Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS KUALITAS LINGKUNGAN


“PENGUKURAN PARAMETER KLORIN PADA AIR MENGGUNAKAN
WATER TEST KIT”
Dosen Pengampu : Reni Suhelmi, S.KM., M.Kes

Disusun Oleh :
Nama : Rizky Anjelina
NIM : 2111102414030
Kelompok :4

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN LINGKUNGAN


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga saya dapat menyusun laporan praktikum Analisis Kualitas Lingkungan
yang berjudul “Pengukuran Parameter Klorin Pada Air Menggunakan Water Test
Kit” dengan baik.
Adapun tujuan dari penulisan laporan praktikum ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah Analisis Kualitas Lingkungan, serta untuk memberikan
penjelasan menganai tata cara pengukuran parameter chlorine yang sesuai dengan
standar. Pada kesemapatan kali ini saya mengucapkan terima kasih atas bantuan
waktu, tenaga serta pikirannya kepada Ibu Reni Suhelmi, S.KM., M.Kes selaku
dosen mata kuliah Analisis Kualitas Lingkungan, dan kepada kakak-kakak asisten
dosen yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Namun dalam penyusunan laporan ini, saya menyadari masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu saya harap kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak agar kedepannya dapat lebih baik dalam menyusun laporan. Akhir kata
semoga laporan praktikum ini dapat memberikan manfaat bagi saya serta kelompok
kami.

Samarinda, Oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 4
1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 4
1.2. Tujuan ....................................................................................................... 7
1.3. Manfaat ..................................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 8
2.1. Tinjauan Umum Tentang Air ..................................................................... 8
2.2. Tinjauan Umum Tentang Klorin ................................................................ 8
2.3. Dampak Klorin (Cl) Terhadap Lingkungan ................................................ 9
2.4. Dampak Klorin (Cl) Terhadap Kesehatan .................................................. 9
BAB III ALAT DAN BAHAN ......................................................................... 11
3.1. Alat ......................................................................................................... 11
3.2. Bahan ...................................................................................................... 11
BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................. 12
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 14
5.1. Kesimpulan ............................................................................................. 14
5.2. Saran ....................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
DOKUMENTASI

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Air merupakan salah satu komponen yang memiliki peranan penting bagi
kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya termasuk hewan dan
tumbuhan. Ketersediaan air di bumi selalu konstan yang mana air tidak
mengalami pengurangan atau penambahan karena air mengalami siklus
hidrologi. Air menjadi suatu unsur yang amat penting guna menopang
keberlangsungan hidup untuk semua manusia karena sebagian besar zat
pembentuk tubuh manusia terdiri dari air yang jumlahnya sekitar 73%. Dalam
kehidupan sehari-hari air digunakan antara lain sebagai pemenuh kebutuhan air
minum, mandi, memasak, membersihkan rumah, pelarut obat, perkebunan,
perikanan, dan kebutuhan lainnya. (April Sitindaon & Situmorang, 2020)
Sebagai upaya pemenuh kebutuhan sehari-hari air diperoleh dari berbagai
sumber yaitu air tanah, air permukaan, air hujan serta air pegunungan.
Kebutuhan air bagi setiap individu berbeda-beda untuk setiap wilayah dan
tingkat kebutuhan sehari-hari. Semakin tinggi taraf kehidupan di suatu tempat,
maka semakin tinggi pula kebutuhan terhadap air. kebutuhan akan sumber air
bersih menjadi permasalahan saat ini, yang mana pemanfaatan sumber mata air
yang digunakan masyarakat tidak dapat difungsikan sesuai dengan
peruntukannya dikarenakan adanya pencemaran dan perubahan ekosistem
pada sumber air dan kondisi perairan yang semakin buruk mengakibatkan
menurunnya air sehingga tidak layak untuk dikonsumsi serta digunakan
sebagai pemenuh kebutuhan higiene sanitasi. (Yoga, 2020)
Air bersih merupakan air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari bagi setiap makhluk hidup, air dapat dikatakan air bersih ialah air
yang dapat memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan air minum.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492
Tahun 2010, Persyaratan yang dimaksud yakni dari segi kualitas air yang
meliputi fisika, kimia, mikrobiologi, dan radiologis, sehingga air aman untuk

4
dikonsumsi dan tidak menimbulkan efek yang berbahaya bagi kesehatan.
Persyaratan air tersebut harus seimbang untuk dapat mewujudkan air yang
layak dikonsumsi dan pemenuh kebutuhan higiene sanitasi, apabila salah satu
dari ketiga parameter tersebut tidak memenuhi syarat maka air tersebut dapat
dikatakan tidak layak untuk dikonsumsi dan pemenuh kebutuhan higiene
sanitasi.
Kebutuhan sumber air bersih menjadi salah satu permasalahan saat ini,
yang mana pemanfaatan sumber mata air alami yang digunakan masyarakat
tidak dapat difungsikan secara maksimal lagi, hal ini dikarenakan adanya
berbagai bahan pencemar yang masuk kedalam perairan dan mengakibatkan
terjadinya perubahan ekosistem pada sumber air alami dan kondisi perairan
setempat yang semakin menurun kualitasnya sehingga air tidak lagi layak
untuk dimanfaatkan sebagai pemenuh kebutuhan rumah tangga dan air bersih
sulit untuk didapatkan. (Yoga, 2020)
Pencemaran air yang terus menerus terjadi disebabkan oleh adanya
berbagai macam sumber pencemar yang masuk dan terakumulasi di dalam air
permukaan. sumber pencemaran air berdasarkan karakteristik limbah yang
dihasilkan dibagi menjadi dua yaitu, limbah domestik dan non-domestik yang
berasal dari aktivitas sehari-hari masyarakat dan limbah non domestik yang
umumnya berasal dari aktivitas industri, perkebunan, pertanian, pertambangan,
peternakan dan lain sebagainya. (Melinda & Siswandi, 2021)
Permasalahan penurunan kualitas air yang diakibatkan oleh adanya limbah
domestik dan limbah non domestik yang menjadikan air tidak layak untuk
digunakan sesuai dengan peruntukannya. Khususnya pada limbah industri
ataupun limbah rumah tangga, penurunan kualitas pada perairan di Indonesia
yang diakibatkan oleh limbah domestik dari aktivitas rumah tangga semakin
meningkat seiring dengan meningkatnya perkembangan penduduk pada suatu
wilayah, seperti halnya yang terjadi pada salah satu perairan di Kota
Balikpapan yang berada di Provinsi Kalimantan Timur. Meningkatnya
pertumbuhan penduduk seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin
meningkat di sekitar perairan yang membuang limbah domestiknya langsung

5
pada perairan. Hal ini dibuktikan dengan adanya penelitian yang dilakukan
oleh Sukristiyono & Purwanto, (2021) pada perairan Sungai di Kawasan Hutan
Lindung Sungai Wain di Kota Balikpapan, menyatakan kualitas pada air
Sungai mengalami penurunan yang diakibatkan dari pembuangan limbah
domestik dari aktivitas rumah tangga penduduk yang tinggal di sekitar area
Sungai yang langsung dialirkan ke perairan sehingga mengakibatkan air
menjadi tercemar. Pada penelitian tersebut dikatakan air tercemar akibat dari
keberadaan zat kimia yang melebihi daya dukungnya pada perairan salah
satunya keberadaan Klorin (Cl) yang tinggi. Tingginya kadar Klorin (Cl) pada
air dapat menimbulkan masalah kesehatan apabila dikonsumsi berlebih dan
juga dapat menimbulkan masalah pada lingkungan. Klorin (Cl) yang bereaksi
dengan air akan membentuk asam hipoklorus yang mana apabila masuk
kedalam tubuh manusia akan merusak sel-sel dalam tubuh serta menyebabkan
penyakit paru-paru dan jantung. Klorin juga dapat menyebabkan iritasi pada
mata dan kulit setelah terpapar langsung dengan air dengan kandungan Klorin
(Cl) yang tinggi. (Sudarma, 2018)
Selain pada perairan di Kawasan Hutan Lindung Sungai Wain di Kota
Balikpapan, Polder Air Hitam menjadi salah satu perairan di Kota Samarinda
yang air nya dimanfaatkan oleh masyarakat sekitarnya sebagai sumber
pemenuh kebutuhan sehari-hari seperti halnya, mencuci, mandi, dan kebutuhan
rumah tangga lainnya sekaligus pada sektor industri. Polder Air Hitam
merupakan tempat yang difungsikan sebagai penampung air untuk
mengendalikan banjir yang terjadi di Kota Samarinda. Polder dibangun untuk
difungsikan sebagai sarana penampungan air sementara yang berasal dari air
hujan dan kemudian di alirkan dari sistem untuk setelahnya diresapkan ke
dalam tanah, tidak hanya itu pada perairan tersebut juga terdapat ekosistem lain
didalamnya. Kondisi kualitas air di Polder Air Hitam sangat dipengaruhi oleh
adanya bahan pencemar yang berasal dari limbah domestik dan non domestik
serta berbagai jenis sampah yang sengaja di buang langsung ke perairan polder.
Hal ini lah yang dapat terus mempengaruhi terjadinya penurunan kualitas air
yang digunakan masyarakat sebagai pemenuh kebutuhan sehari-hari.

6
Kandungan bahan kimia yang berada di dalam air berpengaruh terhadap
kesesuaian dalam penggunaan air. Klorin (Cl) merupakan salah satu unsur
kimia berwarna kuning kehijauan dan memiliki bau yang menyengat. Klorin
(Cl) menjadi salah satu senyawa kimia yang dijadikan desinfektan berupa
kaporit (Ca(OCl)2) yang berfungsi untuk membunuh mikroorganisme yang
bersifat pantogen di dalam air dan juga menghilangkan bau pada air. Namun
penggunaan kaporit sebagai desinfektan harus sesuai dengan nilai ambang
batas tidak kurang ataupun lebih. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 492 Tahun 2010 konsentrasi klorin (Cl) pada air sebagai desinfektan
ialah 5 mg/L. Klorin (Cl) pada air tidak langsung berdampak pada kesehatan
namun dalam jangka panjang atau pada waktu tertentu akan menimbulkan
masalah bagi kesehatan. (Wicaksono & Budiyono, 2016)
Pada praktikum ini dilakukan untuk pengujian terhadap kualitas air dengan
parameter klorin (Cl), pengujian konsentrasi klorin (Cl) terlarut pada air
dilakukan dengan metode Water Test Kit. Berdasarkan latar belakang tersebut
makan praktikum pengukuran konsentrasi klorin (Cl) pada air ini bertujuan
untuk mengetahui nilai konsentrasi klorin (Cl) yang terkandung di dalam air
Polder Air Hitam dengan menggunakan metode Water Test Kit, serta untuk
mengetahui mengenai kelayakan konsumsi pada air tersebut.
1.2. Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum pengujian parameter klorin (Cl) pada air di
Polder Air Hitam ialah :
1. Untuk mengetahui nilai konsentrasi klorin (Cl) yang terdapat dalam air di
Polder Air Hitam
2. Untuk mengetahui mengenai kelayakan air tersebut untuk di konsumsi.
1.3. Manfaat
Melakukan praktikum pengujian parameter klorin (Cl) pada air ialah agar dapat
mengetahui nilai konsentrasi klorin (Cl) yang terdapat pada air serta bagaimana
cara kerja metode Water Test Kit yang sesuai dengan standar.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Umum Tentang Air


Air merupakan sumber daya alam yang berperan vital dalam kelangsungan
hidup setiap makhluk hidup. Air menjadi salah satu komponen abiotik dari
sebuah ekosistem (lingkungan). Air juga diartikan dengan suatu molekul yang
tersusun atas satu atom oksigen (O) dan dua atom hidrogen (H), dengan rumus
kimia H2O. Umumnya air memiliki sifat sebagai pelarut yang airtinya air dapat
melarutkan zat kimia lainnya. Air dengan kondisi standar memiliki sifat tidak
berbau, tidak berwarna, dan tidak memiliki rasa. (Kiswanto, 2022)
air permukaan merupakan air yang bergerak di atas permukaan tanah. Air
permukaan miliputi Danau, Sungai, Laut, dan Mata Air. Air permukaan yang
berasal dari air Sungai atau Danau merupakan sumber air utama dan sangat
berperan penting dalam menunjang pemenuh kebutuhan manusia. mulai dari
sumber air minum, kegiatan rumah tangga, industri, irigasi hingga pembangkit
listrik. Pada umumnya air yang berasal dari air permukaan merupakan air yang
kurang baik untuk langsung di konsumsi oleh manusia, oleh sebab itu air
permukaan membutuhkan adanya pengolahan terlebih dahulu sebelum
digunakan sesuai dengan peruntukannya. (Armus & Tumpu, 2021)

2.2. Tinjauan Umum Tentang Klorin


Klorin (Cl) merupakan salah satu unsur kimia yang ada di bumi dan jarang
dijumpai dalam bentuk bebas, berwarna kuning kehijauan dan memiliki aroma
yang menyengat, memiliki sifat mudah terlarut dalam air. Umumnya klorin
(Cl) berikatan dengan unsur atau senyawa lain membentuk garam natrium
klorida (NaCl) atau membentuk ion klorida pada air laut. Klorin (Cl) umumnya
digunakan sebagai desinfektan, pemutih, pembersih, atau pendingin. Klorin
(Cl) apabila kontak dengan uap maka akan berubah menjadi bentuk asam
hipoklorus (HClO) dan asam hidroklorik (HCl) yang dapat membentuk
trihalometans (THMs). Klorin (Cl) dapat masuk kedalam tubuh melalui saluran

8
pernapasan, pencernaan, kontak dengan mata dan kulit. (Rohmah &
Sulistiyowati, 2017)
Klorin (Cl) yang terlarut di dalam air berfungsi untuk membunuh
mokroorganisme yang bersifat pantogen di dalam air serta menghilangkan bau
pada air. Penggunaan klorin pada air sebagai desinfektan harus sesuai dengan
nilai batas aman yang telah ditentukan, sebab air dengan konsentrasi yang
kurang akan menyebabkan kuman dalam air tidak terdesinfeksi dengan baik,
sedangkan dengan konsentrasi yang belebih akan meninggalkan sisa klor yang
tinggi dan dapat menimbulkan dampak yang buruk bagi kesehatan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 Tahun 2010 tentang
persyaratan kualitas air minum nilai maksimal konsentrasi klorin untuk air
minum adalah 5 mg/L. (Wicaksono & Budiyono, 2016)

2.3. Dampak Klorin (Cl) Terhadap Lingkungan


Klorin yang bereaksi dengan senyawa lain untuk membentuk senyawa
baru seperti dengan senyawa organoklorin dapat menimbulkan dampak
terhadap lingkungan, yang apabila terurai ke udara dapat memberikan
kontribusi pada terjadinya hujan asam. Campuran klorin dengan air yang
memproduksi asam hidroklonik dan hipoklorous yang berbahaya bagi vegetasi,
klorin yang berasal dari kilang minyak dapat menyebabkan daun terlihat putih
dan nampak hangus. Klorin pada air sangat berbahaya bagi kehidupan biota air
dikarenakan dapat membentuk berbagai senyawa organoklorin yang dapat
menimbulkan kematian termasuk cacat dan kerusakan reproduksi pada biota
air. selain itu gas klorin juga dapat menyebabkan terjadinya presipitasi aman,
korosi, dan zat kimia pada permukaan laut. (Ayini, 2022)

2.4. Dampak Klorin (Cl) Terhadap Kesehatan


Klorin (Cl) dapat masuk kedalam tubuh manusia melalui saluran
pernapasan, pencernaan, paparan pada mata dan kulit. Klorin (Cl) dengan
konsentrasi rendah dapat memberikan sedikit gejala pada kesehatan seperti
iritasi pada mata, hidung, dan mulut apabila terpapar dan juga bisa tidak
menimbulkan dampak apapun pada kesehatan. Klorin (Cl) dengan konsentrasi

9
yang tinggi apabila di hirup akan menimbulkan bau yang menyengat dan
memberikan efek berbahaya bagi kesehatan seperti, lakramasi, batuk, bersin,
nyeri dada, pusing, pneumonia, radang kornea, faringitis, pendarahan pada
sistem pernapasan, konungtivitas, serta lecet pada kulit. Efek buruk apabila
mengkonsumsi air dengan konsentrasi klorin (Cl) yang tinggi adalah emfisema
dan kerusakan pembuluh darah paru, serta berhentinya jantung karena efek
skunder terhadap kekurangan oksigen. (Ayini, 2022)

10
BAB III

ALAT DAN BAHAN

3.1. Alat
Praktikum ini menggunakan alat-alat sebagai berikut :
a. Water Test Kit HACH
b. Contoh (Sampel) air
c. Tabung (Tube)
d. Handscoon
e. Chlorine Color Disc
f. Color Comparator Box
g. Buku catatan pengukuran parameter
3.2. Bahan
Praktikum ini menggunakan bahan sebagai berikut :
a. Sampel air Polder Air Hitam
b. Serbuk Total Clorine Reagent

11
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada praktikum pengukuran kadar klorin (Cl) pada air yang dilakukan di Polder
Air Hitam oleh mahasiswa kesehatan lingkungan pada Jumat, 14 Oktober 2022.
Pada pelaksanaan praktikum kadar klorin (Cl) kali ini menggunakan metode Water
Test Kit HACH. Berikut prosedur cara kerja dengan menggunakan metode Water
Test Kit HACH :
1. Disiapkan alat dan bahan praktikum yang akan digunakan.
2. Masukkan Chlorine Color Disc ke dalam Color Comparator Box hingga
melekat pada jarum penahan yang berada di tengah.
3. Dituangkan sampel air pada dua tabung masing-masing sebanyak 5 ml atau
sama dengan garis bawah pada tabung tersebut.
4. Letakkan tabung pertama ke dalam Color Comparator Box pada bagian
sebelah kiri.
5. Tambahkan serbuk Total Chlorine Reagent. setelah itu dihomogenkan dan
tunggu hingga 3 menit.
6. Letakkan tabung kedua ke dalam Color Comparatoe Box dan diletakkan di
sebelah kanan.
7. Arahkan Color Comparator Box yang berisi dua tabung dan arahkan pada
sumber cahaya matahari. Kemudian cocokkan warna kedua tabung tersebut
dan baca hasilnya.
Hasil yang di dapat dari pengukuran parameter klorin (Cl) pada air Polder Air
Hitam diperoleh nilai kadar klorin (Cl) sebesar 0 mg/L yang artinya tidak
ditemukanya kadar klorin (Cl) di dalam air tersebut. Berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 492 Tahun 2010 yang menyatakan kadar klorin (Cl) terkait
standar air yang diperuntukan sebagai persyaratan air minum yaitu maksimal 5
mg/L, maka hasil tersebut dapat dikatakan rendah dari kadar klorin yang seharusnya
terdapat pada air minum. Karena klorin (Cl) merupakan desinfektan maka
seharusnya klorin (Cl) dibutuhkan oleh air untuk membunuh mikroorganisme
pantogen dalam air, namun tetap harus sesuai dengan batas aman. Oleh sebab itu

12
hal tersebut menandakan masih terdapat mikroorganisme di dalam air tersebut,
sehingga kuman tidak terdesinfeksi dengan baik dan kurang aman untuk di
konsumsi.

13
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari pembahasan praktikum pengukuran kadar klorin
(Cl) pada air yang dilakukan di Polder Air Hitam pada Jumat, 14 Oktober 2022
oleh mahasiswa kesehatan lingkungan, dapat diberikan kesimpulan yaitu :
1. Kadar klorin (Cl) pada sampel air adalah 0 mg/L
2. Berdasakan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 Tahun 2010 yang
menyatakan nilai ambang batas kadar klorin (Cl) untuk keperluan
persyaratan air minum yaitu 5 mg/L. jadi dapat disimpulkan bahwa air
dengan kandungan klorin (Cl) yang rendah atau tidak mengandung klorin
(Cl) terdapat mikroorganisme di dalamnya sehingga kurang aman untuk di
konsumsi terus menerus.
5.2. Saran
1. Saran untuk mahasiswa, dalam pelaksanaan praktikum diharapkan untuk
harus berhati-hati dan teliti dalam melakukan pengukuran kadar klorin (Cl)
serta dalam penggunaan peralatan laboratorium.
2. Saran untuk masyarakat yang berada di sekitar area Polder Air Hitam untuk
ikut serta dalam upaya pengendalian pencemaran air, mulai dari
mengendalikan limbah domestik dan non domestik agar limbah tidak
langsung masuk ke dalam perairan.
3. Saran untuk pemerintah, agar dapat berperan aktif dalam memperhatikan
kelayakan air minum yang di konsumsi masyarakat agar air yang di minum
layak dan sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Serta tidak melebihi
nilai ambang batas dari salah satu parameter fisika, kimia, dan biologi pada
air. serta memberikan pengawasan terhadap pelaku usaha pada sektor
industri yang ada di sekitar perairan agar tidak membuang limbahnya secara
langsung pada perairan, agar air dapat terus terjaga kualitasnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

April Sitindaon, & Situmorang. (2020). Analisis Kualitas Air Sumur Gali Dengan
Metode Konduktivitas Listrik di Desa Sitiris-Tiris Kecamatan Andam Dewi
Kabupaten Tapanuli Tengah. Jurnal Fisika Universitas Negeri Medan, 7 (3).
Ayini, N. (2022). Kesehatan Lingkungan Dan Lingkungan Hidup. Bandung: Media
Sains Indonesia.
Kiswanto, H. (2022). Fisika Lingkungan Memahami Alam Dengan Fisika. Banda
Aceh: Syiah Kuala University Press.
Peraturan Menteri Kesehatan No. 492 Tahun 2010 Tentang Persyaratan Kualitas
Air Minum. Kementerian Kesehatan.
Rakhmad Armus, & Tumpu, M. (2021). Pengembangan Sumber Daya Air. Yayasan
Kita Menulis.
Rohmah, S., & Sulistiyowati, L. (2017). Gambaran Konsumsi Udang Berklorin
Terhadap Keluhan Kesehatan Gastrointestinal Pekerja Sub Kontrak
Perusahaan X. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 9 (1), 57-65.
Sudarma, N. (2018). Pemanfaatan Betadine Sebagai Indikator Uji Klorin Pada
Beras Berpemutih. Jurnal Bali Medika, 5 (2), 157-164.
Sukristiyono, & Purwanto, R. H. (2021). Analisis Kuantitas dan Kualitas Air dalam
Pengembangan Pemanfaatan Sumber Daya Air Sungai di Kawasan Hutan
Lindung Sungai Wain. Jurnal Wilayah dan Lingkungan, 9 (3), 239-255.
Tina Melinda, & Siswandi, E. (2021). Kajian Kualitas Air Waduk Batujai Dalam
Uapya Pengendalian Pencemaran Air di Kabupaten Lombok Tengah
Provinsi Nusa Tenggara Barat. Jurnal Teknik Lingkungan, 211-224.
Wicaksono, B., & Budiyono. (2016). Faktor Resiko Kejadian Iritasi Mata Pada
Pengguna Kolam Renang X Di Kota Semarang. Jurnal Kesehatan
Masyarakat, 4 (4).
Yoga, I. G. (2020). Analisis Hubungan Kondisi Fisik dengan Kualitas Air Pada
Sumur Gali Plus di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Selatan. Jurnal
Kesehatan Lingkungan, 6 (2).

15
DOKUMENTASI

Serbuk Total Chlorine Reagent Chlorine Color Disc

Dituangkan sampel air ke dalam dua


Color Comparator Box
tabung

Tambahkan serbuk Total Chlorine Sampel air yang telah ditambahkan


Reagent serbuk Total Chlorine Reagent

16
Letakkan tabung sampel air tanpa
Arahkan Color Comparator Box pada
campuran di sebelah kiri, dan tabung
sumber cahaya matahari untuk
sampel air dengan tambahan serbuk
disesuaikan warna keduanya dan lihat
Total Chlorine Reagent di sebelah
hasilnya
kanan

17

Anda mungkin juga menyukai