Anda di halaman 1dari 10

Tugas Individu

Perbaikan Kualitas Air


(Proses Aerasi Air)

Oleh
IMAM NORIMAN DJAFAR
70200112118

Peminatan Kesehatan Lingkungan


Jurusan Kesehatan Masyarakat
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
2014

Kata Pengantar


Assalammualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT. semesta
alam, yang telah memberikan kita kesehatan sehingga kita dapat melaksanakan
aktifitas-aktifitas dengan segala manfaat yang ada, yang telah memberikan kita
kecerdasan dalam berfikir, sehingga dengan kecerdasan itu kita dapat memberikan
karya-karya terbaik kita untuk agama, bangsa dan tanah air. Shalawat serta salam
tak lupa juga kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhamad SAW. beserta
keluarganya, sahabat, dan orang-orang yang selalu istiqomah.
Dalam kesempatan ini, kelompok kami mempersembahkan sebuah
makalah yang berjudul Proses Aerasi Air
Penulis menyadari bahwa Makalah ini ini jauh dari sempurna, sehingga
kritik & saran yg bersifat membangun sangat kami harapkan.
Semoga Makalah ini memberikan manfaat bagi pembaca, terutama penulis
sendiri sebagai salah satu upaya perbaikan dalam proses pembelajaran
Wassalammualaikum Wr. Wb.
Samata, 10 November 2014

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Limbah merupakan buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi
baik industri maupun domestik (rumah tangga). Dimana masyarakat bermukim,
disanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Limbah terdiri dari berbagai
macam jenis yaitu limbah padat, gas dan cair. Agar limbah yg merupakan sisa
buangan dapat dimanfaatkan kembali maka diperlukan suatu proses yang dapat
merubah limbah menjadi suatu hal yang dapat dimanfaatkan.Sistem aerasi
digunakan dengan maksud untuk mengurangi kebutuhan luas lahan dan
meningkatkan proses pengolahan menjadi lebih cepat sekaligus meniadakan bau
yang mungkin timbul akibat proses oksidasi yang tidak sempurna.Pada proses
aerasi yaitu proses reduksi BOD (Biological Oxygen Demand) dan COD
(Chemical Oxygen Demand) secara aerob digunakan aerator sebagai penghasil
oksigen yaitu dengan cara menempatkan aerator di dalam kolam aerasi sehingga
menghasilkan oksigen berupa buih udara yang tercampur dengan air.
Proses aerasi sangat penting terutama pada pengolahan limbah yang proses
pengolahan biologinya memanfaatkan bakteri aerob. Bakteri aerob adalah
kelompok bakteri yang mutlak memerlukan oksigen bebas untuk proses
metabolismenya. Dengan tersedianya oksigen yang mencukupi selama proses
biologi, maka bakteri-bakteri tersebut dapat bekerja dengan optimal. Hal ini akan
bermanfaat dalam penurunan konsentrasi zat organik di dalam air limbah. Selain
diperlukan untuk proses metabolisme bakteri aerob, kehadiran oksigen juga

bermanfaat untuk proses oksidasi senyawa-senyawa kimia di dalam air limbah


serta untuk menghilangkan bau.

B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas, maka ada beberapa rumusan masalah yang bias diambil
yakni:
1.
2.
3.
4.
5.

Apakah pengertian Aerasi


Proses-proses Aerasi
Macam-macam Proses Aerasi
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perpindahan Oksigen Pada proses Aerasi
Manfaat Aerasi

C. TUJUAN
1. Dapat Menjelaskan Pengertian Aerasi
2. Dapat Menjelaskan Proses-proses Aerasi
3. Dapat Mendiskripsikan Macam-macam proses Aerasi
4. Dapat Menjelaskan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perpindahan Oksigen
pada Proses Aerasi
5. Dapat mengetahui Manfaat Proses Aerasi

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN AERASI
Aerasi merupakan proses pengolahan air dengan cara mengontakkan ke
udara. Pada prinsipnya dapat dibedakan menjadi proses absorpsi (penyerapan gas)
dan desorbsi (pelepasan gas).
Aerasi merupakan proses penjernihan dengan cara mengisikan oksigen ke
dalam air. Dengan diisikannya oksigen ke dalam air maka zat-zat seperti karbon
dioksida serta hidrogen sulfida dan metana yang mempengaruhi rasa dan bau dari
air dapat dikurangi atau dihilangkan. Selain itu partikel mineral yang terlarut
dalam air seperti besi dan mangan akan teroksidasi dan secara cepat akan
membentuk lapisan endapan yang nantinya dapat dihilangkan melalui proses
sedimentasi atau filtrasi.

B. PROSES AERASI
Oksigen yang ada di udara, melalui proses aerasi akan bereaksi dengan
senyawa ferrous dan manganous terlarut merubahnya menjadi ferri(FE) dan
manganic oxide hydrates yang tidak bisa larut. Selain itu dilanjutkan dengan
pengendapan (sedimentasi dan penyaringan (filtrasi). Oksigen terhadap senyawa
besi dan mangan di dalam air tidak selalu terjadi dalam waktu cepat. Bila air
mengandung zat organik, pembentukan endapan besi dan mangan melalui aerasi
terlihat sangat tidak efektif.
Pada pengolahan air minum, kebanyakan dilakukan dengan menyebarkan
air agar kontak dengan udara di atas lempengan tipis atau melaui tetesan-tetesan
air yang kecil (waterfall aerators? Aerator air terjun) atau dengan mencampur air
dengan gelembung-gelembung udara(bubble aerator). Dengan kedua cara tersebut,
oksigen pada air dapat dinaikkan sampai 60-80% (dari jumlah oksigen

tertinggi,yakni air yang mengandubg oksigen sampai jenuh. Pada aeraor air terjun,
dapat cukup besar menghilangkan gas-gas yang terdapat dalam air dan cukup
berarti menurunkan karbon dioksida, tetapi tidak memadai bila air yang diolah
sangat korosif. Pengolahan selanjutnya seperti pembubuhan kapur atau dengan
saringan marmer atau dolomite yang dibakar.
1.

Aerasi dan Okseginasi


Proses aerasi merupakan peristiwa terlarutnya oksigen di dalam air.
Efektifitas dari aerasi tergantung dari seberapa luas dari permukaan air yang
bersinggungan langsung dengan udara. Fungsi utama aerasi adalah
melarutkan oksigen ke dalam air untuk meningkatkan kadar oksigen terlarut
dalam air dan melepaskan kandunngan gas-gas yang terlarut dalam air, serta
membantu pengadukan air. Aerasi dapat dipergunakan untuk menghilangkan
kandungan gas terlarut, oksidasi besi dan mangan dalam air, mereduksi
ammonia dalam air melalui proses nitrifikasi.
Oksigenasi merupakan proses penambahan oksigen ke dalam perairan
contohnya pada proses aerasi. Sumber utama dalam peraairan adalah hasil
difusi langsung dari udara yang terbawa oleh air hujan maupun air masuk
dan hasil dari fotosintesis fitoplankton atau tanaman hijau. Daya larut
oksigen juga dipengaruhi oleh suhu dan salinitas air. Pada aplikasinya
dilapangan aerasi dan oksigenasi dapat dilihat pada earasi tambak pada
kincir air.
Upaya untuk memberikan suplai oksigen secara terus menerus hingga
memenihi kolom perairan tambak dapat digunakan alat kincir, namun
pemakaian yang lebih baik harus memperhatikan flutuasi harian oksigen
terlarut dalam tambak dan kondisi ikan atau udang pemeliharaan. Semakin
banyak atau besar ukuran udang atau ikan peliharaan semakin besar pula
kebutuhan oksigen. Aerasi dan oksigenasi banyak digunakan pada tambaktambak atau kolam-kolam ikan dan udang untuk keperluan pemambahan
oksigen. Selain untuk menyalurkan oksigen secara merata di perairan kolam
atau tambak proses aerasi dan oksigenasi juga dapat meratakan suhu di

perairan tersebut. Proses aerasi dan oksigenasi pada tambak sangat


diperlukan untuk menjaga kelangsungan hidup udang.
2.

Aerasi dan Agitasi


Oksigen dalam fermentasi aerob dapat dipandang sebagai zat nutrisi
yang penting seperti halnya zat-zat nutrisi yang lain. Zat-zat nutrisi lain
seperti glukosa dapat dengan mudah dilarutkan sampai kadar yang cukup
besar (misal : 10.000 mg/l); tetapi oksigen mempunyai kelarutan yang
sangat kecil (kurang dari 10 mg/l) sehingga populasi oksigen yang kontinyu
(aerasi) sangat diperlukan untuk mencukupi kebutuhan oksigen bagi
mikrobia.
Proses aerasi tidak terlepas dari proses pengadukan (agitasi).
Hembusan udara dari suatu kompresor ke dalam suatu larutan medium
selain memberikan aerasi juga pengadukan. Pengadukan ini kadang-kadang
ditambah dengan pengadukan mekanik untuk meningkatkan kecepatan
pemindahan oksigen dari fase gas ke sel mikrobia. Dengan demikian aerasi
dan agitasi tersebut selain untuk memenuhi kebutuhan oksigen juga untuk
menjaga mikrobia tetap tersuspensi dan larutan medium tetap homogen.
Aerasi dan agitasi dalam skala laboratorium biasanya dilaksanakan
dengan menggoyang-goyangkan labu berisi larutan (shaken flask culture).
Dalam skala lebih besar, aerasi diberikan dengan cara menghembuskan
udara bertekanan ke dalam cairan medium dan kadang-kadang dilaksanakan
pengadukan mekanik. Aerasi dan agitasi dalam skala laboratorium mudah
dilaksanakan, akan tetapi untuk skala industri perlu mendapat perhatian. Hal
ini dikarenakan aerasi dan agitasi banyak menyerap biaya operasi.

C. MACAM-MACAM PROSES AERASI


Aerasi alami merupakan kontak antara air dan udara yang terjadi karena
pergerakan air secara alami. Beberapa metode yang cukup populer digunakan
untuk

meningkatkan

aerasi

alami

antara

aerator, waterfalls, maupun cone tray aerator.

lain

menggunakan cascade

Pada aerasi secara difusi, sejumlah udara dialirkan ke dalam air limbah
melalui diffuser. Udara yang masuk ke dalam air limbah nantinya akan berbentuk
gelembung-gelembung (bubbles). Gelembung yang terbentuk dapat berupa
gelembung halus (fine bubbles) atau kasar (coarse bubbles). Hal ini tergantung
dari jenis diffuser yang digunakan.

D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERPINDAHAN OKSIGEN


PADA PROSES AERASI
Faktor faktor yang mempengaruhi perpindahan oksigen adalah :
a. Pengaruh suhu
Koefisien penyerapan oksigen KLa meningkat seiring dengan
kenaikan suhu, karena suhu dalam air akan mempengaruhi tingkat difusi,
tegangan permukaan dan kekentalan air.

Kemampuan difusi oksigen

meningkat dengan peningkatan suhu, sedangkan tegangan permukaan dan


kekentalan menurun seiring dengan kenaikan suhu. Pengaruh suhu pada
berbagai faktor tersebut dirangkum dalam persamaan dengan koefisien
empiris (f) sbb :
(KL.a)20 = ( KLa)Tf(20-T)
Nilai f untuk aerasi permukaan pada umumnya memiliki rentang nilai 1,012
1,047
b. Kejenuhan Oksigen
Konsentrasi jenuh oksigen dalam air tergantung pada derajat ; salinitas;
suhu; dan tekanan parsial oksigen yang berkontak dengan air Ecken felder dan
Oconnor dalam Benefield dan randai ( 1982 ) menyarankan bahwa
konsentrasi jenuh dapat ditentukan dari persamaan berikut :
(Cs)760 = S.T
Dimana :
( Cs )760 = nilai kejenuhan oksigen pada tekanan udara 760 mm Hg,mg/L

= konsentrasi padatan terlarut dalam iar, gram/L

= suhu, oC

c. Karakteristik Air
Dalam praktek ada perbedaan nilai KLA untuk air bersih dengan KLA
air limbah yang mengandung materi tersuspensi, surfactant (detergent) dalam
larutan dan perbedaan temperatur. Faktor faktor ini juga mempengaruhi nilai
Cs. Pengaruh faktor ini, dikoreksi dengan menggunakan koefisien empiric ()
untuk pengaruh padatan tersuspensi dan surfaktan dan () untuk pengaruh
perbedaan temperatur.
d. Derajat turbulensi
Derajat turbulensi dalam tangki aerasi akan mempengaruhi nilai
sebagai berikut :
1. Turbulensi akan menurunkan derajat tahanan liquid film.
2. Turbulensi akan meningkatkan laju perpindahan masa oksigen karena
terjadi percepatan laju pergantian permukaan bidang kontak, yang
berakibat pada deficit oksigen (driving force, C) tetap terjaga konstan.
3. Turbulensi secara langsung akan meningkatkan nilai koefisien
perpindahan oksigen (KLA)

E. MANFAAT PROSES AERASI


fungsi dari aerasi adalah:
1. Penambahan jumlah oksigen
2. Penurunan jumlah karbon dioksida
3. Menghilangkan hidrogen sulfida (Hws), metana (CH4), dan berbagai
senyawa organik yang bersifat volatile (menguap) yang berkaitan dengan rasa
dan bau.
4. Proses ini telah digunakan secara luas untuk pengolahan air yang mempunyai
kandungan jumlah besi dan mangan terlalu tinggi (mengurangi kandungan
konsentrasi zat terlarut). Zat-zat tersebut memberikan rasa pahit pada air,

menghitamkan pemasakan beras, dan memberikan noda hitam kecoklatcoklatan pada pakaian yang dicuci
Selain aerasi juga berfungsi untuk menghilangkan gas-gas beracun yang
tak diinginkan misalnya gas H2S, Methan, Carbon Dioksida dan gas-gas racun
lainnya. Reaksi oksidasi Besi dan Mangan oleh udara dapat ditulis sebagai
berikut:

4 Fe2+ + O2 + 10 H2O ====> 4 Fe(OH)3+ 8 H+


tak larut
Mn2+ + O2 + H2O ====> MnO2 + 2 H+
tak larut

Dari persamaan reaksi antara besi dengan oksigen tersebut, maka secara
teoritis dapat dihitung bahwa untuk 1 ppm oksigen dapat mengoksidasi 6.98 ppm
ion Besi. Reaksi oksidasi ini dapat dipengaruhi antara lain : jumlah Oksigen yang
bereaksi , dalam hal ini dipengaruhi oleh jumlah udara yang dikontkkan dengan
air serta luas kontak antara gelembung udara dengan permukaan air . Jadi makin
merata dan makin kecil gelembung udara yang dihembuskan kedalam air bakunya
, maka oksigen yang bereaksi makin besar. Faktor lain yang sangat mempengaruhi
reaksi oksidasi besi dengan oksigen dari udara adalah pH air. Reaksi oksidasi ini
sangat efektif pada pH air lebih besar 7(tujuh). Oleh karena itu sebelum aerasi
dilakukan, maka pH air baku harus dinaikkan sampai mencapai pH 8. Hal ini
dimaksudkan agar pH air tidak menyimpang dari pH standart untuk air minum
yaitu pH 6,5 - pH 8,5. Oksidasi Mangan dengan oksigen dari udara tidak seefektif
untuk besi, tetapi jika kadar Mangannya tidak terlalu tinggi maka sebagaian
mangan dapat juga teroksidasi dan terendapkan.

Anda mungkin juga menyukai