Anda di halaman 1dari 23

B.

OUTLINE PROPOSAL

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan material yang menjadi salah satu sumber kehidupan bagi
manusia. Air tawar yang digunakan hanya berjumlah 3% dari total air yang
terkandung dalam bumi. Air tersebut terdapat dalam sungai, danau dan di bawah
permukaan tanah. Pemanfaatan air tawar harus dilakukan secara
berkesinambungan. Kuantitas air yang dimanfaatkan harus mencapai jumlah yang
minimal sementara kualitas air yang dimanfaatkan harus memenuhi standar
kualitas tertentu.
Pentingnya kebutuhan akan air bersih, maka adalah hal yang wajar jika
sektor air bersih mendapatkan prioritas penanganan utuma karena menyangkut
kehidupan banyak orang banyak. Penanganan dan kebutuhan air bersih dapat
dilakukan dengan berbagai cara, disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang
ada. Di daerah perkotaan, sistem penyediaan air bersih dilakukan dengan sistem
perpipaan dan non perpipaan. Sistem perpipaan dikelola oleh Perusahaan Daerah
Air Minum (PDAM) dan sistem non perpipaan dikelola oleh masyarakat baik
secara individu maupun kelompok.
Kinerja pelayanan PDAM tidak lepas dari sistem distribusi yang
merupakan suatu jaringan perpipaan yang tersusun atas sistem pipa, pompa,
reservoir, dan perlengkapannya. Kebutuhan air bersih akan semakin meningkat
seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. Dengan demikian sistem distribusi
akan semakin kompleks dan membutuhkan penanganan khusus. Sistem distribusi
air bersih sering bermasalah dalam hal kuantitas, tekanan, komunitas dan kualitas
air.
Masalah penyediaan air bersih saat ini menjadi perhatian khusus negara-
negara maju maupun negara yang sedang berkembang. Indonesia sebagai salah
satu negara berkembang tidak lepas dari permasalahan penyediaan air bersih bagi

1
masyarakat. Salah satu masalah pokok yang dihadapi adalah kurang tersedianya
sumber air bersih, belum meratanya pelayanan penyedian air bersih terutama di
pedesaan dan sumber air yang dimanfaatkan secara maksimal. Di kota-kota besar
air bersih yang dimanfaatkan oleh PDAM telah tercemari oleh limbah industri dan
limbah domestik, sehingga beban pengelolaan air bersih semakin meningkat.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan air bersih yang semakin meningkat,
dimana debit sumber air yang mengalami penurunan tiap tahunnya sehingga
masyarakat yang berada di Janarata sangat sulit memanfaatkan sumber air yang
didistribusikan oleh PDAM Tirta Bengi Kecamatan Bandar, bahkan masyarakat
harus mengambil air ke beberapa sungai yang berada di daerah tersebut. Oleh
karena itu PDAM Tirta Bengi perlu mengkaji kembali kebutuhan air bersih untuk
wilayah Janarata, agar kebutuhan masyarakat di wilayah pelayanan PDAM Tirta
Bengi akan air bersih dapat terpenuhi pada saat sekarang dan masa yang akan
datang.

1.2 Perumusan Masalah

Dari uraian yang telah dipaparkan di atas terdapat beberapa permasalahan


permasalahan sebagai berikut:
1. Berapa besar total kebutuhan air bersih di wilayah pelayanan Janarata yang
harus disediakan PDAM Tirta Bengi Kecamatan Bandar pada tahun 2027.
2. Berapa debit air yang harus diproduksi untuk mencukupi kebutuhan air
yang disediakan oleh PDAM Tirta Bengi pada tahun 2027.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah:


1. Mengetahui total kebutuhan air bersih yang harus dipenuhi di wilayah
pelayanan Janarata yang harus disediakan PDAM Tirta Bengi Kecamatan
Bandar pada tahun 2027.

2
2. Mengetahui berapa debit air yang harus diproduksi untuk mencukupi
kebutuhan air yang disediakan oleh PDAM Tirta Bengi pada tahun 2027.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penulisan Tugas Akhir ini adalah:


1. Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai kebutuhan air bersih di wilayah
pelayanan yang harus disediakan PDAM Tirta Bengi Kecamatan Bandar
pada tahun 2027.
2. Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai debit air yang harus diproduksi
untuk mencukupi kebutuhan air yang disediakan oleh PDAM Tirta Bengi
pada tahun 2027.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penulisan tugas akhir ini ruang lingkup penelitian pada:


1. Daerah penelitian di Janarata yang dilayani oleh PDAM Tirta Bengi
Kecamtan Bandar.
2. Perhitungan jumlah kebutuhan air bersih, sehingga didapatkan jumlah
kebutuhan air yang harus tersedia untuk Janarata.

II. TINJAUAN KEPUSTAKAAN

II.1. Pengertian Air

Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk
kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air
menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kubik (330 juta mil³)
tersedia di bumi. Penempatan air sebagian besar terdapat di laut/air asin dan
laisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi dapat hadir
sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air

3
dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air yaitu: melalui
penguapan, hujan dan aliran air di atas permukaan tanah (run off, meliputi mata
air, muara dan sungai) menuju laut (Asmadi, 2011).
Pengelolaan sumber daya air yang kurang baik dapat menyebabkan
kekurangan air, monopolisasi serta privatisasi kurang dan bahkan menyulut
konflik. Indonesia telah memiliki undang-undang yang mengatur sumber daya air
sejak tahun 2004, yakni Undang-Undang nomor 17 tahun 2019 tentang Sumber
Daya Air yang berbunyi “Pengelolaan Sumber Daya Air adalah upaya
merencanakan, melaksanakaan, memantau, dan mengevaluasi penyelenggaraan
konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian
daya rusak air”.

II.2. Pengertian Air Bersih dan Air Minum

Air merupakan satu kebutuhan pokok yang tidak kita pisahkan dengan
kehidupan sehari-hari makhluk hidup di dunia. Air merupakan bagian esensial
bagi makhluk hidup hewan, tumbuhan, maupun manusia. Semua makhluk hidup
memerlukan air, tanpa air tidak mungkin ada kehidupan. Demikian pula manusia
mungkin dapat hidup selama beberapa hari tanpa makan tetapi tidak akan bertahan
hidup selama beberapa hari tanpa air minum (Asmadi, 2011).

II.2.1. Air Bersih


Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan
menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagaimana batasnya, air
bersih adalah air yang memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan air minum,
dimana persyaratan dimaksud adalah persyaratan dari segi kualitas air yang
meliputi kualitas fisik, kimia, biologis dan radiologis, sehingga apabila
dikonsumsi tidak menimbulkan efek samping (Ketentuan Umum Permenkes No.
416/Menkes/PER/IX/1990).

4
II.2.2. Air minum
Pengertian air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat
kesehatan yang dapat diminum. Alasan kesehatan dan teknis yang mendasari
penentuan standar kualitas air minum efek-efek dari setiap parameter jika
melebihi dosis yang telah ditetapkan. Pengertian dari standar kualitas air minum
adalah batas operasional dari kriteria kualitas air dengan memasukkan
pertimbangan non teknis, tingkat kesehatan yang ada dan teknologi yang tersedia.
Berdasarkan Permenkes No. 416/PER/IX/1990, yang membedakan kualitas air
bersih dan air minum adalah standar kualitas setiap parameter fisik, kimia,
biologis dan radiologis maksimum yang diperbolehkan.

II.3. Sumber Air

Definisi dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 121


Tahun 2015 tentang Sumber Daya Air menyebutkan bahwa air adalah semua air
yang terdapat pada, diatas maupun di bawah permukaan tanah, termasuk dalam
pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang berada di
darat.
Dalam memilih sumber air baku air bersih, maka harus diperhatikan
persyaratan utama yang meliputi kualitas, kuantitas, dan biaya yang merupakan
dalam proses pengambilan sampai pada proses pengolahannya. Beberapa sumber
baku untuk menyediakan air bersih dikelompokkan sebagai berikut:

II.3.1. Air Hujan


Air hujan disebut juga dengan air angkasa. Beberapa sifat kualitas dari air
hujan adalah sebagai berikut:
a. Pada saat uap air terkondensi menjadi hujan, maka air hujan merupakan air
murni (H2O), oleh karena itu air hujan yang jatuh ke bumi mengandung
mineral relatif rendah.
b. Gas-gas yang ada di atmosfer umumnya larut dalam butir-butir air hujan
terkontaminasi dengan gas seperti CO2 dari daerah vulkanik atau daerah

5
industry akan menghasilkan senyawa asam (H2SO4), sehingga dikenal
dengan “acid rain”yang bersifat asam.
c. Terkontaminasi lainya adalah partikel padat seperti: debu, asap, partikel cair,
mikro organisme seperti virus, dan bakteri.
Dari segi kuantitas air hujan tergantung pada tinggi rendahnya hujan,
sehingga air hujan tidak bisa mencukupi persediaan air bersih karena jumlahnya
fluktuatif (tidak stabil). Begitu pula jika dilihat dari segi kontinuitasnya, air hujan
tidak dapat digunkan secara terus menerus karena tergantung musim.

II.3.2. Air Permukaan


Kodoatie (2010) menjelaskan bahwa air permukaan adalah semua air yang
terdapat di permukaan tanah. Adapun air tanah merupakan air yang terdapat di
dalam tanah. Air tanah ini merembes secara alami ke permukaan tanah, termasuk
di dalamnya antara lain:
1. Air sungai
2. Air waduk
3. Air danau
4. Air irigasi

II.3.3. Air Tanah


Air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah didalam zona
jenuh dimana tekanan hidrostatiknya sama atau lebih besar dari tekanan atmosfer
(Suyono, 1993 dalam Asmadi Dkk. 2011). Air tanah terbagi atas air tanah dangkal
dan air tanah dalam. Air tanah dangkal, terjadi karena adanya proses peresapan air
dari permukaan tanah. Sedangkan air tanah dalam, terdapat setelah lapis rapat air
pertama.

II.3.4. Mata Air


Menurut Sutrisno (2006) mata air adalah air tanah yang keluar dengan
sendirinya ke permukaan tanah. Mata air yang berasal dari tanah dalam, hampir

6
tidak terpengaruh oleh musim dan kualitas/kualitasnya sama dengan keadaan air
dalam.
Sementara itu Hendrayana (1994) menyatakan bahwa mata air adalah
lokasi di mana air tanah mengalir atau merembes keluar hingga mencapai
permukaan tanah secara alami. Selanjutnya air yang dihasilkan tersebut mengalir
pada permukaan tanah dan melalui alur sungai, sehingga seringkali menjadi
sumber aliran air pada sungai..

II.4. Kebutuhan Air Bersih

Kebutuhan air bersih adalah banyaknya air yang dibutuhkan untuk


memenuhi kebutuhan air dalam kegiatan sehari-hari seperti mandi , mencuci,
memasak, menyiram tanaman dan lain sebagainya (Asmadi, 2011). Selain itu
kebutuhan air merupakan banyaknya air yang dibutuhkan untuk rumah tangga,
industri, dan lain-lain.
Kebutuhan air yang dimaksud adalah kebutuhan air yang digunakan untuk
menunjang segala kegiatan manusia, meliputi air bersih dosmestik dan non
domestik, air irigasi baik pertanian maupun perikanan, dan air untuk
pengelontoran kota (Kodoatie, 2005).
Air bersih digunakan untuk memenuhi kebutuhan:
a. Kebutuhan air domestik yaitu keperluan rumah tangga, kebutuhan air
domestik sangat ditentukan oleh jumlah penduduk, dan konsumsi perkapita.
b. Kebutuhan air non domestik yaitu kebutuhan air untuk indusutri, pariwisata,
tempat ibadah, tempat sosial, serta tempat-tempat komersial atau tempat
umum lainnya. Kebutuhan air komersil untuk suatu daerah cenderung
meningkt sejalan dengan peningkatan penduduk dan perubahan tata guna
lahan. Kebutuhan ini bisa mencapai 20 sampai 25% dari total suplai
(produksi) air.
Untuk merumuskan penggunaan air oleh masing-masing komponen
(kelompok Sambungan Rumah) dalam perencanaan dan perhitungan dapat

7
digunakan asumsi-asumsi atau pendekatan yang berdasarkan dengan kategori kota
seperti pada Tabel 2.1 berikut:

Tabel 2.1. Tingkat Pemakaian Air Rumah Tangga Sesuai Kategori Kota
No Kategori Kota Jumlah Penduduk Sistem Tingkat
(jiwa) pemakaian air
(liter/orang/hari)
1 Kota > 1.000.000 Non Standar 190
Metropolitan
2 Kota Besar 500.000 – Non Standar 170
1.000.000
3 Kota Sedang 100.000 – Non Standar 150
5000.000
4 Kota Kecil 20.000 – 100.000 Standar BNA 130
5 Kota Kecamatan < 20.000 Standar IKK 100
6 Kota Pusat < 3.000 Standar DPP 30
Pertumbuhan
Sumber : SK-SNI Air Bersih, 1990.
Kebutuhan air non domestik merupakan air yang digunakan untuk keperluan
industri, pariwisata, tempat ibadah, tempat sosial serta tempat komersil dan umum
lainnya.

Tabel 2.2. Pemakaian Air Minimum Sesuai Penggunaan Gedung (1/2)


No Penggunaan Pemakaian Satuan
. Gedung Air
1 Rumah Tinggal 120 Liter/penghuni/hari
2 Rumah Susun 100 Liter/penghuni/hari
3 Asrama 120 Liter/penghuni/hari
4 Rumah Sakit 500 Liter/tempat tidur
pasien/hari
5 Sekolah Dasar 40 Liter/siswa/hari

8
6 SLTP 50 Liter/siswa/hari
7 SMU/SMK dan Lebih 80 Liter/siswa/hari
Tinggi
8 Ruko/Rukan 100 Liter/penghuni dan
pegawai/hari
9 Kantor/Pabrik 50 Liter/pegawai/hari
10 Toserba, toko pengecer 5 Liter/m2
11 Restoran 15 Liter/kursi
12 Hotel Berbintang 250 Liter/tempat tidur/hari
13 Hotel Melati/penginapan 150 Liter/tempat tidur/hari
14 Gd. Pertunjukan, Bioskop 10 Liter/kursi
15 Gd. Serba Guna 25 Liter/kursi
16 Stasiun, Terminal 3 Liter/penumpang tiba dan
pergi
17 Peribadatan 5 Liter/orang,
(belum dengan air wudhu)
Sumber: SNI-03-7065-2005 Plambing.

II.5. Perkiraan Jumlah Kebutuhan Air


Pemakaian air bertitik tolak dari jumlah air yang terpakai. Pemakaian air
dapat terbatas oleh karena batasnya air yang tersedia belum tentu sesuai dengan
kebutuhan. Pemakaian air berkapita dapat bervariasi dari satu komunitas ke
komunitas lainnya disebabkan berbagai faktor antara lain: tergantung dari tingkat
hidup, pendidikan, dan tingkat ekonomi masyarakat. Untuk daerah pedesaan,
pemakaian jauh lebih kecil. Dari catatan yang ada, pemakaian air di pedesaan dan
pemakaian air dengan pelayanan melalui kran-kran umum berkisaran 20-60
lt/jiwa/hari. Untuk perbandingan, pemakaian air dapt bervariasi mulai dari 20-60
lt/jiwa/hari untuk daerah pedesaan sampai lebih dari 400 lt/jiwa/hari di kota-kota
besar (PERPAMSI, 2002, dalam Tugas Akhir Wijanarko, 2011).

9
Tabel 2.3. Klasifikasi dan Struktur Kebutuhan Air (1/3)
No Parameter Metro Besar Sedang Kecil
1 Tingkat Pelayanan (target) 100% 100% 100% 100%
2 Tingkat Pemakaian Air (lt/org/hr)
Sambungan Rumah (SR) 190 170 150 130
Hidran Umum (kran umum) 30 30 30 30
3 Kebutuhan Non Domestik
a. Industri (lt/org/hr)
- Berat 0,5-100 15% s/d 30%

- Sedang Kebutuhan
Domestik
- Ringan
b. Komersial
400
- Pasar
1000
- Hotel (lt/org/hr)
c. Sosial dan Industri 20
- Universitas (lt/ siswa /hr) 15
- Sekolah (lt/siswa/hr) 1 s/d 2
- Masjid (m3/org/unit) 400
- Rumah Sakit (lt/org/hr) 1 s/d 2
- Puskesmas (lt/org/hr) 0,01
- Kantor (lt/org/hr) 10

- Militer (m3/hari/unit)
4 Kebutuhan Harian Rata-rata Kebuthan Domestik + Non Domestik
5 Kebutuhan Harian Maksimum Kebutuhan Rata-rata x 1,15-1,2
(faktor jam maksimu)
6 Kehilangan Air
a. Sistem baru 20% x kebutuhan rata-rata
b. Sistem lama 30% x kebutuhan rata-rata
7 Kebutuhan Jam Puncak Kebutuhan rata-rata x jam puncak
Sumber: Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah, 2002.

10
II.6. Hukum dan Kelembagaan

Permasalahan kebutuhan air bersih sangat terkait dengan sumber air yang
dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Seperti kita ketahui
bahwa air mengalir (sungai) dari hulu ke hilir (laut) sementara aliran air tersebut
dapat melintasi wilayah yang begitu luas (DAS). Secara administrative (dari hulu
ke hilir) baik kecamatan, kabupaten dan provinsi (Kodoatie, 2005).
Sejalan dengan perlindungan telah diundangkannya UU No.22 tahun 1999
tentang Otonomi Daerah dan PP No. tahun 2000, maka Daerah harus mampu
menyikapi peraturan-peraturan tersebut dan mengimplementasikan dalam setiap
kegiatan program pembangunan yang menyangkut kepentingan wilayah
(administrasi) melalui azas kebersamaan, (sudut pandang, visi, misi, tujuan dan
sasaran) karena trabaikan kemungkinan bisa muncuk konflik-konflik antar
wilayah.
Setelah diundangkannya UU No. 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah dan
PP No. tahun 2000, kebijakan yang diterapkan sekarang dlam lingkungan PDAM
yang menangani masalah air bersih diberikan hakkepada setiap Pemerintah Kota
yag baru dibentuk untuk pemisahan asset dan operasi dari induknya yaitu PDAM
Kabupaten, sehingga terbentuknya PDAM Kota da PDAM Kabupaten dengan
asset yang lebih kecil dari semula.

II.7. Organisasi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

Konsep pembentukan organisasi baru PDAM Kabupaten/Kota sejalan


dengan berlakukannya UU No. 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah dan PP
No. 25 tahun 2000 sangat berkaitan dengan pemahaman yang keliru tentang isi
dari pada UU otonomi tersebut. Sehingga kebijakan pengelolaan maupun
pengembangan sumber daya air yang ditempuh oleh pemerintah kabupaten
maupun kota tidak sejalan. Disamping itu masing-masing pemda memasang target
untuk meningkatkan perolehan pendapatan asli daerah (PAD) setinggi-tingginya,
sehingga pemanfaatan sumber daya alam (termasuk air) menjadi tidak terkontrol.
Kondisi itu juga berdampak terhadap keberadaan PDAM sebagai unit usaha

11
daerah (BUMD) terlalu banyak mendapat intervensi dari PEMDA sehingga
PDAM tidak dapat bekerja dengan efektif.
Berdasarkan kenyataan yang diuraikan di atas, disarankan PDAM perlu
meningkatkan efesiensi dengan diberikannya wewenang penuh agar mapu
membuat keputusan/kebijakan sendiri dalam penangan permasalahan yang
dihadapi PDAM. Dilain pihak perlu dipertimbangkan skala ekonomis kapasitas
maupun jangkauan pelayanan serta peranan organisasi yang berbeda harus
ditetapkan secara jelas sesuai dengan tanggung jawab. Sedangkan pengelolaan dan
pengembangan air baku (sumber air) harus ditangani oleh pemerintah malalui azas
kebersamaan, (sudut pandang, visi, misi, tujuan dan sasaran) (kodoatie, 2005).

II.8. Teori Yang Digunakan Dalam Menganalisis Data

Proyeksi jumlah penduduk adalah menentukan perkiraan jumlah penduduk


pada beberapa tahun mendatang, sesuai dengan periode prencanaan yang
diinginkan. Data yang diperlukan adalah data jumlah penduduk maupun
persentase kenaikan jumlah penduduk rata-rata pertahun yang diperoleh dari
analisis data jumlah penduduk selama 5 tahun terakhir.
Perkiraan dan pertambahan jumlah penduduk erat sekali hubungannya
dengan perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih pada suatu daerah.
Perkembangan dan pertambahan jumlah penduduk akan menentukan besarnya
kebutuhan air bersih dimasa yang akan datang.
Dalam memproyeksi jumlah penduduk, ada 3 (tiga) rumus untuk
menentukan proyeksi jumlah penduduk yang dipakai yaitu metode aritmatik,
geometrik dan regresi linier (last square) sesuai dengan petunjuk “Perencaan
Pembangunan Sistem Penyediaan Air Bersih Pedesaan Departemen Pekerjaan
Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya”, masing-masing metode tersebut
dilakukan untuk mencari standar deviasi, kemudian untuk menentukan pilihan
rumus yang tepat adalah metode yang memeberikan standar deviasi terkecil.
Ketiga metode yang memiliki standar deviasi terkecil yaitu Metode Geometrik, ini

12
dilihat dari beberapa penelitian yang di dapat rata-rata menggunakan metode
geometrik.

a. Metode Geometrik
Metode perhitungan dengan cara geometrik didasarkan pada kenaikan rata-
rata jumlah penduduk dengan menggunakan data terakhir dan rata-rata
sebelumnya. Perhitungan ini menggunakan persamaan berikut:

Pn=Po ¿…………… …………………………………………(2.1)


1
( jumlah awal tahun)
n …..……………………………………………....
r= −1
( jumlahakhir tahun)
(2.2)
Dimana:
Pn = Jumlah penduduk pada tahun n proyeksi
Po = Jumlah penduduk pada awal proyeksi
r = Rata-rata pertumbuhan penduduk pertahun
n = Selisih waktu (tahun)

b. Untuk menghitung kebutuhan air yang digunakan persamaan berikut:


Q = P x q ………………………………………………………….….(2.3)
Qmd = Q x fmd ..…………………………………………………..... (2.4)
Dimana:
Q = Kebutuha air yang akan di distribusikan (liter/orang/hari)
Qmd = Kebutuhan air pada hari maksimum (liter/hari)
q = Konsumsi air per orang perhari (liter/orang/hari)
P = Jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun perencanaa (jiwa)
fmd = (faktor maksimum 1,05 – 1,15) adalah angka perbandingan
antara kebutuhan air pada hari maksimum dengan kebutuhan air
rata-rata.

c. Untuk menghitung kebutuhan air total dengan persamaan:

13
Qt = Qmd x 100/80 …………..……………………………………….…..(2.5)

Dimana:
Qt = kebutuhan air total dengan factor kehilangan air 20%.

Tabel 2.4. Penelitian Terdahulu (1/4)


No Penulis Judul Penelitian Metode Hasil dan
Pengolahan Data Pembahasan
1 Reni Analisa Menggunakan a.Kebutuhan air
Sulistyawati Distribusi Air Metode yang terjadi pada
AM, Pingit Bersih Kuantitatif pelayanan
Broto Atmadi Pdam Tirta wilayah IKK
(2019) Dharma Bojongsari yang
Purbalingga meliputi Desa
Patemon,
Gembong, dan
Brobot tertinggi
terjadi di bulan
desember sebesar
1056900 l/hari
sedangkan pada
pemakaian air
tertinggi terjadi
di bulan november
sebesar 31417 m3 =
1047233,33 l/hari.
b. Tekanan total
diperoleh dari
pengurangan
kehilangan energi
dan ketinggian pada
elevasi
resevoir meri
sampai ke
pelanggan sebesar
-33,8912 meter.
c. Jenis aliran yang
terdapat pada
pendistribusian
PDAM Tirta
Dharma
Purbalingga pada
resevoir .

14
2 Alexander Analisis Menggunakan a).Hasil Uji
Tuahta Kinerja Sistem Metode Instrumen
Sihombing Distribusi Air Kuantitatif dan Penelitian Hasil
(2019) Bersih Pdam Kualitatif instrumen dalam
Tirta Silaupiasa penelitian ini
Kabupaten adalah sekumpulan
Asahan pertanyaan yang
digunakan untuk
menanyakan hal
yang ingin diukur
atau diketahui
dengan
menyebarkan
kuesioner.
Keberhasilan alat
ukur menjalankan
fungsinya sebagai
alat ukur apabila
alat ukur tersebut
dapat menunjukkan
hasil ukur dengan
cermat dan akurat.
b).Validitas dan
Reliabilitas
Instrumen Uji
validitas dan
reliabilitas
instrumen
dilakukan kepada
30 (tiga puluh)
orang di luar dari
sampel penelitian
pada PDAM Tirta
Silaupiasa
Kabupaten Asahan.
c).Validitas Uji
validitas digunakan
untuk mengukur
sah atau valid
tidaknya suatu
kuesioner.
Kuesioner
dikatakan valid jika
pertanyaan pada
kuesioner mampu
untuk

15
mengungkapkan
sesuatu yang diukur
oleh kuesioner
tersebut.
3 Joshua Analisis Sistem Menggunakan Dalam penelitian
Theoroditus1 ,E Jaringan Metode ini Jaringan
ko Yulianto2 , Distribusi Air Geometri dan Distribusi Air
Danang Bersih metode proyeksi. Bersih PDAM Tirta
Gunarto3. Perusahaan Melawi melayani 7
Daerah Air Desa yang ada di
Minum (Pdam) Kecamatan Nanga
Tirta Melawi Pinoh yaitu Desa
Paal, Tanjung
Niaga, Sidomulyo,
Baru, Kelakik,
Tanjung Lay, dan
Kenual.Perhitungan
proyeksi penduduk
merupakan dasar
dari analisa
kebutuhan air
bersih.

III. METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan


prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin. Metodologi juga merupakan
analisis teoritis mengenai suatu cara atau metode. Penelitian merupakan suatu
penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga
merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki
masalah tertentu yang memerlukan jawaban.

3.1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana dilakuan penelitian. Lokasi


penelitian merupakan tahap yang sangat penting dalam peneitian karena dengan
ditetapkan lokasi penelitian berarti objek dan tujuan sudah ditetapkan sehingga
mempermudah penulis melakukan penelitian.

16
3.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini terletak di Janarata, Kecamatan Bandar, Kabupaten
Bener Meriah. Kabupaten Bener Meriah adalah salah satu Kabupaten di Aceh,
Indonesia.Kabupaten ini merupakan hasil pemekaran Kabupaten Aceh Tengah
yang terdiri atas tujuh kecamatan. Kabupaten Bener Meriah yang beribukota di
Simpang Tiga Redelong memiliki luas 1.919,69 km² terdiri dari 10 Kecamatan
dan 233 desa/kelurahan.

3.1.2. Kondisi Geografis


Bener Meriah terletak 4˚33 50 - 4˚54 50 Lintang Utara dan 96˚ 40 75 - 97˚
17 50 Bujur Timur dengan tinggi rata-rata di atas permukaan laut 100 – 2.500
mdpl. Kabupaten Bener Meriah mencakup bagian utara kabupaten Aceh Tengah
yang berbatasan dengan:
Sebelah Utara : Kabupaten Bireuen
Sebelah Selatan : Kabupaten Aceh Tengah
Sebelah Timur : Kabupaten Aceh Timur
Sebelah Barat : Kabupaten Aceh Tengah

3.1.3. Kondisi Demografi


Berdasarkan data Sensus Penduduk 2021, penduduk di Bener Meriah
berjumlah 161.342 jiwa terdiri dari 81.765 jiwa laki-laki (50,67% dari total
penduduk) dan 79.577 jiwa perempuan (49,23% dari total penduduk). Komposisi
antara penduduk laki-laki dan perempuan relatif seimbang dari tahun 2010 – 2021.
Dilihat dari distribusinya jumlah penduduk paling banyak di Kecamatan Bandar,
yaitu sebesar 45.354 jiwa atau sebesar 28,11% dari total penduduk di Bener
Meriah.
Ada terdapat beberapa Kecamatan di Kabupaten Bener Meriah, penelitian
ini dilakukan di Wilayah Janarata/Bandar, guna untuk memprediksikan kebutuhan
air untuk lima tahun kemudian.

17
Batasan-batasan wilayah Janarata, dimana memiliki batas-batas admistrasi sebagai
berikut :
Sebelah Utara : Kecamatan Bener Kelipah
Sebelah Selatan : Kabupaten Aceh Tengah
Sebelah Timur : Kecamatan Syiah Utama
Sebelah Barat : Kecamatan Bukit

3.2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif yaitu, metode


penelitian yang berlandaskan filsafat positisme, digunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisa data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk hipotesis
yang telah ditetapkan.
Berdasarkan teori tersebut, penelitian kuantitatif, merupakan studi untuk
mengetahui kebutuhan air bersih untuk Wilayah Janarata yang harus
didistribusikan oleh PDAM Tirta Bengi, serta mengetahui kebutuhan debit air
yang harus disediakan.

3.3. Studi Pustaka

Data-data yang diperoleh dari studi pustaka dengan mencari informasi dari
berbagai buku referensi, sehingga mempermudah dalam pengumpulan data yang
diperlukan dalam penyusunan hasil penelitian.

3.4. Sumber Data

Sumber data diperoleh dari instansi yang menyangkut dengan penelitian


diantaranya data sekunder jumlah penduduk diperoleh dari BPS Kabupaten Bener
Meriah, tujuannya untuk memprediksikan jumlah penduduk untuk 5 tahun

18
berikutnya. Setelah itu data tersebut digunakan sebagai acuan untuk memprediksi
kebutuhan air bersih untuk priode 5 tahun kemudian.

3.5. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam studi khasus ini diperoleh melalui studi
pustaka serta menggunakan data dimiliki oleh instansi terkait, dalam hal ini adalah
Kelurahan Janarata PDAM Tirta Bengi. Adapun data tersebut adalah:
1. Data jumlah penduduk Kecamatan Bandar selama 5 tahun terakhir.
2. Data pelanggan PDAM Tirta Bengi selama 5 tahun terakhir.
3. Data debit air yang diproduksi PDAM Tirta Bengi.

3.6. Pengolahan Data

Pada tahap pengolahan data dilakukan perhitung data yang ada untuk
mencari laju perubahan dari masing-masing elemen dan mengetahui kebutuhan air
bersih. Data yang diperlukan dari segi kuantitas penambahan jumlah kebutuhan air
bersih PDAM menurut variabel-variabelnya selama 5 tahun terakhir, kemudian
data tersebut dianalisis menggunakan rumus-rumus untuk mencari kebutuhan air
bersih periode 5 tahun mendatang. Adapun tahap-tahap analisi yang dilakukan
berdasarkan data-data yang diperoleh yaitu sebagai berikut:
1. Menghitung proyeksi jumlah penduduk/pelanggan aktif pada tahun 2027
menggunakan persamaan 2.1 dan 2.2.
a. Melakukan pengumpulan data penduduk/pelanggan aktif 5 Tahun
Terakhir.
b. Melakukan perhitungan menggunakan Metode Geometrik untuk
memproyeksikan jumlah penduduk/pelanggan.
c. Setelah mendapatkan hasil proyeksi dengan Metode Geometrik maka hasil
tersebut akan di kombinasikan dengan tahap menghitung kebutuhan air
bersih 5 tahun kedepan.
2. Menghitung kebutuhan air bersih tahun 2027 dengan persamaan 2.3 dan 2.4.

19
a. Melakukan penginputan data proyeksi penduduk/pelanggan 5 tahun
kedepan.
b. Melakukan perhitungan kebutuhan air yang akan di distribusikan dalam
waktu 5 tahun kedepan.
c. Melakukan perhitungan kebutuhan air pada hari maksimum.
3. Menghitung kebutuhan air total dengan dengan rumus dan kehilangan air
sekitar 20% dengan persamaan 2.5.
a. Melakukan penginputan data hasil kebutuhan air pada hari maksimum.
b. Melakukan perkalian.
Untuk memudahkan analisis digunakan diagram alir penelitian pada Lampiran

IV. RENCANA HASIL DAN PEMBAHASAN

Rencana hasil yang dicapai dalam perencanaan analisa kebutuhan air


bersih, diperlukan adanya analisa proyeksi jumlah penduduk karena kebutuhan air
dimasa mendatang dihitung berdasarkan jumlah penduduk. Dalam perencanaan
analisa kebutuhan air bersih ini mengetahui total kebutuhan air bersih yang harus
dipenuhi di wilayah pelayanan yang harus disediakan PDAM Tirta Bengi pada
tahun 2027 (proyeksi 5 tahun) menggunakan persamaan geometrik halaman 11.
Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai kebutuhan air bersih dan debit air
yang diproduksi di wilayah pelayanan yang harus disediakan PDAM Tirta Bengi
pada tahun 2027. Dalam bab ini akan disajikan pengolahan data hasil penelitian
berdasarkan teori dan rumus-rumus pada bab II dapat berupa tabel dan grafik.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dan saran tentang mengetahui kebutuhan dan debit yang


didistribusikan perusahaan daerah air minum (PDAM) akan disajikan setelah
penelitian dan pengolahan data.

20
VI. DAFTAR KEPUSTAKAAN

Anonim. 2002. Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. PERPAMSI &


ITB: Bandung.]

Asmadi, K. K. 2011. Teknologi Pengelolaan Air Minum. Yogyakarta: Gosyen.


Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah, 2002.

Hendrayana, H., 1994, Pengantar Model Aliran Airtanah, Fakultas Teknik


Universitas Gadjah Mada, Yoyakarta.

Kodoatie, Robert. J., & Roestam, Sjarief. 2010. Tata Ruang Air. Yogyakarta:
Penerbit Andi.

Kodoatie, R. J., & Sjarief, R. 2005. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu.
Yogyakarta: Penerbit Andi.

Ketentuan Umum Permenkes No. 416/PER/IX/1990.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 121 Tahun 2015. Tentang


Sumber Daya Air. Jakarta. Presiden Republik Indonesia.

SK-SNI Air Bersih. 1990.

SNI-03-7065-2005. Tata Cara Perencanaan Sistem Plambing.


Sutrisno, T. 2006, Teknologi Penyediaan Air Bersih, Cetakan Keenam, Jakarta:
Rhineka Cipta
Wijanarko, Arif. 2011. Analisis dan Kedtersedian Air Bersih Unit Kedawung
PDAM Sregen. (Tugas Akhir) Universitas Sebelaas Maret. Surakarta

21
C. RENCANA JADWAL KEGIATAN TUGAS AKHIR
JADWAL (BULAN)
NO KEGIATAN
APR MEI JUN JUL AGS SEP
Studi
1
Awal/Literatur
Penyusunan
2
Proposal
3 Seminar Proposal
4 Pengumpulan Data
5 Pengolahan Data
Penyusunan Tugas
6
Akhir
Seminar Tugas
7
Akhir

Bathoh, 2023
Penulis,

GUSNADI RANGGAYO
NPM: 1603120069

Menyetujui, Menyetujui,
Pembimbing Dosen Co. Pembimbing

Akmal, ST,. M.Eng.IPM Ir. M. Ahsan Jass, ME


NIDN: 1308068301 NIDN: 0100055301

22
1

Anda mungkin juga menyukai