Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS KUALITAS LINGGKUNGAN


“PENGUKURAN PAREMETER KESADAHAN PADA AIR
MENGGUNAKAN WATER TEST KIT”
Dosen Pengampu : Reni Suhelmi, S.KM., M.Kes

Disusun Oleh :
Nama : Rizky Anjelina
NIM : 2111102414030
Kelompok :4

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN LINGKUNGAN


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga saya dapat menyusun laporan praktikum Analisis Kualitas Lingkungan
yang berjudul “Pengukuran Parameter Kesadahan Pada Air Menggunakan Water
Test Kit” dengan baik.
Adapun tujuan dari penulisan laporan praktikum ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah Analisis Kualitas Lingkungan, serta untuk memberikan
penjelasan mengenai tata cara pengukuran parameter kesadahan yang sesuai dengan
standar. Pada kesempatan kali ini saya mengucapkan terima kasih atas bantuan
waktu, tenaga serta pikirannya kepada Ibu Reni Suhelmi, S.KM., M.Kes selaku
dosen mata kuliah Analisis Kualitas Lingkunga, dan kepada kakak-kakak asisten
dosen yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Namun dalam penyusunan laporan ini, saya menyadari masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu saya harap keritik dan saran yang membangun dari
semua pihak agar kedepannya dapat lebih baik dalam menyusun laporan. Akhir kata
semoga laporan praktikum ini dapat memberikan manfaat bagi saya serta kelompok
kami.

Samarinda, Oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 4
1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 4
1.2. Tujuan ........................................................................................................... 7
1.3. Manfaat ......................................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 8
2.1. Tinjauan Umum Tentang Air ................................................................... 8
2.2. Tinjauan Umum Tentang Parameter Kesadahan ...................................... 8
2.3. Tinjauan Umum Tentang Kalsium (Ca) ................................................... 9
2.4. Tinjauan Umum Tentang Magnesium (Mg) .......................................... 10
BAB III ALAT DAN BAHAN............................................................................ 11
3.1. Alat ............................................................................................................. 11
3.2. Bahan .......................................................................................................... 11
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................... 12
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 13
5.1. Kesimpulan ................................................................................................. 13
5.2. Saran ........................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
DOKUMENTASI

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Air merupakan salah satu komponen yang memiliki peranan penting bagi
kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Tumbuhan dan hewan sebagian
besar tersusun oleh air. seperti halnya pada sel tumbuhan terkandung 75% atau
pada sel hewan terkandung lebih dari 67%. Dari jumlah keseluruhan air yang
ada di permukaan dan di dalam tanah tidak lebih dari 0,5% yang dapat
digunakan secara langsung untuk kepentingan manusia. Kebutuhan air bagi
setiap individu berbeda-beda untuk setiap wilayah dan tingkat kebutuhan
sehari-hari. Semakin tinggi taraf kehidupan di suatu tempat, maka semakin
tinggi pula kebutuhan terhadap air. (Yoga et al, 2020)
Air menjadi kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia dan
makhluk lainnya. Air sebagai salah satu sumber daya alam yang dapat terus
diperbarui menjadikan kebutuhan makhluk hidup terhadap air akan terus
terpenuhi. Ketersediaan air di bumi selalu konstan yang mana air tidak akan
mengalami penambahan atau pengurangan karena air mengalami siklus
hidrologi. Meskipun kebutuhan air di bumi akan selalu terpenuhi, namun
kualitas dan kuantitas air juga mengalami perubahan seiring dengan
meningkatnya pertumbuhan jumlah populasi manusia dan aktivitas yang
menggiringinya. Dengan miningkatnya jumlah pertumbuhan penduduk ini
mengakibatkan tidak semua komponen masyarakat dapat memenuhi kebutuhan
air bersihnya. (Rohmawati & Kustomo, 2020)
Sebagai pemenuh kebutuhan sehari-hari air diperoleh dari berbagai
sumber yaitu air tanah, air permukaan, air hujan serta air pegunungan.
Kebutuhan akan sumber air bersih menjadi permasalahan saat ini, yang mana
pemanfaatan sumber mata air yang digunakan masyarakat tidak dapat
difungsikan secara maksimal lagi dikarenakan adanya pencemaran dan
perubahan ekosistem pada sumber air dan kondisi perairan yang buruk

4
mengakibatkan menurunya kualitas air sehingga tidak layak untuk dikonsumsi
dan keperluan kehidupan sehari-hari lainnya. (Yoga et al, 2020)
Pencemaran air yang terus terjadi disebabkan oleh adanya berbagai macam
sumber pencemar yang masuk dan terakumulasi di dalam air permukaan.
sumber pencemaran air berdasarkan karakteristik limbah yang dihasilkan dibagi
menjadi dua, yaitu limbah domestik yang berasal dari aktivitas sehari-hari
masyarakat dan limbah non-domestik yang umumnya berasal dari aktivitas
industri, peternakan, pertanian, pertambangan dan lain-lain.(Melinda &
Siswandi, 2021)
Permasalahan pada air yang disebabkan oleh adanya limbah domestik dan
limbah industri dapat mengakibatkan menurunnya kualitas air dan menjadikan
air tidak layak untuk digunakan. Khususnya pada limbah industri, penurunan
kualitas air yang diakibatkan oleh adanya sektor industri hampir terjadi di
seluruh wilayah perairan di Indonesia, seperti halnya pada Kota Samarinda yang
berada di Provinsi Kalimantan Timur. Banyak dari sektor industri pangan
seperti pada tempat produksi tahu, tempe, tapioka, dan pengolahan ikan yang
membuang limbah nya langsung pada perairan. Hal ini dibuktikan dengan
adanya penelitian yang dilakukan oleh Mariani (2021) pada kelurahan Sungai
Pinang Luar, menyatakan sungai dalam kondisi tercemar akibat dari
pembuangan limbah cair industri tahu yang dibuang langsung ke sungai dan
selokan dan menimbulkan masalah yang mempengaruhi penurunan kualitas air
karena mengandung sejumlah karbohidrat, protein, lemak, garam-garam,
mineral dan sisa bahan kimia lainnya yang digunakan dalam pengolahan dan
pembersihan pada sektor industri tersebut. Bahan-bahan mineral yang dapat
terkandung dalam air adalah CaCO3, MgCO3, CaSO4, MgSO4, NaCl, Na2SO2,
dan sebagainya. Di mana air yang mengandung banyak ion-ion Kalsium dan
Magnesium dikenal dengan air sadah. Air sadah adalah air yang mengandung
beberapa jenis unsur yaitu : Mg, Ca, Fe, dan Mn. Air sadah dengan tingkat
kesadahan tertentu memiliki manfaat bagi kesehatan, namun apabila kesadahan
menjadi tinggi dan dikonsumsi oleh manusia secara terus menerus akan
mengganggu kesehatan. Umumnya kelebihan unsur kalsium (Ca) pada tubuh

5
akan mengakibatkan hyperparatyroidsm, batu ginjal (kidney stone) dan
rusaknya jaringan otot (musculusweakness). Kemudian kelebihan pada logam
magnesium (Mg) dalam darah akan berpengaruh pada syaraf otot dan otot
jantung yang ditandai dengan lemahnya refleksi. Selain itu air dengan tingkat
kesadahan yang tinggi dapat menimbulkan kerak pada pipa saluran air serta
menggangu daya kerja sabun.(Nismawati1 & Lalundo, 2020)
Selain pada Sungai Pinang Luar, Polder Air Hitam menjadi salah satu
perairan di Kota Samarinda yang air nya dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai
pemenuh kebetuhan sehari-sehari seperti mencuci, mandi, dan kebutuhan
lainnya. Polder Air Hitam merupakan tempat yang dijadikan sebagai
penampungan air untuk mengendalikan banjir yang terjadi di Kota Samarinda.
Polder difungsikan sebagai tempat penampungan air sementara yang berasal
dari air hujan langsung dan aliran dari sistem untuk kemudian diresapkan ke
dalam tanah, tidak hanya itu pada perairan tersebut juga terdapat ekosistem di
dalamnya. Kondisi kualitas dan kuantitas air di Polder Air Hitam sangat
dipengaruhi oleh adanya bahan pencemar yang berasal dari limbah domestik
dan non-domestik serta banyaknya sampah yang sengaja di buang kedalam
polder. Hal ini lah yang dapat mempengaruhi menurunnya potensi ekosistem
yang berada di dalam nya serta masyrakat yang menggunakan air tersebut
sebagai pemenuh kebutuhan sehari-hari.
Air bersih merupakan air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari, yang mana air dikatakan air bersih ialah air yang dapat memenuhi
persyaratan bagi sistem penyediaan air minum. Berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492 Tahun 2010, Persyaratan yang
dimaksud yakni dari segi kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologi,
dan radiologis, sehingga aman dikonsumsi dan tidak menimbulkan efek
samping pada kesehatan. Persyaratan tersebut harus terpenuhi, apabila ada salah
satu dari ketiga parameter yang tidak memenuhi syarat tersebut maka air
dikatakan tidak layak dikonsumsi dan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
Parameter kimia dalam persyaratan kualitas air adalah jumlah kandungan
unsur Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg) yang terkandung di dalam air yang

6
keberadaannya dapat disebut dengan kesadahan air. Kesadahan merupakan
salah satu paremeter kimia terkait kualitas air bersih, tingkat kesadahan pada
dasarnya ditentukan oleh jumlah Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg). Pada
umumnya tingkat kesadahan di berbagai perairan berbeda-beda. Pada air tanah
memiliki kesadahan yang lebih tinggi dibandingkan dengan air permukaan, hal
ini dikarenakan pada air tanah terjadi adanya kontak secara langsung dengan
batuan kapur yang ada pada lapisan tanah yang dilalui oleh air, sehingga
memungkinkan unsur (Ca) dan (Mg) ikut terlarut. Menurut Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 492 Tahun 2010 menyatakan kadar maksimal kesadahan
yang ditetapkan untuk kebutuhan air minum dan air bersih adalah 500
mg/L.(Evana & Achmad, 2018)
Pada praktikum ini dilakukan untuk pengujian terhadap kualitas air dengan
paremeter kesadahan, pengujian kesadahan air ini dilakukan dengan
menggunakan metode Water Test Kit. Berdasarkan latar belakang tersebut maka
peraktikum pengukuran parameter kesadahan ini bertujuan untuk mengetahui
tingkat kesadahan total air di Polder Air Hitam dengan menggunkan metode
Water Test Kit, serta untuk mengetahui mengenai kelayakan konsumsi pada air
tersebut.
1.2. Tujuan
Tujuan dari dilakukannya praktikum pengujian parameter kesadahan pada air
di Polder Air Hitam ialah :
1. Untuk mengetahui tingkat kesadahan total pada air di Polder Air Hitam
dengan menggunakan metode Water Test Kit.
2. Untuk mengetahui mengenai kelayakan air tersebut untuk konsumsi.
1.3. Manfaat
Melakuakan praktikum pengujian parameter kesadahan pada air ialah agar
dapat mengetahui tingkat kesadahan total pada air serta begaimana cara kerja
metode Water Test Kit yang sesuai dengan standar.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Umum Tentang Air


Air merupakan sumber daya alam yang memiliki peranan penting bagi
kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya, termasuk tanaman dan hewan.
Air juga di artikan dengan suatu molekul yang tersusun atas satu atom Oksigen
(O) dan dua atom Hidrogen (H), dengan rumus kimia air H2O. Pada umumnya
air memiliki sifat sebagai pelarut, yang artinya air memiliki kemampuan
melarutkan zat-zat lain. (Kiswanto, 2021)
Air permukaan merupakan air yang terletak di atas permukaan tanah, baik
dalam kondisi diam atau mengalir. Seperti halnya Sungai, Danau, Laut, Mata
air. Air permukaan tidak dapat terserap masuk kedalam tanah, karena lapisan
tanah yang begitu keras. Aliran air nantinya akan terkumpul dan mengalir
menuju suatu titik, seperti Sungai, Danau, maupun laut. Air permukaan
memiliki kualitas yang tergolong rendah sehingga kurang baik untuk langsung
di konsumsi oleh manusia, oleh karena itu air permukaan sebelum dikonsumsi
baiknya di lakukan pengolahan terlebih dahulu. (Armus et al, 2021)
2.2. Tinjauan Umum Tentang Parameter Kesadahan
Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral tertentu seperti ion
kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk garamkarbonat yang
umumnya terdapat di dalam air. kesadahan merupakan salah satu parameter
kimia pada air yang ditunjukkan dengan konsentrasi kation bervalensi dua
terutama Ca2+ dan Mg2+. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492
Tahun 2010, kadar maksimal kesadahan yang diijinkan untuk air minum dan
air bersih adalah 500 mg/L dan kadar minimumnya adalah 75 mg/L. (Rosvita,
2019)
Air sadah merupakan air yang mengandung ion kalsium (Ca2+) dan
magnesium (Mg2+) dengan jumlah yang tinggi sehingga dapat mempengaruhi
pembentukannya kerak pada wadah pemanas dan menghambat terbentuknya
busa pada sabun. Air sadah dengan tingkat tertentu akan memilik manfaat bagi

8
kesehatan, namun air sadah dengan tingkat kesadahan yang tinggi apabila terus
menerus di konsumsi oleh manusia dalam jangka waktu yang lama akan dapat
menggangu kesehatan manusia dan menyebabkan terjadinya batu ginjal,
hingga penyumbatan pembuluh darah jantung, akibat terakumulasinya endapan
kalsium karbonat (CaCO3) dan magnesium karbonat (MgCO3) di dalam tubuh.
(Evana & Achmad, 2018)
Kesadahan pada umumnya dapat dibagi menjadi dua yaitu :
1. Kesadahan Tetap
Kesadahan tetap merupakan air sadah yang mengandung bikarbonat
dan anion. Kesadahan yang disebabkan oleh ion Ca2+ dan Mg2+ yang
berikatan dengan ion sulfat (SO42-) dan klorida (Cl-). Air dengan
kandungan senyawa-senyawa tersebut kesadahannya tidak dapat
dihilangkan, namun dapat berkurang dengan cara proses pertukaran ion.
Dengan menambahkan larutan soda kapur yang terdiri dari larutan nitrium
karbonat dan magnesium hidroksida dan terbentuk endapan kalsium
karbonat. (Rosvita, 2019)
2. Kesadahan Sementara
Kesadahan sementara merupakan air sadah yang disebabkan oleh ion
Ca2+ dan Mg2+ yang berikatan dengan ion karbonat (CO32-) dan bikarbonat
(HCO3-). Air dengan kandungan kesadahan sementara dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan. Dengan adanya proses pemanasan menyebabkan
senyawa-senyawa bikarbonat akan terurai menjadi karbon dioksida (CO2)
dan air (H2O), sehingga air tersebut terbebas dari kesadahan.
2.3. Tinjauan Umum Tentang Kalsium (Ca)
Kalsium merupakan salah satu mineral yang termasuk unsur logam dengan
rumus kimia (Ca) yang terkandung di dalam air. Pada kalsium (Ca) memiliki
kandungan yang bermanfaat bagi tubuh manusia dan juga pada tanaman.
Kalsium manjadi salah satu kandungan mineral terbanyak yang ada di dalam
tubuh manusia dan 99% terdapat pada kerangka manusia.
Kandungan kalsium (Ca) yang tinggi dalam air pada darah juga dapat
berbahaya bagi kesehatan manusia. Kadar kalsium (Ca) yang tinggi akan

9
diserap oleh kuku, kulit, dan jaringan tubuh lainnya dan mengakibatkan
penuaan dini, kelelahan, depresi, dan beberapa kondisi yang menggangu
kesehatan lainnya. (Rohma et al, 2021)
Kandungan kalsium yang tinggi pada perairan dapat berasal dari adanya
limbah cair, serta limbah domestik seperti air bekas cucian yang langsung
dialirkan pada perairan. Menurut Febriana & Efendy, 2020 menyatakan bahwa
kadar kalsium (Ca) pada perairan tidak melebihi dari 400 mg/L.
2.4. Tinjauan Umum Tentang Magnesium (Mg)
Magnesium atau pada rumus kimia (Mg) merupakan salah satu mineral
penting yang ada di dalam tubuh manusia. Kandungan magnesium (Mg) pada
tubuh manusia berperan penting dalam pembentukan tulang, menurunkan
tekanan darah dan mengontrol kinerja pada jantung. Namun tingginya
kandungan magnesium (Mg) pada tubuh dapat mempengaruhi kesehatan pada
tubuh manusia yaitu pada syaraf otot dan otot jantung yang di tandai dengan
lemahnya refleksi dan berkurangnya rasa sakit pada otot yang rusak. Selain itu
kelebihan magnesium (Mg) pada darah juga di tandai dengan keluarnya cairan
asetil cholin dan berkurangnya gerakan karena terdapat pelapisan asetil cholin
pada otot. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Tahun 2010 menyatakan
terkait perrsyaratan kandungan magnesium (Mg) yang diperbolehkan
maksimal yaitu 150 mg/L. (Pambudy, 2017)

10
BAB III

ALAT DAN BAHAN


3.1. Alat
Praktikum ini menggunakan alat-alat sebagai berikut :
a. Water Test Kit HACH
b. Botol sampel air
c. Handscoon
d. Botol pengujian
e. Tabung (tube)
f. Buku catatan pengukuran parameter
3.2. Bahan
Praktikum ini menggunakan bahan sebagai berikut :
a. Sampel air dari Polder Air Hitam
b. Larutan Buffer Solution (Hardness 1)
c. Larutan Hardness 2
d. Larutan Titrant Reagent (Hardness 3)

11
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada praktikum pengukuran kesadahan pada air yang dilakukan di Polder Air
Hitam oleh mahasiswa kesehatan lingkungan pada Jumat, 14 Oktober 2022. Pada
pelaksanaan praktikum pengukuran kesadahan kali ini menggunakan metode Water
Test Kit HACH. Berikut prosedur cara kerja dengan menggunakan metode water
tast kit HACH :
1. Disiapkan alat dan bahan praktikum yang akan digunakan
2. Dituangkan sampel air ke dalam tabung hingga penuh
3. Dituangkan sampel air pada tabung ke dalam botol pengujian
4. Tambahkan tiga tetes larutan Buffer Solution (Hardness 1) ke dalam botol
pengujian dan dihomogenkan
5. Tambahkan satu tetes larutan Hardness 2 ke dalam botol pengujian dan
dihomogenkan
6. Tambahkan larutan Titrant Reagent (Hardness 3) ke dalam botol pengujian
hingga terjadi perubahan warna dari merah ke biru. Hitunglah jumlah Setiap
satu tetesnya dan dihomogenkan
Diketahui bahwa setiap satu tetes larutan Titrant Reagen (Hardness 3) sama
dengan satu grain per gallon (gpg) hardness CaCO3. Satu gpg sama dengan 17,1
mg/L. Pada praktikum yang kami lakukan untuk mendapat hasil dari sampel
mengalami perubahan dari merah menjadi biru dibutuhkan 16 tetes larutan Titrant
Reagent (Hardness 3). Dimana untuk mengetahui hasil dari kesadahan total ialah
dengan mengkalikan jumlah tetesan larutan Titrant Reagent (Hardness 3) dengan
gpg yaitu 17.1 mg/L. Hasil yang di dapat dari pengujian kesadahan total ialah 273,6
mg/L. Berdasarkan standar yang telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 492 Tahun 2010 persyaratan kualitas air minum bahwa
nilai ambang batas kesadahan total air yang dianjurkan yaitu 500 mg/L CaCO3.
Maka hasil dari pengujian kesadahan total sampel air polder air hitam dinyatakan
layak untuk dikonsumsi karena hasil tidak melebihi nilai ambang batas yang
dianjurkan.

12
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari pembahasan praktikum pengukuran kesadahan total
air yang dilalukan di polder air hitam pada Jumat, 14 Oktober 2022 oleh
mahasiswa kesehatan lingkungan, dapat diberikan kesimpulan yaitu :
1. Nilai kesadahan total sampel air adalah 273,6 mg/L CaCO3.
2. Berdasarkan standar kesadahan menurut Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 492 Tahun 2010, nilai ambang batas kesadahan air minum yang
dianjurkan yaitu 500 mg/L CaCO3. Jadi dapat disimpulkan bahwa air
tersebut layak untuk dikonsumsi.
5.2. Saran
1. Saran untuk mahasiswa, dalam melaksanakan praktikum mahasiswa
diharapkan untuk harus berhati-hati dan teliti dalam pengaksaan
pengukuran kesadahaan total serta dalam penggunaan peralatan
laboratorium.
2. Saran untuk masyarakat yang berada di sekitas area polder air hitam, untuk
sebaiknya ikut serta dalam pengendalian pencemaran air, mulai dari
mengendalikan limbah domestik dan limbah non-domestik seperti limbah
industri agar tidak langsung di alirkan ke dalam perairan. Serta dibutukan
kesadaran masyarakat untuk tidak terus menerus membuang sampah ke
dalam perairan yang dapat mengakibatkan menurunnya kualitas dan
kuantitas air.
3. Saran untuk pemerintah, agar dapat berperan aktif untuk lebih
memperhatikan kelayakan air minum yang dikonsumsi oleh masyarakat
agar tidak melebihi nilai ambang batas kesadahan. Serta memberikan
pengawasan terhadap pelaku pengusaha industri di sekitar perairan untuk
tidak membuang limbahnya langsung pada perairan, agar air tetap aman
untuk dikonsumsi.

13
DAFTAR PUSTAKA

Armus, R. (2021). Pengembangan Sumber Daya Air. Yayasa Kita Menulis.


Evana, & Achmad, D. V. (2018). Tingkat Kesadahan Air Sumur di Dusun
Gelaran Bejiharjo Karangmojo Gunungkidul, Yogyakarta. Journal of
Chemistry, 3 (2), 75-79.
Febriana, N., & Efendy, M. (2020). Analisis Kandungan Logam Ca dan Fe Di
Tambak Garam Rakyat Kelurahan Polagan Kabupaten Sampang. Jurnal
Ilmiah Kelautan dan perikanan, 1 (4), 477-485.
Kiswanto, H. (2021). Fisika Lingkungan Memahami Alam Dengan Fisika. Banda
Aceh: Syiah Kuala University Press.
Mariani, M. H. (2021). Analisis Kualitas Air di Perairan Kelurahan Sungai
Pinang Luar Ditinjau Dari Penyebran Plankton Sebagai Bioindikator.
Jurnal Ilmiah Biosmart, 1 (1).
Melinda, T., & Siswandi, E. (2021). Kajian Kualitas Air Waduk Batujai Dalam
Uapya Pengendalian Pencemaran Air di Kabupaten Lombok Tengah
Provinsi Nusa Tenggara Barat. Jurnal Teknik Lingkungan, 211-224.
Muadifah, A. (2019). Pengendalian Pencemaran Lingkungan. Malang: Media
Nusa Creative.
Nismawati1, & Lalundo, R. S. (2020). Analisis Kadar Kalsium (Ca) Pada Air
Minum Isi Ulang Yang Diperjualbelikan Di Jalan Abdul Kadir Kota
Makassar. Jurnal Media Laboran, 10 (1).
Pambudy, D. B. (2017). Analisis Kandungan Kalsium dan Magnesium Pada Air
Sumur Warga Desa Gamping Kecamatan Campurdatar Kabupaten
Tulungagung. Jurnal Simki Techsain, 1 (1).
Peraturan Mentri Kesehatan RI Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum. Jakarta: Dipkes RI; 2010
Rohma, A. W. (2021). Analisis Kandungan Kalsium (Ca) Pada Air Pada
Produksi Garam Maduris. Jurnal Ilmiah Kelautan dan Perikanan, 2 (4),
271-276.
Rohmawati, Y., & Kustomo. (2020). Analisis Kualitas Air pada Reservoir PDAM
Kota Semarang Menggunakan Uji Parameter Fisika, Kimia, dan
Mikrobiologi, serta Dikombinasikan Dengan Analisis Kemometri.
Walisongo Journal of Chemistry, 3 (2), 100-107.

14
Rosvita, V. (2019). Analisis Kesadahan Total (CaCO3) Secara Kompleksometri
Dalam Air Sumur Di Desa Clering Kabupaten Jepara. Indonesia Jurnal
Farmasi, 4 (1).
Yoga, I. G. (2020). Analisis Hubungan Kondisi Fisik dengan Kualitas Air Pada
Sumur Gali Plus di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Selatan. Jurnal
Kesehatan Lingkungan, 6 (2).

15
DOKUMENTASI

Larutan Buffer Solution (Hardness 1) Larutan Hardness 2

Larutan Titrant Reagent (Hardness 3) Dituangkan sampel air kedalam


tabung (tube)

Tuangkan sampel air dari tabung Tambahkan tiga tetes larutan Buffer
kedalam botol penguji Solution (Hardness 1)

16
Tambahkan satu tetes larutan Tambahkan larutan Titrant Reagent
(Hardness 2) (Hardness 3) dan hitung jumlah
tetesannya

Larutan Titrant Reagent (Hardness 3)


ditambahkan hingga terjadi perubahan
warna merah ke biru

17

Anda mungkin juga menyukai