Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN UJIAN AKHIR SEMESTER

PRAKTIKUM MATA KULIAH PENYEDIAAN AIR

DISUSUN OLEH:

VANESA RAIHAI NATASYA


PO.71.33.1.20.045

PRODI SANITASI PROGRAM DIPLOMA TIGA

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG

TAHUN 2022
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Manusia membutuhkan air dalam semua aspek kehidupan, untuk memasak,
mandi, mencuci dan kebutuhan lainnya. Secara biologis air berperan pada semua
proses dalam tubuh manusia, misalnya pencernaan, metabolisme, transportasi,
mengatur keseimbangan suhu tubuh (Herry Arianto, n.d.).
Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk kebutuhan hidup
orang banyak bahkan untuk semua makhluk hidup, oleh karena itu pemenuhan
kebutuhan air bersih bagi permukiman menjadi salah satu persyaratan. Upaya untuk
pemenuhan kebutuhan pengembangan air bersih harus dilakukan dengan baik
sehingga tidak saja dapat memenuhi kebutuhan dalam jangka waktu yang lama,
namun juga dapat menjaga kelestarian keberadaannya. Sumber air yang dapat
dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi permukiman penduduk
dapat berasal dari berbagai sumber antara lain adalah air permukaan, air sungai, air
rawa/danau, air tanah dangkal, air tanah dalam, dan mata air (Kupang, 2012).
Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi adalah air dengan kualitas tertentu
yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya berbeda dengan air
minum (Permenkes RI No. 32 Tahun 2017). Akhirakhir ini sulit medapatkan air
bersih. Penyebab susah mendapatkan air bersih adalah adanya pencemaran air yang
disebabkan oleh limbah industri, rumah tangga, limbah pertanian. Selain itu adanya
pembangunan dan penjarahan hutan merupakan penyebab berkurangnya kualitas
mata air dari pegunungan karena banyak tercampur dengan lumpur yang terkikis
terbawa aliran air sungai. Akibatnya, air bersih terkadang menjadi barang langka.
Kebutuhan air bersih yaitu banyaknya air yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan air dalam kegiatan sehari-hari seperti mandi, mencuci, memasak,
menyiram tanaman dan lain sebagainya. Sumber air bersih untuk kebutuhan hidup
sehari-hari secara umum harus memenuhi standar kuantitas dan kualitas.
Ditinjau dari tempat tersimpannya, sumber air dapat diklasifikasikan
kedalam beberapa jenis sumber air yaitu air hujan, air permukaan, air tanah, dan air
laut. Masing-masing sumber air tersebut secara alamiah memiliki karakteristik
kualitas air tersendiri, hal ini terjadi karena kualitas air sangat dipengaruhi oleh
keadaan alam tempat air tersebut berada dan kondisi tempat-tempat yang dilaluinya.
Air yang diperuntukan bagi konsumsi manusia harus berasal dari sumber
yang bersih dan aman. Batasa-batasan sumber air yang bersih dan aman tersebut,
antara lain :
a. Bebas dari kontaminan atau bibit penyakit
b. Bebas dari substansi kimia yang berbahaya dan beracun
c. Tidak berasa dan berbau
d. Dapat dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan domestik dan rumah tangga.
e. Memenuhi standar minimal yang ditentukan oleh WHO atau Kementerian
Kesehatan RI.
Air dinyatakan tercemar bila mengandung bibit penyakit, parasit, bahan-
bahan kimia berbahaya, dan sampah atau limbah industri. Air yang berada dari
permukaan bumi ini dapat berasal dari berbagai sumber. Berdasarkan letak
sumbernya, air dapat dibagi menjadi air angkasa (hujan), air permukaan, dan air
tanah (Chandra, 2012)
Di daerah perkotaan penduduk yang tidak memperoleh pelayanan air,
sebagian besar menggunakan sumber air tanah baik berupa sumur gali maupun
sumur pompa sebagai sumber air bersihnya. Sumber air tanah dipilih karena relatif
lebih baik dari air sungai ditinjau dari segi kualitasnya terutama faktor
kekeruhannya. Air tanah sebagai sumber air bersih pada umumnya dapat langsung
digunakan untuk kehidupan sehari-hari (Armus, n.d.).
Namun tanpa disadari bahwa air tanah mengandung banyak unsur logam
yang terlarut dalam air seperti calsium, magnesium, sodium, kalium, bikarbonat,
sulfat, kholride, nitrat, derajat keasaman (pH) besi (Fe) dan mangan (Mn), yang
mengganggu kesehatan tubuh jika terus dikonsumsi dalam jumlah yang tinggi
(Sanropie, 1984). Adanya kandugan Besi (Fe) dalam air menyebabkan warna air
tersebut berubah menjadi kuning-coklat setelah beberpa saat kontak dengan udara.
Disamping menimbulkan gangguan kesehatan juga menimbulkan bau yang kurang
enak dan menyebabkan warna kuning pada dinding bak kamar mandi serta bercak-
bercak kuning pada pakaian (AhmadPustaka, 2011).
Untuk memperoleh air bersih yang layak dipakai dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari di perlukan suatu cara pengolahan yang lebih baik. Salah satu
metode yang banyak digunakan adalah filtrasi (penyaringan). Metode ini dapat
diterapkan di daerah pedesaan yang berada di tepi sungai ataupun sumber air
lainnya. Filtrasi adalah proses penghilangan partikel-partikel atau flok-flok halus
yang lolos dari unit sedimentasi, dimana partikel-partikel atau flok-flok tersebut
akan tertahan pada media penyaring selama air melewati media tersebut (Hasanah,
n.d.).
Media filtrasi yang dipegunakan adalah pasir kuarsa (silika) dan batu zeolit.
Pasir kuarsa (quartz sands) juga dikenal dengan nama pasir putih atau pasir silika
(silica sand) merupakan hasil pelapukan batuan yang mengandung mineral utama,
seperti kuarsa dan feldspar. Pasir kuarsa juga sering digunakan untuk pengolahan air
kotor menjadi air bersih. Fungsi ini baik untuk menghilangkan sifat fisiknya, seperti
kekeruhan, atau lumpur dan bau. Pasir kuarsa umumnya digunakan sebagai saringan
pada tahap awal (Selintung, 2012). Sedangkan zeolit merupakan mineral yang dapat
menukar elektron sehingga dapat mengoksidasi besi yang 3 terlarut dalam air
menjadi bentuk yang tidak larut sehingga dapat dipisahkan dengan filtrasi (Sumardi,
n.d.)
Untuk itu diperlukannya kegiatan penyaringan air dengan metode saringan
pasir lambat, agar kualitas air dapat memenuhi kualitas standar baku mutu air bersih
sesuai Permenkes No.32 Tahun 2017.
2. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah saringan pasir lambat.
2. Untuk mengetahui pengertian saringan pasir lambat slow sand filter.
3. Untuk mengetahui jenis proses penyaringan pada saringan pasir lambat.
4. Untuk mengetahui laju aliran saringan pasir lambat.
5. Untuk mengetahui keunggulan saringan pasir lambat.
6. Untuk mengetahui kelemahan saringan pasir lambat.
7. Untuk mengetahui contoh gambaran saringan pasir lambat.
8. Untuk mengetahui alat dan bahan yang digunakan untuk membuat saringan
pasir lambat.
9. Untuk mengetahui cara kerja membuat saringan pasir lambat.

B. TINJAUAN PUSTAKA
1. Sejarah Saringan Pasir Lambat
Saringan Pasir Lambat (SPL) sudah lama dikenal di Eropa sejak awal tahun
1800an. Untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih, SPL dapat digunakan
untuk menyaring air keruh ataupun air kotor. Saringan Pasir Lambat sangat
cocok untuk komunitas skala kecil atau skala rumah tangga. Hal ini tidak lain
karena debit air bersih yang dihasilkan oleh SPL relatif kecil.
2. Pengertian Saringan Pasir Lambat
Menurut SNI 3981:2008 saringan pasir lambat adalah bak saringan yang
menggunakan pasir sebagai media filter dengan ukuran butiran sangat kecil,
namun mempunyai kandungan kuarsa yang tinggi. Proses penyaringan
berlangsung secara gravitasi, sangat lambat dan simultan pada seluruh
permukaan media. Saringan pasir lambat merupakan saringan air yang dibuat
dengan menggunakan lapisan pasir pada bagian atas dan kerikil pada bagian
bawah. Air bersih didapatkan dengan jalan menyaring air baku melewati
lapisan pasir terlebih dahulu baru kemudian melewati lapisan kerikil.
3. Slow Sand Filter (Saringan Pasir Lambat)
Slow sand filter adalah tempat terbuka yang sebagian diisi dengan pasir
halus. Air mengalir dari atas, ditahan di atas pasir, lalu dibiarkan mengendap.
Air meresap perlahan melalui pasir untuk memudahkan penyaringan, terjadi
berbagai proses fisik, biokimia, dan biologis dalam pasir (Gottinger et al, 2011)
4. Tujuan Saringan Pasir Lambat
Adapun tujuannya sebagai berikut:
1. Untuk menjernihkan air keruh menjadi air yang lebih jernih sehingga
dapat digunakan.
2. Sebagai bagian dari upaya penyediaan air bersih bagi daerah yang
kesulitan mendapatkan air bersih.
3. Memberikan keterampilan untuk menjernihkan air dengan saringan pasir
lambat.
5. Jenis Proses Penyaringan Pada Saringan Pasir Lambat
Ada dua jenis proses penyaringan yang terjadi pada Saringan Pasir
Lambat, yakni secara fisika dan biologi. Partikel-partikel yang ada dalam
sumber air yang keruh secara fisik akan tertahan oleh lapisan pasir pada SPF.
Disisi lain, bakteri-bakteri dari genus Pseudomonas dan Trichoderma akan
tumbuh dan berkembang biak.
6. Laju Aliran
Pada saat proses filtrasi dengan debit air lambat (100-200 liter/jam/m2
luas permukaan saringan), patogen yang tertahan oleh saringan akan
dimusnahkan oleh bakteri-bakteri tersebut. Laju aliran dalam kolom pasir
sebanding dengan luas penampang pasir dan tekanan air di atas pasir. Laju
aliran juga dipengaruhi oleh panjang kolom pasir, serta oleh sifat-sifat fluida
(viscosity, density, dan kualitas air baku) dan karakteristik pasir.
Sebagai contoh, air baku dengan kekeruhan yang lebih tinggi dapat
mempengaruhi laju aliran dengan menyumbat pori-pori pasir di lapisan atas
pasir. Dengan cara yang sama, porosity dan specific yield bergantung pada
jenis pasir dalam filter, dan dapat mempengaruhi permeabilitas, yaitu berapa
banyak air yang melewati area pasir dalam waktu tertentu.
Untuk menghasilkan laju aliran yang lebih tinggi dapat dilakukan dengan
beberapa cara, yaitu, meningkatkan beda tinggi muka air pada inlet dan outlet,
meningkatkan kualitas air baku sebelum filtrasi, menggunakan filter di daerah
tropis yang bertentangan dengan iklim dingin, mengurangi ketinggian pasir
atau mengubah jenis pasir menjadi pasir kasar.
7. Keunggulan Saringan Pasir Lambat
Adapun keunggulan saringan pasir lambat :
1. Tidak memerlukan bahan kimia, sehingga biaya operasi sangat murah.
2. Dapat menghilangkan zat besi, mangan, dan warna serta kekeruhan.
3. Dapat menghilangkan amonia, dan polutan organik karena proses
penyaringan berjalan secara fisika dan biokimia.
4. Sangat cocok untuk daerah pedesaan dan proses pengolahan sangat
sederhana.
5. Perawatan mudah karena pencucian media penyaring (pasir) dilakukan
dengan cara membuka kran penguras, sehingga air yang berada di atas
lapisan pasir berfungsi sebagai air pencuci.
8. Kelemahan Saringan Pasir Lambat
Adapun kelemahan saringan pasir lambat :
1. Air baku dengan tingkat kekeruhan yang tinggi dapat menyumbat dengan
cepat pada pasir yang ada di dalam alat penyaringan, sehingga
memperlambat proses penyaringan.
2. Jika kekeruhan air baku naik, harus dilakukan backwash (pencucian) secara
manual dengan cara mengeruk media pasir dan dicuci.
3. Membutuhkan luas area yang besar.
4. Membutuhkan media penyaring dalam jumlah besar.
9. Gambaran Saringan Pasir Lambat
10. Bagian-Bagian Yang Harus Diperhatikan Pada Saringan Pasir Lambat
Bagian-bagian yang harus diperhatikan pada saringan pasir lambat sebagai
berikut (Ansori, 2015):
1. Bagian Inlet
Struktur inlet dibuat sedemikian rupa sehingga air masuk ke dalam saringan
tidak merusak atau mengaduk permukaan media pasir bagian atas. Struktur inlet
ini biasanya berbentuk segi empat dan dapat berfungsi juga untuk
mengeringkan air yang berada di atas media penyaring (pasir).
2. Lapisan Air di Atas Media Penyaring
Tinggi lapisan air yang berada di atas media penyaring dibuat sedemikian rupa
agar dapat menghasilkan tekanan (head) sehingga dapat mendorong air
mengalir melalui unggun pasir. Di samping itu juga berfungsi agar dapat
memberikan waktu tinggal air yang akan diolah di dalam unggun pasir sesuai
dengan kriteria desain.
3. Bagian Pengeluaran (Outlet)
Bagian outlet ini selain untuk pengeluran air hasil olahan, berfungsi juga
sebagai weir untuk kontrol tinggi muka air di atas lapisan pasir.
4. Media Pasir
Media penyaring dapat dibuat dari segala jenis bahan inert (tidak larut dalam air
atau tidak bereaksi dengan bahan kimia yang ada dalam air). Media penyaring
yang umum dipakai yakni pasir silika karena mudah diperoleh, harganya cukup
murah dan tidak mudah pecah. Diameter pasir yang digunakan harus cukup
halus yakni dengan ukuran 0,2-0,4 mm.
5. Sistem Saluran Bawah
Sistem saluran bawah berfungsi untuk mengalirkan air olahan serta sebagai
penyangga media penyaring. Saluran ini tediri dari saluran utama dan saluran
cabang, terbuat dari pipa berlubang yang di atasnya ditutup dengan lapisan
kerikil. Lapisan kerikil ini berfungsi untuk menyangga lapisan pasir agar pasir
tidak menutup lubang saluran bawah.
6. Ruang Pengeluaran
Ruang pengeluaran terbagi menjadi dua bagian yang dipisahkan dengan sekat
atau dinding pembatas. Di atas dinding pembatas ini dapat dilengkapi dengan
weir agar limpasan air olahannya sedikit lebih tinggi dari lapisan pasir. Weir ini
berfungsi untuk mencegah timbulnya tekanan di bawah atmosfir dalam lapisan
pasir serta untuk menjamin saringan pasir beroperasi tanpa fluktuasi level pada
reservoir. Dengan adanya air bebas yang jatuh melalui weir, maka konsentrasi
oksigen dalam air olahan akan bertambah besar.
C. METODOLOGI
A. Alat dan Bahan
1. Bak saringan 2,50m
2. Kerikil 2-8mm
3. Kerikil 8-16mm
4. Kerikil 16-32mm
5. Pasir halus 0,15-0,35mm
6. Air baku
B. Cara Kerja
1. Siapkan bak saringan dengan kedalaman 2,50m dan sesuai kelengkapan yang
ada
2. Masukkan kerikil penahan 16-32mm dengan ketebalan 15cm
3. Masukkan kerikil penahan 8-16mm dengan ketebalan 10cm
4. Masukkan kerikil penahan 2-8mm dengan ketebalan 5cm
5. Lalu masukkan pasir penyaring 0,15-0,35mm dengan ketebalan 75cm
6. Kemudian isi bak dengan air baku 1m diatas media pasir
DAFTAR PUSTAKA

AhmadPustaka, T. (2011). No Title. 6–10.

Armus, R. (n.d.). Pengembangan Sumber Daya Air - Rakhmad Armus, Miswar Tumpu,
Tamrin Tamim, Nenny, Nur Azizah Affandy, Muhammad Amin Syam, Fauzan Hamdi,
Fathur Rahman Rustan, Muhammad Ihsan Mukrim, Amrullah Mansida - Google
Buku. Retrieved September 15, 2022, from
https://books.google.co.id/books?id=yS9CEAAAQBAJ&pg=PA114&lpg=PA114&dq
=).+Secara+garis+besar,+potensi+sumber+daya+air+yang+dimiliki+oleh+bumi+adala
h+sebagai+berikut+air+di+seluruh+dunia+terdiri+dari+97%25+air+laut+dan+3%25+
air+tawar.&source=bl&ots=kgjPW6CE7g&sig=ACfU3U1ML4D3GJupt0SSUoIpnjI
Wi2vAnQ&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwikw7vtjJb6AhVG-
XMBHYuNCdQQ6AF6BAgbEAM#v=onepage&q=). Secara garis besar%2C potensi
sumber daya air yang dimiliki oleh bumi adalah sebagai berikut air di seluruh dunia
terdiri dari 97%25 air laut dan 3%25 air tawar.&f=false

Hasanah, N. (n.d.). Air tanah. Retrieved September 15, 2022, from


https://www.academia.edu/33448208/Air_tanah

Herry Arianto, S. (n.d.). SUMBERDAYA AIR.doc. Herry Arianto. Retrieved September


15, 2022, from https://www.academia.edu/12042849/SUMBERDAYA_AIR_doc

Kupang, K. (2012). Jurnal Teknik Sipil Vol 1. No. 4 September 2012. 1(4).

Permenkes No.32, Tahun 2017.

SNI 3981:2008 saringan pasir lambat.

Sumardi. (n.d.). Sumur Artesis dari Pengertian serta Kelebihan dan Kekurangannya.
Retrieved September 15, 2022, from https://www.adhyaksapersada.co.id/sumur-
artesis/
Format Penilaian Ujian Praktikum D3 Sanitasi
No Aspek yang dinilai Bobot (%) Nilai Jumlah
1 Sikap 10
2 Kelengkapan Laporan 40
(ditulis lengkap sesuai
petunjuk praktikum)
3 Responsi 50
Total

Nilai ditulis dalam bentuk angka 0 – 100

Anda mungkin juga menyukai