3
C4
C5
D1
D2
D3
D4
D5

100
0
100
0
150
0
150
0
150
0
150
0
150
0
200
0
200
0
200
0
200
0
200
0

3 2 1 2 1 1

17

11

0,12

3 2 0 2 2 0

14

0,14

4 0 1 3 2 0

17

14

0,11

3 2 0 3 0 1

14

11

0,12

4 1 2 3 0 0

26

4 0 1 3 0 0

17

0,12

4 1 2 3 1 0

26

11

0,11

4 1 1 3 1 0

21

11

0,1

4 2 1 3 2 1

26

17

0,08

4 3 1 3 2 0

33

4 2 1 3 1 0

26

11

0,1

4 1 2 3 0 1

26

11

0,08

20

26,4

14

10,1
4

12,4

0,1

0,09

Sumber : tabel MPN


Tabel 4.1 Menunjukan bahwa rata-rata kandungan E.coli semakin
meningkat seiring dengan bertambahnya jarak pengambilan sampel dari
lokasi pengolahan air PAM dan sisa chlor semakin menurun.
Gambar 1
Distribusi jumlah E. Coli Berdasarkan Jarak

0,11

0,09

38

33

35
30

26

26

25

26 26

21

20 17 17 17 17
15
10

26

17
17
17
17
14 14
14 1414
14
12 11 11
11
11 11
11 11
9 9
9 9
8 8

14

5
0

A 1A 2A 3A 4A 5B 1B 2B 3B 4B 5C 1C 2C 3C 4C 5 D1 D2 D3 D4 D5
MPN FEKAL

MPN NON FEKAL

Ket :
A : jarak 500 m
B : jarak 1000 m
C : jarak 1500 m
D : jarak 2000 m

Gambar 2
Distribusi Sisa Chlor Berdasarkan Jarak

39

Sisa Chlor
0.2
0.18
0.16
0.14
0.12
0.1
0.08
0.06
0.04
0.02
0

Sisa Chlor

Ket :
A : jarak 500m
B : jarak 1000 m
C : jarak 1500 m
D : jarak 200 m
Grafik 2 : menunjukan bahwa sisa chlor semakin menurun dengan bertambahnya
jarak pengambilan sampel dari lokasi pengolahan air PDAM.

40

Tabel 4.2
Kandungan E.Coli pada air PAM setelah penambahan konsentrasi kaporit
HASIL
N
o

Jenis
Sampel

CL

Kontrol

Lokasi

3
4
5
6
7

Kaporit
0,01
Kaporit
0,02
Kaporit
0,03
Kaporit
0,04
Kaporit
0,05

BGLB
(440C)

0,
1
0

0
0,2
1
0,3
2
0,8
5
0,9
1
1,1
0
1,3
2

0,
1
0

2,2

10 1

10

MP
N
Non
Fek
al

0,
1
0

10 1
1

BGLB
(370C)

LB

MP
N
Fek
al

Tabel 4.2 Menunjukan bahwa air PDAM dengan penambahan kaporit 0,01mg
masih mengandung E. Coli ( 2 untuk coli fecal dan 0 untuk non fekal ).
sedangkan setelah di tambahkan lagi 0,02 mg jumlah coli fecal menjadi tidak
ada ( 0 ). Jadi belum memenuhi standart Permenkes no 492/ Menkes/ Per / 2010
kandungan E. Coli maksimum 0/100 ml air.

41

4.2PEMBAHASAN
Untuk menjaga kualitas air perpipaan keberadaan sisa chlor sangat diperlukan
dalam suatu sistem jaringan distribusi, karena dapat mengurangi resiko
tumbuhnya mikroba bila mana terjadi kontaminasi. Kadar sisa chlor yang
diperbolehkan 0,2-0,5mg/l, sedangkan angka coliform dan E.coli yang
diperbolehkan adalah 0. Pada air PDAM di Rangkasbitung sisa chlor yang
terkandung adalah 0,21 mg/l sedangkan jumlah MPN coliform adalah 5/100ml
dan coli fekal adalah 2,2/100ml.
Pada jarak 1000 m rata-rata MPN fekal 14.2 ini lebih kecil dari pada pada jarak
500 m yang rata-rata MPN fekal 16.4 itu bisa terjadi karena pengambilan
sampel pada pada jarak 500 m tidak sejalur dengan pengambilan sampel di jarak
1000 m karena pengambilan sampel di lakukan secara acak. Bisa juga terjadi
karena pada jarak 500 m ada kebocoran pada pipa, atau mungkin pipa berkarat
sehingga ada mikroorganisme yang masuk.
Melihat hal tersebut diatas air PDAM di Rangkasbitung dengan jumlah
penambahan kadar kaporit 0.02mg/100 ml belum mampu membunuh bakteri
E.coli.Dari hasil penelitian diatas, kadar kaporit yang efektif untuk membunuh
bakteri E.coli adalah 0.04mg/100 dengan sisa clor 0,85mg/L. Ada beberapa
kemungkinan mengapa dengan kadar 0.02 belum bisa membunuh E. Coli ,
antara lain yaitu kebocoran pipa, kondisi pipa yang sudah tua, kurangnya
tekanan air di dalam pipa apabila tekanan dalam pipa lebih rendah dari luar
maka air kotor di sekitar pipa dapat masuk ke dalam jaringan , seringnya aliran
air di dalam pipa terhenti maka akan ada bagian yang kosong sehingga pipa akan
terisi oleh air luar karena ada yang bocor, rendahnya klorin bebas yang

42

diisuplai.Faktor jarak juga mempengaruhi angka MPN coliform, semakin jauh


jarak pengaliran MPN Coliform semakin meningkat, namun sebaliknya dengan
sisa clor semakin berkurang.
Untuk itu perlu diadakan pos klorinasi pada jarak tertentu untuk menjaga sisa
chlor pada jaringan distribusi. Frekunsi pemakaian kaporit harus diatur
sedemikian rupa supaya tidak lebih dari batas kadaluarsa. Apabila larutan
disimpan terlalu lama umumnya kadar chlornya berkurang antara 2-4% per
bulan pada temperatur kamar. Penyimpanan yang terlalu lama pada bahan kimia
cair terutama kaporit juga akan mengurangi gugus aktif chlor sehingga daya
desinfeksi berkurang. Setiap desinfektan mempunyai keunggulan dankelemahan
masing-masing baik dari segi teknis ( pelarutan , pembubuhan, maupun harga dll
). Penyimpanan kaporit juga dapat mempengaruhi keefektifitasan kaporit, karena
sifat dari kaporit yang sangat higroskopis , sehingga dapat mengurangi
konsentrasi dari kaporit tersebut. Jumlah desinfektan sangat berpengaruh
terhadap keefektifitasan, semakin banyak desinfektan yang diberikan semakin
efektif untuk membunuh mikroorganisme.
Sebagian partikel-partikel penyebab kekeruhan akan bertindak sebagai perisai
atau pelindung bagi mokroorganisme walaupun ada sisa densifektan yang
mampu untuk membunuh, tetapi mikroorganisme tetap bertahan dan tetap ada di
dalam air. Jika partikel-partikel penyebab kekeruhan tersebut adalah zat organik
maka akan ikut mengkomsumsi chlor , sehingga mereduksi chlor bebas dalam
air dan meningkatkan kebutuhan chlor air tersebut ( daya pengikat chlor akan
naik ). Suhu air yang tinggi akan mempercepat proses desinfeksi, sedangkan
suhu dan cahaya yang kuat mempengaruhi daya oksidasi chlor.

43

Jenis mikroorganisme dapat meliputi bakteri, virus, atau parasit dan mempunyai
kepekaan tertentu terhadap densifektan yang dibubuhkan dalam air.Jumlah
mikroorganisme yang besar akan membutuhkan dosis desinfektan yang lebih
besar.Umur mikroorganisme akan berpengaruh terhadap efektifitas desinfektan.
Mikroorganisme yang menyebar akan mudah ditembus oleh desinfektan
sebaliknya

kumpulan

bakteri

akan

lebih

sulit

di

tembus

oleh

desinfektan.Kehadiran kelompok bakteri dan mikroalgae di dalam air dapat


menyebabkan terjadinya penurunan turbiditas dan hambatan aliran, karena
kelompok bakteri besi dan belerang dapat membentuk serat atau lendir. Akibat
lainnya adalah terjadinya proses korosi ( pengkaratan ) terhadap benda-banda
logam yang berada di dalamnya menjadi bau, berubah warna dan
sebagainya.Keefektifitasan chlor terutama tergantung pada konsentrasi dan
waktu kontak T ( menit ). Bila konsentrasi kaporit dikurangi, maka waktu kontak
antara klor dan organisme harus di perpanjang untuk meyakinkan pemusnahan
sama. Hal serupa jika konsentrasi kaporit ditambah waktu kontak yang
diperlukan untuk pemusnahan dikurangi.
Untuk menjaga kualitas perpipaan, keberadaan sisa chlor sangat di
perlukan dalam suatu sistem jaringan distribusi karena dapat mengurangi resiko
tumbuhnya mikroba dan terjadinya kontaminasi. Distribusi harus dijaga pada
konsentrasi 0.2-0.5mg/L. Pengaruh jarakpengaliran air minum terhadap sisa
chlor dan angka MPNcoliform air minum sangat berpengaruh. Dalam sistim
distribusi jaringan air minum di tengah masyarakat, sebagian besar pada tahaptahap distribusi air inilah proses kontaminasi mudah terjadi, bisa karena

44

keterbatasan pengetahuan masyarakat, sarana dan alat-alat serta pengolahan


saran yang belum mendapat perhatian secara serius.
Coliform merupakan suatu group bakteri yang digunakan sebagai indikator
adanya polusi kotoran dan kondisi yang tidak baik terhadap air. Bakteri-bakteri
indikator sanitasi umumnya adalah bakteri yang lazim terdapat dan hidup di
dalam usus manusia. Jadi adanya baktericoliform pada air menunjukan bahwa
dalam satu atau lebih tahap pengolahan air pernah mengalami kontak dengan
feses yang berasal dari usus manusia dan oleh karenanya mungkin mengandung
bakteri patogen lain yang berbahaya. Adanya baktericoliform di dalam perairan
menunjukan kemungkinan adanya mikroba yang bersifat enteropatogenik dan
atau toksigenik yang berbahaya bagi kesehatan.

45

BAB V
KESIMPULANDAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. penambahan 0,02mg/100 pada air PDAM di Rangkasbitung belum
efektif untuk membunuh kuman coliform dan coli tinja. Berdasarkan
hasil penelitian kadar efektif untuk membunuh coliform dan coli tinja
adalah 0,04mg/100.
2. Faktor jarak pengaliran air PDAM berkolerasi terhadap angka MPN
coliform semakin meningkat namun sebaliknya sisa chlor pada jaringan
distribusi menurun sehingga daya desinfeksi berkurang.
5.2

Saran
Untuk PDAM di Rangkasbitung
Sehubungan dengan hasil penelitian diatas, maka penulis akan mencoba
memberikan saran sebagai berikut:
1. Perawatan sarana dan prasarana lebih ditingkatkan lagi.
2. Penambahan kadar kaporit dari 0.02mg/100 menjadi 0,04mg/100.
3. Perlu adanya pos klorinasi pada jarak tertentu untuk menjaga sisa chlor
pada jaringan pengaliran.
4. Agar dilakukan penelitian lanjut dengan dosis kaporit 0.03 dan 0.04
mg dengan titik yang sama

DAFTAR PUSTAKA
1. Arsyad,S dan Eman Rustiadi, Penyelamatan Tanah, Air,
DanLingkungan, Cresspen press dan yayasan obor
industry, Bogor, 2008
2. Suriawiria, U., Mikrobiologi Air PT Alumni, Bandung,2008.
3. Chandra , B. Pengaan , EGC, Pengantar Kesehatan Lingkungan
Jakarta , 2007.

46

4. Fakhrurroja, H.2010:6
5. Sutrisno Totok, dkk., Teknologi Cipta, Jakarta, 2006.
6. Nugroho, A. Bioindikator Kualitas Air Universitas Trisakti, Jakarta,
2006
7. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Petunjuk Pemeriksaan
Bakteriologi Air , Pusat Laboratorium Kesehatan , 1991.
8. Indonesia German Govenment Co-Operasional, Pedoman
Pelatihan Bagi Petugas Laboratorium Dalam Bidang
Pengawasan Kualitas Air Minum; Instalasi Pengolahan
Air , 2003
9. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomer : 429/ Menkes/Per/IV/2010
10. Pelczar, J,M, dan E.C.Chan, Dasar-Dasar Mikrobiologi, Uipress,
Jakarta 2008
11. Kamus q. Com
12. Wildbott, 1978
13. Chlorine Institute , 1980
14. Departemen Kehutanan dan Badan Koodinasi Penanaman Modal
( Data Olahan : Data Consult)[ Originatet From Nusa Net]

lampiran

47

48

Gambar (7)
Penanaman pada BGLB

gambar (8)
spektrofotometer

Anda mungkin juga menyukai