OUTLINE PROPOSAL
I. PENDAHULUAN
Air merupakan material yang menjadi salah satu sumber kehidupan bagi
manusia. Air tawar yang digunakan hanya berjumlah 3% dari total air yang
terkandung dalam bumi. Air tersebut terdapat dalam sungai, danau dan di bawah
permukaan tanah. Pemanfaatan air tawar harus dilakukan secara
berkesinambungan. Kuantitas air yang dimanfaatkan harus mencapai jumlah yang
minimal sementara kualitas air yang dimanfaatkan harus memenuhi standar
kualitas tertentu.
Pentingnya kebutuhan akan air bersih, maka adalah hal yang wajar jika
sektor air bersih mendapatkan prioritas penanganan utuma karena menyangkut
kehidupan banyak orang banyak. Penanganan dan kebutuhan air bersih dapat
dilakukan dengan berbagai cara, disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang
ada. Di daerah perkotaan, sistem penyediaan air bersih dilakukan dengan sistem
perpipaan dan non perpipaan. Sistem perpipaan dikelola oleh Perusahaan Daerah
Air Minum (PDAM) dan sistem non perpipaan dikelola oleh masyarakat baik
secara individu maupun kelompok.
Kinerja pelayanan PDAM tidak lepas dari sistem distribusi yang
merupakan suatu jaringan perpipaan yang tersusun atas sistem pipa, pompa,
reservoir, dan perlengkapannya. Kebutuhan air bersih akan semakin meningkat
seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. Dengan demikian sistem distribusi
akan semakin kompleks dan membutuhkan penanganan khusus. Sistem distribusi
air bersih sering bermasalah dalam hal kuantitas, tekanan, komunitas dan kualitas
air.
Masalah penyediaan air bersih saat ini menjadi perhatian khusus negara-
negara maju maupun negara yang sedang berkembang. Indonesia sebagai salah
satu negara berkembang tidak lepas dari permasalahan penyediaan air bersih bagi
1
masyarakat. Salah satu masalah pokok yang dihadapi adalah kurang tersedianya
sumber air bersih, belum meratanya pelayanan penyedian air bersih terutama di
pedesaan dan sumber air yang dimanfaatkan secara maksimal. Di kota-kota besar
air bersih yang dimanfaatkan oleh PDAM telah tercemari oleh limbah industri dan
limbah domestik, sehingga beban pengelolaan air bersih semakin meningkat.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan air bersih yang semakin meningkat,
dimana debit sumber air yang mengalami penurunan tiap tahunnya sehingga
masyarakat yang berada di Janarata sangat sulit memanfaatkan sumber air yang
didistribusikan oleh PDAM Tirta Bengi Kecamatan Bandar, bahkan masyarakat
harus mengambil air ke beberapa sungai yang berada di daerah tersebut. Oleh
karena itu PDAM Tirta Bengi perlu mengkaji kembali kebutuhan air bersih untuk
wilayah Janarata, agar kebutuhan masyarakat di wilayah pelayanan PDAM Tirta
Bengi akan air bersih dapat terpenuhi pada saat sekarang dan masa yang akan
datang.
2
2. Mengetahui berapa debit air yang harus diproduksi untuk mencukupi
kebutuhan air yang disediakan oleh PDAM Tirta Bengi pada tahun 2027.
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk
kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air
menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kubik (330 juta mil³)
tersedia di bumi. Penempatan air sebagian besar terdapat di laut/air asin dan
laisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi dapat hadir
sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air
3
dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air yaitu: melalui
penguapan, hujan dan aliran air di atas permukaan tanah (run off, meliputi mata
air, muara dan sungai) menuju laut (Asmadi, 2011).
Pengelolaan sumber daya air yang kurang baik dapat menyebabkan
kekurangan air, monopolisasi serta privatisasi kurang dan bahkan menyulut
konflik. Indonesia telah memiliki undang-undang yang mengatur sumber daya air
sejak tahun 2004, yakni Undang-Undang nomor 17 tahun 2019 tentang Sumber
Daya Air yang berbunyi “Pengelolaan Sumber Daya Air adalah upaya
merencanakan, melaksanakaan, memantau, dan mengevaluasi penyelenggaraan
konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian
daya rusak air”.
Air merupakan satu kebutuhan pokok yang tidak kita pisahkan dengan
kehidupan sehari-hari makhluk hidup di dunia. Air merupakan bagian esensial
bagi makhluk hidup hewan, tumbuhan, maupun manusia. Semua makhluk hidup
memerlukan air, tanpa air tidak mungkin ada kehidupan. Demikian pula manusia
mungkin dapat hidup selama beberapa hari tanpa makan tetapi tidak akan bertahan
hidup selama beberapa hari tanpa air minum (Asmadi, 2011).
4
II.2.2. Air minum
Pengertian air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat
kesehatan yang dapat diminum. Alasan kesehatan dan teknis yang mendasari
penentuan standar kualitas air minum efek-efek dari setiap parameter jika
melebihi dosis yang telah ditetapkan. Pengertian dari standar kualitas air minum
adalah batas operasional dari kriteria kualitas air dengan memasukkan
pertimbangan non teknis, tingkat kesehatan yang ada dan teknologi yang tersedia.
Berdasarkan Permenkes No. 416/PER/IX/1990, yang membedakan kualitas air
bersih dan air minum adalah standar kualitas setiap parameter fisik, kimia,
biologis dan radiologis maksimum yang diperbolehkan.
5
industry akan menghasilkan senyawa asam (H2SO4), sehingga dikenal
dengan “acid rain”yang bersifat asam.
c. Terkontaminasi lainya adalah partikel padat seperti: debu, asap, partikel cair,
mikro organisme seperti virus, dan bakteri.
Dari segi kuantitas air hujan tergantung pada tinggi rendahnya hujan,
sehingga air hujan tidak bisa mencukupi persediaan air bersih karena jumlahnya
fluktuatif (tidak stabil). Begitu pula jika dilihat dari segi kontinuitasnya, air hujan
tidak dapat digunkan secara terus menerus karena tergantung musim.
6
tidak terpengaruh oleh musim dan kualitas/kualitasnya sama dengan keadaan air
dalam.
Sementara itu Hendrayana (1994) menyatakan bahwa mata air adalah
lokasi di mana air tanah mengalir atau merembes keluar hingga mencapai
permukaan tanah secara alami. Selanjutnya air yang dihasilkan tersebut mengalir
pada permukaan tanah dan melalui alur sungai, sehingga seringkali menjadi
sumber aliran air pada sungai..
7
digunakan asumsi-asumsi atau pendekatan yang berdasarkan dengan kategori kota
seperti pada Tabel 2.1 berikut:
Tabel 2.1. Tingkat Pemakaian Air Rumah Tangga Sesuai Kategori Kota
No Kategori Kota Jumlah Penduduk Sistem Tingkat
(jiwa) pemakaian air
(liter/orang/hari)
1 Kota > 1.000.000 Non Standar 190
Metropolitan
2 Kota Besar 500.000 – Non Standar 170
1.000.000
3 Kota Sedang 100.000 – Non Standar 150
5000.000
4 Kota Kecil 20.000 – 100.000 Standar BNA 130
5 Kota Kecamatan < 20.000 Standar IKK 100
6 Kota Pusat < 3.000 Standar DPP 30
Pertumbuhan
Sumber : SK-SNI Air Bersih, 1990.
Kebutuhan air non domestik merupakan air yang digunakan untuk keperluan
industri, pariwisata, tempat ibadah, tempat sosial serta tempat komersil dan umum
lainnya.
8
6 SLTP 50 Liter/siswa/hari
7 SMU/SMK dan Lebih 80 Liter/siswa/hari
Tinggi
8 Ruko/Rukan 100 Liter/penghuni dan
pegawai/hari
9 Kantor/Pabrik 50 Liter/pegawai/hari
10 Toserba, toko pengecer 5 Liter/m2
11 Restoran 15 Liter/kursi
12 Hotel Berbintang 250 Liter/tempat tidur/hari
13 Hotel Melati/penginapan 150 Liter/tempat tidur/hari
14 Gd. Pertunjukan, Bioskop 10 Liter/kursi
15 Gd. Serba Guna 25 Liter/kursi
16 Stasiun, Terminal 3 Liter/penumpang tiba dan
pergi
17 Peribadatan 5 Liter/orang,
(belum dengan air wudhu)
Sumber: SNI-03-7065-2005 Plambing.
9
Tabel 2.3. Klasifikasi dan Struktur Kebutuhan Air (1/3)
No Parameter Metro Besar Sedang Kecil
1 Tingkat Pelayanan (target) 100% 100% 100% 100%
2 Tingkat Pemakaian Air (lt/org/hr)
Sambungan Rumah (SR) 190 170 150 130
Hidran Umum (kran umum) 30 30 30 30
3 Kebutuhan Non Domestik
a. Industri (lt/org/hr)
- Berat 0,5-100 15% s/d 30%
- Sedang Kebutuhan
Domestik
- Ringan
b. Komersial
400
- Pasar
1000
- Hotel (lt/org/hr)
c. Sosial dan Industri 20
- Universitas (lt/ siswa /hr) 15
- Sekolah (lt/siswa/hr) 1 s/d 2
- Masjid (m3/org/unit) 400
- Rumah Sakit (lt/org/hr) 1 s/d 2
- Puskesmas (lt/org/hr) 0,01
- Kantor (lt/org/hr) 10
- Militer (m3/hari/unit)
4 Kebutuhan Harian Rata-rata Kebuthan Domestik + Non Domestik
5 Kebutuhan Harian Maksimum Kebutuhan Rata-rata x 1,15-1,2
(faktor jam maksimu)
6 Kehilangan Air
a. Sistem baru 20% x kebutuhan rata-rata
b. Sistem lama 30% x kebutuhan rata-rata
7 Kebutuhan Jam Puncak Kebutuhan rata-rata x jam puncak
Sumber: Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah, 2002.
10
II.6. Hukum dan Kelembagaan
Permasalahan kebutuhan air bersih sangat terkait dengan sumber air yang
dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Seperti kita ketahui
bahwa air mengalir (sungai) dari hulu ke hilir (laut) sementara aliran air tersebut
dapat melintasi wilayah yang begitu luas (DAS). Secara administrative (dari hulu
ke hilir) baik kecamatan, kabupaten dan provinsi (Kodoatie, 2005).
Sejalan dengan perlindungan telah diundangkannya UU No.22 tahun 1999
tentang Otonomi Daerah dan PP No. tahun 2000, maka Daerah harus mampu
menyikapi peraturan-peraturan tersebut dan mengimplementasikan dalam setiap
kegiatan program pembangunan yang menyangkut kepentingan wilayah
(administrasi) melalui azas kebersamaan, (sudut pandang, visi, misi, tujuan dan
sasaran) karena trabaikan kemungkinan bisa muncuk konflik-konflik antar
wilayah.
Setelah diundangkannya UU No. 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah dan
PP No. tahun 2000, kebijakan yang diterapkan sekarang dlam lingkungan PDAM
yang menangani masalah air bersih diberikan hakkepada setiap Pemerintah Kota
yag baru dibentuk untuk pemisahan asset dan operasi dari induknya yaitu PDAM
Kabupaten, sehingga terbentuknya PDAM Kota da PDAM Kabupaten dengan
asset yang lebih kecil dari semula.
11
daerah (BUMD) terlalu banyak mendapat intervensi dari PEMDA sehingga
PDAM tidak dapat bekerja dengan efektif.
Berdasarkan kenyataan yang diuraikan di atas, disarankan PDAM perlu
meningkatkan efesiensi dengan diberikannya wewenang penuh agar mapu
membuat keputusan/kebijakan sendiri dalam penangan permasalahan yang
dihadapi PDAM. Dilain pihak perlu dipertimbangkan skala ekonomis kapasitas
maupun jangkauan pelayanan serta peranan organisasi yang berbeda harus
ditetapkan secara jelas sesuai dengan tanggung jawab. Sedangkan pengelolaan dan
pengembangan air baku (sumber air) harus ditangani oleh pemerintah malalui azas
kebersamaan, (sudut pandang, visi, misi, tujuan dan sasaran) (kodoatie, 2005).
12
dilihat dari beberapa penelitian yang di dapat rata-rata menggunakan metode
geometrik.
a. Metode Geometrik
Metode perhitungan dengan cara geometrik didasarkan pada kenaikan rata-
rata jumlah penduduk dengan menggunakan data terakhir dan rata-rata
sebelumnya. Perhitungan ini menggunakan persamaan berikut:
13
Qt = Qmd x 100/80 …………..……………………………………….…..(2.5)
Dimana:
Qt = kebutuhan air total dengan factor kehilangan air 20%.
14
2 Alexander Analisis Menggunakan a).Hasil Uji
Tuahta Kinerja Sistem Metode Instrumen
Sihombing Distribusi Air Kuantitatif dan Penelitian Hasil
(2019) Bersih Pdam Kualitatif instrumen dalam
Tirta Silaupiasa penelitian ini
Kabupaten adalah sekumpulan
Asahan pertanyaan yang
digunakan untuk
menanyakan hal
yang ingin diukur
atau diketahui
dengan
menyebarkan
kuesioner.
Keberhasilan alat
ukur menjalankan
fungsinya sebagai
alat ukur apabila
alat ukur tersebut
dapat menunjukkan
hasil ukur dengan
cermat dan akurat.
b).Validitas dan
Reliabilitas
Instrumen Uji
validitas dan
reliabilitas
instrumen
dilakukan kepada
30 (tiga puluh)
orang di luar dari
sampel penelitian
pada PDAM Tirta
Silaupiasa
Kabupaten Asahan.
c).Validitas Uji
validitas digunakan
untuk mengukur
sah atau valid
tidaknya suatu
kuesioner.
Kuesioner
dikatakan valid jika
pertanyaan pada
kuesioner mampu
untuk
15
mengungkapkan
sesuatu yang diukur
oleh kuesioner
tersebut.
3 Joshua Analisis Sistem Menggunakan Dalam penelitian
Theoroditus1 ,E Jaringan Metode ini Jaringan
ko Yulianto2 , Distribusi Air Geometri dan Distribusi Air
Danang Bersih metode proyeksi. Bersih PDAM Tirta
Gunarto3. Perusahaan Melawi melayani 7
Daerah Air Desa yang ada di
Minum (Pdam) Kecamatan Nanga
Tirta Melawi Pinoh yaitu Desa
Paal, Tanjung
Niaga, Sidomulyo,
Baru, Kelakik,
Tanjung Lay, dan
Kenual.Perhitungan
proyeksi penduduk
merupakan dasar
dari analisa
kebutuhan air
bersih.
16
3.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini terletak di Janarata, Kecamatan Bandar, Kabupaten
Bener Meriah. Kabupaten Bener Meriah adalah salah satu Kabupaten di Aceh,
Indonesia.Kabupaten ini merupakan hasil pemekaran Kabupaten Aceh Tengah
yang terdiri atas tujuh kecamatan. Kabupaten Bener Meriah yang beribukota di
Simpang Tiga Redelong memiliki luas 1.919,69 km² terdiri dari 10 Kecamatan
dan 233 desa/kelurahan.
17
Batasan-batasan wilayah Janarata, dimana memiliki batas-batas admistrasi sebagai
berikut :
Sebelah Utara : Kecamatan Bener Kelipah
Sebelah Selatan : Kabupaten Aceh Tengah
Sebelah Timur : Kecamatan Syiah Utama
Sebelah Barat : Kecamatan Bukit
Data-data yang diperoleh dari studi pustaka dengan mencari informasi dari
berbagai buku referensi, sehingga mempermudah dalam pengumpulan data yang
diperlukan dalam penyusunan hasil penelitian.
18
berikutnya. Setelah itu data tersebut digunakan sebagai acuan untuk memprediksi
kebutuhan air bersih untuk priode 5 tahun kemudian.
Metode pengumpulan data dalam studi khasus ini diperoleh melalui studi
pustaka serta menggunakan data dimiliki oleh instansi terkait, dalam hal ini adalah
Kelurahan Janarata PDAM Tirta Bengi. Adapun data tersebut adalah:
1. Data jumlah penduduk Kecamatan Bandar selama 5 tahun terakhir.
2. Data pelanggan PDAM Tirta Bengi selama 5 tahun terakhir.
3. Data debit air yang diproduksi PDAM Tirta Bengi.
Pada tahap pengolahan data dilakukan perhitung data yang ada untuk
mencari laju perubahan dari masing-masing elemen dan mengetahui kebutuhan air
bersih. Data yang diperlukan dari segi kuantitas penambahan jumlah kebutuhan air
bersih PDAM menurut variabel-variabelnya selama 5 tahun terakhir, kemudian
data tersebut dianalisis menggunakan rumus-rumus untuk mencari kebutuhan air
bersih periode 5 tahun mendatang. Adapun tahap-tahap analisi yang dilakukan
berdasarkan data-data yang diperoleh yaitu sebagai berikut:
1. Menghitung proyeksi jumlah penduduk/pelanggan aktif pada tahun 2027
menggunakan persamaan 2.1 dan 2.2.
a. Melakukan pengumpulan data penduduk/pelanggan aktif 5 Tahun
Terakhir.
b. Melakukan perhitungan menggunakan Metode Geometrik untuk
memproyeksikan jumlah penduduk/pelanggan.
c. Setelah mendapatkan hasil proyeksi dengan Metode Geometrik maka hasil
tersebut akan di kombinasikan dengan tahap menghitung kebutuhan air
bersih 5 tahun kedepan.
2. Menghitung kebutuhan air bersih tahun 2027 dengan persamaan 2.3 dan 2.4.
19
a. Melakukan penginputan data proyeksi penduduk/pelanggan 5 tahun
kedepan.
b. Melakukan perhitungan kebutuhan air yang akan di distribusikan dalam
waktu 5 tahun kedepan.
c. Melakukan perhitungan kebutuhan air pada hari maksimum.
3. Menghitung kebutuhan air total dengan dengan rumus dan kehilangan air
sekitar 20% dengan persamaan 2.5.
a. Melakukan penginputan data hasil kebutuhan air pada hari maksimum.
b. Melakukan perkalian.
Untuk memudahkan analisis digunakan diagram alir penelitian pada Lampiran
20
VI. DAFTAR KEPUSTAKAAN
Kodoatie, Robert. J., & Roestam, Sjarief. 2010. Tata Ruang Air. Yogyakarta:
Penerbit Andi.
Kodoatie, R. J., & Sjarief, R. 2005. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
21
C. RENCANA JADWAL KEGIATAN TUGAS AKHIR
JADWAL (BULAN)
NO KEGIATAN
APR MEI JUN JUL AGS SEP
Studi
1
Awal/Literatur
Penyusunan
2
Proposal
3 Seminar Proposal
4 Pengumpulan Data
5 Pengolahan Data
Penyusunan Tugas
6
Akhir
Seminar Tugas
7
Akhir
Bathoh, 2023
Penulis,
GUSNADI RANGGAYO
NPM: 1603120069
Menyetujui, Menyetujui,
Pembimbing Dosen Co. Pembimbing
22
1