Anda di halaman 1dari 13

2.

1 Sejarah PDAM Kota Palu


PDAM kota palu berada di Jl. Tombolotutu No.105, Talise, Mantikulore,

Kota Palu, Sulawesi Tengah 94118, Indonesia. PDAM Kota Palu

merupakan sebuah Perusahaan milik Pemerintah Daerah, yang

merupakan suatu alat kelengkapan Otonomi Daerah; Perusahaan

Daerah Air Minum, diselenggarakan atas dasar ekonomi Perusahaan

dalam kesatuan sistem pembinaan ekonomi Indonesia berdasarkan

Pancasila yang menjamin kelangsungan Demokrasi Ekonomi yang

berfungsi sebagai kesejahteraan masyarakat. PDAM Kota Palu berdiri

sejak tahun 2003 berdasarkan aturan Perda kota Palu No. 21 tahun

2002 (bab 2 pasal 2 tentang Pendirian PDAM). Dengan struktur

organisasi terdiri dari tiga direksi, yaitu : direksi umum, direksi

keuangan, dan direksi tehnik. Masing-masing direksi ini dipimpin oleh

bapak Zain Mardan selaku kepala direksi umum, bapak Andi Maman

Jalalemba selaku kepala direksi keuangan, serta bapak Ir. Ilham selaku

kepala direksi tehnik. Direksi diangkat oleh Kepala Daerah atas usul

Dewan Pengawas. Pengangkatan Direksi ditetapkan dengan

Keputusan Kepala Daerah Antara Anggota Direksi tidak boleh ada

hubungan keluarga sampai derajat ketiga baik menurut ganis lurus

maupun garis kesamping, termaksud menantu dan ipar dan tidak boleh

merangkap jabatan lain. Dengan karyawan sebanyak 5 orang dan

pelanggan kurang dari 1.000 pelanggan. Aset yang diberikan untuk

dikelola bersumber dari sungai Poboya sebesar 10 Liter per detik

dengan melayani wilayah tondo (perumahan dosen), Talise (lagarutu).

Pada saat itu belum ada penunjukan sebagai kepala bagian karena

perusahaan ini tergolong baru berdiri dan masih sangat baru, jadi
semua pegawai hanya sebagai staf. Pada saat itu juga sudah diberikan

tiga sumber untuk dikembangkan yaitu sungai Poboya, Kawatuna dan

Vatutela. Sekitar 80% dan kurang lebih 400.000 penduduk kota palu

dilayani oleh PDAM Donggala, sedangkan PDAM Kota Palu sendiri

karena baru berdiri, hanya melayani wilayah pinggiran kota. Misalnya

kalo Kawatuna melayani wilayah Korpri, sebagian masyarakat

kelurahan dan petobo. Kalo di Poboya melayani Lagarutu, Talise,

sebagian Laswani, Tondo dan BTN disekitar Tondo.


Kemudian pada tahun 2012 berdasarkan SK per Agustus 2012 terjadi

pergantian direksi dari bapak Zain Mardan menjadi bapak Isran Ali

Umar. Pergantian direksi ini mengacu pada Permendagri No 2 tahun

2007 tentang organ dan kepegawaian PDAM dirubah struktur dari tiga

direksi menjadi satu direksi saja yaitu hanya direksi umum. Yang mana

peraturan ini menjelaskan bahwa apabila pelanggan PDAM kurang

dari 10.000 pelanggan maka mengikuti tipe PDAM A, dimana pada tipe

tersebut hanya ada satu direksi yaitu direktur utama yang membawahi

dua kepala bagian yaitu kepala umum dan keuangan, dan kepala

bagian tehnik. Masing-masing kepala bagian mengorganisir lima

Kepala Sub Bagian (KASUBAG). Kepala bagian umum dan keuangan :

kasubag Hublang (Hubungan dan Langganan), Kasubag Umum dan

Personalia, serta Kasubag Keuangan. Kepala bagian tehnik : Kasubag

produksi dan distribusi, Kasubag perencanaan, Kasubag perawatan,

serta Kasubag peralatan dan administrasi tehnik.


Pada tahun ini, PDAM sudah memiliki kurang lebih 6.000 pelanggan

dan 52 pegawai yang terdiri dari 45 orang pegawai tetap, 5 orang

honorer dan 2 orang tenaga kontrak.


Merupakan PDAM terkecil dan jumlah pelanggan terkecil dari 9 PDAM

yang terdapat di kota Palu.

2.2 Visi dan Misi


Visi
Menjadi perusahaan air minum yang sehat, sehat dari segi pelayanan

kepada masyarakat dan mensejahterakan karyawannya.


Misi
a. Memberikan pelayanan air minum yang sesuai standar kesehatan dengan

tersedianya air baku yang optimal;


b. Menyediakan air minum yang berkualitas, kuantitas dan kontinuitas;
c. Memenuhi cakupan layanan air minum yang maksimal kepada

masyarakat;
d. Memenuhi kinerja keuangan yang mandiri dan produktivitas yang efisien

dan efektif.
e. Memberikan pelayanan prima dengan berorientasi kepada kepuasan

pelanggan

2.3 Menyelaraskan tujuan perusahaan dengan kepentingan tiap individu

karyawan.
1. Memberikan kewajiban atau hak pegawai, menjamin kesejahteraan

karyawan dengan upaya memberikan jaminan kesehatan, jaminan

kematian, kecelakan kerja, hari tua, pensiun.


2. Menuntut kewajiban karyawan pada perusahaan, berupa kewajiban

ketaatan, kewajiban konfidensialitas, dan kewajiban loyalitas.

2.4 Langkah untuk memotivasi karyawan agar bekerja sesuai tujuan


membagi tugas pokok dan fungsi karyawan masing masing sesuai

dengan bagian nya. Apa yang harus dikerjakan, apa output yang harus

dicapai perbulan ataupun perhari.


Memberikan alur kerja yang di gambarkan dalam Sistem Operasional

Prosedur (SOP) perusahaan. Hal ini bertujuan untuk memberikan patokan

karyawan terhadap pekerjaannya.


Memberikan pelatihan tiap tahun bagi karyawan per bagian, dengan

bekerjasama dengan Kementrian Pekerjaan Umum untuk meningkatkan

SDM dalam hal ini Dirjen CIPTA KARYA


Memberikan tupoksi dan SOP yang jelas pada karyawan, bagian bagian

dan individu masing masing.


Memberikan karyawan pengakuan atas kontribusi yang dilakukan baik

individu ataupun kerja tim. Yang merupakan 'hadiah emosional' untuk

kerja mereka, sepeti mengakui keunggulan karyawan di tempat kerja,

memberikan penghargaan atas keberhasilannya mencapai target

penjualan atau bahkan penghargaan untuk kehadiran dan

kedisiplinannya. Hal ini dapat dikatakan sangat efektif dalam upaya

memotivasi karyawan.

2.5 Kendala yang dialami pegawai dalam melaksanakan tugasnya.


Apabila pekerjaan tidak sesuai dengan disiplin ilmu.
Prosedur penempatan pegawai berkaitan erat dengan sistem dan proses

yang digunakan. Berkaitan dengan sistem penempatan B. Siswanto

Sastrohadiwiryo yang dikutip oleh Suwatno (2003 : 130) mengemukakan


Harus terdapat maksud dan tujuan dalam merencanakan sistem

penempatan karyawan
Untuk mengetahui prosedur penempatan karyawan harus memenuhi

persyaratan sebagai :
1) Harus ada wewenang untuk menempatkan personalia yang

datang dari daftar personalia yang dikembangkan melalui analisis

tenaga kerja.
2) Harus mempunyai standar yang digunakan untuk membandingkan

calon pekerjaan.
3) Harus mempunyai daftar dari para pelamar dan pegawai

berkualitas dalam mengadakan seleksi


4) Harus mempunyai informasi analisis jabatan yang memberikan

deskripsi jabatan, spesialisasi jabatan, dan standar prestasi yang

harusnya ada disetiap jabatan tersebut


5) Harus mempunyai rencana-rencana sumber daya manusia yang

memberikan informasi kepada manajer tentang tersedia tidaknya

lowongan pegawai.

Ketika prosedur telah berjalan sesuai seperti yang diatas, dimana

seharusnya ketika ingin menempatkan pegawai harus melalui analisis

tenaga kerja, maka masalah-masalah mengenai penempatan

pegawai yang tidak sesuai disiplin ilmu bisa dihindari. Namun, apabila

masih terjadi salah penempatan (missplacement) maka perlu

diadakan suatu program penyesuaian kembali (redjustment)

karyawan yang berrsangkutan nsesuai dengan keahlian yang dimiliki,

yaitu dengan melakukan :

1) Menempatkan kembali (replacement) pada posisi yang lebih

sesuai. yang mengalami alih tugas dan mutasi yang terdiri dari,
promosi,

promosi adalah menaikkan jabatan seseorang ke jabatan

lain yang memiliki tanggung jawab lebih besar, gaji lebih besar

dan pada level organisasi yang lebih tinggi. Setiap pegawai

mendambakan promosi karena dipandang sebagi penghargaan

atas keberhasilan seseorang menunnjukkan preestasi kerja yang

tinggi dalam menunaikan kewajibannya dalam pekerjaan dan

jabatan yang dipangkunya sekarang, sekaligus sebagai


pengakuan atas kemampuan dan potensi yang bersangkutan

untuk menduduki posisi yang lebih tinggi dalam organisasi.

transfer (ahli tugas)

Transfer adalah pemindahan pegawai dari satu jabatan ke

jabatan lain yang memiliki tanggung jawab yang sama, gaji yang

sama dan level organisasi yang sama. Transfer terjadi jika

seorang pegawai dipindahkan dari satu bidang tugas ke bidang

tugas yang lainnya yang tingkatannya hampir sama baik tingkat

gaji, tanggung jawab maupun tingkat strukturalnya.

dan penurunan jabatan (demosi)

Demosi adalah pemindahan pegawai dari jabatan lain yang

memiliki tanggung jawab lebih rendah, gaji lebih rendah dan level

organisasi yang lebih rendah atau mengalami penurunan pangkat

2) Menugaskan kembali (reasignment) dengan tugas-tugas yang

sesuai dengan bakat dan kemampuan, seberapa baik seorang

karyawan cocok dengan pekerjaannya akan mempengaruhi

jumlah dan kualitas pekerjaan


Apabila pegawai tidak mau belajar dan mengembangkan dirinya.
Penempatan yang tepat merupakan cara untuk mengoptimalkan

kemampuan, keterampilan menuju prestasi kerja bagi Pegawai itu sendiri.

Hal ini merupakan bagian dari proses pengembangan Pegawai (employer

development) dengan demikian pelaksanaanya harus memperhatikan

prinsip efesiensi (kesesuaian antara keahlian yang dipersyaratkan

dengan dimiliki oleh Pegawai) sebagaimana yang ditulis oleh Milkovich


dan Boudreau (1994) . Sebenarnya tidak ada alasan untuk pegawai tidak

mau belajar dan mengembangkan dirinya karena hal tersebut dapat

memberikan nilai plus bagi karyawan, selain itu PDAM Kota Palu juga

telah memfasilitasi pelatihan-pelatihan pengembangan SDM yang

diadakan tiap tahunnya.


Ketidaktahuan dari tiap individu terhadap tugas pokoknya.
Kendala seperti ini biasanya terjadi ketika seorang karyawan masih

bingung, belum mengerti atau bahkan tidak tau mengenai tugas pokok

yang diberikan, hal ini dapat terjadi karena kurangnya komunikasi antara

karyawan dan si pemberi tugas. Hal yang perlu dilakukan adalah

mengkomunikasikan dengan baik tugas pokok masing-masing karyawan

atau bagian, dan setelah itu memastikan apakah mereka telah memahami

dengan baik tugas yang diberikan.


Ketidaksigapan, ketidakcepatan, dan kurangnya perhatian terhadap

instruksi yang diberikan


Ketidaksigapan, ketidakcepatan, dan kurangnya perhatian terhadap

instruksi yang diberikan biasanya timbul karena kurangnya pengetahuan

karyawan mengenai tugas dan fungsinya, tidak sesuainya instruksi yang

diberikan dengan kemampuannya ataupun ketidakmauan karyawan untuk

berkembang.
Tidak mau tau dan tidak peduli terhadap instruksi
Kendala yang terakhir adalah ketidakingintahuan dan ketidakpedulian

karyawan terhadap instruksi yang diberikan, PDAM sendiri harus

berupaya untuk mengetahui penyebab terjadinya kendala ini sehingga

bisa melakukan evaluasi kedepannya agar hal seperti ini tidak terjadi.

PDAM telah berupaya untuk meminimalisir hal-hal yang dapat menyebabkan

kendala tersebut terjadi. Ketika PDAM telah berusaha secara optimal

mencegah terjadinya kendala tersebut, namun kendala tersebut terjadi


karena kurangnya kesadaran karyawan, tidak patuhnya karyawan atau hal-

hal yang berasal dari diri karyawan itu sendiri maka untuk mengantisipasi hal

tersebut perusahaan telah menetapkan peraturan untuk menertibkan

karyawan yang melanggar dengan memberikan sanksi berupa Surat

Peringatan 1 (SP 1), SP 2, SP 3 hingga pemecatan secara tidak hormat.

2.6 Bentuk Penghargaan yang diberikan perusahaan kepada karyawan yang

berprestasi dalam bekerja


Tahun 2017 ini merupakan tahun pertama PDAM Kota Palu memberikan

penghargaan kepada para pegawai yang dianggap sebagai pegawai terbaik

yang berhak diberikan penghargaan. Penghargaan yang dimaksud telah

dimasukkan kedalam rancangan anggaran PDAM Tahun 2017 dan

rencananya akan diberikan pada bulan April 2017. Pemberian penghargaan

merupakan salah satu bentuk kebijakan perusahaan.

Ada beberapa aspek yang menjadi penilaian terhadap pegawai untuk

menentukan pegawai yang berhak mendapatkan penghargaan, diantaranya

adalah kedisiplinan, kehadiran, kepemimpinan, loyalitas terhadap

perusahaan, dan lain sebagainya. Selain itu, perusahaan juga memberikan

penghargaan kepada pegawai khususnya para kepala bagian maupun

kasubag yang dianggap memberikan kontribusi yang baik kepada

perusahaan dalam hal inovasi yang dapat membantu perusahaan agar dapat

selalu berkembang. Penghargaan yang diberikan kepada pegawai baik

kepala bagian, kasubag maupun karyawan dalam hal ini berbentuk materi

atau uang. Tujuan pemberian penghargaan ini agar supaya semua pegawai

termotivasi sehingga dapat bekerja semaksimal mungkin dan mempunyai


kesempatan yang sama untuk saling membantu dan bekerja sama dalam hal

memajukan perusahaan tanpa melihat struktur jabatan. Selain memberi

penghargaan kepada para pegawai yang berprestasi, perusahaan juga

memberikan punishment atau hukuman kepada para karyawan yang

terindikasi melanggar aturan. Hukuman atau sanksi kepada karyawan yang

melanggar aturan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu sanksi

berupa Surat Peringatan 1 (SP 1), SP 2, SP 3 hingga pemecatan secara tidak

hormat.

2.7 Aspek internal dan eksternal yang mempengaruhi perusahaan dalam

menyelaraskan tujuannya
a. Aspek Internal
Dukungan dari Direktur Utama
Dukungan dari direktur utama sangat penting bagi keberlangsungan

suatu perusahaan. Tanpa adanya dukungan dari direktur utama maka

setiap program yang dilaksanakan pastinya akan mengalami kesulitan,

karena sesuai dengan tugasnya, direktur utama bertugas untuk mengurus

dan mengelola perusahaan agar dapat berjalan dengan baik dan

mencapai tujuan-tujuan yang telah diharapkan. Sebagai contoh, direktur

utama dapat memberikan dukungan melalui motivasi kerja bagi karyawan

yang dapat menggerakkan karyawan untuk mencapai tujuan perusahaan.


Memperketat proses penyeleksian karyawan
PDAM kota palu selalu memperketat proses penyeleksian karyawan agar

karyawan-karyawan mereka dapat berperilaku sesuai dengan ketetapan

yang telah ditentukan, hal ini akan membantu untuk menyelaraskan

karyawan dengan tujuan yang direncanakan. Ketetapan mengenai

perilaku karyawan telah dipaparkan PDAM melalui spanduk cerminan diri


yang berada diruang tunggu, spanduk cerminan diri tersebut berisi

mengenai pernyataan seperti Masih datang terlambat? Ya ataupun

Suka menunda pekerjaan? Ya, cerminan diri yang dipaparkan oleh

PDAM dalam spanduk tersebut berjumlah 18 butir dengan kata Maaf

Anda bukan yang kami butuhkan jika seperti ini dibagian atas.
Menempatkan para pegawai sesuai dengan disiplin ilmu yang dimiliki

Hal ini termasuk dalam prinsip penempatan karyawan yang dikemukakan

oleh Musenif yang diikuti oleh suwatno (2003) yaitu Prinsip the right man

on the right place dimana prinsip ini penting dilaksanakan dalam arti

bahwa penempatan setiap orang dalam organisasi perlu didasarkan

pada kemampuan, keahlian, pengalaman, serta pendidikan yang dimiliki

oleh orang yang bersangkutan. Sehingga ketika ingin menempatkan

seorang karyawan maka perlu dilakukan analisis kerja agar PDAM

mengetahui keahlian maupun kemampuan karyawan tersebut cocok

ditempatkan dibidang apa.Penempatan yang tepat merupakan cara untuk

mengoptimalkan kemampuan, keterampilan menuju prestasi kerja bagi

Pegawai itu sendiri. Hal ini juga akan menguntungkan PDAM karena

karyawan bisa bekerja dengan efektif.

Memberi penghargaan kepada para pegawai terbaik


Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, PDAM baru memberikan

penghargaan kepada karyawan terbaik pada tahun 2017. Penghargaan

tersebut berupa materi atau uang dengan aspek yang menjadi penilaian

terhadap pegawai untuk menentukan pegawai yang berhak mendapatkan

penghargaan, diantaranya adalah kedisiplinan, kehadiran, kepemimpinan

dan loyalitas terhadap perusahaan,


Memberi sanksi kepada para pegawai yang melakukan pelanggaran
Sanksi yang diberlakukan berupa Surat Peringatan 1 (SP 1), SP 2 dan SP

3 hingga pemecatan secara tidak hormat.


Memperbaiki kualitas laporan manajemen dan keuangan
Sesuai dengan misi dari PDAM sendiri yaitu Memenuhi kinerja keuangan

yang mandiri dan produktivitas yang efisien dan efektif yang ditempuh

dengan cara memperbaiki kualitas laporan manajemen maupun kualitas

laporan keuangan itu sendiri.


Meningkatkan jumlah pelanggan dengan cara membentuk metode

marketing costumer yang baik


PDAM menerapkan metode B2C (Business to Consumen) yaitu

menawarkan jasanya kepada pelanggan perorangan. Kuncinya adalah

bagaimana caranya PDAM bisa memainkan emosi pelanggan, serta

mendapatkan kepercayaan pelanggan di dunia bisnis karena hal tersebut

adalah nomor 1. Strategi yang dilakukan PDAM dalam melayani

pelanggan diantaranya yang dapat terlihat adalah menyediakan koran di

kursi-kursi ruang tunggu agar pelanggan merasa nyaman pada saat

menunggu antrian, kemudian PDAM juga melayani dengan ramah dan

selalu mengutamakan senyuman dan kesopanan, sehingga pelanggan

merasa senang dan merasa dilayani dengan sangat baik. PDAM juga

bekerjasama dengan kantor pos untuk melayani pelanggan dalam hal

pembayaran rekening tagihan serta bisa juga menggunakan layanan E-

mobile sehingga memudahkan pelanggan tidak perlu datang ke kantor

PDAM untuk melakukan pembayaran.


b. Aspek Eksternal
Stakeholder, yaitu Walikota Palu sebagai pihak yang memberikan

keputusan atau instruksi dalam hal pemilihan / pergantian direktur utama,

pemberlakuan tarif air PDAM yang tentunya tidak lebih tinggi dari tarif

yang telah ditentukan secara nasional.


Inspektorat Daerah, sebagai pihak yang memberikan hasil rekomendasi.
DPRD, sebagai pihak yang berpengaruh atas penyertaan modal pada

PDAM.
2.8 Sistem pengendalian formal PDAM serta proses pengendaliannya
Dalam PDAM ini, Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) merupakan

alat pengendalian keuangan sekaligus pengendalian secara internal. Dimana

didalam RKAP ini dijabarkan rencana kegiatan aktivitas perusahaan selama

satu tahun kedepan dengan rincian anggaran yang dilakukan. Manajemen

disini lebih mengacu pada anggaran perusahaan. Artinya, dari segi

pendapatan disesuaikan dengan jumlah biaya pengeluaran dan berpatokan

pada RKAP tahun bersangkutan. Dalam pengendalian manajemen tentunya

biaya yang digunakan tidak boleh melebihi dari jumlah RKAP yang telah

ditentukan. Apabila melebihi berarti tidak ada pengendalian, sebaliknya

apabila tidak melebihi maka pengendalian nya telah berfungsi secara

maksimal. RKAP berfungsi sebagai kontorling dalam segi keunganan atau

dari segi likuiditas PDAM dalam memenuhi kewajiban pegawai dan

kebutuhan dalam mengelola perusahaan. Berpatokan pada RKAP inilah kita

bisa melihat apakah aktivitas perusahaan terorganisasi dengan baik atau

tidak, dana nya terserap dengan baik atau tidak. Untuk melakukan audit

kinerja, pihak BPKP meminta laporan penyerapan anggaran. Dari laporan

tersebut akan dinilai apabila dana tidak terserap dengan baik, maka

manajemennya tidak terlaksana dengan baik. Pengendalian manajemen

disini lebih menitikberatkan pada penyerapan anggaran dan apakah kegiatan

nya telah berjalan sesuai dengan yang direncanakan.

2.9 Fasilitas yang diberikan PDAM Kota Palu


PDAM merupakan suatu entitas yang berbasis pelayanan publik. Produk

yang disediakan oleh PDAM adalah air bersih. Dalam hal ini PDAM adalah

sebagai pihak penyedia air bersih bagi masyarakat Kota Palu dan sekitarnya.
PDAM merupakan perusahaan daerah yang menyediakan produk dalam

bentuk pelayanan dan berbasis break even point. Fasilitas pelayanan lainnya

yang diberikan PDAM Kota Palu adalah


Melayani kebutuhan air minum kepada pelanggn
Sambungan baru
Pelayanan rekening air minum (pembayaran bisa dilakukan

melalui kantor pos)


Pemeriksaan kualitas air
Air tangki
Ganti nama
Dan laporan pengaduan

Anda mungkin juga menyukai