PENDAHULUAN
Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk kebutuhan hidup orang
banyak bahkan untuk semua makhluk hidup, oleh karena itu pemenuhan
kebutuhan air bersih menjadi salah satu persyaratan. Upaya untuk pemenuhan
kebutuhan pengembangan air bersih harus dilakukan dengan baik sehingga tidak
saja dapat memenuhi kebutuhan dalam jangka waktu yang lama, namun juga
kebutuhan air bersih dapat berasal dari berbagai sumber antara lain adalah air
permukaan, air sungai, air rawa/danau, air tanah dangkal, air tanah dalam, dan
mata air. Untuk meningkatkan kebutuhan dasar masyarakat akan air bersih, maka
perlu disesuaikan dengan sumber air baku serta teknologi yang sesuai dengan
tujuan penggunaan teknik ini adalah untuk meningkatkan kualitas air. Saringan
pasir lambat menggunakan butiran pasir yang sangat kecil sebagai media filter.
Sistem saringan pasir lambat adalah pengolahan air yang sangat sederhana
dengan hasil air bersih dengan kualitas yang baik. Sistem saringan pasir lambat
ini mempunyai keunggulan antara lain tidak memerlukan bahan kimia (koagulan)
yang mana bahan kimia ini merupakan kendala sering dialami pada proses
pengolahan air. Cara ini sangat sesuai untuk pengolahan yang air bakunya
1
mempunyai kekeruhan yang rendah dan relatif tetap. Biaya operasi rendah karena
proses pengendapan biasanya tanpa bahan kimia. Jika kekeruhan air baku cukup
tinggi, pengendapan dapat juga memakai bahan kimia (koagulan) agar beban
filter tidak terlalu berat. Salah satu jenis Saringan Pasir Lambat adalah jenis Up
Flow, dimana pada jenis ini, aliran air yang akan diolah dialirkan dari bawah
keatas didalam filter, sehingga waktu operasional filter bisa lebih lama serta
Tidak semua sumber air dapat dijadikan air baku untuk air bersih secara
langsung, dimana hal ini terkait dengan pencemar atau polutan yang terkandung
syarat yang telah ditentutkan. Termasuk Waduk Batujai sebagai sumber air
Adapun rumusan masalah dalam proposal penelitan tugas akhir ini yaitu :
1.2.1 Bagaimana kualitas air bendungan Batujai sebagai sumber air baku air minum,
2
dan COD berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 492 / MENKES
1.2.2 Bagaimana kualitas air bendungan Batujai hasil pengolahan air dengan
1.2.3 Bagaimana efektifitas pengolahan air dengan Saringan Pasir Lambat Up Flow,
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui kualitas air bendungan Batujai sebagai sumber air baku air
1.3.2 Untuk mengetahui kualitas air bendungan Batujai hasil pengolahan air dengan
3
Menteri Kesehatan Nomor : 492 / MENKES / PER / IV / 2010 tentang baku
1.3.3 Untuk mengetahui efektifitas pengolahan air dengan Saringan Pasir Lambat
492 / MENKES / PER / IV / 2010 tentang baku mutu kualitas air minum.
1.4 Manfaat
1.4.1 Dapat mengetahui kualitas air bendungan Batujai sebagai sumber air baku air
bakteri E. Coli, Total Coliform, BOD dan COD berdasarkan peraturan yang
berlaku.
1.4.2 Dapat mengetahui efektifitas pengolahan air dengan Saringan Pasir Lambat
1.4.3 Memberikan masukan kepada pihak terkait tentang kondisi Waduk Batujai
4
Untuk menghindarkan melebarnya pembahasan yang membuat hasil penelitian
berubah dari tujuan awal maka perlu di buat batasan masalah pada penelitian ini.
Adapun batasan – batasan pada penelitian ini adalah : 1. Air baku yang digunakan
berasal dari Waduk Batujai Kabupaten Lombok Tengah. 2. Jenis pengolahan air
diamati adalah kekeruhan, bakteri E. Coli, Total Coliform, BOD dan COD.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bumi memiliki sekitar 1,3 - 1,4 milyar km³ air, yang terbagi atas laut sejumlah
97,5%, dalam bentuk es sejumlah 1,75% dan sekitar 0,73% berada di darat. Air
hujan yang jatuh ke permukaan bumi akan mengalir ke daerah yang lebih rendah
dan masuk ke sungai akhirnya mengalir sampai ke laut, dalam perjalanan air
tersebut sebagian akan masuk ke dalam tanah (infiltrasi) dan ada pula yang
menguap kembali (Suripin, 2001). Air tanah adalah air yang melekat pada butir-
butir tanah, air yang terletak diantara butir-butir tanah, dan air yang tergenang di
atas lapisan tanah yang terdiri dari batu, tanah lempung yang amat halus atau
padat yang sukar ditembus air. Kebanyakan air tanah berasal dari hujan. Air
hujan yang meresap ke dalam tanah menjadi bagian dari air tanah, perlahan
mengalir ke laut, atau mengalir dalam tanah atau di permukaan dan bergabung
bergantung pada selain ruang dan waktu, juga di pengaruhi kecuraman lereng,
5
kondisi material permukaan tanah dan jenis serta banyaknya vegetasi dan curah
hujan. Meskipun curah hujan besar tetapi lerengnya curam, ditutupi material
meresap ke bawah. Sedangkan pada curah hujan sedang, pada lereng landai dan
permukaannya permiabel, persentase air yang meresap lebih banyak. Sebagian air
yang meresap tidak bergerak jauh karena tertahan oleh daya tarik molekuler
biasanya relatif stabil. 3. Lebih bersih dari bahan cemaran (polutan permukaan).
Siklus hidrologi atau siklus air adalah suatu sirkulasi air secara terus menerus
terjadi dari atmosfer turun ke bumi dan kembali lagi ke atmosfer melalui
berbagai proses. Proses yang terjadi pada siklus air adalah sebagai berikut: 1.
Proses kondensasi atau pengembunan yaitu suatu proses perubahan dari wujud
benda ke wujud yang lebih padat, seperti gas menjadi cairan. 2. Proses
presipitasi dapat berupa hujan , hujan salju, kabut, embun, hujan es. Di
6
yaitu suatu proses perubahan molekul di dalam keadaan cair dengan spontan
yaitu proses penguapan air yang berlangsung pada jaringan hidup yang
dipengaruhi oleh fisiologi tumbuhan. Air naik ke udara dari permukaan laut
meupun dari daratan melalui proses evaporasi. Air yang berada di atmosfer
yang berbentuk uap tersebut dalam massa yang besar di atas daratan serta
Siklus hidologi dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: 1. Siklus pendek: air yang
berasal dari laut menguap lalu melalui proses kondensasi berubah menjadi
butir-butir air yang halus atau awan dan selanjutnya hujan langsung jatuh ke
laut. 2. Siklus sedang: air yang berasal dari laut menguap lalu melewati proses
kondensasi berubah menjadi awan dan dibawa oleh angin menuju daratan dan
jatuh sebagai hujan di daratan dan selanjutnya meresap ke dalam tanah lalu
kembali lagi ke laut melalui sungai-sungai atau saluran air. 3. Siklus panjang:
air yang berasal dari laut menguap, setelah itu menjadi awan melalui proses
kondensasi, lalu terbawa oleh angin ke tempat yang lebih tinggi di daratan dan
di puncak gunung dank arena gaya gravitasi meluncur ke tempat yang lebih
kembali ke laut. Daerah aliran sungai sebagai ekosistem alami berlaku proses-
7
Penggolongan air tanah berdasarkan asal mulanya dapat dibagi menjadi empat
tipe, yaitu : 1. Air meteorik yakni air yang berasal dari atmosfer dan mencapai
Juvenil yaitu air baru yang ditambahkan pada mintakat kejenuhan dan kerak
bumi yang dalam (seperti air magmatik, air gunung api dan air kosmik). 3. Air
dari daur hidrologi oleh pelapukan, dan sebab-sebab lain,kembali kedaur lagi
dengan proses-proses yang serupa. 4. Air kinat adalah air yang dijebak pada
beberapa batuan sendimen atau gunung saat asal mulanya. Air tersebut
Air tanah merupakan suatu bagian dalam proses sirkulasi alamiah. Jika
pemanfaatan air tanah itu memutuskan sistem sirkulasi, yakni jika air yang
pengurangan volume air tanah yang ada. Berkurangnya volume air tanah itu
akan kelihatan dalam bentuk penurunan permukaan air tanah atau penurunan
dan jika penurunan ini melampaui suatu limit tertentu maka fungsi
pemompaan akan hilang. Akhirnya sumber air tanah itu menjadi kering. Jadi
untuk menghindari pengurangan volume air tanah yang ada, maka harus dijaga
8
(Sasrodarsono dan Takeda,1993) Terjadinya penyedotan air tanah yang terus–
menyebabkan permukaan air tanah melebihi daya produksi dari suatu akuifer
yang dapat menimbulkan pengaruh negatif terhadap sumber air bawah serta
permukaan air tanah tanah turun sampai 25 meter di bawah permukaan air laut
itu untuk beberapa kota yang terletak ditepi pantai seperti Medan, Jakarta ,
Air tanah dangkal adalah air tanah berada pada kedalaman maksimal 15 m di
bawah permukaan tanah sedangkan air tanah dalam adalah air tanah yang
di zona air tanah dangkal berada di dalam keadaan tidak jenuh, kecuali
dari curah hujan dan irigasi. Zona tersebut dimulai dari permukaan tanah
sampai ke zona perakaran utama (major root zone) tebalnya beragam menurut
9
2.1.5 Akuifer
Suatu akuifer diuraikan sebagai suatu batuan geologi yang menahan dan
menyalurkan air tanah. Secara umum air tanah akan mengalir sangat perlahan
melalui suatu celah yang sangat kecil dan atau melalui butiran antar batuan.
Batuan yang mampu menyimpan dan mengalirkan air tanah ini kita sebut
dengan akuifer. Akuifer yang tersusun oleh material batu pasir diperkirakan
memiliki derajat kelulusan yang cukup tinggi dan apabila dipengaruhi intrusi
air laut maka batu pasir akan lebih cepat terintrusi oleh air laut dibandingkan
dengan material pasir atau kerikil, mengingat batu pasir bersifat lebih poros.
Struktur geologi berpengaruh terhadap arah gerakan air tanah, tipe dan potensi
kedudukan air tanah. Jenis dan umur batuan juga berpengaruh terhadap daya
hantar listrik, dan dapat menentukan kualitas air tanah. Pada mulanya air
daerah pantai. Air yang berada dibagian bawah akuifer mendapat tekanan
yang besar oleh berat air diatasnya, tekanan ini tidak dapat hilang atau
berpindah karena akuifer terisolasi oleh akiklud diatas dan dibawahnya, yaitu
mudah air tanah seperti lapisan pasir kerikil disebut lapisan permeable.
10
Lapisan yang sulit dilalui air tanah seperti lempung, disebut lapisan kedap air,
air tanah di sumur dari air tanah bebas adalah permukaan air bebas dan
permukaan air tanah dari akuifer terkekang adalah permukaan air terkekang.
Jadi permukaan air bebas adalah batas antara zona aerasi atau zona yang tidak
jenuh di atas zona jenuh. (Linsley dan Franzini, 1991) Uraian mengenai
akuifer amatlah penting. Formasi geologi tertentu, baik yang terletak pada
infiltrasi tanah serta usaha-usaha reklamasi air tanah, maka kedudukan akuifer
dapat dipandang dari dua sisi yang berbeda: 1. Zona akuifer tidak jenuh adalah
suatu zona penampung air di dalam tanah yang terletak di atas permukaan air
tanah (water table) baik dalam keadaan alamiah (permanen) atau sesaat setelah
zona penampung air tanah yang terletak di bawah permukaan air tanah kecuali
zona penampung air tanah yang sementara jenuh dan berada di bawah daerah
yang sedang mengalami pengisian air tanah. Zona akuifer tak jenuh
merupakan zona penyimpan air tanah yang paling berperan dalam mengurangi
kadar pencemaran air tanah dan oleh karenanya zona ini sangat penting untuk
11
usaha-usaha reklamasi dan sekaligus pengisian kembali air tanah. Sedang zona
akuifer jenuh seperti telah diuraikan di muka lebih berfungsi sebagai pemasok
air tanah yang memiliki keunggulan dibandingkan dengan zona akuifer tidak
(Asdak, 1995).
akuifer yang seluruh jumlah airnya dibatasi oleh lapisan kedap air, baik yang
diatas maupun dibawah, serta mempunyai tekanan jenuh lebih besar daripada
tekanan atmosfer. 2. Akuifer Bebas (unconfined Aquifer) yaitu lapisan lolos air
yang hanya sebagian terisi oleh air dan berada di atas lapisan kedap air.
Permukaan tanah pada akuifer ini disebut water table (preatiklevel), yaitu
Akuifer Semi Tertekan (Semi Confined Aquifer) yaitu akuifer yang seluruhnya
jenuh air, dimana bagian atasnya dibatasi oleh lapisan semi lolos air dibagian
Dengan demikian akuifer ini merupakan peralihan antara akuifer bebas dengan
12
Sumber air baku memegang peranan yang sangat penting dalam industri air
minum. Air baku atau raw water merupakan awal dari suatu proses dalam
Berdasarkan SNI 6774:2008 tentang tata cara perencanaan unit paket instalasi
pengolahan air pada bagian istilah dan definisi yang disebut dengan air baku
yaitu air yang berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah dan atau
air hujan yang memenuhi ketentuan baku mutu tertentu sebagai air baku untuk
air minum. Sumber air baku bisa berasal dari sungai, danau, sumur air dalam,
mata air dan bisa juga dibuat dengan cara membendung air buangan atau air
laut. Sumber air yang layak harus berdasarkan ketentuan berikut: a. Kualitas
dan kuantitas air yang diperlukan b. Kondisi iklim c. Tingkat kesulitan pada
Dalam jumlah air yang kecil, air bawah tanah, termasuk air yang dikumpulkan
kualitas sumber air bawah tanah secara umum baik bagi air permukaan. Hal
umum kualitas air bawah tanah sangat baik sebagai air baku.
13
Penyediaan air bersih, selain kuantitasnya maka kualitasnya pun harus
memenuhi standar yang berlaku. Dalam hal air bersih, sudah merupakan
untuk mendapatkan air baku dengan mutu tertentu (standar kualitas air). Maka
untuk mendapatkan gambaran yang nyata tentan karakteristik air baku, maka
kita memerlukan pengukuran sifat-sifat air yang disebut parameter kualitas air.
Standar kualitas air adalah baku mutu ditetapkan berdasarkan sifat-sifat fisika,
Klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas yaitu : Kelas satu, air
yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau
peruntukan lain yang memper-syaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut; Kelas tiga, air yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut; Kelas empat,
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut.
14
2.3 Air Minum dan Pengolahan Air
Air Minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan tambahan”.
Persyaratan fisika, yaitu: a. Tidak berbau. b. Jumlah zat padat yang terlarut,
kurang dari 500 mg/L. c. Kekeruhan, kurang dari 5 skala NTU. d. Tidak
berasa. e. Suhu 0ºC, suhu udara ±3ºC. f. Tidak berwarna, kurang dari 15 skala
Aktifitas alpha, kurang dari 0,1 Bq/L. b. Aktifitas beta, kurang dari 1,0 Bq/L.
penerapan teknologi penjerihan air yang sesuai dengan kondisi sumber air
baku, kondisi sosial budaya, ekonomi dan SDM masyarakat setempat. Tujuan
air atau mengurangi kadarnya agar air dapat menjadi layak untuk digunakan
15
untuk masyarakat pada akhir dari proses penjernihan. Terdapat berbagai teknik
menggunakan bahan sperti kain, kapas, pasir, kerikil, ijuk dan atau bahan
lainnya untuk mendapatkan mutu air yang layak untuk dipakai oleh
spora, ova, kista dan mensterilkan air. 3. Disinfeksi kimia yaitu teknik
penjernihan air menggunakan disinfektan atau bahan kimia yang bersifat racun
dengan disinfektan kimia dapat dipergunakan pada genangan air, air dalam
sumur dan lain sebagainya. 4. Bubuk pemutih yaitu penjernihan dengan cara
klorin yaitu penjernihan dengan cara menggunakan tablet klorin atau kaporit.
6. Filter yaitu penjernihan dengan cara menggunakan filter air khusus yang
dibuat oleh pabrikan tertentu. Contoh yang biasa terdapat di pasaran adalah
filter keramik ‘lilin’ dan UV filter. 7. Desalinasi yaitu penjernihan dengan cara
sinar matahari.
Dalam pengolahan air, ada beberapa bahan yang umum digunakan antara lain :
karbon aktif atau yang sering disebut sebagai arang aktif adalah suatu bentuk
padat yang berpori dan yang mengandung 85% hingga 95% karbon di
16
dalamnya. Karbon aktif juga merupakan jenis karbon yang memiliki luas
permukaan yang sangat besar. 1 gram karbon aktif setara dengan suatu
kontaminan dari senyawa polutan seperti volatile. Karbon aktif yang bersifat
molecular juga mampu menyerap molekul organik dengan baik. Maka dari itu
bahan ini digunakan dalam proses pemurnian udara, gas dan larutan atau
cairan. Bahan ini dipakai juga dalam permurnian gas dan udara, safety mask
solutions, deklorinasi, penyedap rasa dan bau dari air, aquarium, cigarette
mengandung ion natrium (Na), kalsium (K), magnesium (Mg), kalsium (Ca)
dan besi (Fe) serta molekul air (H2O). Material yang berbentuk rangka 3
dimensi dan memiliki rongga dan 18 saluran. Zeolit sering digunakan sebagai
Zeolit yang terdehidrasi akan mempunyai struktur pori terbuka dengan internal
surface area yang besar sehingga kemampuan menyerap molekul selain air
semakin tinggi. Ukuran cincin dari jendela yang menuju rongga menentukan
ukuran molekul yang dapat terserap. Sifat ini yang menjadikan zeolit
17
digunakan untuk pemurnian dan pemisahan. Chabazite (CHA) merupakan
zeolit pertama yang diketahui dapat menyerap dan menahan molekul kecil
seperti asam formiat dan metanol tetapi tidak dapat menyerap benzena dan
molekul yang lebih besar. Chabazite telah digunakan secara komersial untuk
menyerap gas polutan SO2 yang merupakan emisi dari cerobong asap.
Kemampuan zeolit sebagai ion exchanger telah lama diketahui dan digunakan
sebagai penghilang polutan kimia. Dalam air zeolit juga ternyata mampu
Filtrasi adalah suatu proses pembersihan partikel solid dari cairan dimana
cairan (air) dilewatkan melalui suatu media yang berongga atau materi
tersebut. Filtrasi digunakan di pengolahan air untuk menyaring air yang telah
Filter dengan multi media. Menurut laju filtrasinya, filter dibedakan menjadi
2, yaitu: 1. Saringan Pasir Lambat / Slow Sand Filter (SSF), dimana pada filter
18
ini medium pasir yang pada umumnya hanya disyaratkan bebas lumpur dan
organik. Urutan ukuran diameter butiran pasir dari atas ke bawah tidak teratur
(tidak terstratifikasi). Proses penyaringan yang lambat dalam slow filter sand
maka untuk menciptakan kontak yang cukup lama antara air dengan media
Rapid Sand Filter (RSF) dimana mekanisme penyaring ini sama dengan
mekanisme yang ada pada slow sand filter. Perbedaan di antara keduanya
pengolahan yang diperuntukkan pada RSF jauh lebih tinggi dari pada SSF.
filter) sedangkan SSF hanya pada lapisan paling atas saja. Selain itu, RSF
hanya efektif untuk menyaring suspensi kasar dalam bentuk flok halus yang
lolos dari sedimentasi sedangkan pada SSF dapat menyaring suspensi halus
(bukan koloid) dan memiliki lapisan biomassa yang aktif. Dalam proses
Mechanical straining dimana pada proses ini terjadi dikarenakan oleh partikel
atau flok tertahan karena memiliki ukuran yang lebih besar dari lubang pori,
yang berat jenisnya lebih besar dari air akan mengalami pengendapan akibat
dari tarikan gravitasi. 3. Adsorpsi dimana sebagian partikel yang halus akan
terserap oleh permukaan media dikarenakan oleh adanya tumbukan dan gaya
19
tarik antar partikel. Ketika mekanisme filtrasi tersebut terjadi dengan cara
media adalah kecepatan pengendapan dari medium yang paling besar harus
lebih kecil dari kecepatan pengendapan media yang lebih berat dengan
diameter yang paling kecil. Persyaratan ini diperlukan agar kedua media
20
Tabel 2.1 Perbedaan Saringan Pasir Cepat / Rapid Filter Sand (RFS) dengan
permukaan lapisan pasir dimana kehadiran dari suatu lapisan tipis yang
terdapat berbagai macam jasad renik; zat organik akan mengisi atau menutupi
celah pasir sekitar 0,5 sampai 2 cm dari ketebalan lapisan pasir maka semakin
21
dimana semakin tebal lapisan pasir, semakin luas permukaan partikel dan
semakin besar jarak yang harus ditempuh sehingga air yang dihasilkan
semakin kecil diameter butiran pasir menyebabkan semakin kecil celah butir
efektifitas untuk diameter yang akan digunakan dalam saringan pasir lambat
antara 0,3 - 1 mm. 4. Jenis pasir dimana Jenis pasir yang baik adalah pasir
penyaringan sudah tidak lancar maka pasir harus dicuci kembali. 6. Suhu air
pasir dengan menambah ketinggian air diatas lapisan media saring. Kecepatan
penyaringan pada saringan pasir lambat adalah 0,1-0,2 m/jam hal ini
sehingga lama. 8. Kualitas air baku dimana bila air baku mempunyai
22
2.4.4 Saringan Pasir Lambat (Slow Sand Filtration)
Saringan pasir lambat adalah bak saringan yang menggunakan pasir sebagai
gravitasi, sangat lambat, dan simultan pada seluruh permukaan media. Proses
dan adsorpsi), proses biokimia dan proses biologis. Saringan pasir lambat
lebih cocok mengolah air baku, yang mempunyai kekeruhan sedang sampai
proses biokimia dan biologis yang optimal. Bila air baku kekeruhannya tinggi
dan konsentrasi oksigen terlarut rendah, maka sistem saringan pasir lambat
bakteri dengan sangat baik. Untuk menghilangkan rasa dan bau pada air perlu
dipergunakan kaporit.
23
Langkah awal pengoperasian saringan pasir lambat yaitu pertama-tama harus
dilakukan pengisian air dari dasar atau secara upflow dengan air bersih. Hal
ini akan mendorong keluarnya udara yang masuk melalui pori-pori media.
effluent yang dapat diterima. Selama operasi air yang ada pada unit saringan
pasir lambat ini harus selalu menggenangi media pasir untuk menjaga agar
organisme yang ada pada permukaan lapisan pasir tidak mati. Proses
maupun kimiawi.
24
Air baku dialirkan ke tangki penerima, kemudian dialirkan ke bak pengendap
tanpa memakai zat kimia untuk mengendapkan kotoran yang ada dalam air
Jika air baku dialirkan ke saringan pasir lambat, maka kotoran-kotoran yang
ada di dalamnya akan tertahan pada media pasir oleh karena adanya akumulasi
kotoran baik dari zat organik maupun anorganik pada media filternya akan
rendah, zat besi, mangan dan zat-zat yang menimbulkan bau dapat dihilangkan
Cara ini sangat sesuai untuk pengolahan air baku yang mempunyai kekeruhan
yang rendah dan relatif tetap. Biaya operasi rendah karena proses
pengendapan biasanya tanpa bahan kimia dan proses pencucian media saring
dengan mengeruk lapisan pasir bagian atas dan dicuci dengan air bersih.
Tetapi jika kekeruhan air baku cukup tinggi, pengendapan dapat juga memakai
25
Tabel 2.2. Kedalaman Saringan Pasir Lambat
Sumb
Adapun Kriteria bahan media penyaring sebagai berikut: 1. Jenis pasir yang
mengandung kadar SiO2 lebih dari 90%. 2. Ukuran efektif butiran minimal 0,2
maksimal 3. 4. Berat jenis minimal 2,55 gr/cm3 dan maksimal 2,65 gr/cm3. 5.
Kelarutan pasir dalam air selama 24 jam kurang dari 3,0% beratnya 6.
Kelarutan pasir dalam HCl selama 4 jam kurang dari 3,5% beratnya.
bulat. 2. Media penahan tersusun dengan lapisan teratas butiran kecil dan
berurutan ke butiran kasar pada lapisan paling bawah; gradasi butir media
26
Siklus ini akan berulang-ulang, sehingga tersisa ketebalan minimum pada
menyisihkan hampir 98 - 99,5 % dari jumlah bakteri yang terdapat dalam air
baku dimana dalam saringan sudah terbentuk suatu lapisan tipis pada
permukaan pasir, yang sudah terbentuk setelah lebih kurang selama 2 minggu.
Lapisan ini terdiri atas lapisan mikroba yang tumbuh dan berkembang biak.
materi mengapung sangat banyak dilapisan ini. Kandungan E. Coli dalam air
baku dapat dikurangi sebesar 102 – 103. Kista Giardia dan Crytosporidium
saringan tidak terganggu, akan tetapi bila nilai kekeruhan melebihi angka itu
27
dapat ditoleransi waktu operasi yang pendek. Juga dapat dilakukan
saringan.
lambat dengan arah aliran dari atas ke bawah antara lain yakni : 1. Kecepatan
kekeruhan air baku cukup tinggi sebaiknya kecepatan diatur sesuai dengan
membuka kran penguras pada tiap bak saringan, kemudian lumpur pada dasar
bak dibersihkan dengan mengalirkan air baku sambil dibersihkan dengan sapu
mengalirkan air baku ke bak saringan pasir tersebut dari bawah ke atas dengan
Selanjutnya air dipompa keluar sampai air yang keluar dari lapisan pasir
cukup bersih. Pencucian media filter dilakukan bila filter telah clogging,
filter tidak dapat lagi menampung flok pengotor yang ada, sehingga muka air
media terus naik. Pada saat pencucian filter akan berlangsung, harus
28
dipastikan tidak ada air dalam reaktor. Untuk dapat mengeruk lapisan
biasanya adalah saringan pasir lambat konvesional dengan arah aliran dari atas
ke bawah (down flow), sehingga jika kekeruhan air baku naik, terutama pada
waktu hujan, maka sering terjadi penyumbatan pada saringan pasir, sehingga
pasirnya dan dicuci, setelah bersih dipasang lagi seperti semula, sehingga
memerlukan tenaga yang cukup banyak. Ditambah lagi dengan faktor iklim di
Indonesia yakni ada musim hujan air baku yang ada mempunyai kekeruhan
yang sangat tinggi. Hal inilah yang sering menyebabkan saringan pasir lambat
yang telah dibangun kurang berfungsi dengan baik, terutama pada musim
hujan.
29
Gam
Biasanya saringan pasir lambat hanya terdiri dari sebuah bak yang terbuat dari
beton, ferosemen, bata semen atau bak fiber glass untuk menampung air dan
media penyaring pasir. Bak ini dilengkapi dengan sistem saluran bawah, inlet,
Proses ini secara umum terdiri atas : 1. Unit proses, yaitu: bangunan penyadap,
bak penampung, saringan pasir lambat, bak penampung air bersih. 2. Unit
pengolahan air dimana unit pengolahan air dengan saringan pasir lambat
merupakan suatu paket. Air baku yang digunakan yakni air sungai atau air
danau yang tingkat kekeruhannya tidak terlalu tinggi. Jika tingkat kekeruhan
air bakunya cukup tinggi misalnya pada waktu musim hujan, maka agar
supaya beban saringan pasir lambat tidak telalu besar, maka perlu dilengkapi
30
2.5.2 Kelebihan dan Kekurangan SPL Down Flow
berjalan secara fisika dan biokimia. 4. Sangat cocok untuk pedesaan dan
antara lain : 1. Jika air bakunya mempunyai kekeruhan tinggi, beban filter
ruangan yang cukup luas. 3. Pencucian filter dilakukan secara manual, yakni
dengan cara mengeruk lapisan pasir bagian atas dan dicuci dengan air bersih,
dan setelah bersih dimasukkan lagi ke dalam bak saringan seperti semula. 4.
Karena tanpa bahan kimia, tidak dapat digunakan untuk menyaring air gambut
Sistem saringan pasir lambat Up Flow merupakan sistem saringan dimana air
baku didistribusikan ke dalam alat penyaringan dengan arah aliran air dari bawah
ke atas Dengan sistem penyaringan dari arah bawah ke atas (Up Flow), jika
saringan telah jenuh atau buntu , dapat dilakukan pencucian balik dengan cara
membuka kran penguras. Dengan adanya pengurasan ini, air bersih yang berada
31
diatas lapisan pasir dapat berfungsi sebagai air pencuci media penyaring (back
wash). Dengan demikian pencucian media penyaring pada saringan pasir lambat
Unit pengolahan air dengan saringan pasir lambat merupakan suatu paket. Air
baku yang digunakan yakni air sungai atau air danau yang tingkat
kekeruhannya tidak terlalu tinggi. Jika tingkat kekeruhan air bakunya cukup
tinggi misalnya pada waktu musim hujan, maka agar supaya beban saringan
pasir lambat tidak telalu besar, maka perlu dilengkapi dengan peralatan
Flow” dengan media berikil atau batu pecah. Secara umum, proses
pengolahan air bersih dengan saringan pasir lambat Up Flow sama dengan
saringan pasir lambat Down Flow terdiri atas unit proses: 1. Bangunan
“Up Flow”. 4. Saringan Pasir Lambat Utama “Up Flow”. 5. Bak Air Bersih.
pada Gambar.
32
Gambar 2.3 Diagram proses pengolahan air bersih dengan teknologi saringan
Prosesnya yaitu air dari masuk ke bangunan penyadap dan dialirkan ke bak
berikil atau batu pecah, dan pasir kwarsa/silika. Selanjutnya dialirkan ke bak
saringan pasir utama dengan arah aliran dari bawah ke atas (Up Flow). Air
yang keluar dari bak saringan pasir Up Flow tersebut merupakan air olahan
perencanaan yang harus dipenuhi antara lain: 1. Kekeruhan air baku lebih
kecil 10 NTU. Jika lebih besar dari 10 NTU perlu dilengkapi dengan bak
pengendap dengan atau tanpa bahan kimia. 2. Tinggi Lapisan Pasir 70 – 100
33
cm. 3. Tinggi lapisan kerikil 25 -30 cm. 4. Tinggi muka air di atas media pasir
90 – 120 cm. 5. Tinggi ruang bebas antara 25- 40 cm. 6. Diameter pasir yang
digunakan kira-kira 0,2-0,4 mm. 7. Jumlah bak penyaring minimal dua buah
Pengolahan air bersih menggunakan sistem saringan pasir lambat dengan arah
aliran dari bawah ke atas mempunyai keuntungan antara lain :1. Tidak
berjalan secara fisika dan biokimia. 4. Sangat cocok untuk daerah pedesaan
penguras, sehingga air hasil saringan yang berada di atas lapisan pasir
media pasirnya.
Propinsi Nusa Tenggara Barat. Sumber air waduk Batujai mayoritas berasal dari
air limpasan permukaan saat hujan. Adapun kondisi Air Waduk Batujai dalam
34
kondisi cemar ringan, sumber cemaran yang dijumpai antara lain berupa limbah
rumah tangga yang didominasi oleh sisa-sisa pellet / pakan ikan yang di buktikan
dengan kandungan TSS yang melewati baku mutu sebesar 527 mg/L, hasil
Escherchial coli tinja dengan nilai melewati baku mutu sebesar 14000 dan 3300
MPN/100ml. Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat
organik yang secara alamiah dapat dioksidasi melalui proses biologis dimana
nilai COD dari Waduk Batujai sebesar 48,5 mg/L dengan sumber pencemaran
berasal dari limbah domestik dan peternakan. Biological Oxygen Demand (BOD)
adalah ukuran umum kualitas air yang mencerminkan tingkat pencemaran bahan
organik dari bahan perairan. Berdasarkan hasil uji laboratorium BOD pada
Waduk Batujai merupakan BOD tertinggi sebesar 6,60 mg/L yang dihasilkan dari
berbagai kegiatan yang terdapat pada badan sungai antara lain kegiatan industri,
Adapun kondisi kualitas Air Waduk Batujai ditampilkan dalam tabel berikut :
35
Tabel 2.4 Kondisi Kualitas Air Waduk Batujai
36
Sumber : Melinda dan Siswadi, 2021
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian adalah tata cara untuk memandu peneliti mengenai urutan
data tentang hasil penelitian terdahulu dan uraian lain yang berhubungan
Bakteri E. Coli, Total Coliform, BOD dan COD air yang akan diteliti baik
38
atau tujuan penelitian. Sampel yang akan diambil adalah sampel air pada
Perlengkapan penelitian berupa bahan dan alat yang diperlukan saat penelitian
dilakukan baik di lapangan dan laboratorium antara lain : botol kaca gelap,
kamera digital, alat tulis-menulis, kalkulator, komputer dan printer, alat uji
pipa PVC 6 inch dengan aksesoris lengkap), jerigen plastik 40 liter, dan
meteran.
literatur, jurnal ilmiah, hasil penelitian terdahulu, dan buku yang berkaitan
39
sekunder sebagai pendukung dalam penelitian. Serta peta titik pengambilan
3.5 Pengambilan Sampel Untuk Uji Kualitas Air serta Bahan Pengolahan Air
sampel dilapangan diambil sesuai standar yang berlaku yang mengacu pada
Untuk pengambilan sampel pada outlet di saringan pasir lambat yanhg dibuat,
dilakukan (7) tujuh hari setelah diolah menggunakan Saringan Pasir Lambat
m. hal ini dimaksudkan supaya proses biologis yang terjadi dalam Saringan
dapat tercapai.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 492/ MENKES/ PER/ IV/ 2010 tentang
baku mutu kualitas air minum. Hal-hal yang akan diuji adalah kekeruhan,
Alat yang digunakan adalah Quanti Tray dan Collilert-18, 100 ml sampel yang
telah diberi reagen Collilert-18 dan dituang kedalam Quanty Tray lalu
40
berubah warna kemudian Quanty Tray dibawah sinar UV untuk menentukan
banyaknya kotak dalam tray yang berubah warna menjadi kuning dan
strandar baku mutu air minum dari Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 492/
41
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2013 . Teknologi Pengolahan Air Bersih Dengan Proses Saringan Pasir
Lambat “Up Flow” . [online].
http://www.slideserve.com/taite/teknologi-pengolahan-air-bersih-dengan-proses-
saringan-pasir-lambat-up-flow. Diakses 26 Nopember 2021
http://www.slideserve.com/taite/teknologi-pengolahan-air-bersih-dengan-proses-
saringan-pasir-lambat-up-flow. Diakses 26 Nopember 2021
https://www.academia.edu/7555209/
Perencanaan_Instalasi_Pengolahan_Air_Bersih_Dengan_Saringan_Pasir_Lam
bat_Up_Flow_Di_Kampus_Universitas_Pasir_Pengaraian_Kabupaten_Rokan
_Hulupropinsi Riau Diakses 26 Nopember 2021
Mahdi, Ibnu Mirdad. 2011. Pengaruh Ketebalan Dan Diameter Media Saringan
Pasir Lambat Untuk Mengolah Air PDAM Ditinjau Dari Parameter E.Coli,
Zat Organik Dan Deterjen. ITS : Surabaya.
Melinda. T. dan Siswadi. E. Kajian Kualitas Air Waduk Batujai Dalam Upaya
Pengendalian Pencemaran Air Di Kabupaten Lombok Tengah Provinsi Nusa
Tenggara Barat. Jukung Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 7 No. 2 Tahun 2021
p-ISSN : 2461-0437, e-ISSN : 2540-9131 Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat.
Munandar, Agung. 2012. Saringan Pasir Lambat Up Flow.
http://www.bapelkescikarang.or.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=538:saringan-pasir-lambat-up-
flow&catid=71:teknologi-tepat-guna-kesehatan-lingkungan&Itemid=302.
Diakses 26 Nopember 2021
Nusa Idaman Said dan Arie Herlambang. A. 1999, Pengolahan Air Bersih Dengan
Proses Saringan Pasir Lambat Up Flow, Kelompok Teknologi Pengolahan
Air Bersih dan Limbah Cair, BPPT- Lingkungan, Jakarta.
Nusa Idaman Said dan Heru Dwi Wahyono, 1999, Teknologi Pengolahan Air Bersih
Dengan Proses Saringan Pasir Lambat, Kelompok Teknologi Pengolahan Air
Bersih dan Limbah Cair, BPPT- Lingkungan, Jakarta.
42
Reynold, D.T., 1982, Unit Operation & Processes in Environmental Engineering,
Brooks/cole Engineering Division, Monterey, California.
Ridwan, Muhammad http://ladawanpiazza.blogspot.com/2009/04/sistem-
pengolahan-air.html Diakses 26 Nopember 2021
Safira Astari dan Rofiq Iqbal, 2009, Kehandalan Saringan Pasir Lambat Dalam
Pengolahan Air. Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil
dan Lingkungan, ITB.
Sarbidi, 1988, Operasi dan perawatan pengolahan air bersih sistem saringan pasir
lambat pada PDAM Purwakarta. Laporan Penelitian Lapangan, Puslitbang
Permukiman DPU, Jakarta.
SNI 03.3981:1995, Tata Cara Perencanaan Instalasi Saringan Pasir Lambat, BSN,
Jakarta.
SNI 03.3982:1995, Tata Cara Pengoperasian dan Perawatan Instalasi Saringan
Pasir Lambat, BSN, Jakarta.
SNI 3981: 2008, Perencanaan Instalasi Saringan Pasir Lambat, BSN, Jakarta.
Soeprijanto, dkk.Pengolahan Tersier Air Limbah Industri Menggunakan Metode
Saringan Pasir Lambat. ITS : Surabaya.
Subekti, Purwo, dkk .2012. Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Bersih Dengan
Saringan Pasir Lambat “Up Flow” Di Kampus Universitas Pasir Pengaraian
Kabupaten Rokan Hulu Propinsi Riau
Sularso dan Haruo Tahara, 1983, Pompa dan Kompresor, Pradnya Paramita, Jakarta.
Susumu Kawamura. 1991, Integrated Design of Water Treatment Facilities, New
York –London, Jhon Wiley & Sons, Inc.
Utomo, Sudiyo, dkk . 2012. Desain Saringan Pasir Lambat Pada Instalasi
Pengolahan Air Bersih (Ipab) Kolhua Kota Kupang. Universitas Nusa
Cendana.
43