PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Air Bersih
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1405/menkes/sk/xi/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran
dan industri terdapat pengertian mengenai Air Bersih yaitu air yang dipergunakan untuk
keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapat diminum apabila
dimasak.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 122 Tahun 2015
Tentang Sistem Penyediaan Air Minum terdapat beberapa pengertian antara lain sebagai
berikut :
1. Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut air baku adalah
air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah dan/atau air
hujan yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum.
2. Air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum.
3. Kebutuhan Pokok Air Minum Sehari-hari adalah air untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari yang digunakan untuk keperluan minum, masak, mandi, cuci,
peturasan, dan ibadah.
4. Sistem Penyediaan Air Minum yang selanjutnya disingkat SPAM merupakan satu
kesatuan sarana dan prasarana penyediaan Air Minum.
5. Sistem Pengelolaan Air Limbah yang selanjutnya disingkat SPAL adalah satu
kesatuan sarana dan prasarana pengelolaan air limbah.
6. Penyelenggaraan SPAM adalah serangkaian kegiatan dalam melaksanakan
pengembangan dan pengelolaan sarana dan prasarana yang mengikuti proses dasar
manajemen untuk penyediaan Air Minum kepada masyarakat.
7. Pengembangan SPAM adalah kegiatan yang dilakukan terkait dengan ketersediaan
sarana dan prasarana SPAM dalam rangka memenuhi kuantitas, kualitas, dan
kontinuitas Air Minum yang meliputi pembangunan baru, peningkatan, dan
perluasan.
8. Pengelolaan SPAM adalah kegiatan yang dilakukan terkait dengan kemanfaatan
fungsi sarana dan prasarana SPAM terbangun yang meliputi operasi dan
pemeliharaan, perbaikan, peningkatan sumber daya manusia, serta kelembagaan.
2
2. Sumur dangkal (shallow wells), Yaitu sumber air hasil penggalian ataupun
pengeboran yang kedalamannya kurang dari 40 meter.
3. Sumur dalam (deep wells), Yaitu sumber air hasil penggalian ataupun pengeboran
yang kedalamannya lebih dari 40 meter.
4. Sungai, Yaitu saluran pengaliran air yang terbentuk mulai dari hulu di daerah
pegunungan/tinggi sampai bermuara di laut/danau. Secara umum air baku yang
didapat dari sungai harus diolah terlebih dahulu, karena kemungkinan untuk
tercemar polutan sangat besar.
5. Danau dan Penampung Air (lake and reservoir), Yaitu unit penampung air dalam
jumlah tertentu yang airnya berasal dari aliran sungai maupun tampungan dari air
hujan.
Sumber-sumber air yang ada dapat dimanfaatkan untuk keperluan air minum adalah :
1. Air hujan. Biasanya sebelum jatuh ke permukaan bumi akan mengalami pencemaran
sehingga tidak memenuhi syarat apabila langsung diminum.
2. Air permukaan tanah (surface water). Yaitu rawa, sungai, danau yang tidak dapat
diminum sebelum melalui pengolahan karena mudah tercemar.
3. Air dalam tanah (ground water). Yang terdiri dari air sumur dangkal dan air sumur
dalam. Air sumur dangkal dianggap belum memenuhi syarat untuk diminum karena
mudah tercemar. Sumber air tanah ini dapat dengan mudah dijumpai seperti yang
terdapat pada sumur gali penduduk, sebagai hasil budidaya manusia. Keterdapatan
sumber air tanah ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti topografi,
batuan, dan curah hujan yang jatuh di permukaan tanah. Kedudukan muka air tanah
mengikuti bentuk topografi, muka air tanah akan dalam di daerah yang bertopografi
tinggi dan dangkal di daerah yang bertopografi rendah.
Di lain pihak sumur dalam yang sudah mengalami perjalanan panjang adalah air
yang jauh lebih murni, dan pada umumnya dapat langsung diminum, namun memerlukan
pemeriksaan laboratorium untuk memastikan kualitasnya. Keburukan dari pemakaian
sumur dalam ini adalah apabila diambil terlalu banyak akan menimbulkan intrusi air asin
dan air laut yang membuat sumber air jadi asin, biasanya daerah-daerah sekitar pantai.
Mata air (spring water). Sumber air untuk penyediaan air minum berdasarkan
kualitasnya dapat dibedakan atas:
1. Sumber yang bebas dari pengotoran (pollution).
2. Sumber yang mengalami pemurniaan alamiah (natural purification).
3. Sumber yang mendapatkan proteksi dengan pengolahan buatan (artificial treatment).
3
mengenai standar kualitas air bersih mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 416 tahun 1990 tentang Syarat-Syarat dan
Pengawasan Kualitas Air Bersih. Berdasarkan SK Menteri Kesehatan 1990 Kriteria
penentuan standar baku mutu air dibagi dalam tiga bagian yaitu:
1. Persyaratan kualitas air untuk air minum.
2. Persyaratan kualitas air untuk air bersih.
3. Persyaratan kualitas air untuk limbah cair bagi kegiatan yang telah beroperasi.
Mengingat betapa pentingnya air bersih untuk kebutuhan manusia, maka kualitas air
tersebut harus memenuhi persyaratan, yaitu:
A. Syarat fisik, antara lain:
- Air harus bersih dan tidak keruh.
- Tidak berwarna
- Tidak berasa
- Tidak berbau
- Suhu antara 10o-25 o C (sejuk)
B. Syarat kimiawi, antara lain:
- Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun.
- Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan.
- Cukup yodium.
- pH air antara 6,5 – 9,2.
C. Syarat bakteriologi, antara lain:
- Tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri, tipus, kolera, dan
bakteri patogen penyebab penyakit.
Pada umumnya kualitas air baku akan menentukan besar kecilnya investasi instalasi
penjernihan air dan biaya operasi serta pemeliharaannya. Sehingga semakin jelek
kualitas air semakin berat beban masyarakat untuk membayar harga jual air bersih.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
173/Men.Kes/Per/VII/1977, penyediaan air harus memenuhi kuantitas dan kualitas,
yaitu:
- Aman dan higienis.
- Baik dan layak minum.
- Tersedia dalam jumlah yang cukup.
- Harganya relatif murah atau terjangkau oleh sebagian besar masyarakat.
Mengenai parameter kualitas air baku, Depkes RI telah menerbitkan standar kualitas
air bersih tahun 1977 (Ryadi Slamet, 1984:122). Dalam peraturan tersebut standar air
bersih dapat dibedakan menjadi tiga kategori (Menkes No. 173/per/VII tanggal 3
Agustus 1977):
- Kelas A. Air yang dipergunakan sebagai air baku untuk keperluan air minum.
- Kelas B. Air yang dipergunakan untuk mandi umum, pertanian dan air yang
terlebih dahulu dimasak.
- Kelas C. Air yang dipergunakan untuk perikanan dara
4
2.4 Sistem Penyediaan Air Bersih
Dalam sistem penyediaan air bersih, ada 2 (dua) kategori sistem penyediaan air
bersih/minum, yaitu : sistem perpipaan dan non perpipaan
1. Sistem Perpipaan
Sistem jaringan perpipaan diselenggarakan untuk menjamin kepastian kuantitas
dan kualitas air minum yang dihasilkan serta kontinuitas pengaliran air minum.
Kuantitas Air Minum yang dihasilkan paling sedikit mencukupi Kebutuhan
Pokok Air Minum Sehari-hari.
Kualitas Air Minum yang dihasilkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Kontinuitas pengaliran Air Minum memberikan jaminan pengaliran selama 24
(dua puluh empat) jam per hari.
2) Unit Produksi
Unit produksi merupakan infrastruktur yang dapat digunakan untuk proses
pengolahan Air Baku menjadi Air Minum melalui proses fisika, kimia, dan/atau
biologi. Unit produksi harus dilengkapi dengan sarana pengolahan lumpur sisa
hasil pengolahan Air Baku menjadi Air Minum. Unit produksi terdiri atas:
a. bangunan pengolahan dan perlengkapannya;
b. perangkat operasional;
c. alat pengukuran dan peralatan pemantauan; dan
d. bangunan penampungan Air Minum.
.com
5
3) Unit Distribusi
Unit distribusi merupakan sarana pengaliran Air Minum dari bangunan
penampungan sampai unit pelayanan. Unit distribusi terdiri atas:
a. jaringan distribusi dan perlengkapannya;
b. bangunan penampungan; dan
c. alat pengukuran dan peralatan pemantauan.
Pengaliran air pada unit distribusi dapat dilakukan menggunakan sistem
pemompaan dan/atau secara gravitasi (memanfaatkan gaya gravitasi).
- Cara gravitasi digunakan apabila elevasi sumber air mempunyai perbedaan
cukup besar dengan elevasi daerah pelayanan, sehingga tekanan yang
diperlukan dapat dipertahankan. Cara ini dianggap cukup ekonomis, karena
hanya memanfaatkan beda ketinggian lokasi.
- Cara pemompaan digunakan untuk meningkatkan tekanan yang diperlukan
untuk mendistribusikan air dari reservoir distribusi ke konsumen. Sistem ini
digunakan jika elevasi antara sumber air atau instalasi pengolahan dan
daerah pelayanan tidak dapat memberikan tekanan yang cukup.
4) Unit Pelayanan.
Unit pelayanan merupakan titik pengambilan air, terdiri atas:
a. sambungan langsung;
b. hidran umum; dan/atau
c. hidran kebakaran.
Unit pelayanan harus dipasang alat pengukuran berupa meter air.
6
atau pondasi dan pengisian air dilakukan dengan sistem curah dari mobil tangki
air atau kapal tangki air.
e. Bangunan Penangkap Mata Air merupakan sarana yang dibangun untuk
mengumpulkan air pada sumber mata air dan melindungi sumber mata air
terhadap pencemaran. Bangunan penangkap mata air ini dapat dilengkapi
dengan bak penampung dan harus dilengkapi fasilitas keran umum bagi
masyarakat di sekitar mata air.
1. Bangunan Intake
Bangunan intake ini berfungsi sebagai bangunan pertama untuk masuknya air
dari sumber air. Pada umumnya, sumber air untuk pengolahan air bersih, diambil
dari sungai. Pada bangunan intake ini biasanya terdapat bar screen yang
berfungsi untuk menyaring benda-benda yang ikut tergenang dalam air.
Selanjutnya, air akan masuk ke dalam sebuah bak yang nantinya akan dipompa ke
bangunan selanjutnya, yaitu WTP – Water Treatment Plant.
b. Flokulasi
Setelah dari unit koagulasi, selanjutnya air akan masuk ke dalam unit
flokulasi. Unit ini ditujukan untuk membentuk dan memperbesar flok.
Teknisnya adalah dengan dilakukan pengadukan lambat (slow mixing).
c. Sedimentasi
Setelah melewati proses destabilisasi partikel koloid melalui unit
koagulasi dan unit flokulasi, selanjutnya perjalanan air akan masuk ke dalam
unit sedimentasi. Unit ini berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel
7
koloid yang sudah didestabilisasi oleh unit sebelumnya. Unit ini
menggunakan prinsip berat jenis. Berat jenis partikel koloid (biasanya berupa
lumpur) akan lebih besar daripada berat jenis air. Dalam bak sedimentasi,
akan terpisah antara air dan lumpur.Gabungan unit koagulasi, flokulasi, dan
sedimentasi disebut unit aselator
d. Filtrasi
Setelah proses sedimentasi, proses selanjutnya adalah filtrasi. Unit filtrasi
ini, sesuai dengan namanya, adalah untuk menyaring dengan media berbutir.
Media berbutir ini biasanya terdiri dari antrasit, pasir silica, dan kerikil silica
denga ketebalan berbeda. Dilakukan secara grafitasi.
Selesailah sudah proses pengolahan air bersih. Biasanya untuk proses
tambahan, dilakukan disinfeksi berupa penambahan chlor, ozonisasi, UV,
pemabasan, dan lain-lain sebelum masuk ke bangunan selanjutnya, yaitu
reservoir.
3. Reservoir
Setelah dari WTP dan berupa clear water, sebelum didistribusikan, air masuk
ke dalam reservoir. Reservoir ini berfungsi sebagai tempat penampungan
sementara air bersih sebelum didistribusikan melalui pipa-pipa secara grafitasi.
Karena kebanyakan distribusi di kita menggunakan grafitasi, maka reservoir ini
biasanya diletakkan di tempat dengan eleveasi lebih tinggi daripada tempat-
tempat yang menjadi sasaran distribusi. Biasanya terletak diatas bukit, atau
gunung.
8
Proses Pengolahan Air Bersih
Kebutuhan air bersih di perkotaan saat ini dapat dipenuhi melalui dua sistem yaitu
sistem perpipaan dan sistem non perpipaan. Sistem perpipaan adalah sistem dimana
penyediaan air bersih dilakukan melalui pengelolaan air dari sumbernya sampai ke
9
wilayah pelayanan (pelanggan) yang biasanya dilakukan oleh PDAM. Sedangkan sistem
non perpipaan adalah sistem penyediaan air yang dapat diperoleh secara alamiah baik
langsung maupun tidak langsung seperti air sumur, air danau, air sungai, air hujan
ataupun sumber-sumber air permukaan lainnya atau bahkan membeli dari pedagang air
keliling. Menurut Kemmemer dalam Raharjo, 2002:20, pemanfaatan sumber daya air
untuk pemenuhan kebutuhan air bersih di perkotaan dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara
yaitu :
1. Mengalirkan air dari sumber ke tempat pengguna atau pelayanan umum.
Pemanfaatan ini digunakan bagi kebutuhan air perkotaan yang meliputi
kebutuhan untuk kegiatan domestik dan kegiatan umum, yang dikenal dengan
pelayanan umum. Pelayanan ini dilakukan oleh pemerintah setempat yang
pelaksanaannya dilakukan oleh PDAM dengan pemanfaatan sumber air baku yang
ada, melalui pengolahan dan pendistribusian ke daerah pelayanan atau pelanggan.
Pelayanan ini dikenakan tarif menurut sistem meteran.
2. Mengusahakan sendiri dengan menggali sumur.
Penggalian sumur banyak dilakukan penduduk untuk mencukupi kebutuhan
domestik, niaga maupun industri.
B. Aspek Kelembagaan
Aspek Kelembagaan berikut membahas mengenai ada/tidaknya organisasi,
peran/fungsi organisasi, struktur organisasi, sumber daya manusia dan sistem
pelayanan. Penyelenggaraan pengembangan SPAM adalah kegiatan merencanakan,
melaksanakan, konstruksi, mengelola, memelihara, merehabilitasi, memantau,
dan/atau mengevaluasi sistem fisik (teknik) dan non fisik penyediaan air minum.
Penyelenggara pengembangan SPAM yang selanjutnya disebut Penyelenggara
adalah badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah, koperasi, badan usaha
swasta, dan/atau kelompok masyarakat yang melakukan penyelenggaraan
pengembangan sistem penyediaan air minum.
Pengaturan pengembangan SPAM bertujuan untuk :
- Terwujudnya pengelolaan dan pelayanan air minum yang berkualitas dengan
harga yang terjangkau.
- Tercapainya kepentingan yang seimbang antara konsumen dan penyedia jasa
pelayanan.
- Tercapainya peningkatan efisiensi dan cakupan pelayanan air minum. Untuk
mencapai tujuan pengaturan pengembangan SPAM dibentuk Badan Pendukung
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum yang disebut BPP SPAM.
C. Aspek Pembiayaan
Aspek Pembiayaan membahas mengenai sumber biaya, cara mendapatkan biaya,
besaran biaya serta keperluan biaya. Pembiayaan pengembangan SPAM meliputi
pembiayaan untuk membangun, memperluas serta meningkatkan sistem fisik
(teknik) dan sistem non fisik. Sumber dana untuk pembiayaan dapat berasal dari :
- Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah.
- BUMN atau BUMD.
- Koperasi.
- Badan Usaha Swasta.
- Dana Masyarakat.
- Sumber dana lain yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
11
Pembiayaan pengembangan SPAM menjadi kewajiban pemerintah. Dalam hal
Pemerintah Daerah tidak mampu melaksanakan pengembangan SPAM, Pemerintah
dapat memberikan bantuan pendanaan sampai dengan pemenuhan standar pelayanan
minimal yang dibutuhkan secara bertahap. Pemerintah dapat mengatur sistem
pembiayaan dan pola investasi untuk terwujudnya iklim nvestasi yang kondusif.
Sebagai timbal balik atas jasa pelayanan penyediaan air minum dan sanitasi,
pelanggan dikenakan biaya atas tarif atau retribusi. Penetapan tarif atau retribusi
yang mencerminkan tarif konsumen sebagai harga dari jasa pelayanan yang efisien
dilakukan oleh penyelenggara atas persetujuan berbagai pihak yang telah diatur
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
12
Penyelenggaraan pengembangan SPAM melibatkan berbagai unsur yaitu BUMN,
BUMD, koperasi, badan usaha, dan masyarakat. Agar diperoleh suatu hasil
penanganan sistem yang memberikan pelayanan optimal, diperlukan
penyelenggaraan secara terpadu dan bersinergi antar sektor, antar daerah serta
masyarakat termasuk dunia usaha. Peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan
pengembangan SPAM perlu didorong dalam rangka perubahan perilaku masyarakat
menuju budaya hidup yang lebih sehat serta mendukung keberlanjutan pelayanan air
minum dan sanitasi yang lebih handal.
13
- Kualitas air yang cenderung menurun sebagai akibat dari meningkatnya pencemaran
air, kondisi ini disebabkan karena membuang air limbah ke sungai, tanah dan laut.
Pengelolaan air dan sumber air sangat tergantung oleh keterbatasan ketersediaan dari
sumberdaya dan dituntut untuk dapat lebih efisien, terpadu dan berkelanjutan dalam
melayani aneka ragam kebutuhan akan air yang semakin melonjak sejalan dengan laju
pembangunan.
14
2.7.2 Biological Purity (Biority)
Teknologi pengelolaan air bersih berikutnya ditujukan untuk mengelola limbah
supaya tidak mencemari lingkungan. Sesuai dengan peraturan Menteri Kesehatan
Lingkungan, air limbah yang dibuang ke lingkungan harus memenuhi beberapa syarat.
Teknologi ini bisa diterapkan secara individu maupun untuk proyek besar seperti
perusahaan. Kelebihan dari teknologi Biority yaitu ramah lingkungan dan tidak
membutuhkan resapan, sehingga bisa lebih menghemat ruang. Pemasangan Biority juga
cukup mudah dan cepat. Material yang digunakan untuk membuat teknologi ini tahan
korosi jadi sangat awet. Dan yang terpenting air buangan bisa langsung dialirkan ke
drainase umum.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sistem penyediaan air bersih dibagi menjadi 2 kategori sistem, yaitu sistem perpipaan dan
dan sistem non perpipaan. Sistem perpipaan dilakukan untuk menjamin Kualitas,
Kuantitas, dan Kontinuitas Air Bersih/Minum. Sistem ini sesuai dengan namanya yaitu
menggunakan pipa sebagai sarana pendistribusian air. Sistem ini meliputi empat
komponen, yaitu Unit Air Baku, Unit Produksi, Unit Distribusi dan Unit Pelayanan
Sistem Non Perpipaan, penyediaan air bersih terdiri atas Sur dangkal, Sumur Pompa Bak
Penampung Air hujan, terminal air dan bangunan penangkap mata air.
2. Sistem pengolahan air bersih oleh PDAM melalui pengolahan secara fisika dan kimiawi.
Terdapat 3 bagian penting dalam sistem pengolahannya. Pertama, Bangunan Intake
sebagai bangunan pertama untuk masuknya air dari sumber air umumnya dari sungai.
Kedua, Water Treatment Plant (WTP) adalah bangunan utama pengolahan air bersih.
Ketiga, Reservoir berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air bersih sebelum
didistribusikan melalui pipa pipa secara gravitasi. Karena memanfaatkan gravitasi, maka
reservoir ini biasanya diletakkan di tempat yang lebih tinggi dari tempat tempat yang
menjadi sasaran distribusi.
3. Pengelolaan sumber daya air di perkotaan adalah usaha tepat guna yang dilakukan oleh
pemerintah, swasta maupun masyarakat perkotaan dalam memanfaatkan dan menjaga
kelestarian sumber-sumber mata air agar sumber-sumber mata air tersebut tetap dapat
memberikan manfaatnya bagi keberlangsungan hidup masyarakat di perkotaan.
4. Pengelolaan prasarana air bersih di perkotaan merupakan suatu konsep pengelolaan air
bersih dan sumber air bersih yang pada dasarnya mencakup upaya serta kegiatan
pengembangan pemanfaatan dan pelestarian sumber daya air berupa menyalurkan air
yang tersedia dalam konteks ruang, waktu, jumlah dan mutu pada suatu wilayah untuk
memenuhi kebutuhan pokok kehidupan masyarakat.
5. Sistem pengolahan air bersih ramah lingkungan dapat diketahui yaitu Desalinasi Air Laut
dan Biological Purity (Biority).
- Sistem desalinasi air laut ini yaitu mengubah air laut menjadi air bersih yang siap
pakai. Teknologi Pengolahan air bersih ini tidak menghabiskan biaya besar,
prosesnya hemat energi dan ramah lingkungan
- Biological Purity (biority) ini dapat digolongkan ke dalam proses pengolahan air
bersih ramah lingkungan. Karena tenologi pengolahan ini ditujukan untuk
mengolah limbah agar tidak mencemari lingkungan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 122 Tahun 2015 Tentang Sistem
Penyediaan Air Minum, www.hukumonline.com. Diakses tanggal 03-09-2018,
https://www.ekon.go.id/ekliping/download/2386/1877/b.2-pp-nomor-122-tahun-
2015.pdf.
Hasairin, Muhammad Fadhil. 2016. Sistem Utilitas Jaringan Air Bersih. www.scribd.com.
Diakses tanggal 03-09-2018, https://www.scribd.com/document/327519610/Sistem-
Utilitas-Jaringan-Air-Bersih.
Pradanaputra, Aryansah. 2010. Instalasi Pengolahan Air Bersih. Diakses tanggal 04-09-2018,
https://aryansah.wordpress.com/2010/12/03/instalasi-pengolahan-air-bersih/
2016. Beragam Teknologi Pengolahan Air Bersih. www.pusatro.com. Diakses tanggal 06-09-
2018, http://www.pusatro.com/artikel-pusatro/teknologi-pengelolaan-air-bersih
2015. Makalah Penyediaan Air Bersih Perkotaan B.Doc. diakses tanggal 04-09-2018,
https://dokumen.tips/documents/makalah-penyediaan-air-bersih-perkotaan-bdocx.html
17