Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN UJIAN AKHIR SEMESTER

PRAKTIKUM MATA KULIAH PENGELOLAAN AIR

TEKNIK PEMERIKSAAN SAMPEL PDAM

DISUSUN OLEH:

VANESA RAIHAI NATASYA


PO.71.33.1.20.045

PRODI SANITASI PROGRAM DIPLOMA TIGA

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG

TAHUN 2022

Daftar Is

1
i
COVER.................................................................................................................................................1
BAB I....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.................................................................................................................................3
A. Latar Belakang........................................................................................................................3
B. Tujuan......................................................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................................................5
A. Pengertian Air Minum................................................................................................................5
B. Penyakit Akibat Air Minum Tercemar Secara Biologi.........................................................5
C. Indikator Organisme Pada Air Minum.................................................................................5
D. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)..............................................................................6
E. Peralatan PDAM......................................................................................................................7
F. Teknk Pengambilan Sampel PDAM Parameter Biologi.......................................................8
BAB III................................................................................................................................................10
METODOLOGI..................................................................................................................................10
A. Alat dan Bahan......................................................................................................................10
a. Pemeriksaan Parameter Biologi Air Minum.......................................................................10
B. Cara Kerja.............................................................................................................................10
a. Pemeriksaan Parameter Biologi Air Minum.......................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................12

2
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air merupakan salah satu komponen yang dibutuhkan kehidupan manusia.
Menurut Kodoatie (2008) “Air merupakan sumber kehidupan. Semua makhluk
membutuhkan air. Untuk kepentingan manusia, makhluk hidup dan kepentingan
lainnya, ketersediaan air dari segi kualitas maupun kuantitas mutlak diperlukan”. Air
di Indonesia sangat melimpah, hal ini karena Indonesia merupakan negara kepulauan.
Akan tetapi, hal ini tidak dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat Indonesia.
Sebaliknya, masyarakat kebanyakan menyalahgunakan kelebihan ini dengan
mencemarinya.
Pada Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) disebutkan bahwa pemerintah kabupaten/kota
mempunyai tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat sesuai
dengan standar pelayanan minimum yang ditetapkan. Air bersih adalah salah satu
jenis sumber daya berbasis air yang bermutu baik dan bisa dimanfaatkan oleh manusia
untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka sehari-hari.
Pemanfaatan air sebagai air bersih dan air minum, tidak dapat dilakukan
secara langsung, akan tetapi memerlukan proses pengolahan terlebih dahulu.
Pengolahan dilakukan agar air tersebut dapat memenuhi standar sebagai air bersih
maupun air minum. Faktor kualitas air baku sangat menentukan efisiensi pengolahan.
Faktor-faktor kualitas air baku dapat meliputi warna, kekeruhan, pH, kandungan
logam, kandungan zat-zat kimia, dan lain lainnya. Untuk melakukan proses
pengolahan tersebut dibutuhkan suatu instalasi yang sesuai dengan kualitas dan
kuantitas yang diinginkan.
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) merupakan salah satu Badan Usaha
Milik Daerah (BUMD) yang dimiliki pemerintah daerah. Berdasarkan Undang-
Undang No. 5 tahun 1962 sebagai usaha milik Pemerintah Daerah (Pemda) yang
memberikan jasa pelayanan dan menyelenggarakan kemanfaatan umum di bidang air
minum. Aktivitas PDAM mulai dari memproduksi, mengolah, dan mendistribusikan
air bersih ke pelanggan. Sebagai perusahaan daerah PDAM diberi tanggung jawab
untuk mengembangkan dan mengelola sistem penyedia air bersih serta melayani
semua kelompok konsumen dengan harga yang terjangkau. PDAM bertanggung
jawab pada operasional sehari-hari, perencanaan aktivitas, persiapan dan
implementasi proyek, serta bernegosiasi dengan pihak swasta untuk mengembangkan
pelayanan kepada masyarakat (Akbar, 2010).
Untuk itu sebelum dilakukan kegiatan distribusi PDAM harus melakukan
pemeriksaan sampel air, agar dapat mengetahui kualitas air yang akan digunakan oleh
masyarakat sekitar daerah tersebut.

3
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian air minum
2. Untuk mengetahui pengertian perusahaan daerah air minum PDAM
3. Untuk mengetahui penyakit akibat air minum
4. Untuk mengetahui indikator organisme pada air minum
5. Untuk mengetahui peralatan PDAM
6. Untuk mengetahui teknik pengambilan sampel PDAM

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Air Minum
PERMENKES No.492/MENKES/PER/IV/2010. Tentang Persyaratan Kualitas
Air Minum. Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
Air Minum menjadi kebutuhan bagi seluruh masyarakat. Kebutuhan
masyarakat terhadap air minum sangat tinggi. Sedangkan kesedian air yang layak
diminum dan berkualitas dan terjamin bagi kesehatan semakin sulit diperoleh. Oleh
karena itu, Air menjadi kebutuhan primer yang dilakukan untuk kebutuhan sehari-hari
seperti minum, masak, mandi sampai kebutuhan pengelolah industry, sehingga fungsi
air tidak hanya terbatas untuk menjalankan fungsi ekonomi saja, namun sebagai
fungsi-fungsi lainnya. Fungsi social ini juga erat berkaitan dengan kondisi air yang
sehat, jernih dan bersih sehingga sangat penting dipahami oleh semua pihak dalam
rangka menjaga dan meningkatkan kesehatan (Masrurina et al., 2017).
B. Penyakit Akibat Air Minum Tercemar Secara Biologi
Parameter bakteriologis air pada dasarnya terdiri dari beberapa jenis bakteri
(jenis patogen) yang merupakan bagian dari mikroorganisme yang dapat
menyebabkan penyakit, seperti penyakit saluran pencemaan. Agent ini dapat hidup di
dalam berbagai media, hewan, dan manusia secara berantai serta menjalani siklus
hidupnya sehingga merupakan mekanisme untuk mempertahankan hidupnya
(Soemirat, 2002). Penyakit yang berhubungan dengan air terbagi menjadi empat
kelompok, salah satunya, penyakit disebabkan bakteri dalam air setelah air ini
diminum seseorang, kemudian orang tersebut sakit perut atau jatuh sakit (Azwar,
1979).
Kontaminasi bahan organik seperti bakteri, dapat terjadi dalam air bersih atau
air minum baik jenis patogen (di antaranya bertahan lama di air) maupun apatogen.
Kelompok bakteri penyebab penyakit perut terkait air minum, antara lain :
Salmonella, Shigella, Leptospira, Escherichia coli (strain patogen), dan
Pseudomonas. Bakteri dalam usus manusia, 90% adalah bakteri coli termasuk E. coli
(strain apatogen) (Jawetz, et al., 1986).
C. Indikator Organisme Pada Air Minum
Pemeriksaan bakteriologis air minum memerlukan organisme indikator
sebagaimana analisis air mengacu pada kehadiran mikroorganisme dalam air minum
membuktikan air tersebut tercemar bahan tinja dari manusia/hewan berdarah panas
atau hasil pembusukan materi organik. Hal ini berpeluang bagi mikroorganisme
patogen, secara berkala terdapat dalam saluran pencernaan, untuk masuk dalam air
minum (Bili, n.d.). Organisme indikator memenuhi syarat, antara lain.
1. Terdapat dalam air tercemar dan tidak ada dalam air tidak tercemar
2. Terdapat dalam air bila ada mikroorganisme patogen
3. Jumlahnya berkorelasi dengan kadar polusi
4. Mempunyai kemampuan bertahan hidup lebih besar daripada patogen

5
5. Mempunyai sifat yang seragam dan mantap
6. Tidak berbahaya bagi manusia dan hewan
7. Jumlahnya lebih banyak daripada organisme patogen (hal ini menyebabkan lebih
mudah terdeteksi)
8. Mudah dideteksi dengan teknik-teknik laboratorium yang sederhana.
Beberapa bakteri atau kelompoknya dievaluasi sebagai organisme indikator, di
antaranya, E. coli dan coliform lainnya, memenuhi hampir semua syarat indikator
ideal. Bakteri tersebut dianggap indikator pencemaran bakteriologis air minum.
D. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) adalah badan usaha milik pemerintah
yang memiliki cakupan usaha dalam pengelolaan air minum dan pengelolaan sarana
air kotor untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang mencakup aspek sosial,
kesehatan, dan pelayanan umum.Bagi setiap perusahaan dalam menjalankan
aktivitasnya menujukkan gejala-gejala perkembangan yang semakin memberikan arah
yang tidak menentu, hal ini ditandai dengan adanya perubahan dalam perekonomian
secara keseluruhan. PDAM sebagai salah satu BUMD diharapkan mampu
memberikan kontribusi yang memadai sebagai pelayan masyarakat dan diharapkan
mampu memberikan kontribusi bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD). Fungsi ganda
sebagai non profit business dan sekaligus for profit business menyebabkan PDAM
tidak bersifat pure non profit organization, melainkan bersifat quasi profit
organization
Pemerintah mendirikan usaha Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
bertujuan untuk menyediakan air bersih yang struktur organisasinya berinduk pada
pemerintah daerah. PDAM merupakan badan usaha yang harus menjalankan dua
fungsi sekaligus, yaitu sebagai social oriented dan profit oriented. Social oriented
adalah pelayanan yang baik terhadap masyarakat dalam penyediaan air bersih,
sedangkan profit oriented adalah tujuan untuk menghasilkan laba sebagai dana untuk
beroperasi dan sebagai sumber penerimaan daerah. Maka sudah menjadi keharusan
agar didalamnya menjalankan kedua fungsi tersebut.
Penanganan akan pemenuhan kebutuhan air bersih dapat dilakukan dengan
berbagai cara, disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang ada. Di daerah
perkotaan, sistem penyediaan air bersih dilakukan dengan sistem perpipaan dan non
perpipaan. Sistem perpipaan dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
sementara sistem non perpipaan dikelola oleh masyarakat baik secara individu
maupun kelompok. Kehadiran PDAM dimungkinkan melalui Undang-Undang Nomor
5 tahun 1962 sebagai kesatuan usaha milik Pemerintah Daerah yang memberikan jasa
pelayanan dan menyelenggarakan kemanfaatan umum di bidang air minum. PDAM
dibutuhkan masyarakat perkotaan untuk mencukupi kebutuhan air bersih yang layak
dikonsumsi.

6
E. Peralatan PDAM
Yang dimaksud dengan peralatan produksi disini adalah unsur pendukung
perlakuan proses pengolahan air minum, seperti berikut ini :
1. Bendungan
Berfungsi untuk mengatur pasokan air baku, pada IPA Deli Tua bendungan yang
dibangun lebar 25 m dan tinggi i 4 m. Pada satu sisi bendungan dibuat sekat (chanel)
penyadap berupa saluran yang lebarnya 2 m dilengkapi dengan pintu pengatur
ketinggian air masuk ke intake.
2. Intake
Bangunan intake terdiri dari saluran bercabang dua yang dilengkapi dengan saringan
kasar (bar screen) dan saringan halus (fine screen) berbentuk jerjak besi yang
berfungsi untuk mencegah masuknya kotoran-kotoran (sampah) yang terbawa arus
sungai. Masingmasing saluran dilengkapi dengan pintu (sluice gate) pengatur
ketinggian air serta dilengkapi dengan penggerak elektromotor. Pemerikasan dan
pembersihan saringan dilakukan secara secara periodik untuk menjaga kestabilan
jumlah pasokan air.
3. Raw Water Tank (RWT)
Bangunan RWT(bak pengendap) berlokasi setelah intake yang terdiri dari 2 unit (4
sel). Setiap unitnya berdimensi 23,3 m x 20 m, tinggi 5 m, dilengkapi dengan inlet
gate sebanyak 2 buah, outlet gate sebanyak 2 buah dan pintu bilas 2 buah dan
kapasitas total berkisar 1.600 l/det. RWT berfungsi sebagai tempat pengendapan
lumpuq pasir dan lainlain yang bersifat sedimen.
4. Raw Water Pump (RWP)
RWP (pompa air baku) berfungsi untuk memompakan air dari RWT ke splitter box
sebagai tempat pembubuhan koagulan berupa alum, dengan dosis pada saat normal
ratarata 20-25 grlm3 air dan pendistribusian air ke masing-masing clearator. RWP
pada IPA Deli Tua terdiri dari 5 unit pompa air baku, kapasitas setiap pompa 375
Udet dengan total head 15 m memakai elektromotor.
5. Splitter Box
Splitter Box adalah bangunan yang berfungsi sebagai pembagi aliran ke clearator,
disini.juga dibubuhkan koagulan. Terbuat dari beton bertulang dengan ukuran 5 x 5
6. Clearator
Clearator (bangunan proses penjernihan air) pada IPA Deli Tua terdiri dari 4 unit,
dengan kapasitas masing-masing 350 I / det yang bervolume 1.700 m3. Unit ini
berfungsi sebagai tempat proses pembentukan dan pengendapan flok yang dilengkapi
dengan satu unit agitator yang digunakan sebagai mixer pada proses pengadukan
lambat. Flok yang mengendap dibuang di buang dengan dua cara :
- Automatic disludge yang diatur jangka waktu pembuangan dan lamanya waktu
pembuangan dan lamanya waktu pembuangan lumpur, tergantung kepada kualitas air
di kumpulan air baku.
- Main disludge dioperasikan secara manual, pembuangan lumpur berdasarkan
lamanya konsentrasi lumpur di skunder.
Clearator ini adalah sebagai tempat pemisah antara flok yang bersifat sedimen dengan
air bersih sebagai effluent (hasil olahan), terbuat dari beton berbentuk bulat dengan

7
lantai kerucut dilengkapi dengan sekat-sekat pemisah untuk proses-proses sebagai
berikut :
1. Primary Reaction Zone
2. Secondary Reaction Zone
3. Return Reaction Zone
4. Clarification Reaction Zone
5. Concentator.
7. Filter
Dari clearator air dialirkan secara gravitasi ke filter untuk manyaring flok-flok halus
dan kotoran lain yang lolos dari clearator melalui pelekatan pada media filter. Jumlah
filter pada IPA Deli Tua sebanyak 24 unit dengan jenis saringan pasir cepat. Dimensi
masingmasing filter ini adalah lebar 4 m, panjang 8,25m, tinggi 6,25 m, tinggi
permukaan air maksimum 5,05 m, serta tebal media filter 144 cm, dengan susunan
lapisan sebagai berikut : 1. Pasir kwars4A 0,45 mm - 1,20 mm dengan ketebalan 61
cm. 2. Pasir kwarsa, O 1,80 fltm - 2,00 mm dengan ketebalan l5 cm. 3. Kerikil halus,
A 4,75 mm - 6,30 mm dengan ketebalan 8 cm. 4. Kerikil sedang, A 630 mm - 10,00
mm dengan ketebalan 7,5 cm. 5. Kerikil sedang, A 10,00 mm - 20,00 mm dengan
ketebalan 7,5 cm. 6. Kerikil kasar, A 20,00 mm - 40,00 mm dengan ketebalan 15 cm.
Dalam jangka waklu tertentu filter ini harus dibersihkan dari kotoran atau endapan
yang dapat mengganggu proses penyaringan dengan cara back wash yakni
mengalirkan air yang telah bersih dengan aliran up flow (dari bawah ke atas) air yang
kotor di buang melalui saluran yang ada secara gravitasi.
8. Reservoir
Reservoir adalah bangunan beton berdimensi panjang, lebar, tinggi masingmasing
sebesar 50m, 40m, 7m. Berfungsi untuk menampung air bersih/air olahan dengan
kapasitas 12.000m3 dan kemudian di distribusikan ke konsumen melalui pipa
transmisi di berbagai cabang.. Air bersih yang mengalir dari filter ke reservoir
dibubuhi chlor (post chlorination) untuk netralisasi dibutuhkan larutan kapur jenuh
atau soda ash.
9. Finish Water Pump (FWP)
Finish Water Pump (pompa air bersih) berfungsi untuk mendistribusikan air bersih
dari reservoir instalasi ke reservoir- reservoir distribusi di cabang-cabang melalui pipa
transmisi. Finish Water Pump di IPA Deli Tua terdiri dari 5 unit pompa dengan
kapasitas masing-masing 375 I I det total head 55 m menggunakan motor AC.
F. Teknk Pengambilan Sampel PDAM Parameter Biologi
Pemeriksaan bakteriologis air bersih penting dilakukan sebagai sebuah
tindakan kewaspadaan dini dan analisa faktor resiko air bersih sebagai sumber
penularan penyakit dan masalah kesehatan. Jika itu dilakukan dengan analisa
bakteriologis maka mesti dilakukan dengan analisa laboratorium. Analisis
bakteriologis dilakukan berdasarkan organisme indikator. Pengujian memakai
organisme indikator merupakan uji yang lazim dan rutin dilakukan. Organisme ini
adalah bakteri yang menunjukkan adanya kontaminasi air oleh tinja manusia atau
hewan berdarah panas. Analisis dilakukan dengan mengambil contoh air sebanyak
tiga kali, masing-masing 100 ml dan ditempatkan dalam botol erlenmeyer steril. Guna

8
mendapat hasil yang mendekati keadaan alami, diperlukan pengenceran sampai 10-
10. Dengan metode Standart Plate Count (SPC), metode dengan tabung fermentasi
(most probable number MPN), dan penyaringan dengan membran.
Metode MPN dan penyaringan dengan membran lebih cocok untuk tes
coliform total dan tes E. coli (Alearts, et al., 1984). Lebih khusus, metode
penyaringan dengan membran, lebih tepat pada media air yang secara visual tampak
agak keruh/keruh sehingga memerlukan penyaringan dahulu (biasanya untuk air
bersih atau kotor), sedangkan air minum telah tampak j ernih karena telah mengalami
filtrasi pada proses pengolahannya.
Metode Standart Plate Count dan penyaringan dengan membran, pada
prinsipnya mengembangbiakkan bakteri selama 24-72 jam pada suhu tertentu (dalam
inkubator) dan suasana yang cocok, yakni pada media agar (bahan netral),
mengandung beberapa jenis zat kimia yang merupakan gizi bagi jenis bakteri tertentu
serta dapat mengatur nilai Ph

9
BAB III

METODOLOGI
A. Alat dan Bahan
a. Pemeriksaan Parameter Biologi Air Minum
 Tabung durham
 Tabung reaksi
 Inkubator
 Air minum
 Kaldu laktosa, medium agar
b. Pemeriksaan Parameter Fisik Suhu Air Minum
 Wadah sampel minum
 Termometer pengukur suhu air
c. Pemeriksaan Parameter Kimia pH Air Minum
 Wadah sampel air minum
 pH meter pengukur asam basa air minum
B. Cara Kerja
a. Pemeriksaan Parameter Biologi Air Minum
Pada metode MPN, bakteri tidak dikembangbiakkan pada media agar, namun
disuspensikan dalam media kaldu (broth media) yang mengandung zat gizi untuk
pertumbuhan bakteri (Alaerts, et al., 1984).
Metode MPN menggunakan tabung 3-3-3 atau 5-5-5 dengan tahapan sebagai berikut
(Greenberg, et al., 2005) :
1. Tes Presumtif : Tabung 3-3-3 diisi sampel air minum sebanyak 10 ml, 1 ml, 0,1 ml,
lalu diinkubasi dengan pengamatan 2×24 jam;
2. Tes Konfirmasi/Penegasan : Pada tabung reaksi dan tabung Durham yang berisi
gelembung gas, cairan dalam tabung tersebut diambil 2 tetes dimasukkan ke tabung
reaksi bermedia kaldu EC dan tabung Durham lalu diinkubasi selama 2 x 24 jam;
3. Tes Pelengkap : Hasil yang positif dipindahkan ke tabung reaksi yang berisi kaldu
laktosa dan medium agar.
Penghitungan MPN memakai rumus : (Greenberg, et al., 2005) :
100 x jumlah tabung positif gas/semua tabung yang negatif (ml )  x jumlah semua
tabung (ml)
b. Pemeriksaan Parameter Fisik Suhu Air Minum
1. Ukur suhu sekitar tempat pengambilan sampel air minum
2. Masukkan sampel air minum ke wadah sampel
3. Letakkan termometer pengukur suhu air pada wadah sampel yang sudah berisi air
minum
4. Hasil perhitungan yang baik adalah maksimal 3 ℃ yang sesuai dalam Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010.

10
c. Pemeriksaan Parameter Kimia pH Air Minum
1. Masukkan sampel air minum ke wadah sampel
2. Letakkan pH meter ke sampel air minum yang sudah ada di wadah sampel
3. Hasil pH air minum yang baik adalah 7 yaitu netral.

11
DAFTAR PUSTAKA
Bili. (n.d.). (19) 2. 1–20.
Masrurina, N., Studi, P., Iii, D., Kesehatan, A., Tinggi, S., Kesehatan, I., & Medika, I. C.
(2017). Pemeriksaan Bakteri Escherichia coli pada air PDAM siap minum hasil
penyaringan Bio Energy Water Purifier Pemeriksaan Bakteri Escherichia coli pada air
PDAM siap minum hasil penyaringan Bio Energy Water Purifier.
PERMENKES No.492/MENKES/PER/IV/2010. Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
Undang-Undang Nomor 5 tahun 1962 sebagai kesatuan usaha milik Pemerintah Daerah yang
memberikan jasa pelayanan dan menyelenggarakan kemanfaatan umum di bidang air
minum.

12
Format Penilaian Ujian Praktikum D3 Sanitasi
No Aspek yang dinilai Bobot (%) Nilai Jumlah
1 Sikap 10
2 Kelengkapan Laporan 40
(ditulis lengkap sesuai
petunjuk praktikum)
3 Responsi 50
Total

Nilai ditulis dalam bentuk angka 0 – 100

13

Anda mungkin juga menyukai