Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

MEMANFAATKAN PENYEDIAAN AIR BERSIH DI


INDONESIA UNTUK MENGATASI KRISIS AIR

Disusun oleh :

Clairine

SMA Cinta Budaya Chongwen


Tahun Pelajaran 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.

Makalah tentang “ M e m a n f a a t k a n p e n y e d i a a n A i r B e r s i h
D i I n d o n e s i a U n t u k M e n g a t a s i K r i s i s A i r ” ini saya
susun untuk memenuhi tugas mata pelajaran BAHASA INDONESIA. Saya
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan
memerlukan banyak perbaikan. Untuk itu Saya mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun untuk penyempurnaan makalah ini. 

Pada kesempatan ini, dengan tulus ikhlas saya menyampaikan terima kasih
kepada Bapak Basuki selaku guru pembimbing dalam pembuatan makalah ini,
serta teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya
sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi. 

Saya berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca

Medan , Febuari 2023

I
DAFTAR ISI
 
KATA PENGANTAR……………………………………………….....………….. I

DAFTAR ISI…………………………………………………………..…...………. II

BAB  I. PENDAHULUAN…………………………………........…………….…… 1

1. Latar Belakang ………………………………………….…………….…… 1


2. Rumusan Masalah……………………...…………………………………... 2 
3. Tujuan …………………………………………..………………………...... 2

BAB II. PEMBAHASAN………….……………………...…………….......… 2 

1. Analisis Permasalahan Krisis Air …………………...…...…………………..… 2


2. Penyebab Permasalahan Krisis Air …………………………….…….……….... 3
3. Alternatif Pemecahan Permasalahan Krisis Air …………..……..………...……4

BAB III. PENUTUP ...………..…………….……………………......……………. 5

1. Kesimpulan dan Saran ..…..………………...……………………………………5

DAFTAR PUSTAKA ...…………………………………………......…………….. 6

II
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang
diketahui sampai saat ini di Bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir
71% permukaan Bumi (Wikipedia, 2016). Kebutuhan dasar kehidupan tidak lain
adalah air. Tanpa air, kehidupan tidak akan dapat berlangsung. Air merupakan
sumber daya yang sangat penting bagi kehidupan manusia, baik untuk dikonsumsi
maupun digunakan untuk kepentingan lain. Namun, air bersih semakin sedikit
persediaannya karena banyak sumber daya air yang tercemar (Khiatuddin, 2003).
Ketersediaan air di dunia begitu melimpah ruah, namun semakin meningkatnya
populasi maka akan semakin meningkat pula kebutuhan akan air terutama air
bersih. Kecenderungan yang terjadi sekarang ini adalah berkurangnya ketersediaan
air bersih dari hari ke hari.

Kekurangan air bersih akan berdampak negatif terhadap semua sektor,


termasuk sektor kesehatan. Akibat kekurangan air bersih, manusia juga kehilangan
kesempatan untuk menggunakan air dalam berbagai keperluan seperti mandi,
mencuci, memelihara ikan, menyiram tanaman, dil. Penyediaan air bersih di
Indonesia mash menghadapi berbagai kendala yang kompleks, mulai dari
kelembagaan, teknologi, anggaran, pencemaran maupun sikap dari masyarakat.

Di daerah perkotaan seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, dil, air


bersih makin sulit didapat. Hal ini bisa dilihat dari sungai - sungai maupun got -
got yang mengalir di daerah tersebut sebagian bear berwarna hitam dan berbau
menyengat. Di Jakarta, kebutuhan air warga Jakarta baru terpenuhi 60% padahal
terdapat 13 sungai di Jakarta. Hal tersebut terjadi karena pengolahan serta
pemanfaatan air yang belum tepat dan maksimal (Harumi, 2016). Selain itu, Akses
ke air bersih di Jakarta telah mengalami penurunan dari 63 persen pada 2007
menjadi 28 persen pada tahun 2010, menurut Riskesdas 2010 (UNICEF
INDONESIA, 2012).

Jika hal ini tidak segera diatasi tentunya menyebabkan permasalahan


krisis air yang berkepanjangan yang akan berdampak pada kesehatan lingkungan di
Jakarta. Oleh karena itu, penulis menyusun makalah ini dengan mengangkat topik
permasalahan krisis air di Jakarta untuk tujuan membahas penyebab - penyebab
terjadinya krisis air di Jakarta serta alternatif pemecahan permasalahannya.
1
2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana permasalahan krisis air di Jakarta?


2. Apa saja penyebab - pemyebab timbulnya permasalahan krisis air
di Jakarta?
3. Bagaimana alternative pemecahan masalah krisis air di Jakarta?

3. Tujuan

Tujuan makalah ini disusun adalah agar pembaca dapat memperluas


wawasan mengenai permasalahan penyediaan air bersih Indonesia dan solusi
pemecahan masalahnya.

BAB II PEMBAHASAN

1. Analisis Permasalahan Krisis Air

Topik permasalahan yang penulis analisis adalah krisis air di Kota DKI
Jakarta. Dalam rangka memperingati Hari Air Sedunia tanggal 22 Maret
dilaksanakan sebuah diskusi di Balai Agung - Balai Kota DKI Jakarta. Diskusi
yang bertajuk "Menghadapi Tantangan Krisis Air Perkotaan" dipimpin oleh
Gubernur Jakarta Basuki Thahaja Purnama yang membahas seberapa parah krisis
air yang dialami oleh penduduk Kota DKI Jakarta.
Fakta didapatkan bahwa dari keseluruhan penduduk Kota DKI Jakarta hanya
60% yang terpenuhi kebutuhan airya padahal di Kota DKI Jakarta terdapat 13
sungai yang siap memasok kebutuhan air. Hal ini mengartikan bahwa masih
terdapat penduduk Kota DKI Jakarta yang mengalami krisis air. Direktur PAM
Jaya Erlan Hidayat memaparkan bahwa kebutuhan air di Jakarta diperkirakan
27.443 liter per detik pada 2019 dan yang tersedia hanya 18.000 liter per detik.
Untuk memenuhi kebutuhan air tersebut, terpaksa sebagian penduduk Kota
DKI Jakarta mengkonsumsi air tanah yang dangkal dan tercemar. Hal ini tentunya
memprihatinkan karena dapat membahayakan kesehatan penduduk. Sementara air
tanah dalam sudah dalam kondisi kritis dan memicu permukaan tanah turun
sehingga tidak memungkinkan jika penduduk Kota DKI Jakarta terus menerus
mengandalkan air tanah.
2
2. Penyebab Permasalahan Krisis Air

Berbagai penyebab krisis air bersih di kota-kota besar di Indonesia lainnya


yaitu :

1. Permasalahan Kependudukan
Faktor-faktor yang terkait dengan penurunan kualitas air di antaranya:
(1) Laju pertambahan dan perpindahan penduduk ke perkotaan yang
cukup tinggi;

(2) Penggunaan lahan yang tidak memperhatikan konservasi tanah dan


air. Pembangunan gedung-gedung di kota besar banyak yang tidak
mematuhi perbandingan lahan terpakai dan lahan terbuka, sehingga
mengganggu proses penyerapan air hujan ke dalam tanah;

(3) Pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi dan aktivitas domestik,


industri, erosi, dan pertanian; dan

(4) Eksploitasi air tanah yang berlebihan yang dilakukan oleh gedung-
gedung perkantoran, rumah sakit, pusat perbelanjaan, apartemen,
pengusaha laundry, dan bangunan lainnya.

2. Masih kecilnya cakupan pelayanan PDAM keseluruh pelosok Indonesia.


Secara umum, pelayanan air bersih di perkotaan di Indonesia sampai
tahun 2000 baru mencapai 39% atau 33 juta penduduk, yang berarti bahwa
sekitar 119 juta penduduk belum memiliki akses terhadap air bersih. Pada
saat ini, kinerja pelayanan air bersih di kawasan perkotaan masih sangat
kurang terutama di kota metropolitan, kota besar, kota sedang dan kota kecil
(Supriyati, et al., 2015).

3. Berkurangnya Sumber Air Baku Untuk Diolah Menjadi Air Bersih.


Sumber air yang ada di Jakarta seperti laut, sungai, waduk dan kanal
pengendali banjir sudah sejak lama tidak lagi dapat dijadikan sumber air
baku dikarenakan sungai dan waduk telah tercemar berat (85%) dan
mengalami sedimentasi yang sangat tebal. Sementara air laut di sepanjang
pantai Jakarta juga telah tercemar berat akibat sampah dan limbah buangan
kapal termasuk limbah minyak atau oli bekas (Kusuma, 2012).
3
3. Alternatif Pemecahan Permasalahan Krisis Air

Krisis air adalah masalah yang sangat mendesak untuk diselesaikan kareng
menyangkut kebutuhan dasar makhluk hidup, baik hewan, tumbuhan maupun
manusia yang secara tidak langsung juga berpengaruh terhadap deraiat keschatan
manusia. Diperlukan suatu inovasi untuk memecahkan masalah krisis air ini.
Berikut penulis paparkan alternatif pemecahan masalah krisis air bersih yang
penulis sadur dari berbagai sumber:

1. Rain Water Filtration System

Konsep RWF System (Rain Water Filtration System) ini adalah


menampung air hujan selama mungkin, dan menyaringnya menjadi air
bersih. RWF Svstem (Rain Water Filtration System) dapat diterapkan di
daerah perkotaan sebagai sistem pengolahan air hujan menjadi air bersih
agar dapat digunakan kembali dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya,
RWF System (Rain Water Filtration System) ini sangat efektif karena dapat
mengoptimalkan pemenuhan kebutuhan air diperkotaan. Ada beberapa
bahan yang perlu dipersiapkan untuk melakukan RWF System (Rain Water
Filtration System) yaitu bak penampung air, bak penyaring air dan pompa
air. Dalam proses pemfilteran air hujan, RWF System menggunakan zeolit
yakni senyawa zat kimia alumino-silikat berhidrat dengan kation natrium,
kalium dan barium (Supriyati, et al., 2015).

2. Pemanfaatan kanal banjir timur (KBT) dengan menjaga kualitas air di


kanal tersebut agar bebas dari sampah atau limbah yang termasuk diteruskan
melalui sungai (Kusuma, 2012).

3. Konservasi Air Tanah

Konservasi tanah dapat dilakukan dengan membuat sumur resapan.


Konstruksi sumur resapan yang ideal sebaiknya memiliki sistem
penyaringan air dan kelebaran lubang sumur yang standar. Sumur Resapan
pada umumnva berfungsi sebagai pengendali banjir. Penggunaan sumur
resapan mampu memperkecil aliran permukaan sehingga menghindari
penggenangan. Selain itu, sumur resapan memberi manfaat untuk
memperbaiki ketersediaan air tanah atau mendangkalkan permukaan air
sumur, sehingga menambah jumlah air dalam tanah (Adlina, Shafira,
Afiyatun, Yorianta, Hidayat, et.al., 2011).
4
4. Teknologi Pengolahan Air Bersih

Teknologi Pengolahan Air Bersih diklaim dapat memercepat


peningkatan akses sanitasi dan mengatasi kelangkaan air, khususnya bagi
masyarakat yang tinggal di perkotaan. Teknologi pertama adalah instalasi
pengolahan air limbah
Grey Water Bio Rotasi, yang terdiri dari sistem bio filter dan taman sanitasi
dengan resirkulasi yang dapat mengolah air limbah rumah tangga untuk
digunakan kembali menjadi air bersih. Teknologi kedua, mirip dengan yang
pertama, mendaur ulang air limbah untuk menjadi air bersih, yang cocok
digunakan di rumah susun, dan juga dapat digunakan untuk menyaring air
limbah sehingga tidak mencemari jika dibuang ke sungai. Namun, teknologi
ini membutuhkan ruang yang besar. Untuk di tempat yang tidak tersedia
ruang besar, dapat digunakan teknologi ketiga, yaitu Merealis (Prima, 2016).

5. Desalinasi Air Laut

Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki sumberdaya air laut


yang besar untuk diolah menjadi air bersih atau air minum. Salah satu
teknologi yang dapat digunakan adalah Desalinasi Air laut dengan tahapan:
pengambilan air laut, pengolahan awal, proses pemisahan garam, dan
pengolahan akhir. Setelah itu, dilakukanlah pengolahan awal untuk
membersihkan air laut dari bahan 'pengotor', seperti molekul makro dan
mikro. Kemudian dilakukan proses penyisihan garam, bisa berbasis panas
dan berbasis membran. Penambahan mineral dilakukan pada tahap
pengolahan akhir agar dihasilkan produk air bersih dengan kualitas air
minum (Prima, 2016) .
5

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan dan Saran

a) Krisis air yang melanda Kota DKI Jakarta menyebabkan 60% penduduk
Jakarta yang hanya terpenuhi kebutuhan air bersihnya sedangkan 40%
sisanya mendapatkan air dari sumber air tanah yang menurut pengamatan
sudah tidak menjadi air yang layak digunakan.

b) Krisis air yang melanda Kota DKI Jakarta disebabkan oleh kemarau yang
berkepanjangan, bertambahnya penduduk yang membuat kebutuhan air
semakin meningkat, industrialisasi yang tidak ramah lingkungan, kualitas
pelayanan PDAM yang masih kurang dan berkurangnya sumber air baku.

c) Alternatif pemecahan masalah krisis air di Kota DKI Jakarta yang dapat
diterapkan yaitu Rain Water Filtration System, pemanfaatan kanal banjir
timur (KBT) dengan menjaga kualitas air di kanal, konservasi air tanah,
penerapan teknologi pengolahan air bersih dan desalinasi air laut.

DAFTAR PUSAKA

Anda mungkin juga menyukai