KATA PENGANTAR
Salam sejahtera,
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat AllAh SWT, karena berkat rahmat dan
karunianNya penulis dapat menyelesaikan Usulan Penelitian Karya Tulis Ilmiah
dengan judul UJI EFEKTIFITAS KAPORIT TERHADAP COLIFORM DAN
COLI TINJA PADA AIR PDAM DI RANGKASBITUNG Dalam penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapat banyak bimbingan pengetahuan dan
ketrampilan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1.Nining Kurniati, S.Pd., M.Kes, selaku Ketua Jurusan Analis Kesehatan
Tangerang Politeknik Kesehatan Kemenkes Banten.
2.Kadar Kuswandi, SKM, M.Kes selaku dosen pembimbing Karya Tulis Ilmiah.
3.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR.............................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................................
i
iii
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN........................................................................
10
10
11
2.1.8 Bakteri........................................................................
11
15
19
20
21
22
22
23
24
25
25
26
2.4 Hipotesis.............................................................................
26
26
28
28
28
28
29
29
29
30
31
34
34
4.2 Pembahasan..........................................................................
37
42
5.1 Kesimpulan............................................................................
42
5.2 Saran......................................................................................
42
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................
43
LAMPIRAN
Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
36
Sekjen PBB pada hari air sedunia 2 Maret 2002 menyatakan bahwa masalah
air merupakan isu yang sangat serius. Dinyatakan bahwa sebanyak 1,1 milyar
penduduk tidak bisa memperoleh air minum dengan aman, 2,5 milyar tidak
mendapatkan sanitasi yang layak dan 5 milyar meninggal setiap tahun akibat
penyakit yang berhubungan dengan air. Tahun 2025 2/3 penduduk dunia akan
hidup dengan kekurangan air dari kondisi sedang sampai sama sekali
kekurangan air.(1)
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan
secara berkelanjutan. Penggunaan air bersih sangat penting untuk komsumsi
rumah tangga,kebutuhan industri dan tempat umum. Karena pentingnya
kebutuhan akan air bersih, maka adalah hal yang wajar jika sektor air bersih
mendapatkan prioritas penanganan utama karena menyangkut kehidupan orang
banyak. Penanganan akan pemenuhan kebutuhan air bersih dapat dilakukan
dengan berbagai cara, disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang ada. Di
daerah perkotaan, sistem penyediaan air bersih dilakukan dengan sistem
perpipaan dan non perpipaan. Sistem perpipaan dikelola oleh Perusahaan Daerah
Air Minum (PDAM) dan sistem non perpipaan dikelola oleh masyarakat baik
secara individu maupun kelompok. Kebutuhan air bersih merupakan kebutuhan
yang tidak terbatas dan berkelanjutan. Sedang kebutuhan akan penyediaan dan
pelayanan air bersih dari waktu ke waktu semakin meningkat yang terkadang
tidak diimbangi oleh kemampuan pelayanan. Peningkatan kebutuhan ini
disebabkan oleh peningkatan jumlah penduduk, peningkatan derajat kehidupan
10
11
12
1.4MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1). Di harapkan penelitian ini dapat dijadikan informasi bagi instansi
terkait untuk menekan angka kejadian diare di Kabupaten Lebak yang
disebabkan karena adanya pencemaran bakteri coliform dan coli tinja.
2). Memberikan informasi kepada PDAM dalam memberikan dosis kaporit
yang efektif untuk membunuh kuman coliform.
3). Memberikan wawasan kepada penulis tentang penggunaan kaporit
sebagai desinfektan pada air PDAMuntuk mengurangi pencemaran
coliform.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Air
Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Tidak ada satupunmahluk hidup
di dunia ini yang tidak membutuhkan air. Sel hidup misalnya,
tumbuh-
tumbuhan ataupun hewan, sebagian besar tersusun oleh air, yaitu lebih dari 75%
isi sel tumbuh-tumbuhan atau lebih dari 67% isi sel hewan. Dari sejumlah 40
juta mil-kubik air yang berada di permukaan ternyata tidak lebih dari 0,5 % ( 0,2
juta mil-kubik ) yang secara langsung dapat digunakan untuk kepentingan
manusia.
13
Jumlah ( liter )
30
15
5
5
5
(Suriawiria, U,2008 : 5 )
Dilihat untuk negara-negara maju ternyatajumlah tersebut meningkatdan
tinggi seperti dalam table berikut:
Tabel 2.2 Kebutuhan air di negara lain.
Negara/ kota
Amerika serikat
Prancis
Jepang
Swedia
Jumlah ( liter )
1440
480
530
750
( Suriawiria U, 2006 : 5 )
Air merupakan inti dari kehidupan dengan adanya air, semua mahluk hidup
yang ada dibumi ini dapat tumbuh dan berkembang. Pada sel hidup, 70% atau
lebih terdiri dari air, termasuk manusia. Kekurangan air beberapa persen saja
sudah cukup untuk membuat tubuh lemah dan kekurangan air. Air penting bagi
tubuh manusia karena meliputi 50% - 70% dari seluruh tubuh manusia. Dalam
tulang,terdapat air sebanyak 22% berat tulang serta didarah dan diginjal
sebanyak 83%. Kekurangan air didalam tubuh menyebabkan penyakit batu ginjal
dan kandung kemih karena terjadi keristalisasi unsur-unsur yang ada didalam
cairan tubuh. Kehilangan air 15% dari berat badan dapat mengakibatkan
14
kematian. Untuk itu orang dewasa perlu minum sebanyak 1,5 sampai 2liter air
sehari.(4)
Air merupakan suatu sarana untuk meningkatkan derajat masyarakat, karena
air
merupakan
salah
satu
media
dari
berbagai
macam
penularan,
terutamapenyakit perut. Seperti yang telah kita ketahui bahwa penyakit perut
adalah penyakit yang paling banyak terjadi di Indonesia. Air adalah salahsatu
diantara pembawa penyakit yang berasal dari tinja untuk sampai kepada
manusia.(5)
2.1.2Standar Kualitas Air
Air yang diperuntukan bagi konsumsi manusia harus berasal dari sumber
yang bersih dan aman. Batasan-batasan sumber air bersih dan aman adalah
bahwa air harus bebas dari kontaminasi kuman atau bibit penyakit, bebasdari
substansi kimia yang berbahaya dan beracun, tidakberasa dan berbau, dapat
dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan domestik dan rumahtangga, serta
memenuhi syarat minimal yang telah ditentukan oleh WHO.(3)
Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik
492./Menkes/Per/1V/2010tentang
Syarat-syarat
pengawasan
Indonesia
No
kualitas
air.
Persyaratan mikrobiologi
Penentuan mikrobiologi sumber air dilatarbelakangi dasar pemikiran
15
Bila dalam sumbar air ditemukan bakteri coliform maka hal ini merupakan
indikasi bahwa sumber tersebut telah mengalami pencemaranoleh kotoran
berdarah panas.(2)
2.1.4
Persyaratan Fisika
Dalam standar fisika air bersih terdapat lima unsur yang harus diperhatikan
yaitu:
(1). Suhu
Kenaikan suhu air akan mengakibatkan menurunnya oksigen terlarut
didalam air,meningkatnya kecepatan reaksi kimia, terganggunya kehidupan ikan
dan hewan air lainnya. Naiknya suhu air yang relatif tinggi seringkali ditandai
dengan munculnya ikan-ikan dan hewan air lainnya kepermukaan air untuk
mencari oksigen. Jika suhu tersebut tidak juga kembali pada suhu normal, lama
kelamaan dapat menyebabkan kematian pada ikan dan hewan lainnya.(6)
(2).Jumlah Zat Pada Terlarut TDS ( Total Disolved Solid )
Padatan yang mencemari air, berdasarkan ukuran partikel dan sifat-sifat
lainnya dapat dikelompokan menjadi padatan terendap (sedimen), padatan yang
mengendap dengan sendirinya. Padatan tersebut terbentuk biasanya merupakan
akibat erosi. Padatan tersuspensi adalah padatan yang menyebabkan kekeruhan
air dan senyawaan organik yang larut dalam air.Pengaruh yang menyangkut
aspek kesehatan daripenyimpangan standart air minum dalam hal total padatan
terlarut ini, yakni air akan memberi rasa yang tidak enak pada lidah, rasa mual
terutama yang disebabkan kerena natrium sulfat dan magnesium sulfat, dan
terjadinya cardiac disease serta toxaemia pada wanita-wanita hamil.(5)
(3)Kekeruhan
Air dikatakan keruh, apa bila air tersebut mengandung begitu banyak
partikel bahan yang tersuspensi sehingga memberikan warna atau rupa yang
16
(5). Warna
Air yang bersih harus jernih atau tidak boleh berwarna. Pemeriksaan warna
dapat diukur dengan kolorimeter. Batasan yang diperbolehkan untuk air minum
adalah kurang dari 15 unit.(3)Warna disebabkan oleh bahan-bahan yang
tersuspensi dan oleh kentalan organisme atau tumbuh-tumbuhan yang
merupakan koloidal. Air yang mengandung bahan pewarna alami yang berasal
dari rawa dan hutan , dianggap tidak mempunyai sifat yang membahayakan atau
toksin.Meskipun demikian adanya bahan-bahan tersebut memberikan warna
17
kuning kecoklatan pada air, yang menjadikan air tersebut tidak disukai oleh
sebagian dari konsumen air.( 5)
2.1.5
Persyaratan kimia
Adanya masalah-masalah seperti senyawa-senyawa kimia yang beracun ,
perubahan warna, rupa, dan rasa air, serta reaksi-reaksi air serta reaksi-reaksi
yang tidak diharapkan menyebabkan diadakan standar kualitas kimia air minum,
standar kualitas air memberikan batas konsentrasi maksimum yang dianjurkan
dan diperkenankan bagi berbagai parameter kimia, karena konsentrasi yang
berlebihan unsur-unsur kimia tersebut didalam air akan memberikan pengaruhpengaruh negatif, baik bagi kesehatan maupun dari segi pemakaian lainnya.
2.1.6Persyaratan Radioaktif
Meskipun jarang terjadi, namun pada perairan yang dekat dengan industri
peleburan dan pengolahan logam sering kali ditemukan bahan-bahan radioaktif
seperti uranium, thorium-230 dan radium-226. Komponen-komponen tersebut
dapat larut dalam air hujan dan masuk ke sumber-sumber air yang ada.
Komponen radioaktif dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui berbagai
cara. Semua radioaktif menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan manusia,
diantaranya dapat menyebabkan gangguan fungsi syaraf, gangguan dalam
pembelahan sel yang menyebabkan kanker serta gangguan dalam pembentukan
sel-sel darah yang menyebabkan anemia.(6)
2.1.7Mikroorganisme Yang Mencemari Air
Seperti umumnya di dalam habitat / tempat lainnya , juga kelompok mikroba
yang di dapatkan hidup di dalam air terdiri dari bakteri, fungi, mikroalgae, virus
18
digunakan
dalam
analisa
air
mengacu
pada
sejenis
2.1.8Bakteri
Bakteri termasuk dalam golongan prokariota, yang strukturnya lebih
sederhana dari eukariota. Umumnya uniseluler / sel tunggal, tidak mempunyai
kloropil, berkembang biak dengan pembelahan sel secara transversal atau biner.
Hidup bebas dimana-mana, khususnya diudara, di tanah, di dalam air, pada
hewan atau tanaman. Sifat hidupnya secara umum adalah saprofit pada sisa
buangan hewan atau tanaman yang sudah mati, tetapai banyak juga yang bersifat
parasitik pada hewan, manusia atau tanaman yang menyebabkan berbagai
penyakit. (2)
Adapun bakteri yang sering mencemari air adalah sebagai berikut :
1. Bakteri coliform
Bakteri golongan coliform digunakan diseluruh dunia sebagai indikator
pencemaran tinja. Namun ada beberapa sumber bakteri golongan lain diluar dari
tinja binatang berdarah panas, yakni dari tumbuh-tumbuhan dan dari tanah.
Bakteri golongan coliform tertentu memiliki kemampuan memfermentasi laktose
19
dalam bentuk empedu pada suhu 44,5 0c, mereka kadang-kadang disebut sebagai
golongan coliform thermatolerant atau golongan coliform-tinja.(8)
Bakteri coliform terdiri dari 3 kelompok yaitu :
(1) kelompok Escherichia, misalnya Escherichia coli, Escherichia freundii,
Eschirichia intermedia
(2) kelompok Aerobacter, misalnya Aerobacter aerogenes, A. Cloacae
(3) kelompok Klebsiella , misalnya Klebsiella pneumoniae
Dari ketiga kelompok tersebut , kelompok Escherichia khususnya
Escherichia coli merupakan bekteri yang paling tidak dikehendaki kehadirannya
didalam air minum maupun makanan. Aerobacter dan clebsiella yang biasa
disebut golongan perantara, mempunyai sifat seperti coli fecal, tetapi tidak dapat
hidup pada suhu diatas 37 oc dan lebih sering dijumpai didalam tanah dan air
dari pada didalam saluran pencernaan makanam manusia. Umumnya genus
genus tersebut tidak patogen. Oleh karena itu kelompok Aerobacter dan
Klebsiella disebut kelompok coliform non- fecal.(6)
Escherichia coli adalah kuman oportunis yang banyak ditemukan diusus
besar manusia sebagai flora normal. Sifat uniknya karena dapat menyebabkan
infeksi primer pada usus,misalnya diare pada anak dan trafelers diare,seperti
juga kemampuannya menimbulkan infeksi pada jaringan tubuh lain diluar usus.
Morfologi kuman Escherichia coli berbentuk batang pendek ( coco basil ), gram
negatif, ukuran 0,4 sampai 0,7 um X 1,4 um, sebagian besar gerak positif dan
beberapa strain mempunyai kapsul. Escherichia coli memproduksi dua entero
toksin yaitu toksin Lt (Termolabil) dan toksin St (termostabil). Toksin Lt bekerja
merangsang enzim adenil siklase yang terdapat didalam sel epitel mukosa usus
halus, menyebabkan meningkatnya aktifitas enzim tersebut dan terjadi
peningkatan permealibitas sel epitel usus dan berakhir dengan diare.(9)
2. Stertococcus Tinja
20
Organisme ini biasanya ditemukan didalam tinja bersama dengan E.Coli. Pada
kasus kasus yang tidak jelasstertococcustinja ini dapat digunakan sebagai
indikator untuk uji pembuktian adanya kontaminasi tinja manusia.
3. Mikro Organisme Selain Bakteri Coliform
Sejumlah bakteri dianggap sebagai bakteri pengganggu dalam air karena
menimbulkan masalah bau, warna dan rasa. Disamping juga membentuk
endapan persenyawaan yang tidak larut didalam pipa-pipa sehinnga mengurangi
atau menyumbat aliran air. Aksi merusak pada beberapa mikro organisme
adalahsebagai berikut:
(1). Bakteri pembentuk lendir, menghasilkan keadaan berlendir
(2). Bakteri besi,mengubah persenyawaan besi yang dapat larut menjadi
bentuk yang tidak dapat larut akan menghambat aliran dalam pipa.
(3).Bakteri sulfur,membentuk asam sulfat dan hydrogen sulfit yang dapat
membuat airmenjadi sangat asam dan berbau tidak enak.10)
21
5. Mikro Algae
Berbentuk uniseluler filamen yang sekeliling tubuhnyabanyak diselimuti
lendir
(colisakarida)
atau
berbentuk
koloni
sederhana.
Termasuk
22
kelompok besar mikro organisme umum seperti bakteri, fungi, mikro algae
ataupun terhadap kelompok bakteri tertentu.(2)
Penghitungan koloni hanya memberikan gambaran perkiraan secara umum
terhadap derajat pencemaran yang terjadi. Bila penghitungan kolonidilakukan
hanya satu kali tidak akan memberikan arti, tetapi bila dilakukan beberapa kali
dari sumber yang sama dalam beberapa interpal waktu hasilnya dapat dijadikan
indikasi dini terjadinya pencemaran.(3)
2). Penentuan Nilai IPB (Ideks Pencemar Biologis)
Kepentingan nilai IPB suatu perairan pada umunya dilakukan kalau air dari
perairan tersebut akan digunakan sebagai bahan baku untuk kepentingan
pabrik/industri,untuk kepentingan rekreasi. Karena lebih tinggi nilai IPB maka
akan lebih tinggi pula kemungkinan-kemungkinannya proses deteriosasi atau
korosi materi dalamsistim pabrik ataupun terhadap kemungkinan adanya
kontaminasi badan air oleh jasad patogen. (2)
3). Tehnik Saringan Membran
Tehnik filter membran untuk pemeriksaan bakteriologis air terdiri dari langkahlangkah berikut :
(1) Filter berbentuk piringan bulat yang steril diletakkan dalam unit filtrasi
(2) Sejumlah air dalam volume tertentu dialirkan melalui filter ini sehingga
bakteri akan bertahan diatas permukaan membran saringan
(3)Filter diangkat dan diletakkan diatas bantalan penyerap yang sebelumnya
telah dibasahi hingga jenuh dengan medium yang sesuai. Bantalan penyerap
23
24
ini adalah semua sampel yang berkembang menghasilkan gas dalam anaerob
CH4 / CO2 yang mengandung media cair dalam waktu 483 jam pada suhu
350,50c kemudian dipindahkan ke dalam media cair laktose bila dalam waktu
24 jam pada suhu 35 0,50c dan sampel tetap menghasilkan gas , hal ini
dianggap positif coliform tinja (termotolerant coliform ). (8)
Perhitungan kelompok bakteri coli mempergunakan jumlah perkiraan
terdekat atau yang biasa dikenal dengan MPN ( Most Probeble Number ),
dengan jumlah 3-3-3 atau 5-5-5 tanpa memperhatikan jenis-jenis di dalam
kelompok tersebut termasuk coli fecal ataupun coliform non fecal perbedaan dua
kelompok tersebut dilakukan berdasarkan temperatur inkubasi yaitu untuk coli
fecal 42 1 oc dan non fecal 37 1 oc. Dalam metode ini untuk mengetahui
jumlah bakteri coli umumnya digunakan tabel Hopkin yang lebih dikenal dengan
tabel MPN ( Most Probeble Number ).(2)
5). ANALISA MPN
Dilakukan dalam beberapa tahapan, yaitu :
(1). Tes Pendugaan ( Presumtif Test )
Media yang digunakan adalah kaldu laktosa. Bakteri coliform menggunakan
laktosa sebagai sumber carbonya. Tes ini dikatakan positif jika setelah 37 oc
selama 48 jam laktosa yang telah difermentasi akan berubah warna dan
terbentuk gas yang ditampung oleh tabung durham yang diletakkan terbalik.
25
Merupakan tes lanjutan dari tes pendugaan. Dari tabung yang positif dari tes
pendugaan dilakukan tes menggunakan medium BGLB ( Brilian GreenLactose
Broth ) yang dapat menghambat pertumbuhan gram positifdan sebaliknya, yaitu
menstimulasi pertumbuhan bakteri gramnegatif seperticoliform. Selain itu
dilakukan pula inokulasi pada cawan petri yang berisi media EMB agar (Eosin
Metylen Blue ) atau endo agar. Jika setelah inkubasi 37 0c dalam 24 jam tumbuh
koloni yang tampak hijau berkilap logam maka dinyatakan positif E. Coli.
(3). Tes Penentu Atau Pelengkap ( Completed Tes )
Untuk menentukan hasil pemeriksaan benar-benar positif, maka mikroba dari
hasil tes konfirmasi yang positif diinokulasi pada kaldu laktosa kembali, selain
itu ditumbuhkan pula pada agar darah miring. (6)
26
27
Digunakan sebagai alat pemutih pada industri kertas, pulp, dan tekstil.
Digunakan untuk manufaktur pestisida dan herbisida, misalnya DDT, untuk alat
pendingin, obat farmasi, vinyl (pipa PVC), plastik , bahan pembersih, dan untuk
perawatan air dan air limbah. Supaya bisa dipakai, klorin sering dikombinasikan
dengan senyawa organik (bahan kimia yang mempunyai unsur karbon) yang
biasanya menghasilkan organoklorin. Organoklorin itu sendiri adalah senyawa
kimia yang beracun dan berbahaya bagi kehidupan karena dapat terakumulasi
dan persisten di dalam tubuh makhluk hidup.
2.1.13Fungsi Kaporit ( Klorin )
Fungsi kaporit adalah untuk desinfektan/sanitizer air kolam renang dan untuk
keperluan water treatment sejenisnya, bekerja sebagai pembasmi alga/ganggang.
Kaporit memiliki fungsi yang sama dengan TCCA (Trichloroisocyanacic acid),
dengan harga yang lebih murah walaupun memiliki beberapa kekurangan di
aspek lainnya. Kadar klor aktif 25-37 %. Sistem pembubuhan : 1% larutan atau
1% larutan klor aktif ( 30 g/L ).
Cara penyimpanan dan penanganan kalsium hipoklorit ( kaporit ) adalah sebagai
berikut:
a). Kaporit harus disimpan dalam kondisi kering dan suhu dibawah 150c.
b).Semua zat yang mudah terbakar tidak boleh disimpan dekat dengan
kaporit.
c). Tabung / countainer bubuk kaporit selalu tertutup dan tidak jatuhpada
saat mempersiapkan dosis larutan.
2.1.14Toksin (Racun) Pada GasDan Cairan Klorin
Klorin, baik berbentuk gas atau cairan dinilai mengandung "racun yang tinggi",
dan diklasifikasikan sebagai bahan kimia yang mampu mengakibatkan kematian
atau cacat permanent (tetap) dari penggunaan yang normal (setiap hari pada
industri) sekalipun". EPA (Envirotmental Protection Agency) di A.S (Agency
28
29
waktunya,
menimbulkan
masalah
dengan
cabang
tenggorok,
30
2.2
KERANGKA PEMIKIRAN
Kontaminasi
coliform
diare
Air pam
kaporit
Kekeruhan
Ph
Suhu
Zat organic
Lama kontak
Debit air
Kualitas
bakteriologis
air PDAM
2.4 HIPOTESIS
Ada penurunan jumlah coliform dan coli tinja setelah di beri beberapa dosis
kaporit.
31
2.5Definisi Operasional
n
variabel
o
1
Jumlah
definisi
Cara ukur
Alat ukur
Hasil ukur
Skala
Banyaknya
Pemeriksaan
Tabel
Banyaknya
ukur
rasio
colifor
coliform /
MPN
MPN
coli/100ml
coli tinja
air
yang (+)
pada media
2
Dosis
kaporit
Air
BGLB
Takaran
penambahan
kaporit
kaporit
dalam
dalam air
PDAM
Per kubik
metera
takaran
mg/100ml
Air bersih
yang
digunakan
untuk
kebutuhan
hidup yang
diolah dan di
distribusikan
oleh PDAM
air
kubik
Rasio
Rasio
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Cara Penelitian
Cara penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen untuk mengetahui
berapa dosis optimal yang mampu membunuh kuman coliform dan coli fecal.
Dasar penelitian : pre and post test without control
3.2Lokasi dan waktu pemeriksaan
Penelitin dilakukan di Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Lebak ,
Banten pada bulan Mei Juni 20014
3.3 Populasi Dan Sampel Pemeriksaan
Populasi :
Air PDAM di daerah Rangkasbitung Lebak
Sampel:
(1) Air
PDAMpada
pengolahan
di
Desa Kalanganyar
Kecamatan
Rangkasbitung Lebak
(2) Air PDAM pada rumah tangga
(3) Air PDAM dengan jarak 500 m, 1000 m, dan 2000 m dari pusat
pengolahan
33
34
35
36
(2) Satu seri tabung BGLB diinkubasi pada suhu 35-37 0c selama 24-48 jam
( untuk memastikan adanya coliform ) dan satu seri yang lain di
inkubasi pada suhu 440c ( untuk memastikan adanya coli tinja )
3.Pembacaan Hasil Dan Laporan
N
o
Samp
el
Jara
k
1
2
3
4
5
A1
A2
A3
A4
A5
B1
B2
B3
500
500
500
500
500
100
0
100
0
100
0
BGLB
Fekal
3
3
3
3
3
2
3
2
3
2
1
0
1
0
1
BGLB
Non
Fekal
3
2
2
2
2
0
2
1
2
2
MP
N
Fek
al
HASIL
Rata
MPN
rata
Non
MPN
Fekal
Feka
l
8
9
16,4
9
9
9
14,2
9
Rata
Rata
Non
Fekal
Sisa
Chlor
Rata
rata
Sisa
Chlor
8,8
0,17
0,14
0,16
0,12
0,18
0,15
0
0
1
0
0
17
17
17
17
14
2 3 0 2 2 0
12
3 1 1 3 0 1
14
11
0,12
3 1 1 3 0 1
14
11
0,17
8,4
0,16
0,14
37
9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
2
0
B4
B5
C1
C2
C3
C4
C5
D1
D2
D3
D4
D5
100
0
100
0
150
0
150
0
150
0
150
0
150
0
200
0
200
0
200
0
200
0
200
0
3 2 1 2 1 1
17
11
0,12
3 2 0 2 2 0
14
0,14
4 0 1 3 2 0
17
14
0,11
3 2 0 3 0 1
14
11
0,12
4 1 2 3 0 0
26
4 0 1 3 0 0
17
0,12
4 1 2 3 1 0
26
11
0,11
4 1 1 3 1 0
21
11
0,1
4 2 1 3 2 1
26
17
0,08
4 3 1 3 2 0
33
4 2 1 3 1 0
26
11
0,1
4 1 2 3 0 1
26
11
0,08
20
26,4
14
10,1
4
12,4
0,1
0,09
0,11
0,09
38
33
35
30
26
26
25
26 26
21
20 17 17 17 17
15
10
26
17
17
17
17
14 14
14 1414
14
12 11 11
11
11 11
11 11
9 9
9 9
8 8
14
5
0
A 1A 2A 3A 4A 5B 1B 2B 3B 4B 5C 1C 2C 3C 4C 5 D1 D2 D3 D4 D5
MPN FEKAL
Ket :
A : jarak 500 m
B : jarak 1000 m
C : jarak 1500 m
D : jarak 2000 m
Gambar 2
Distribusi Sisa Chlor Berdasarkan Jarak
39
Sisa Chlor
0.2
0.18
0.16
0.14
0.12
0.1
0.08
0.06
0.04
0.02
0
Sisa Chlor
Ket :
A : jarak 500m
B : jarak 1000 m
C : jarak 1500 m
D : jarak 200 m
Grafik 2 : menunjukan bahwa sisa chlor semakin menurun dengan bertambahnya
jarak pengambilan sampel dari lokasi pengolahan air PDAM.
40
Tabel 4.2
Kandungan E.Coli pada air PAM setelah penambahan konsentrasi kaporit
HASIL
N
o
Jenis
Sampel
CL
Kontrol
Lokasi
3
4
5
6
7
Kaporit
0,01
Kaporit
0,02
Kaporit
0,03
Kaporit
0,04
Kaporit
0,05
BGLB
(440C)
0,
1
0
0
0,2
1
0,3
2
0,8
5
0,9
1
1,1
0
1,3
2
0,
1
0
2,2
10 1
10
MP
N
Non
Fek
al
0,
1
0
10 1
1
BGLB
(370C)
LB
MP
N
Fek
al
Tabel 4.2 Menunjukan bahwa air PDAM dengan penambahan kaporit 0,01mg
masih mengandung E. Coli ( 2 untuk coli fecal dan 0 untuk non fekal ).
sedangkan setelah di tambahkan lagi 0,02 mg jumlah coli fecal menjadi tidak
ada ( 0 ). Jadi belum memenuhi standart Permenkes no 492/ Menkes/ Per / 2010
kandungan E. Coli maksimum 0/100 ml air.
41
4.2PEMBAHASAN
Untuk menjaga kualitas air perpipaan keberadaan sisa chlor sangat diperlukan
dalam suatu sistem jaringan distribusi, karena dapat mengurangi resiko
tumbuhnya mikroba bila mana terjadi kontaminasi. Kadar sisa chlor yang
diperbolehkan 0,2-0,5mg/l, sedangkan angka coliform dan E.coli yang
diperbolehkan adalah 0. Pada air PDAM di Rangkasbitung sisa chlor yang
terkandung adalah 0,21 mg/l sedangkan jumlah MPN coliform adalah 5/100ml
dan coli fekal adalah 2,2/100ml.
Pada jarak 1000 m rata-rata MPN fekal 14.2 ini lebih kecil dari pada pada jarak
500 m yang rata-rata MPN fekal 16.4 itu bisa terjadi karena pengambilan
sampel pada pada jarak 500 m tidak sejalur dengan pengambilan sampel di jarak
1000 m karena pengambilan sampel di lakukan secara acak. Bisa juga terjadi
karena pada jarak 500 m ada kebocoran pada pipa, atau mungkin pipa berkarat
sehingga ada mikroorganisme yang masuk.
Melihat hal tersebut diatas air PDAM di Rangkasbitung dengan jumlah
penambahan kadar kaporit 0.02mg/100 ml belum mampu membunuh bakteri
E.coli.Dari hasil penelitian diatas, kadar kaporit yang efektif untuk membunuh
bakteri E.coli adalah 0.04mg/100 dengan sisa clor 0,85mg/L. Ada beberapa
kemungkinan mengapa dengan kadar 0.02 belum bisa membunuh E. Coli ,
antara lain yaitu kebocoran pipa, kondisi pipa yang sudah tua, kurangnya
tekanan air di dalam pipa apabila tekanan dalam pipa lebih rendah dari luar
maka air kotor di sekitar pipa dapat masuk ke dalam jaringan , seringnya aliran
air di dalam pipa terhenti maka akan ada bagian yang kosong sehingga pipa akan
terisi oleh air luar karena ada yang bocor, rendahnya klorin bebas yang
42
43
Jenis mikroorganisme dapat meliputi bakteri, virus, atau parasit dan mempunyai
kepekaan tertentu terhadap densifektan yang dibubuhkan dalam air.Jumlah
mikroorganisme yang besar akan membutuhkan dosis desinfektan yang lebih
besar.Umur mikroorganisme akan berpengaruh terhadap efektifitas desinfektan.
Mikroorganisme yang menyebar akan mudah ditembus oleh desinfektan
sebaliknya
kumpulan
bakteri
akan
lebih
sulit
di
tembus
oleh
44
45
BAB V
KESIMPULANDAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. penambahan 0,02mg/100 pada air PDAM di Rangkasbitung belum
efektif untuk membunuh kuman coliform dan coli tinja. Berdasarkan
hasil penelitian kadar efektif untuk membunuh coliform dan coli tinja
adalah 0,04mg/100.
2. Faktor jarak pengaliran air PDAM berkolerasi terhadap angka MPN
coliform semakin meningkat namun sebaliknya sisa chlor pada jaringan
distribusi menurun sehingga daya desinfeksi berkurang.
5.2
Saran
Untuk PDAM di Rangkasbitung
Sehubungan dengan hasil penelitian diatas, maka penulis akan mencoba
memberikan saran sebagai berikut:
1. Perawatan sarana dan prasarana lebih ditingkatkan lagi.
2. Penambahan kadar kaporit dari 0.02mg/100 menjadi 0,04mg/100.
3. Perlu adanya pos klorinasi pada jarak tertentu untuk menjaga sisa chlor
pada jaringan pengaliran.
4. Agar dilakukan penelitian lanjut dengan dosis kaporit 0.03 dan 0.04
mg dengan titik yang sama
DAFTAR PUSTAKA
1. Arsyad,S dan Eman Rustiadi, Penyelamatan Tanah, Air,
DanLingkungan, Cresspen press dan yayasan obor
industry, Bogor, 2008
2. Suriawiria, U., Mikrobiologi Air PT Alumni, Bandung,2008.
3. Chandra , B. Pengaan , EGC, Pengantar Kesehatan Lingkungan
Jakarta , 2007.
46
4. Fakhrurroja, H.2010:6
5. Sutrisno Totok, dkk., Teknologi Cipta, Jakarta, 2006.
6. Nugroho, A. Bioindikator Kualitas Air Universitas Trisakti, Jakarta,
2006
7. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Petunjuk Pemeriksaan
Bakteriologi Air , Pusat Laboratorium Kesehatan , 1991.
8. Indonesia German Govenment Co-Operasional, Pedoman
Pelatihan Bagi Petugas Laboratorium Dalam Bidang
Pengawasan Kualitas Air Minum; Instalasi Pengolahan
Air , 2003
9. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomer : 429/ Menkes/Per/IV/2010
10. Pelczar, J,M, dan E.C.Chan, Dasar-Dasar Mikrobiologi, Uipress,
Jakarta 2008
11. Kamus q. Com
12. Wildbott, 1978
13. Chlorine Institute , 1980
14. Departemen Kehutanan dan Badan Koodinasi Penanaman Modal
( Data Olahan : Data Consult)[ Originatet From Nusa Net]
lampiran
47
48
Gambar (7)
Penanaman pada BGLB
gambar (8)
spektrofotometer