Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL SKIPSI

ANALISIS COD PADA SUMBER MATA AIR CIKAREO

DISUSUN OLEH

MITRA PERMADI

NIM:10318020

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

INTERNATIONAL WOMEN UNIVERSITY

2023
BAB
I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup di
bumi. Air mempunyai rumus kimia H2O , satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang
berikatan kovalen dengan satu atom oksigen Menurut Indarto (2010) dalam Udayani (2018) Air
dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uas air). Air merupakan satu-satunya zat yang
secara alami terdapat di permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut. Air bersifat tidak
berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar. Menurut Oviantari, (2011)
Sebanyak 72% permukaan bumi tertutup oleh air, tetapi 97% air tersebut asin dan tidak
baik untuk diminum. Diantara 70% air minum tersebut berbentuk es, kurang dari 1 persen air
minum yang ada di dunia siap dimanfaatkan secara langsung
Menurut Sumantri (2013) air yang berada di permukaan bumi ini dapat berasal dari berbagai
sumber. Berdasarkan letak sumbernya, air dapat dibagi menjadi air angkasa ( hujan ), vair
permukaan, dan air tanah.

1. Air angkasa (hujan)


Air angkasa atau air hujan merupakan sumber utama air bumi. Walau pada saat
presipitasi merupakan air yang paling bersih, air tersebut cenderung mengalami
pencemaran ketika berada di atmosfer. Pencemaran yang berlangsung di atmosfer itu
dapat disebabkan oleh partikel debu, mikroorganisme, dan gas misalnya karbon dioksida,
nitrogen, dan ammonia.
2. Air permukaan
Air permukaan yang meliputi badan-badan air semacam sungai, danau, telaga, waduk,
rawa, air terjun, dan sumur permukaan, sebagian besar berasal air hujan yang jatuh ke
permukaan bumi. Air hujan tersebut kemudian akan mengalami pencemaran baik oleh
tanah, sampah maupun lainnya. Dibandingkan dengan sumber air lain, air permukaan
merupakan sumber air yang paling tercemar akibat kegiatan manusia, fauna, flora, dan
zat-zat lain. Sumber air permukaan, antara lain, sungai, selokan, rawa, parit, bendungan,
danau, laut, dan air terjun.
3. Air tanah
Air tanah merupakan sebagian air hujan yang mencapai permukaan bumi dan menyerap
ke dalam lapisan tanah dan menjadi air tanah. Air tanah memiliki beberapa kelebihan
dibandingkan sumber air lain. Pertama, air tanah biasanya bebas dari kuman penyakit dan
tidak perlu mengalami proses purifikasi atau penjernihan. Persediaan air tanah juga cukup
tersedia sepanjang tahun, saat musim kemarau sekalipun.

Menurut Alamsyah (2006) air tanah digolongkan menjadi tiga, yaitu air tanah dangkal, air
tanah dalam, dan mata air. Golongan tersebut berkaitan dengan kualitas, kuantitas, dan mineral
yang terkandung di air tanah.

a. Air tanah dangkal


Air tanah dangkal terdapat pada kedalaman kurang lebih 15 meter di bawah permukaan
tanah. Jumlah air yang terkandung pada kedalaman ini cukup terbatas. Biasanya hanya
digunakan untuk keperluan rumah tangga, seperti minum, mandi, dan mencuci.
Penggunaan air tanah dangkal berupa sumur berdinding semen maupun sumur bor.
Secara fisik, air tanah terlihat jernih dan tidak berwarna ( bening ) karena telah
mengalami proses filtrasi oleh lapisan tanah. Kualitas air tanah dangkal cukup baik dan
layak digunakan sebagai bahan baku air minum. Kuantitas air tanah dangkal dipengaruhi
oleh musim. Pada saat musim hujan, jumlah air tanah dangkal berlimpah, tetapi
jumlahnya terbatas saat musim kemarau.
b. Air tanah dalam
Air tanah dalam terdapat pada kedalaman 100 – 300 meter di bawah permukaan tanah.
Air tanah dalam berwarna jernih dan sangat baik digunakan sebagai air minum karena
telah mengalami proses penyaringan berulang – ulang oleh lapisan tanah. Air tanah
dalam memiliki kualitas yang lebih baik dari pada air tanah dangkal. Kuantitas air tanah
dalam cukup besar dan tidak terlalu dipengaruhi oleh musim, sehingga air tanah dalam
dapat digunakan untuk kepentingan industri dan dapat digunakan dalam jangka waktu
yang cukup lama.
c. Mata air
Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah dengan
hampir tidak dipengaruhi oleh musim, sedangkan kualitas dan kuantitasnya sama dengan
air dalam (Asmadi, Khayan, 2011). Mata air biasanya terdapat pada lereng gunung, dapat
berupa rembesan (mata air rembesan) dan ada juga yang keluar di daerah dataran rendah
(mata air umbul). Mata air memiliki kualitas air hampir sama dengan kualitas air minum,
mata air dapat digunakan untuk keperluan lainnya. Seperti mandi dan mencuci. Kuantitas
air yang dihasilkan oleh mata air cukup banyak dan tidak dipengaruhi oleh musim,
sehingga dapat digunakan untuk kepentingan umum dalam jangka waktu lama.
(Alamsyah, 2006)

Mata air merupakan salah satu sumber air yang keberadaannya dapat digunakan untuk
berbagai keperluan masyarakat, Arsyad (2008) menyatakan bahwa mata air muncul karena
pertemuan lapisan yang dapat ditembus oleh partikel dan dapat menampung maupun
menyalurkan air tanah diatasnya dengan lapisan dibawahnya yang lebih padat. Mata air banyak
ditemukan di kaki gunung api karena terdapat jalur mata air dari hidromorfologi gunung api.
Mata Air Cikareo yang berada di Wilayah Lembang Kabupaten Bandung Barat dimanfaatkan
oleh masyarakat Desa Cibogo dan Perumda Tirtawening Kota Bandung sebagai sumber air
bersih. Mata Air Cikareo mempunyai debit 48 L/detik s/d 54 L/detik. Perumda Tirtawening telah
memasang jalur pipa transmisi sepanjang 9,6 KM dari Mata Air Cikareo ke IPA dago pakar yang
selanjutnya di tampung di Reservoir sebelum di distribusikan ke masyarakat.
Supaya keberadaan mata air dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat, perlu
diketahui bagaimana kualitas air tersebut. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun
2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air bahwa kualitas air perlu dipertahankan dan
dipulihkan baik air yang masuk maupun berada di sumber air (mata air). Berdasarkan Peraturan
Pemerintah tersebut, perlu dilakukan uji kualitas air yang keluar dan mengalir dari mata air
supaya dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan pokok masyarakat sekitar dengan aman
Berdasarkan Permen di atas maka perlu dilakukanya uji kualitas pada Mata air Cikareo salah
satunya pengujian COD (Chemical Oxygent Demand) . Dilansir dalam Jurnal Kajian COD dan
BOD dalam TPA Kaliori di Banyumas Volume 13 Nomor 1 tahun 2001 hal 40-49, disebutkan
bahwa COD merupakan salah satu parameter kualitas air di Indonesia berdasarkan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 tahun 2001(PP RI. No. 82 Th. 2001). COD
merupakan kebutuhan oksigen kimia untuk mengurai seluruh bahan organic yang terkandung
dalam air. COD atau yang biasa diartikan sebagai kebutuhan oksigen kimia (KOK), adalah
jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat- zat organik yang ada dalam air.
Dengan kata lain COD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat- zat
organik atau bahan buangan di dalam air menjadi H2O dan CO2. Pada reaksi ini hampir semua
zat atau sekitar 85% dapat teroksidasi menjadi H 20 dan CO2 dalam lingkungan asam. Nilai COD
menjadi ukuran bagi parameter pencemaran air oleh zat- zat organik yang secara alamiah dapat
dioksidasikan melalui proses mikrobiologis. Dan mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut
didalam air .
COD (Chemical Oxygent Demand) menyatakan jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk
menguraikan bahan organik dalam air secara kimiawi. Semakin tinggi nilai COD (Chemical
Oxygent Demand) mengindikasikan tingginya bahan organik sehingga kualitas air semakin
rendah. Metode yang menjadi acuan untuk melakukan pengujian COD adalah SNI.6869.22019
“SNI 6989.2:2019: Air dan air limbah – Bagian 2: Cara uji Kebutuhan Oksigen Kimiawi
(Chemical Oxygen Demand/COD) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri”
Berikut adalah hasil pengujian kualitas Mata Air Cikareo yang di lakukan di badan air
dan outlet (reservoir) yang berada di Dago Pakar.
II. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah yang akan diteliti pada penelitian ini adalah bagaiman kualitas air
pada mata air Cikareo Lembang Kabupaten Bandung Barat – Propinsi Jawa Barat.

III. TUJUAN PENELITIAN


Mengetahui kadar cod di mata air cikareo lembang mulai dari mata air dan badan air
untuk memastikan layak di konsumsi oleh masyarakat

IV. MANFAAT PENELITIAN


1. Untuk masyarakat pengguna air, mengukur kualitas air yang digunakan. Layak
tidaknya air tersebut digunakan untuk kehidupan sehari-hari.
2. Untuk masyarakat pengelola air Cikareo, sebagai dasar pemeliharaan air.
3. Untuk Lembaga, sebagai usaha promosi dan daya tawar kualitas air yan dapat
dipromosikan yang memiliki daya jual.

Anda mungkin juga menyukai