Anda di halaman 1dari 12

SANITASI TRANSPORTASI, PARIWISATA DAN MATRA

“PENGAWASAN KUALITAS AIR DI TPM”

Disusun oleh: Kelompok 3

2 D3 A

1. Herni Setyowati P2.31.33.0.17.014

2. Lia Musdalifah P2.31.33.0.17.022

3. Tania Saosa Pratiwi P2.31.33.0.17.040

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II

Jl. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru, Jakarta 12120 Telp. 021.7397641, 7397643

Fax. 021.7397769 E-mail: info@poltekkesjkt2.ac.id Website: http://poltekkesjkt2.ac.id


A. Pengertian Air Bersih
Berdasarkan Permenkes RI 416 Tahun 1990, yang dimaksud dengan air bersih
adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi
syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Jadi, air bersih adalah salah
satu jenis sumber daya berbasis air yang bermutu baik dan bisa dimanfaatkan oleh
manusia untuk dikonsumsi. Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum.

B. Sumber Air Bersih


Sumber air bersih merupakan salah satu komponen utama yang mutlak ada pada
system penyediaan air bersih. Secara umum sumber air bersih dapat dikategorikan
sebagai berikut:
1. Air Hujan
Air hujan adalah uap air yang telah terkondensasi dan jatuh ke bumi baik berupa
cair maupun padat. Ketersediaan air hujan tidak menentu dan sering tidak mencukupi.
2. Air Permukaan (surface water)
Air permukaan air yang berada di permukaan tanah. Contoh air permukaan
adalah air sungai, mulai dari hulu ke hilir. Air permukaan mudah diambil, dapat
diandalkan namun kualitasnya, baik kualitas kimia maupun biologi, tidak memenuhi
syarat apabila dipergunakan sebagai air bersih. Air permukaan ini harus diolah
terlebih dahulu, terlebih lagi karena saat ini terdapat kecenderungan tingginya polusi
air sungai oleh sampah dan limbah.
3. Air Tanah (ground water)
Air tanah adalah air hujan atau air permukaan yang meresap ke dalam tanah dan
bergabung membentuk lapisan air tanah yang disebut aquifer. Air tanah ini
memerlukan alat khusus untuk memperolehnya.
4. Air Danau
Danau adalah cekungan besar di permukaan bumi yang digenangi air, baik air
asin ataupun air tawar, yang seluruh cekungan tersebut dikelilingi oleh daratan. Danau
sering dijumpai di daerah pegunungan dan umumnya merupakan air tawar. Danau
sering dijadikan tempat untuk berwisata karena panorama yang tersaji biasanya cukup
indah. Kuantitasnya sangat tergantung dari debit sumber asal air, misalnya air hujan,
air dari mata air, air sungai.
5. Air dari Mata Air
Mata air terjadi karena lapisan kedap air dari jalur air tanah retak sehingga tanah
mendesak dan muncul sebagai mata air di permukaan tanah. Keretakan lapisan kedap
air ini sebagai akibat perubahan dari bumi misalnya adanya gempa atau lapisan tanah
longsor.

C. Sarana Air Bersih


Transportasi, pariwisata dan matra di Indonesia menggunakan air bersih yang
cukup bervariasi, ada yang menggunakan PDAM, sumur gali, sumur pompa tangan, mata
air, bahkan ada yang mengunakan Penampuangan Air Hujan (PAH).
1. Sumur Gali
Sumur gali merupakan salah satu jenis sumur yang cara pembuatannya tidak
rumit. Sumur gali cukup di buat dengan membuat lubang vertikal di dalam tanah
hingga mencapai sumber air. Pembuatan sumur gali pun tidak memerlukan keahlian
dan teknik khusus. Sumur gali biasanya digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk
memenuhi kebutuhan air bersih sehari hari, seperti memasak, mandi dan mencuci, di
tempat wisata dan juga di matra (tempat perkemahan) masih ada juga yag
menggunakan sumur gali.
Kuantitas sumur gali sangat tergantung pada iklim. Pada musim kemarau air
akan berkurang dan pada musim hujan akan bertambah banyak. Dinding sumur gali
dapat dibuat dari pasangan batu bata atau beton. Cara pengambilan airnya dapat
dengan beberapa cara antara lain :
a. Menggunakan ember dengan kerekan tali
b. Menggunakan ember dengan kayu penggulung tali
c. Menggunakan pompa tangan
d. Menggunakan Senggot
e. Menggunakan mesin disalurkan dengan pipa
2. Sumur Pompa Tangan
Sumur pompa tangan adalah sarana penyedia air bersih berupa sumur sumur
yang dibuat dengan memberi lubang tanah pada kedalaman tertentu sehingga
diperoleh air sesuai dengan yang diinginkan. Biasanya kedalaman dasar sumur
mencapai 12-15 meter, kalau sumur pompa dalam kedalaman lebih dari 15 meter.
Pompa tangan adalah alat untuk menaikan air dari dalam tanah.
Syarat sumur pompa tangan
1) Sumur tidak boleh dibangun dilokasi bekas pembuangan sampah
2) Jarak minimum lokaso dengan sumber pencemar (resapan, sungai) 10 meter
3) Kemiringan lantai 1-3%
4) Lantai dari pasangan bata
5) Saluran pembuangan dari pasangan batu bata
3. Penampungan Air Hujan (PAH)
Kolam pengumpul air hujan merupakan kolam atau wadah yang dipergunakan
untuk menampung air hujan yang jatuh di atas bangunan (rumah, perkantoran, atau
industri) yang disalurkan melalui talang seperti gambar dibawah ini. Sarana
penampungan air hujan merupakan alternatif terakhir apabila pemanfaatan sumber air
tanah maupun air permukaan tidak mungkin lagi.
4. Penampungan Mata Air (PMA)
Cara melindungi mata air disesuaikan dengan cara keluarnya mata air dari
dalam tanah. Terdapat berbagai macam konstruksi sarana penampungan mata air,
tetapi pada prinsipnya sama yaitu dapat melindungi sumber air, dapat memberikan air
yang cukup dan mudah mengambilnya.
5. PDAM
PDAM atau Perusahaan Daerah Air Minum merupakan salah satu unit usaha
milik daerah, yang yang bergerak dalam distribusi air bersih bagi masyarakat umum,
termasuk di transportasi, pariwisata dan matra.
Pada tahun 2002 Terbit Keputusan Menteri Kesehatan No. 907 Tahun 2002
tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum, yang akan menjadikan
pedoman dalam monitoring kualitas air minum yang diproduksi oleh PDAM.
D. Syarat – Syarat Air Bersih
Air yang digunakan di tempat umum seperti pada sarana transportasi, pariwisata
dan matra, hendaknya memenuhi berbagai persyaratan sebelum digunakan oleh
masyarakat luas. Pada umumnya air bersih dikatakan telah memenuhi syarat apabila
telah memenuhi syarat utama yaitu :
1. Syarat Kuantitatif
Kecukupan jumlah air bersih di sarana transportasi. Target pencapaian akhir
jumlah air bersih di sarana transportasi, pariwisata dan matra adalah tersedianya air
bersih yang cukup untuk memenuhi kebutuhan, minum, sanitasi (toilet), mandi,
mencuci, memasak.

2. Kualitatif
Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk media air untuk keperluan
hygiene sanitasi di sarana transportasi, pariwisata dan matra meliputi parameter fisik,
biologi dan kimia. Parameter dapat berupa parameter wajib dan parameter tambahan.
Parameter wajib merupakan parameter yang harus Anda periksa secara berkala sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Parameter tambahan hanya
diwajibkan untuk diperiksa jika kondisi geohidrologi mengindikasikan adanya potensi
pencemaran berkaitan dengan parameter tambahan.
Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi digunakan untuk pemeliharaan kebersihan
perorangan seperti mandi dan sikat gigi, serta untuk keperluan cuci bahan pangan,
peralatan makan, dan pakaian. Selain itu air untuk keperluan higiene sanitasi dapat
digunakan sebagai air baku air minum menurut Paraturan Menteri Kesehatan RI No:
32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan
Kesehatan Air untuk Keperluan Hygiene Sanitasi Kolam Renang.
a. Syarat Fisik
Persyaratan fisik air yang sehat adalah tidak berwarna dan tidak berbau.

b. Syarat Kimia
Secara alamiah keadaan tanah yang membentuk kulit bumi, tidak saja
berpengaruh pada kuantitas air, tetapi juga berpengaruh pada kualitas air tersebut.
Apabila air meresap kedalam tanah, terus mengalir ke bawah sampai pada
permukaan air tanah, maka Bersama air tersebut juga terlarut zat-zat mineral yang
terkandung di dalam tanah. Oleh karena itu, air tanah lebih banyak mengandung
mineral dari pada air permukaan.
Pada sifat-sifat kimia air bersih, beberapa hal yang harus diperhatikan adalah
tidak boleh mengandung
1) Zat-zat (Pb, Hg, Cd, Arsen, Nitrat, Nitrit, pestisida) melebihi baku mutu
sehingga dapat mengganggu kesehatan.
2) Misalnya: Oli merupakan bahan pelumas yang di gunakan pada kendaraan
bermotor, banyak didapat bengkel di transportasi. Oli bekas terkandung
beberapa unsur kimia yang membahayakan. Anda bayangkan dan berapa
banyak motor dan mobil yang mengganti oli dibengkel setiap harinya. Unsur
Kimia yang ada di oli termasuk dalam kategori logam berat, sedangkan logam
berat apabila masuk ke dalam tubuh baik langsung mapun tidak langsung
terjadi akumulasi didalam tubuh.
3) Apabia melebihi batas kewajaran akan mengganggu kesehatan sesuai organ
targetnya, misalnya cemaran Pb, menimbulkan anemi karena Pb di dalam
tubuh mengganggu terjadinya pembentukan sel darah merah:
4) Zat-zat dengan kadar yang melebihi batas tertentu sehingga menimbulkan
gangguan teknis (terutama untuk system perpipaan), misalnya, air dengan
kandungan PH asam akan menimbulkan korosif pada pipa besi.
5) Zat-zat dengan kadar melebihi batas tertentu sehingga menimbulkan gangguan
ekonomis (pemborosan). Misalnya air dengan kandungan Fe melebihi baku
mutu apabila dipergunakan untuk mencuci tidak muncul busa sehingga tidak
bersih dan warna pakaian menjadi kusam.
6) Perhatikan tabel parameter wajib dan tambahan selengkapnya sebagai berikut.
c. Syarat Bakteriologis
Air tidak boleh mengandung bakteri-bakteri penyakit (pathogen) sama sekali
dan tidak boleh mengandung bakteri-bakteri golongan Coli, adapun baku mutu
bakteriologi seperti berikut:
d. Radioaktif
Melihat kegunaannya, air minum merupakan salah satu sampel lingkungan
yang wajib dianalisis kandungan unsur radioaktifnya. Dalam batas-batas tertentu
air minum memang diizinkan mengandung radionuklida. Meskipun demikian, kita
harus tetap hati-hati karena kelebihan kandungan radionuklida dari batas yang
diizinkan merupakan tanda kemungkinan adanya pencemaran radioaktivitas
lingkungan. Air minum ini termasuk air sumur, air dari mata air, air yang telah
mengalami pengolahan, penyaringan, pengendapan, dan proses pemberian anti
hama/bakteri patogen. Mengingat bahwa air minum jiga berasal dari air tanah,
maka kandungan radioaktivitas alamnya akan sama dengan kandungan yang
dimiliki oleh air tanah. Adapun Baku mutu untuk Radio Aktivitas menurut
Peraturan Menteri Kesehatan R.I No: 416/MENKES/PER/IX/1990 Tanggal 3
September Tahun 1990 tentang standard kualitas air bersih dan air minum, adalah ;
E. Kegiatan atau Strategi Pengawasan Kualitas Air di Sarana Transportasi,
Pariwisata dan Matra
Anda sebagai tenaga pengawasan kesehatan lingkungan harus dapat memelihara,
melindungi dan meningkatkan cara-cara hidup bersih dan sehat dimasyarakat. Anda juga
harus memperhatikan strategi dalam melaksanakan kegiatan pengawasan. Beberapa hal
yang harus Anda pelajari adalah melakukan:
1) Inspeksi terhadap sarana air bersih dan air minum,
2) Mengambil dan mengirim sampel air
3) Melakukan analisis hasil inspeksi sanitasi pemeriksaan laboratorium dan
4) Tindak lanjut berupa perbaikan sarana dan kualitas air apabila terjadi ketidak sesuaian
denga persyaratan yang ditentukan.
5) Melakukan inspeksi sanitasi sarana air minum dan air bersih pada sarana transportasi,
pariwisata minimal 1 tahun 2 kali (sekali pada musim kemarau dan 1 kali pada musim
penghujan).
6) Apabila dalam hasil pemeriksaanm kualitas air terdapat hal-hal yang menyimpang
dari standard, maka harus dilakukan pengolahan sesuai dengan parameter yang
menyimpang

F. Pengolahan Air
1. Pengertian
Yang dimaksud dengan Pengolahan adalah usaha – usaha teknis yang dilakukan
untuk mengubah sifat-sifat suatu zat. Hal ini penting karena dengan adanya
pengolahan maka akan didapat air yang memenuhi syarat yang telah ditentukan.
2. Proses Pengolahan Air
Proses pengolahan lazimnya dikenal dua cara yakni:
a. Pengolahan lengkap (complete treatment process) yaitu air akan mengalami
pengolahan lengkap, baik physics, kimiawi dan bakteriologik. Pada pengolahan
cara ini dilakukan terhadap air yang keruh atau kotor. Pengolahan lengkap ini
dibagi dalam tiga tingkatan yaitu:
1) physics yaitu suatu tingkat pengolahan yang bertujuan untuk mengurangi atau
menghilangkan kotoran yang kasar, penyisihan lumpur dan pasir, serta
mengurangi kadar zat organik yang ada dalam air yang akan diolah.
2) Pengolahan kimia yaitu suatu pengolahan dengan menggunakan zat kimia untuk
membantu proses selanjutnya. Misalnya dengan pembubuhan kapur dalam
proses pelunakan.
3) Pengolahan bakteriologis yaitu pengolahan untuk membunuh bakteri yang
terkandung dalam air contoh membubuhkan kaporit sebagai desinfektan.
b. Pengolahan sebagian atau partial treatment process, misalnya diadakan pengolahan
kimiawi dan/atau pengolahan bakteriologi saja.
3. Metode Pengolahan Air
Air perlu diolah untuk mencukupi kuantitas dan kualitas di sarana transportasi,
pariwisata dan matra. Pengolahan air dilakukan untuk:
a. Meniadakan organisme pathogen penyebab penyakit dan zat kimia yang berbahaya
b. Menghilangkan penyebab kekeruhan, pahit, mengotori kain penyebab korosif pada
pipa.
Beberapa metode yang digunakan
1) Sedimentasi
Membiarkan air tidak bergerak dalam sebuah wadah menyebabkan zat
padat mengendap karena gaya gravitasi. Dengan cara ini akan diperoleh air
yang jernih dan mengurangi kuman pathogen dalam air. Minimal memerlukan
waktu 24 jam agar terjadi pengendapan.
2) Saringan pasir lambat (slow sand filter)
Saringan pasir lambat adalah metode menyaring air agar bebas dari
pencemar secara lambat dengan memakai pasir halus. Air baku ada dalam bak
saring selama 3 jam sampai 12jam. Bagian zat padat melayang dan yang
ukuran besar mengendap dan yang kecil saling menempel satu sama lain
membentuk gumpalan yang lebih besar dan akhirnya mengendap. Saringan
pasir lambat akan cepat tersumbat apabila air dalam keadaan keruh.
3) Saringan pasir cepat (rapid sand filter)
Saringan pasir cepat adalah alat pengolah air bersih memakai saringan
pasir dan berproses lebih cepat daripada saringan pasir lambat. Saringan ini
memakai pasir yang lebih kasar dari pada saringan pasir lambat. Bakteri, virus,
protozoa dan partikel kecil akan lolos melalui pori-pori pasir penyaring. Oleh
karena itu air yang akan diolah untuk mengurangi kekeruhan terlebih dahulu.
Secara garis besar pengolahan dengan pasir cepat bekerja melalui beberapa
tahapan sebagai berikut
a) Pengendapan air baku dalam bak pengendapan
Pengendapan awal ini untuk mengurangi tingkat kekeruhan, awalnya
air baku dialirkan ke dalam bak pengendapan dengan harapan partikel
besar mengendap, partikel yang kecil akan saling menempel sehingga
menjadi gumpalan dan mengendap dan yang mengapung dibuang.
b) Pembubuhan dan pengadukan air dengan koagulan
Sebagian partikel yang melayang (suspended matter) dan benda koloid
tidak mengendap dengan sempurna sehingga perlu dibantu dengan zat
koagulan menggunakan bahan kimia. Ada beberapa tujuan membubuhkan
bahan koagulan yaitu membuang:
 Kekeruhan
 Zat organic
 Zat anorganik
 Algae
 Planton
 warna,
 bakteri pathogen
 bahan-bahan yang menimbulkan bau.

Setelah membuang semua zat ini, air akan menjadi jernih,


memudahkan penyaringan dan memudahkan desinfeksi. Zat koagulan ini
berfungsi menetralkan muatan negative benda koloid (penyebab warna dan
kekeruhan) sehingga benda-benda menjadi netral dan bergabung antar
sesame (koagulasi) membentuk partikel yang lebih besar dan mudah
mengendap.
Zat koagulasi yang biasa dipakai adalah tawas Al2(SO4)3 didalam air
tawas akan teruarai sebagai berikut :
Al2(SO4)3 + 6 H2O  2Al(OH)3 + 6H+ +3SO42
Zat koloid merupakan partikel yang tidak larut dalam air dan saling
terpisah oleh media air. Ukurannya adalah dalam bentuk atom, molekul,
atau partikel lebih besar, tetapi sedemikian kecilnya sehingga tidak mudah
mengendap. Diamater koloid berkisar antara 1 milimikron sampai 100
milimikron sehingga ada yang tidak dapat terlihat dengan kikroskop
cahaya biasa.
Proses koagulasi berlangsung dalam tiga tahap ;
 Penetralan
 Flokulasi
 Adsorbsi
c) Penyaringan melalui bak pasir
Apabila pengolahan awal air cukup berhasil, pasir yang aagak kasar
dapat dipakai untuk penyaringan selanjutnya. Massa flok yang besar akan
tersangkut di antara poripori pasir, namun bakteri dan virus masih dapat
lolos dari saringan pasir. Oleh karena itu untuk keamanan air bersih perlu
didesinfeksi sebelum didistribusi.
1) Pembubuhan klor sebagai desinfeksi
Desinfekksi bertujuan untuk membunuh bakteri pathogen
dalam air hal ini untuk mencegah penyebaran penyakit menular
melalui air. Klor (chor, chlorine) dipakai dalam bentuk klor bebas (free
chlorine) atau hipoklorit yang merupakan agen oksidasi. Klor bereaksi
dengan air membentuk asam hipoklorit (HOCl) dan asam hidroklorida
(HCl).
Namun apabila klorinasi dilaksanakan di dalam sumur, kolam
renang harus menggunakan alat namanya CLORINE DIFUSSER.
1. Pemeriksaan contoh air

G. Kegiatan Pengawasan
Kegiatan pengawasan kualitas air menurut Peraturan Menteri Kesehatan, 2009
mencakup :
2. Pengamatan lapangan dan pengambilan contoh air termasuk proses produksi dan
distribusi
a. Pengamatan di transportasi menggunakan formulir inspeksi sanitasi
b. Pengambilan contoh air meliputi parameter mikrobiologi, fisik dan kimia terbatas.
c. Titik pengambilan contoh air
1) Pada sumbernya
2) Pada penampungan
3) Pada saluran distribusi
Bahan dan alat yang wajib dibawa pada saat melakukan pengawasan
a. Untuk parameter mikrobiologi (botol steril, lampu Bunsen atau krustang,kapas,
korek api)
b. Untuk parameter kimia terbatas (jerigen)
c. Untuk parameter fisik (thermometer, PH meter, jerigen)
3. Analisis hasil pemeriksaan
Setelah contoh dilakukan pemeriksaan di laboratorium selanjutnya dianalisis
menggunakan baku mutu yang sudah ada, selanjutnya dibandingkan dengan baku
mutu.
4. Perumusan saran dan cara pemecahan masalah yang timbul dan hasil kegiatan 1,2, dan
3
5. Cara perumusan saran disesuaikan dengan kondisi transportasi masing masing
6. Kegiatan tindak lanjut berupa pemantauan upaya penanggulangan/perbaikan termasuk
kegiatan penyuluhan Hasil pengawasan kualitas air dilaporkan secara berkala.
DAFTAR PUSTAKA
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2018/09/Sanitasi-Transportasi-
Parawisata-dan-Matra_SC.pdf

Anda mungkin juga menyukai