PENDAHULUAN
Hampir 71% permukaan bumi ditutupi oleh air. Tersedia 1,4 triliun kilometer
kubik (330 juta mil³) di Bumi, namun ketersediaan air masih belum mencukupi
karena beberapa faktor yaitu; meningkatnya penggunaan air bersih oleh
masyarakat, berkurangnya ketersediaan air bersih, kekeringan. Sebagian besar air di
laut (air asin), juga mengalami pencemaran air sehingga tidak dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari.
Salah satu sumber air yang dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari
adalah air tanah. Masyarakat memanfaatkan air tanah ini untuk minum, mandi,
memasak, mencuci atau untuk keperluan lainnya. Oleh karena itu, air tanah yang
ada harus dilestarikan dengan baik. Namun saat ini, ketersediaan air tanah mulai
berkurang, dan banyak sumber air tanah yang terkontaminasi oleh zat berbahaya
sehingga tidak dapat digunakan lagi.
1.2 Tujuan
2. Meningkatkan kesadaran untuk menjaga kelestarian air sebagai sumber air bersih
Pencemaran air dapat diartikan sebagai masuknya suatu mahluk hidup, zat cair
atau zat padat, suatu energi atau komponen lain ke dalam air. Sehingga kualitas air
menjadi turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi
sesuai dengan kegunaannya. Tercemarnya suatu air, dapat terjadi secara alami atau
disebabkan oleh alam maupun adanya campur tangan manusia, akibatnya air mengalami
penurunan akan kualitasnya.
Salah satu pencemaran air yang sering terjadi ialah pencemaran air sungai. Air
sungai menjadi tempat pembuangan akhir dari berbagai macam limbah baik dari limbah
rumah tangga (limbah padat maupun limbah cair), limbah industri kecil maupun industri
besar disekitar sungai, serta limbah yang berasal dari pegunungan yang berupa
vulkanik. Limbah industri sangat berperan dalam pencemaran air. Salah satu hasil
limbah industri ialah limbah logam berat Kadmium (Cd). Kadmium (Cd) digunakan
sebagai pewarna pada batik dan salah satu komponen dalam batu baterai.
Kadmium merupakan salah satu jenis logam berat yang berbahaya karena
elemen ini beresiko tinggi terhadap pembuluh darah. Kadmium dalam tubuh
terakumulasi dalam ginjal dan hati terutama terikat sebagai metalothionein.
Metalothionein mengandung asam amino sistein, dimana Cd terikat dengan gugus
sulfhidril (-SH) dalam enzim karboksil sisteinil, histidil, hidroksil dan fosfatil dari
protein dan purin. Kemungkinan besar pengaruh toksisitas Cd disebabkan oleh interaksi
antara Cd dan protein tersebut, sehingga menimbulkan hambatan terhadap aktivitas
kerja enzim (Darmono, 1995).
Pada sungai yang tercemar, ikan merupakan biota air yang sangat cocok untuk di
lakukan uji kadar logam berat. Hal ini dikarenakan ikan yang hidup di perairan sungai,
walaupun tidak diberi makan sekalipun ikan tersebut dapat memperoleh makanan yang
berasal dari aliran sungai. Biota air yang hidup dalam perairan tercemar logam berat,
dapat mengakumulasi logam berat tersebut dalam jaringan tubuhnya. Makin tinggi
kandungan logam dalam perairan akan menyebabkan semakin tinggi pula kandungan
logam berat yang terakumulasi dalam tubuh hewan tersebut (Rochyatun dkk, 2007).
Ikan sebagai salah satu biota air dapat dijadikan sebagai salah satu indikator
tingkat pencemaran yang terjadi di dalam perairan. Tubuh ikan dapat berfungsi sebagai
indikator terjadinya suatu pencemaran dalam lingkungan, jika dalam tubuh ikan tersebut
terkandung kadar logam berat yang tinggi dan melebihi batas normal yang telah
ditentukan.
Menurut Supriyanto dkk (2007), kandungan logam berat dalam ikan erat
kaitannya dengan pembuangan limbah industri disekitar tempat hidup ikan tersebut,
seperti sungai, danau dan laut. Banyaknya logam berat yang terserap dan terdistribusi
pada ikan bergantung pada bentuk senyawa dan konsentrasi polutan, aktivitas
mikroorganisme, tekstur sedimen, serta jenis dan unsur ikan yang hidup di lingkungan
tersebut.
Air adalah zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Sekitar tiga
per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorang pun dapat
bertahan hidup lebih dari 4 – 5 hari tanpa minum air. Selain itu, air juga
dipergunakan untuk memasak, mencuci, mandi, dan membersihkan kotoran yang
ada di sekitar rumah. Air juga digunakan untuk keperluan industri, pertanian,
pemadam kebakaran, tempat rekreasi, transportasi, dan lain-lain (Chandra, 2007).
Menurut Indarto (2010) dalam Udayani (2018) Air dapat berwujud padatan
(es), cairan (air) dan gas (uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara
alami terdapat di permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut. Air adalah
substansi kimia dengan rumus H2O, satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna,
tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar.
Air angkasa atau air hujan merupakan sumber utama air bumi. Walau
pada saat presipitasi merupakan air yang paling bersih, air tersebut cenderung
mengalami pencemaran ketika berada di atmosfer. Pencemaran yang
berlangsung di atmosfer itu dapat disebabkan oleh partikel debu,
mikroorganisme, dan gas lainnya, misalnya karbon dioksida, nitrogen, dan
ammonia.
Air tanah merupakan sebagian air hujan yang mencapai permukaan bumi
dan menyerap ke dalam lapisan tanah dan menjadi air tanah. Air tanah
memiliki beberapa kelebihan dibandingkan sumber air lain. Pertama, air tanah
biasanya bebas dari kuman penyakit dan tidak perlu mengalami proses
purifikasi atau penjernihan. Persediaan air tanah juga cukup tersedia
sepanjang tahun, saat musim kemarau sekalipun.
Menurut Alamsyah (2006) air tanah digolongkan menjadi tiga, yaitu air
tanah dangkal, air tanah dalam, dan mata air. Golongan tersebut berkaitan
dengan kualitas, kuantitas, dan mineral yang terkandung di air tanah.
Air tanah dalam terdapat pada kedalaman 100 – 300 meter di bawah
permukaan tanah. Air tanah dalam berwarna jernih dan sangat baik digunakan
sebagai air minum karena telah mengalami proses penyaringan berulang –
ulang oleh lapisan tanah. Air tanah dalam memiliki kualitas yang lebih baik
dari pada air tanah dangkal. Kuantitas air tanah dalam cukup besar dan tidak
terlalu dipengaruhi oleh musim, sehingga air tanah dalam dapat digunakan
untuk kepentingan industri dan dapat digunakan dalam jangka waktu yang
cukup lama.
c. Mata Air
Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan
tanah dengan hampir tidak dipengaruhi oleh musim, sedangkan kualitas dan
kuantitasnya sama dengan air dalam (Asmadi, Khayan, 2011).
Mata air biasanya terdapat pada lereng gunung, dapat berupa rembesan
(mata air rembesan) dan ada juga yang keluar di daerah dataran rendah (mata
air umbul). Mata air memiliki kualitas air hampir sama dengan kualitas air
minum, mata air dapat digunakan untuk keperluan lainnya. Seperti mandi dan
mencuci. Kuantitas air yang dihasilkan oleh mata air cukup banyak dan tidak
dipengaruhi oleh musim, sehingga dapat digunakan untuk kepentingan umum
dalam jangka waktu lama. (Alamsyah, 2006)
Kehidupan itu dikatakan berasal dari air (laut). Di dalam perairan selalu
didapat kehidupan, fauna dan flora. Benda hidup ini berpengaruh timbal balik
terhadap kualitas air. Di dalam suatu lingkungan air, terdapat berbagai benda
hidup, yakni organisme yang natif dan tidak natif bagi lingkungan tersebut.
Organisme natif dalam bada air biasanya merupakan organisme yang tidak
patogen terhadap manusia. Organisme yang tidak natif dapat berasal dari
airlimbah, air hujan, debu, dan lain – lain pengotoran. Organisme ini dapat
hidup diperairan yang mengandung zat hara/makanan baginya. Sebagaimana
halnya semua organisme, setiap jenis organisme di dalam perairan
mempunyai fungsi yang khusus dalam lingkungan tersebut dan membentuk
ekosistem aquatik yang khas pula.
a. Apabila suatu tubuh kehilangan seluruh cadangan lemak dan juga kehilangan
setengah cadangan protein, hal ini tidak akan membahayakan bagi tubuh
manusia, namun apabila terjadi kehilangan 20 persen saja air dari dalam tubuh,
akan bisa mengakibatkan kematian. Hal yang sama pun dapat berlaku bagi
makhluk hidup lain. Jadi tanpa adanya air maka semua proses-proses
kehidupan baik itu bagi manusia maupun binatang akan terganggu dan
kemudian terhenti sama sekali yang berarti kematian.
b. Kalau pada musim kemarau manusia karena merasa kekurangan air, hal itu
adalah wajar, memang pada saat itu sangat sulit diperoleh air, karena jumlah
sangat sedikit. Tetapi tidak sedikit pula orang pada musim penghujan
kekurangan air, dimana pada saat itu air berlimpah-limpah dijumpai dimana-
mana. Kejadian yang seperti ini sudah sering dijumpai. Air yang dibutuhkan
manusia sebenarnya bukanlah sembarang air, tetapi air yan benar-benar baik
dan sehat yang tidak berbahaya bagi Kesehatan tubuh manusia.
BAB IV
4.1 Simpulan
4.2 Saran
Darmono, 1995, Logam Dalam Sistem Biologi Makhluk hidup, 111, 131-134,
Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Rochyatun, E., Taufik, K dan Abdul, R. 2006. Distribusi Logam Berat Dalam Air
dan Sedimen di Perairan Kamal Muara, Jakarta Utara. 30 Skripsi.
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. IPB Bogor.
Supriyanto, C dkk. 2007. “Analisis Cemaran Logam Berat Pb, Cu, Dan Cd Pada Ikan
Air Tawar Dengan Metode Spektrometri Nyala Serapan Atom (SSA).
Indarto. 2010. Hidrologi; Dasar Teori dan Contoh Aplikasi Model Hidrologi. Jakarta:
Bumi Aksara.
Oviantari, M. V. (2011). Analisis Indek Kualitas Air pada Mata Air Tlebusan
Baluan, Pancoran Camplung, dan Pancoran Padukuhan di Banjar Cau,
Tabanan, (skripsi). Singaraja : Undiksha.
Alamsyah, Sujana. 2006. Merakit Sendiri Alat Penjernih Air Untuk Rumah Tangga.
Jakarta : Kawan Pustaka.
Sanropie, Djasio, Dkk. 1984. Buku Pedoman Study Penyediaan Air Bersih. Akademi
Penilik Kesehatan- Teknologi Sanitasi. Jakarta: Pusdiknakes.