Anda di halaman 1dari 14

PENCEMARAN AIR PADA BENDUNG CIMULU

Disusun Untuk Memenuhi


Tugas Mata Kuliah Aspek Lingkungan dalam Pembangunan

Dosen Pengampu :
Indra Mahdi, Drs., Ir., M.T.

Oleh :

Dheni Elyana Noor (177011027)


Naomi Saragih Sitio (177011051)
Agustina Heryanti Suwandi (177011056)
Muhammad Arfaksyadhz (177011086)
Albi Muhammad Fauzi (177011090)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SILIWANGI
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang


Air merupakan salah satu komponen yang dibutuhkan kehidupan manusia.
Semua makhluk membutuhkan air. Air di Indonesia sangat melimpah, hal ini
karena Indonesia merupakan negara kepulauan. Dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat menggunakan air untuk memenuhi kebutuhan hidup diantaranya
untuk minum, memasak, mencuci, dan keperluan lain. Air tersebut juga
mempunyai standar 3B (tidak berwarna,berbau,dan beracun).
Seriring perkembangan waktu kondisi air di Indonesia semakin buruk,
banyak sumber air yang berbau, bewarna (keruh/hitam) serta bercampur dengan
limbah atau sampah, antara lain: kaleng, plastik, dan sampah organik. Air yang
demikian biasa disebut air kotor atau air yang tercemar. Pemandangan seperti ini
dapat dijumpai pada aliran sungai, rawa, danau, dan kolam.
Salah satu contoh pencemaran air yang terdapat di Kota Tasikmalaya yaitu
pencemaran pada Bendung Cimulu yang berasal dari aliran Sungai Ciloseh.
Sebelum Sungai Ciloseh tercemar, masyarakat sekitar memanfaatkan sumber air
tersebut untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, diantaranya untuk mandi,
mencuci dan irigasi. Sumber pencemar berupa limbah industri dan domestik
dibuang dan dialirkan ke sungai hingga akhirnya bermura di Bendung Cimulu dan
mengakibatkan Bendung Cimulu penuh dengan sampah. Maka perlu ada tindakan
yang tepat untuk mengatasi masalah pencemaran tersebut agar Bendung Cimulu
terbebas dari pencemaran sampah.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dorumuskan beberapa rumusan
masalah :
1. Apa penyebab pencemaran air yang terjadi di Bendung Cimulu?
2. Bagaimana peraturan pemerintah yang mengatur tentang pencemaran
lingkungan ?
3. Bagaimana cara mengatasi pencemaran pada Bendung Cimulu?

1.3 Tujuan
Tujuan yang dapat diperoleh adalah :
1. Mengetahui penyebab pencemaran air yang terjadi pada Bendung Cimulu.
2. Mengetahui peraturan pemerintah yang mengatur tentang pencemaran
lingkungan.
3. Mengetahui bagaimana cara mengatasi pencemaran pada Bendung Cimulu
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Bendung
Bendung adalah suatu pembatas yang  berguna melintasi sungai untuk
mengubah suatu daerah aliran sungai. Bendung merupakan bangunan
kontruksi yang berukuran lebih kecil dari bendungan yang berguna untuk
menggenang air membentuk kolam tetapi mampu melewati bagian atas
bendung. Sehingga bendung ini mampu membuat air tidak menjadi meluap
agar melewati bagian atas. Bendung secara umum dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Bendung tetap adalah konstruksi bangunan bendungan yang umumnya
dipergunakan meninggikan atau sebagai peninggi air yang ada di dalam
sungai, sampai pada suatu kondisi atau ketinggian yang diperlukan, baik
untuk saluran irigasi dan petak tersier.
2. Bendung gerak adalah jenis bendungan konstruksi yang bangunannya pada
umumnya terdiri dari pintu-pintu yang dapat dipergunakan dengan gerakan
untuk mengatur ketinggian air di dalam sungai.
Bendung mempunyai beberapa fungsi yaitu:
1. Untuk kebutuhan irigasi
2. Untuk kebutuhan air minum
3. Sebagai pembangkit energi
4. Pembagi atau pengendali banjir
5. Dan sebagai pembilas pada berbagai keadaan debit sungai.

2.2 Pencemaran Air


Menurut Ardhana (1994), “Pencemaran Air adalah Pencemaran Limbah
Menjadi anaerobik sehingga air sungai busuk dan tidak sehat lagi bagi
pertumbuhan mickroorganisme flora dan fauna air itu, Lingkungan hidup yang
demikian ini sudah rusak dan tidak layak lagi bagi kebutuhan hidup kita”.
Michael (1990), “Pencemaran Air adalah Penyimpangan sifat-sifat air dari
keadaan normal, bukan dari kemurniannya. Banyak air tawar yang tercemar
berat oleh sisa-sisa pembuangan kotoran dan cairan pembuangan limbah
rumah tangga ke dalam sungai”.
Secara umum, Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu
tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat
aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah bagian penting
dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus
hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan.
Berbagai macam fungsinya sangat membantu kehidupan manusia.
Pemanfaatan terbesar danau, sungai, lautan dan air tanah adalah
untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan
air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek wisata.
Menurut Solihin dan Darsati (1993), Pencemaran Air dapat
diklasifikasikan tiga tipe yaitu:
1. Pencemaran kimia berupa senyawa karbon dan senyawa anorganik.
2. Pencemaran fisika yang dapat berupa materi terapung dan materi
tersuspensi
3. Pencemaran biologi yang dapat berupa mikroba phatogen, lumut dan
tumbuh-tumbuhan air.
Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal. Salah satunya penyebab
pencemaran air adalah aktivitas manusia yang menciptakan limbah (sampah)
pemukiman atau limbah rumah tangga.Limbah pemukiman mengandung
limbah domestik yang berupa sampah organik dan sampah anorganik serta
deterjen. Sampah organik yaitu sampah yang dapat diuraikan atau dibusukkan
oleh bakteri contoh: sisa sayuran, buah-buahan, dan daun-daunan. Sampah
anorganik ini tidak dapat diuraikan oleh bakteri (non biodegrable) contoh:
kertas, plastik, gelas atau kaca, kain, kayu-kayuan, logam, karet, dan kulit.
Selain sampah organik dan anorganik, deterjen merupakan limbah pemukiman
yang paling potensial mencemari air. Kenyatannya pada saat ini hampir semua
rumah tangga menggunakan deterjen.
Penyebab lainnya juga berasal dari limbah industri. Industri membuang
berbagai macam polutan ke dalam air antara lain: logam berat, toksin,minyak,
nutrien, dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang
dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen
dalam air.
Untuk mengetahui tingkat pencemaran air dapat dilihat melalui besarnya
kandungan O2 yang terlarut. Ada dua cara yang digunakan untuk menentukan
kadar oksigen dalam air, secara kimia dengan COD (Chemical Oxygen
Demand) dan BOD (Biochemical Oxygen Demand)secara biologi. Makin
besar harga BODsemakin tinggi pula tingkat pencemarannya. (sentra-edukasi,
2010).
Air limbah tersebut memiliki harga BOD yang tingi, sehingga dapat
diketahui bahwa air tersebut telah tercemar limbah berat.Selain diakibatkan
oleh limbah pemukiman (rumah tangga) sumber atau penyebab pencemaran
air juga disebabkan oleh limbah pertanian dan di beberapa tempat tertentu
diakibatkan oleh limbah pertambangan.
Jika air disekitar lingkungan masyarakat tercemar, dapat mengakibatkan :
1. kekurangan sumberdaya air
2. menjadi sumber penyakit
3. terganggunya lingkungan hidup, ekosistem, dan keanekaragaman
hayati
Limbah yang terus-menerus meningkat, akan mengakibatkan air semakin
tercemar dan akan sulit bagi masyarakat untuk mendapatkan air bersih karena
air yang tercemar akan meresap ke dalam tanah. Air tanah tersebut merupakan
sumber dari air sumur di rumah masyarakat, dan apabila masyarakat
mengkonsumsi air tersebut akan mengakibatkan penyakit. Air yang tercemar
tidak hanya masuk dalam tanah, tetapi juga mengalir pada sungai bahkan laut
dan mengakibatkan terganggunya lingkungan hidup, ekosistem, dan
keanekaragaman hayati.

2.3 Peraturan Pemerintah Tentang Pencemaran Lingkungan


Peraturan pemerintah yang mengatur tentang pencemaran lingkungan dapat
diihat dalam :
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2008 Tentang
Pengelolaan Sumber Daya Air
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang
Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 09/Prt/M/2015 Tentang Penggunaan Sumber Daya Air
BAB III
GAMBARAN UMUM WILAYAH

3.1. Kondisi Wilayah Sungai Ciloseh

(Gambar. Peta lokasi aliran Sungai Ciloseh yang dianalisis)


Lokasi Sungai Ciloseh yang dianalisis sepanjang 3,5 km. (dari Bendung
Cimulu-SMAN 2 Tasikmalaya) berada di Kecamatan Indihiang dan
Kecamatan Cipedes.

3.2. Kondisi Bendung Cimulu

(Gambar 2. Bendung Cimulu dengan Areal 1.546,2 M2)


Daerah Irigasi Cimulu merupakan DI. lintas Kabupaten-Kota
Tasikmalaya yang kewenangan pengelolaannya oleh UPTD PSDA
Wilayah Sungai Citanduy. Pembangunan konstruksi Irigasi Cimulu
dimulai pada tahun 1918, pada zaman Belanda sampai dengan saat  ini
untuk operasi dan pemeliharaan masih berjalan sehingga diharapkan
Jaringan Irigasi Cimulu berfungsi secara keseluruhan (untuk mengairi
areal sawah seluas 1559 Ha)
a. Lokasi Bendung
Bendung Cimulu  terletak di Kelurahan Tawangsari, Kecamatan
Tawang, Kota Tasikmalaya,  sumber air berasal dari sungai
Ciloseh yang mengalir sepanjang tahun. Koordinat pada Bendung
berdasarkan pengukuran dengan menggunakan GPS adalah S= 07”
25’ 75.8”, E= 108” 30’91.5”.
Pencapaian ke lokasi bendung dari Kota Tasikmalaya memerlukan
waktu ± 0.5 jam. Lokasi Bendung sendiri dapat dicapai dengan
menggunakan Kendaraan Roda Empat maupun roda
b. Data Teknis
1. Luas DAS Cikalan: 31,58 km2
2. Debit andalan : 3,41 m3
3. Type Bendung : Bendung tetap (Pasangan Batu)
4. Lebar Bendun : 40.50 m
5. Tinggi mercu : 1,5 m
6. Ukuran Pintu :4m
7. Sistim angkat : Manual
8. Debit pengambilan : 2,75 m3
9. Data teknis Irigasi sbb :
o Bendung : 1 Buah
o Bangunan sadap : 47 buah
o Bangunan bagi : 3 buah
o Bangunan Pelengkap : 38 buah 
o Saluran Induk : 21,706 km
o Saluran Sekunder : 6,906 km
c. Manfaa
Dengan adanya Irigasi Cimulu, intensitas tanam pada Daerah
Irigasi Cimulu dapat meningkat. Disamping itu ada manfaat lain
yaitu Perikanan Darat.
d. Sistem Jaringan
Daerah Irigasi Cimulu, mempunyai areal seluas ± 1.559 Ha.
Dengan panjang saluran induk ± 21.71 km, saluran sekunder ± 6.91
km,Dari Bendung Tersebut air dialirkan melalui :
1. Saluran Induk Cimulu
2. Saluran Sekunder Dalam Suba
3. Saluran Sekunder Cihayang
e. Daerah Layanan
Daerah Irigasi Cimulu mempunyai areal yang dapat diairi seluas ±
1.559 Ha. Daerah-daerah yang dapat diairi oleh DI. Cimulu ini
yaitu:
1. Kota Tasikmalaya
 Kecamatan Tawang, 4 Kelurahan
 Kecamatan  Cibeureum, 15 Kelurahan
2. Kabupaten Tasikmalaya
 Kecamatan Manonjaya 6 Desa
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Penyebab Terjadinya Pencemaran Air pada Bendung Cimulu


Bendung Cimulu merupakan bangunan air yang berfungsi untuk
menaikkan tinggi muka air Sungai Ciloseh yang kemudian digunakan untuk
irigasi sawah dan pertanian di sekitar kecamatan Tawang. Pencemaran air
yang terjadi termasuk ke dalam kategori sedang-berat, dapat dilihat dalam
kandungan polutan yang telah diidentifikasi berdasarkan indikator dan
parameter pencemaran air. Parameter yang digunakan sebagai indikator
pencemaran lingkungan, yaitu :
1. Parameter kimia
Parameter kimia meliputi CO2, pH, alkalinitas, fosfor dan kadang
aktifitas berat. Dari penelitian tersebut ditemukan kandungan polutan
melebihi ambang batasnya 3 mg perliter. Parameter-parameter yang diuji
antara lain adalah Zat Padat Tersuspensi (TSS), Zat Padat Terlarut
(TDS), Biological Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen
Demand (COD).BOD ( biochemical Orxygen Deman), yaitu jumlah
oksigen yang terkandung atau terlarut di air. BOD digunakan untuk
mengukur banyaknya pencemaran organik. Tingkat keasaman berada di
angka 6,5 – 8,5.
2. Parameter fisik
Meliputi temperatur, warna, rasa, bau, kejernihan dan kandungan bahan
radiokatif. Warna air Sungai Ciloseh yang mengalir ke Bendung Cimulu
relatif hitam pekat dan dengan bau busuk yang cukup menyengat, karna
terdapat banyak sampah organik, anorganik maupun B3 yang dominan
berasal dari limbah domestik.
3. Parameter biologi
Parameter biologi meliputi ada atau tidaknya bahan
organk/mikroorganisme seperti bakteri coli, virus, bentos dan plakton.
Organisme yang peka akan mati di lingkungan air yang teremar. Kondisi
di Bendung Cimulu tidak didapati kehidupan biota air seperti ikan,
tandanya air sungai sudah tercemar.
Aliran air Sungai Ciloseh yang melewati Kelurahan Panyingkiran masih
cukup bersih, namun ketika melewati Kelurahan Cipedes mulai ditemukan
sampah yang menghambat aliran air sungai. Di Kelurahan Tawang, tempat
Bendung Cimulu berada, kondisi aliran air semakin buruk karena sudah
dipenuhi oleh berbagai macam sampah yang mengakibatkan debit aliran
sungai kecil dan berdampak pada warga yang tinggal disekitar bantaran
sungai.
Berdasarkan kondisi tersebut dapat dilihat penyebab terjadinya
pencemaran air di Bendung Cimulu berasal dari kurangnya kesadaran
masyarakat untuk tidak membuang limbah domestik masyarakat berupa
sampah padat, cair, maupun sampah kotoran manusia. Hal tersebut juga
diperburuk dengan minimnya penanggulangan dari Dinas Kebersihan dan
Lingkungan Hidup untuk membersihkan Bendung Cimulu dari sampah.
Pemerintah merasa kesulitan karena kurangnya personil kebersihan penarik
sampah serta fasilitas yang terbatas, diantaranya alat pengangkut sampah
yang sudah rusak.

4.2 Penanganan yang Pernah Dilakukan Terhadap Pemcemaran


Pemerintah telah melakukan berbagai tindakan dalam menangani pencemaran
di Bendung Cimulu, diantaranya :
1. Pemerintah daerah Kota Tasikmalaya melakukan pengawasan terhadap
pabrik atau industri yang mempunyai perizinan untuk membuang limbah
ke sungai.
2. Pemerintah Dinas Lingkungan Hidup pernah melakukan tindakan
pembersihan Bendung Cimulu dengan pengangkutan sampah. Namun, hal
tersebut tidak mengatasi pencemaran air yang terjadi, karena tidak
dilakukan secara rutin atau berkelanjutan.
3. Pernah terlaksananya Program “SOLARI” atau Selokan Lancar Indah
yang dilakukan langsung oleh Walikota Tasikmalaya, namun program
tersebut berhenti ketika pergantian Walikota.

4.3 Solusi Untuk Mengatasi Pencemaran Air di Bendung Cimulu


Adapun solusi untuk mengatasi pencemaran air akibat sampah dalam
jangka waktu panjang dengan melakukan pemberdayaan kepada masyarakat
dengan melakukan sosialisai dan edukasi berkelanjutan yang tinggal di
sepanjang aliran sungai ciloseh tersebar di kelurahan panyingkiran dan
cipedes. Pemberdayaan merupakan proses pembangunan dimana masyarakat
berinisiatif untuk melakukan proses kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi
dan kondisi diri sendiri. Kegiatan pemberdayaan ini bisa terjadi apabila
masyarkat ikut pula berpartisipasi. Setelah berhasil melakukan pemberdayaan,
langkah selanjutnya dengan menyediakan TPS yang disebarkan kepada
masyarakat dan pengangkutan sampah secara berkala di kelurahan
panyingkiran dan cipedes yang tinggal disekitar bantaran sungai ciloseh.

Sampah yang sudah terlanjur tertahan dan menumpuk di bendung cimulu


diatasi dengan melakukan pengambilan sampah menggunakan alat berat dan
dump truck untuk mengangkutnya. Dalam proses pemberdayaan yang
dilakukan, selain pengambilan sampah secara langsung di bawah bendung,
dibuatkan jaring apung yang dilengkapi katrol ditelakan dibawah jembatan
cinehel berguna untuk menahan dan mengangkut sampah agar tidak mengalir
ke bendung.
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

5.2. Saran

Anda mungkin juga menyukai