Oleh
Widya Aziza
Sri Wahyuni
Miftahul Jannah
Sindy Putri Maharani
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayah Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang bertema
“Analisis Airl” ini. Tak lupa shalawat serta salam kepada junjungan kita Nabi
Besar Muhammad SAW.
Makalah ini tidak serta merta dapat terselesaikan tanpa adanya bantuan dari
beberapa pihak. Oleh karena itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah ikut andil dalam proses penyelesaian makalah ini baik
langsung maupun tidak langsung.
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................5
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................5
BAB II......................................................................................................................6
A. Pengertian Air...............................................................................................6
BAB III..................................................................................................................20
A. Kesimpulan.................................................................................................20
B. Saran...........................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................22
LAMPIRAN...........................................................................................................23
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tubuh manusia sekitar 50-60% terdiri dari air sehingga konsumsi air
yang dianjurkan per harinya kurang lebih 1,5 liter atau setara dengan 8 gelas.
Sedangkan air bersih untuk keperluan sehari-hari per orang, rata-rata
penggunaan air sekitar 30-60 liter (Briawan dkk., 2011dan Notoatmodjo,
2011). Kuantitas pemakaian air berhubungan erat dengan tingkat risiko
4
mengalami gangguan kesehatan. Semakin rendah pemakaian air, semakin
tinggi risiko terjadinya gangguan kesehatan (WHO, 2003).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Air
6
memenuhi kebutuhan yang terus meningkat. Salah satu sumber daya alam
perairan yang mengalamipenurunan kuantitas dan kualitas air adalah sungai.
Air dalam kehidupan manusia merupakan salah satu kebutuhan paling
esensial, sehingga Jurnal Ilmu Ekonomi Terapan Desember 2018; 03(2): 93-
106 ISSN 2541-1470 97 kita perlu memenuhinya dalam jumlah dan kualitas
yang memadai. Selain untuk dikonsumsi air bersih juga dapat dijadikan
sebagai salah satu sarana dalam meningkatkan kesejahteraan hidup melalui
upaya peningkatan derajat kesehatan (Sutrisno, 1991:1).
Mengingat betapa pentingnya air bersih untuk kebutuhan manusia,
maka kualitas air tersebut harus memenuhi persyaratan, yaitu :
Syarat fisik: air harus bersih dan tida k keruh, tidak berwarna, tidak
berbau dan tidak berasa, suhu antara 10o – 25o C (sejuk).
Syarat kimiawi: tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung
racun, tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan, cukup
yodium, pH air antara 6,5 – 9,2 3
Syarat bakteriologi: tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti
disentri, kolera dan bakteri patogen penyebab penyakit (Mulia, 2005).
7
Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan
ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau
peruntukan lain yang mempersyaratkan air yang sama dengan kegunaan
tersebut;
Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi
pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air
yang sama dengan kegunaan tersebut.
8
Golongan D : Air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, dan
dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri, pembangkit listrik
tenaga air.
Parameter Fisika
1) Bau
Air minum yang berbau selain tidak etis juga tidak akan di sukai oleh
masyarakat. Bau air dapat memberi petunjuk akan kualitas air.
Misalnya, bau amis dapat disebabkan oleh tumbuhnya algae.
TDS biasanya terdiri dari zat organik, garam anorganik dan gas
terlarut. Bila TDS bertambah maka kesadahan akan naik pula. Untuk
9
air tanah atau air permukaan di dekat daerah pantai TDS biasanya
mempunyai korelasi dengan kadar salinitas atau konsentrasi garam
(NaCl). Selanjutnya, efek TDS ataupun kesadahan tehadap kesehatan
tergantung pada spesies kimia penyebab masalah tersebut.
3) Kekeruhan
Kekeruhan air dapat disebabkan oleh zat padat yang tersuspensi, baik
yang bersifat anorganik maupun yang bersifat organik. Zat organik,
biasanya berasalkan pelapukan batuan dan logam, sedangkan yang
bersifat organik dapat berasal dari pelapukan tanaman atau hewan.
Limbah industri dapat juga merupakan sumber kekeruhan. Zat organik
dapat menjadi makanan bakteri, sehingga mendukung perkembangan
biaknya.
4) Rasa
Air minum biasanya tidak berasa (tawar). Air yang berasa (tidak
tawar) menunjukan adanya kandungan berbagai zat yang dapat
membahayakan kesehatan. Rasa yang sering ada di dalam air antara
lain yakni rasa logam/amis, rasa pahit, asin, dan sebagainya. Pengaruh
rasa terhadap kesehatan tergantung dari penyebab timbulnya rasa
tersebut.
5) Suhu
Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas terutama agar tidak terjadi
pelarutan zat kimia yang ada pada saluran/pipa, yang dapat
membahayakan kesehatan. Selain itu temperatur yang tinggi dapat
mempercepat reaksi-reaksi biokimia di dalam saluran/pipa.
6) Warna
10
Air minum sebaiknya tidak berwarna untuk alasan estetika dan untuk
mencegah keracunan dari berbagai zat kimia maupun
milkroorganisme yang berwarna.
7) pH
Parameter Kimia
1) Air Raksa
Air raksa atau mercury adalah unsur logam yang termasuk logam
berat yang bersifat racun terhadap tubuh manusia. Biasanya secara
alami ada dalam air dengan konsentrasi yang sangat kecil.
2) Almunium
3) Arsen
4) Barium
11
Barium (Ba) juga suatu metal, berwarna putih. Sumber alamiah
Ba adalah BaSO4 dan BaCO3. Barium digunakan di dalam industri
gelas, keramik, textil, plastik, dan lain-lain.
5) Besi
Besi atau Ferrum (Fe) adalah metal berwarna abu-abu, liat, dan
dapat di bentuk. Di alam didapat sebagai hematit. Didalam air minum
Fe menimbulkan warna (kuning), rasa, pengendapan.
6) Fluorida
7) Cadmium
8) Kesadahan
9) Klorida
12
beracun, tetapi karboksil khlorida sangat beracun. Di Indonesia, Khlor
digunakan sebagai desinfektan dalam penyediaan air minum.
11) Mangan
12) Natrium
Fluorida adalah senyawa kimia yang secara alami ada dalam air
pada berbagai konsentrasi. Pada konsentrasi yang lebih kecil 1,5 mg/l
sangat bermanfaat bagi kesehatan khususnya kesehatan gigi, karena
dapat mencegah kerusakan gigi.
15) Perak
13
Perak atau Argentum (Ag) adala metal berwana putih. Ag didapat
pada industri antaralain industri alloy, keramik, gelas, fotografi,
cermin, dan cat rambut.
16) Selenium
17) Seng
Seng (Zn) adalah metal yang didapat antara lain pada industri
alloy, keramik, kosmetik, pigmen, dan karet. Toxisitas Zn pada
hakekatnya rendah. Tubuh memerlukan Zn untuk proses metabolisme,
tetapi dalam kadar tinggi dapat bersifat racun.
18) Sianida
19) Sulfat
20) Sulfida
14
21) Tembaga
Bahan
Sampel air sungai, timbal (II) Nitrat, tembaga (II) sulfat, asam
nitrat, mangan Sulfat, alkali Iodide-azide, asam sulfat 6 N, natrium
tiosulfat 0,023 N, indikator amilum, kalium dikromat 0,025 N, perak
sulfat-asam sulfat, indikator ferroin, ferro ammonium sulfat 0,0874 N,
asam askorbat, ammonium molybdat-asam sulfat, dan aquades.
Peralatan
Alat pengambilan sampel kualitas air, botol polietilen 1,5 liter,
botol BOD 250 mL, termometer, pH meter (enz), konduktometer
(Istek), oven, desikator, kaca arloji, kertas saring whatman No. 42
15
diameter 99 mm, penjepit, gelas ukur 50 mL, gelas beaker 50 dan 100
mL, labu ukur 10, 100, 500 dan 1000 mL, erlenmeyer 150 mL, pipet
Tetes, pipet volume 1, 2, 4, 5, 10, 25 dan 50 mL, Seperangkat alat
refluks, neraca analitik, buret, Penyangga, statif, ball filler, corong,
spektrofotometer UV-Vis dan spektrofotometer Serapan atom.
Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel air sungai berdasarkan metode Purporsive
Random Sampling yaitu sampel dipilih berdasarkan pertimbangan
tertentu sesuai dengan SNI 6989.57:2008. Sampel diambil di Tukad
Yeh Poh Kabupaten Badung, Bali. Lokasi pengambilan sampel air
ditetapkan Sebanyak 3 titik sampling yang mewakili kondisi Daerah
hulu, tengah, dan hilir sungai. Pengambilann sampel dilakukan setiap
bulan. Analisis parameter fisika dan kimia dilakukan dan analisis
biologi dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi. Metode yang
digunakan dalam penentuan klasifikasi mutu air sungai adalah metode
STORET.
Analisis Parameter Fisika dan Kimia
1) Padatan Tersuspensi Total (TSS)
Metode yang digunakan untuk mengukur total suspended solid
air sungai adalah Gravimetri (SNI 06-6989.3-2004).
Perhitungan:
1000 x (B-A)
Mg/L TSS =
Volume sampel (Ml)
Keterangan:
A = Berat kertas saring bersih yang akan dipakai (mg)
B = Berat kertas saring beserta padatannya (mg)
16
2) Biochemical Oxygen Demand (BOD)
Sebelum dilakukan pengukuran BOD terlebih dahulu
dilakukan pengukuran oksigen terlarut (DO) 0 hari dan DO setelah
diinkubasi dengan suhu 20oC selama lima hari. Pengukuran nilai
DO dilakukan dengan cara seperti berikut:
Larutan MnSO4 dan alkali iodida azide masing- masing
dipipet 1 mL ditambahkan ke dalam sampel air sunagi yang
telah dimasukkan ke dalam botol Winkler 250 mLmL
Kemudian sampel dikocok hingga larutan tercampur
sempurna.
Larutan didiamkan hingga terbentuk endapan berwarna coklat
kekuningan, kemudian ditambahkan 1 mL H2SO4 pekat,
Selanjutnya dikocok hingga endapan larut sempurna. Sebanyak
50 mL sampel tersebut dipipet dan dimasukkan ke dalam
Erlenmeyer 150 mL kemudian dititrasi dengan larutan natrium
tiosulfat 0,023 N sampai berrwarna kuning muda,
Lalu ditambahkan 2-3 tetes indikator amilum. Titrasi
dilanjutkan dengan arutan natrium tiosulfat hingga bening.
Volume Natrium tiosulfat yang digunakan dicatat, kemudian
dilakukan perhitungan sesuai dengan rumus berikut (SNI 06-
6989.14-2004):
V titrasi x N tiosulfat x 8000 x F
DO (mgO2/L) =
V sampel (50ml)
Keterangan:
DO = Oksigen terlarut (mg O2/L)
V = Volume natrium tiosulfat (mL)
N = Normalitas natrium tiosulfat (grek/L)
17
F = Faktor (volume botol 250 mL dibagi volume botol 250
mL dikurangi volume Pereaksi MnSO4 1 mL dan alkali iodide
azida 1 mL)
18
Keterangan :
a = Volume ferro ammonium sulfat yang digunakan untuk
titrasi blanko (mL)
b = Volume ferro ammonium sulfat yang digunakan untuk
titrasisampel air (mL)
c = Volume sampel air (mL)
N FAS = Normalitas ferro ammonium sulfat (grek/L)
4) Penentuan Fosfat
Larutan standar fosfat dipipet sebanyak 10 mL, ditambah 1 mL
larutan ammonium molybdat- asam sulfat dan 0,1 g kristal asam
askorbat. Selanjutnya dikocok dan dididihkan sampai terbentuk
warna biru, kemudian larutan didinginkan. Setelah larutan dingin,
dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis absorbansi larutan
diukur pada panjang gelombang maksimal dari larutan standar
fosfat yang diperoleh pada saat pengukuran yaitu 830 nm. Dengan
cara yang sama dilakukan pengukuran untuk larutan blanko
(aquades) dan sampel (SNI 06-6989.31- 2005).
5) Penentuan Logam Timbal (Pb) dan Logam Tembaga (Cu)
Sebanyak 100 mL sampel air sungai dimasukkan ke dalam
gelas beker, kemudian ditambahkan 5 mL HNO3. Selanjutnya
sampel air dipanaskan hingga mendidih dan muncul uap Putih,
kemudian sampel air didinginkan dan dianalisis konsentrasi logam
Pb pada panjang gelombang 217,0 nm serta logam Cu pada
panjang gelombang 324,7 nm menggunakan spektrofotometer
Serapan Atom (SNI 6989.8- 2009; SNI 6989.6:2009)
6) pH
Pengukuran pH sampel air menggunakan pH meter dan diawali
dengan melakukan kalibrasi menggunakan buffer pH 4, 7, dan 10.
Kemudian lakukan pengukuran pada sampel air. Pengukuran pH
dilakukan di lokasi sampling.
19
7) Nitrat
Kadar nitrat diukur dengan spektrofotometer UV-Vis pada
panjang gelombang 275 nm. Sampel ditambahi HCl 1N. dan
dihomogenkan, dilakukan hal yang sama pada larutan standar dan
blanko (SNI 01-3554, 2006).
8) Total Coliform
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
21
.Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk
mengairi pertanaman dan atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
3. Parameter yang harus diukur untuk menentukan kualitas air adalah
parameter fisika. Beberapa parameter fisika yang digunakan untuk
menentukan kualitas air meliputi suhu, kekeruhan, warna, daya hantar
listik (DHL), jumlah zat padat terlarut (TDS), rasa, dan bau
(Effendi,2003). Parameter kimia seperti kandungan PH, besi, Florida,
kesadahan, mangan, nitrat, nitrit, sianida, air raksa, magnesium,arsen,
kadmium, seng, sulfat, dan timbal,
B. Saran
22
DAFTAR PUSTAKA
Munfiah, Siti. Nurjazali & Setiani Onny. 2013. “Kualitas Fisik dan Kimia Air Sumur
Gali dan Sumur Bor di Wilayah Kerja Puskesmas Guntur II Kabupaten Demak”
dalam Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia. Vol. 12 No. 2 (halaman 1-2).
Setioningrum, Rica Naudita Karisma. Sulistyorini, Lilis & Rahayu, Wahyu Istining.
2019. “GAMBARANN KUALITAS AIR BERSIH KAWASAN DOMESTIK DI JAWA
TIMUR PADA TAHUN 2019” dalam Jurnal Ikesma. Vol. 16 Nomor 2 ( halaman 2).
Triono, Mohammad Oni. 2018. “AKSES AIR BERSIH PADA MASYARAKAT KOTA
SURABAYA SERTA DAMPAK BURUKNYA AKSES AIR BERSIH TERHADAP
PRODUKTIVITAS MASYARAKAT KOTA SURABAYA” dalam Jurnal Ilmu Ekonomi
Terapan Desember 2018; 03(2): 93-106 ISSN 2541-1470 (halaman 2-4).
Mukarromah, Rosyida & Sunarno, Ian Yulianti. 2016. “ANALISIS SIFAT FISIS
KUALITAS AIR DI MATA AIR SUMBER ASEM DUSUN KALIJERUK, DESA SIWURAN,
KECAMATAN GARUNG, KABUPATEN WONOSOB” dalam Unnes Physics Journal 5
(1) ( halaman 2/41).
Romdania, Yuda dkk. 2018. “KAJIAN PENGGUNAAN METODE IP, STORET, dan
CCME WQI DALAM MENENTUKAN STATUS KUALITAS AIR” dalam SPATIAL
WAHANA KOMUNIKASI DAN INFORMASI GEOGRAFI VOL.18 NO.2 P-ISSN : 1693 –
1408 E-ISSN : 2580 – 9830 (halaman 2 ).
Esta, Kadek Ari. Dkk. 2016. “PENENTUAN STATUS MUTU AIR TUKAD YEH POH
DENGAN METODE STORET” dalam JURNAL KIMIA 10 (1), ISSN 1907-9850
(halaman 2-4).
Artini, Ni Putu Rahayu. Dkk. 2018. “PENELITIAN KUALITAS AIR SUNGAI BALIAN,
TABANAN, BALI TAHUN 2018 “ dalam JURNAL KESEHATAN TERPADU 2(1) : 25 –
30 ISSN : 2549-8479 (halaman 2-3).
23
Hanisa, Estu. Nugraha, Winardi Dwi & Sarminingsing, Anik. 2017. “PENENTUAN
STATUS MUTU AIR SUNGAI BERDASARKAN METODE INDEKSKUALITAS AIR–
NATIONAL SANITATION FOUNDATION (IKA-NSF) SEBAGAI PENGENDALIAN
KUALITAS LINGKUNGAN” dalam Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (halaman
4-5).
LAMPIRAN
Jurnal 1
24
Jurnal 2
25
Jurnal 3
Jurnal 4
26
Jurnal 5
27
Jurnal 6
28
Jurnal 7
29
Jurnal 8
30
Jurnal 9
31
Jurnal 10
32
Jurnal 11
33
Jurnal 12
34
35