TINJAUAN PUSTAKA
5
6
1. Unit Air Baku, dapat terdiri dari bangunan penampungan air, bangunan
pengambilan / penyadapan, alat pengukuran dan peralatan pemantauan,
sitem pemompaan dan bangunan sarana pembawa serta perlengkapannya.
Unit air baku merupakan saran pengambilan dan penyediaan air baku. Air
baku wajib memenuhi baku mutu yang ditetapkan untuk penyediaan air
minum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Unit Produksi, merupakan prasarana dan sarana yang dapat digunakan
untuk mengolah air baku menjadi air minum melalui proses fisik, kimiawi,
dan biologi. Unit produksi dapat terdiri dari bangunan pengolahan dan
perlengkapannya, perangkat operasional, alat pengukuran dan peralatan
pemantauan, serta bangunan penampungan air minum.
3. Unit Distribusi, terdiri dari sistem perpompaan, jaringan distribusi,
bangunan penampungan, alat ukur dan peralatan pemantauan. Unit
distribusi wajib memberikan kepastian kuantitas, kualitas air, dan
kontinuitas pengaliran, yang memberikan jaminan pengaliran 24 jam per
hari.
4. Unit Pelayanan, terdiri dari sambungan rumah, hidran umum, dan hidran
kebakaran. Untuk mengukur besaran pelayanan pada sambungan rumah
dan hidran harus dipasang alat ukur berupa meter air. Untuk menjamin
keakuratannya, meter air wajib ditera secara berkala oleh instansi yang
berwenang.
5. Unit Pengolahan, terdiri dari pengolahan teknis dan pengolahan nonteknis.
Pengolahan terknis terdirir dari kegiatan operasional, pemeliharaan dan
pemantauan dari unit baku, unit produksi, dan unit distribusi. Sedangkan
pengelolaan nonteknis terdiri dari administrasi dan pelayanan. (Unit Air
Baku dalam Sistem Penyediaan Air Minum, Tri Joko 2010).
Sistem penyediaan air minum harus dapat menyediakan jumlah air
yang cukup untuk kebutuhan yang diperlukan. Unsur-unsur sistem dari
sumber air, fasilitas penyimpanan, fasilitas transmisi ke unit pengolahan,
fasilitas pengolahan, fasilitas transmisi dan penyimpanan, dan fasilitas
distribusi.
7
4. Air Tanah
Air tanah adalah air yang mempunyai rongga-rongga dalam
lapisan geologi. Air tanah merupakan salah satu sumber air bagi
kehidupan di muka bumi.
Jenis-jenis air tanah antara lain :
a. Air Tanah Dangkal
Air tanah dangkal ini terjadi karena adanya
proses peresapan air dari permukaan tanah. Lumpur
akan tertahan, demikian pula dengan benda lain
sehingga air tahan akan jernih. Air tanah ini terdapat
pada kedalaman ± 15 meter. Sebagai sumber air bersih,
air tanah dangkal ini ditinjau dari segi kualitasnya agak
baik, kuantitasnya kurang dan tergantung pada musim.
b. Air Tanah Dalam
Air tanah dalam adalah lapisan air yang
pertama, pengambilan air tanah dalam tidak sama
dengan mata air tanah dangkal. Dalam hal ini harus
digunakan bir dan memasukkan pipa kedalamnya,
kedalaman 100-300 meter. Jika tekanan air tanah besar
maka air akan menyembur keluar, sehingga dalam
keadaan ini disebut sumber artesis. Jika air tidak dapat
keluar dengan sendirinya maka digunakan pompa
untuk membantu pengeluaran air tanah dalam ini.
c. Mata Air
Mata air adalah air tanah yang keluar dengan
sendirinya ke permukaan tanah. Sehingga mata air
yang berasal dari tanah dalam, hampir tidak
terpengaruh oleh musim.
(Sumber : Unit Air Baku dalam Sistem Penyediaan Air
Minum, Tri Joko 2010)
9
Tabel 2.1 Kriteria Perencanaan Air Bersih Berdasarkan SNI Tahun 1997
No Uraian Kategori Kota Berdasarkan Jumlah Penduduk (jiwa)
>1.000.00 500.000 – 100.000 – 20.000 – <20.000
0 1.000.000 500.000 100.000
Metro Besar Sedang Kecil Desa
1. Konsumsi Unit 190 170 150 130 100
Sambungan Rumah
(SR) liter/orang/hari
2 Konsumsi Unit 30 30 30 30 30
Hidran Umum (HU)
liter/orang/hari
3 Konsumsi Unit Non 20 - 30 20 - 30 20 - 30 20 - 30 10 - 20
Domestik (%)
4 Kehilagan Air (%) 20 – 30 20 - 30 20 - 30 20 – 30 20
5 Faktor Maksimum 1,15 1,15 1,15 1,15 1,15
Perhari
6 Faktor Pada Jam 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
Puncak
7 Jumlah Jiwa Per SR 5 5 5 5 5
8 Jumlah Rumah Per 100 100 100 100 100
HU
9 Sisa Tekan di 10 10 10 10 10
Jaringan Distribusi
(meter)
10 Jam Operasi (jam) 24 24 24 24 24
11 Volume Reservoir 20 20 20 20 20
12 SR : HU 50:50 s/d 50:50 s/d 80:20 70:30 70:30
80:20 80/20
13 Cakupan Pelayanan 90 90 90 90 70
(%)
(Sumber : Dirjen Cipta Karya 1997 )
11
Kerugian :
2.9 Perpipaan
2.9.1 Jenis-jenis Pipa
Jenis pipa ditentukan berdasarkan material pipanya, seperti CI, beton
(concrete), baja (steel), AC, GI, plastik dan PVC. (Unit Air Baku dalam
Sistem Penyediaan Air Minum, Tri Joko 2010:154-157)
1. Cast-Iron Pipe
Pipa CI tersedia untuk ukuran panjang 3,7 m dan 5,5 m
dengan diameter 50-900 mm, serta dapat menahan tekanan air
hingga 240 m tergantung besar diameter pipa.
Kelebihan :
a. Harga tidak mahal
b. Ekonomis karena berumur panjang (bisa mencapai 100
tahun)
c. Kuat dan tahan lama
d. Tahan korosi jika dilapisi
e. Mudah disambung
f. Dapat menahan tekanan tanpa mengalami kerusakan
Kekurangan :
a. Bagian dalam pipa lama-kelamaan menjadi kasar
sehingga kapasitas pengangkutan berkurang
b. Pipa berdiameter besar berat dan tidak ekonomis
c. Cenderung patah selama pengangkutan atau
penyambungan
2. Concrete Pipa
Pipa beton biasa digunakan jika berada dalam tekanan dan
kebocoran pada pipa tidak terlalu dipermasalahkan. Diameter
pipa beton mencapai 610 mm.
Kelebihan :
a. Bagian dalam pipa halus dan kehilangan akibat friksi
paling sedikit.
b. Tahan lama, sekurangnya 75 tahun
19
2.10 Reservoir
Reservoir distribusi merupakan bangunan penampungan air minum
sebelum dilakukan pendistribusian ke pelanggan/masyarakat, yang dapat
ditempatkan di atas permukaan tanah maupun di bawah permukaan tanah.
Bangunan reservoir umumnya diletakkan di dekat jaringan distribusi
pada ketinggian yang cukup untuk mengalirkan air secara baik dan merata
22
dimana :
V = Volume (m3)
L = Lebar (m)
P = Panjang (m)
D = Kedalaman (m)
23
Qmasuk = Qkeluar
V1A1 = V2A2 (2.2)
atau
Q = A x V = konstan (2.3)
dimana :
V1A1 = volume zat cair yang masuk tampang 1 tiap satuan
waktu
V2A2 = volume zat cair yang masuk tampang 2 tiap satuan
waktu
Menurut Triatmodjo (1995), untuk pipa bercabang berdasarkan
persamaan kontinuitas, debit aliran yang menuju titik cabang harus sama
dengan debit yang meninggalkan titik tersebut.
Q1 = Q2 + Q3 (2.4)
atau
A1V1 = A2V2 + A3V3 (2.5)
Dimana :
Q = debit aliran(meter/detik)
V = kecepatan aliran (meter/detik)
D = diameter pipa (meter)
Dimana :
Dimana :
Cu = 0,2785
CHW = koefisien Hazen William
ℎ𝑓
i = kemiringan atau slope garis tenaga (i = )
𝐿
Q = debit (m3/detik)
D = diameter pipa (m)
Hf = kehilangan energi (m)
L = panjang pipa (m)
26
2.14 Drainase
Drainase berasal dari bahasa Inggris yakni drainage yang memiliki arti
membuang, mengalirkan air, atau menguras. Umumnya, tindakan teknis untuk
mengurangi kelebihan air yang berasal dari air hujan, rembesan, maupun
kelebihan air irigasi dari suatu kawasan disebut drainase. Sehingga lahan atau
kawasan tidak terganggu sama sekali. (Suripin, 2004).
Usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dapat diartikan juga sebagai
drainase. Tidak hanya air permukaan saja yang termasuk dalam drainase, tapi
air tanah juga termasuk di dalamnya.
𝑆𝑑
Cv = (2.15)
𝑋
∑𝑛
𝑖=1(𝑋𝑖−𝑥)²
Sd = √ (2.16)
𝑛−1
dimana :
Cs = Koefisien kepencengan
Ck = Koefisien kepuncakan
Cv = Koefisien variasi
Sd = Standar deviasi
∑ (𝑋𝑖−𝑋)²
Sd = Standart Deviasi =√ (2.7)
𝑛−1
dengan:
∑ log 𝑋
Log X͞ = Harga rata-rata dari data = (2.20)
𝑛
dengan :
41
∑(𝑋𝑖−𝑋)²
S = Standar Deviasi =√ (2.28)
𝑛−1
dengan :
Yn = Reduced mean sebagai fungsi dari banyak data (n)
Sn = Reduced standard deviation sebagai fungsi dari banyak
data (n)
YTr = Reduced variate sebagai fungsi dari periode ulang T
𝑇𝑟−1
= -In {-In } (2.30)
𝑇𝑟
N 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 0,9496 0,9676 0,9833 0,9971 1,0095 1,0206 1,0316 1,0411 1,0493 1,0565
20 1,0628 1,0696 1,0754 1,0811 1,0864 1,0915 1,0961 1,1004 1,1047 1,1080
30 1,1124 1,1159 1,1193 1,1226 1,1255 1,1285 1,1313 1,1339 1,1363 1,1388
40 1,1413 1,1436 1,1458 1,1480 1,1499 1,1519 1,1538 1,1557 1,1574 1,1590
50 1,1607 1,1623 1,1638 1,1658 1,1667 1,1681 1,1696 1,1708 1,1721 1,1734
60 1,1747 1,1759 1,1770 1,1782 1,1793 1,1803 1,1814 1,1824 1,1834 1,1844
70 1,1854 1,1863 1,1873 1,1881 1,1890 1,1898 1,1906 1,1915 1,1923 1,1930
80 1,1938 1,1945 1,1953 1,1959 1,1967 1,973 1,1980 1,1987 1,1994 1,2001
90 1,2007 1,2013 1,2020 1,2026 1,2032 1,2038 1,2044 1,2049 1,2055 1,2060
100 1,2065 1,2069 1,2073 1,2077 1,2081 1,2084 1,2087 1,2090 1,2093 1,2096
Periode ulang (Tr) Reduced Variate Periode Ulang (Tr) Reduced Variate
(Tahun) (TTR) (Tahun) (TTR)
2 0,3665 100 4,6012
5 1,5004 200 5,2969
10 2,2510 250 5,5206
20 2,9709 500 6,2149
20 3,1993 1000 6,9087
50 3,9028 5000 8,5118
75 4,3117 10000 9,2121
Person Tipe III dengan garis durasi sesuai. Ploting dilakukan dengan tahapan
sesuai berikut :
1. Data curah hujan maksimum harian rata-rata diurutkan dari besar
ke kecil.
2. Hitung peluang (probabilitas) tiap data hujan dengan rumus
Weibull sebagai berikut :
𝑚
P = 𝑛+1 x 100%
dimana :
P = Probabilitas (%)
m = Nomor urut data dari kecil ke besar
n = Banyaknya data
3. Ploting data curah hujan (Xi) dan peluang pada kertas probabilitas
yang sesuai.
dengan :
X2 = Nilai Chi-Kuadrat terhitung
Ef = Frekuensi yang diharapkan sesuai dengan pembagian
kelasnya
Of = Frekuensi yang terbaca pada kelas yang sama
N = Jumlah sub kelompok dalam satu grup
Nilai X2 yang diperoleh harus lebih kecil dari nilai X2cr (Chi-Kuadrat
kritik), untuk suatu derajat nyata tertentu, yang sering diambil 5 %. Derajat
kebebasan dihitung dengan persamaan :
DK = K – (α + 1 ) (2.32)
dengan :
DK = Derajad Kebebasan
K = Banyak kelas
α = Banyaknya ketertarikan (banyaknya parameter), untuk uji
Chi-Kuadrat adalah 2.
47
dengan :
I = Intensitas curah hujan (mm/jam)
t = lamanya hujan (jam)
Tc = Waktu konsentrasi
R24 = curah hujan maksimum harian (selama 24 jam) (mm)
49
dimana :
S = Keiringan Saluran
tc = to + td (2.35)
dimana :
2 𝑛
to = [3 x 3,28 x L x (2.36)
√𝑆
dimana :
tc = Waktu konsentrasi (jam)
to = Inlet Time, waktu yang diperlukan air untuk mengalir
melalui permukaan tanah kesaluran terdekat (menit)
50
= 0,278 x C x I x A (2.40)
dengan :
Q = Debit rencana (m3/detik)
0,278 = Konstanta, digunakan jika satuan luas daerag
menggunakan km2
C = Angka pengaliran tak berdimensi
I = Intensitas curah hujan selama waktu konsentrasi
(mm/jam)
A = Luas daerah pengaliran (km2)
dengan :
1
V = 𝑛 x R2/3 x S1/2 (2.45)
Q =AxV (2.46)
𝐴
R =𝑃 (2.47)
dimana :