PROPOSAL SKRIPSI
DAFTAR ISI
SAMPUL ........................................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 2
1.3 Tujuan .................................................................................................. 2
1.4 Manfaat ................................................................................................ 2
1.5 Batasan Masalah .................................................................................. 2
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kebutuhan Luas Minimal Bangunan dan Lahan Untuk Rumah
Sederhana Sehat .............................................................................. 7
Tabel 2.2 Pedoman Umum Penyediaan Sarana Peribadatan Agama Islam ... 9
Tabel 2.3 Kebutuhan Sarana Ruang Terbuka, Taman, dan Lapangan
Olahraga ......................................................................................... 11
Tabel 2.4 Jarak dan Waktu Tempuh Mencapai Sarana dan Fasilitas
Lingkungan ..................................................................................... 12
Tabel 2.5 Klasifikasi Jalan di Lingkungan Perumahan .................................. 13
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini yaitu:
1. Merencanakan kawasan perumahan sesuai dengan aturan yang berlaku
2. Menganalisis kelayakan ekonomi finansial perumahan
1.4 Manfaat
Manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Bentuk penerapan ilmu pengetahuan yang telah didapatkan selama berkuliah di
jurusan teknik sipil, khususnya dalam cabang ilmu perencanaan kawasan
perumahan (real estate)
2. Menjadi referensi dalam perencanaan kawasan perumahan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3. Luas Persil
Luas persil minimum maksimum ditentukan berdasarkan pengelompokan
tingkat kemudahan daerah.
4. Lebar Muka Persil
Untuk persil yang bentuknya teratur, lebar muka persil minimum adalah 3 m,
sedangkan untuk persil yang bentuknya tidak teratur maka lebar muka persil
minimum 4,5 m.
5. Garis Sempadan
Untuk sebidang tanah yang mempunyai luas persil kurang dari 90 m2 maka
jarak garis sempadan minimum 1,5 m. Untuk sebidang tanah yang luas
persilnya lebih besar atau sama dengan 90 m2 maka garis sempadannya
minimum 3 m.
6. Building Coverage
Building Coverage menunjukkan perbandingan antara luasan persil terbangun
dengan luasan persil seluruhnya. Ketentuan kelayakan untuk sebuah hunian,
building coverage maksimum adalah 60%. Tujuannya adalah untuk menjaga
keseimbangan dan kelestarian lingkungan. Dampak yang dapat dirasakan
paling nyata dalam hal ini adalah terkait dengan pasokan air bersih di lahan
kita. Semakin kecil building coverage bangunan kita, berarti semakin luas
lahan yang tidak terbangun, yang berarti semakin luas permukaan lahan yang
berpotensi untuk meresapkan air ke dalam tanah persil tersebut. Banyaknya air
yang meresap dalam persil terseut akan mempengaruhi pasokan air bersih di
sumur yang berada dalam persil tersebut.
Tabel 2.1 Kebutuhan Luas Minimal Bangunan dan Lahan Untuk Rumah Sederhana
Sehat
Kapasitas: Rumah Untuk 3 Jiwa Kapasitas: Rumah Untuk 4 Jiwa
Kebutuhan
Luas Luas Luas Luas Luas Luas Luas Luas
Luas Ruang
Unit Lahan Lahan Lahan Unit Lahan Lahan Lahan
Per Jiwa
Rumah Minimal Ideal Efektif Rumah Minimal Ideal Efektif
(dalam m2)
2 2 2 2 2 2 2
(m ) (m ) (m ) (m ) (m ) (m ) (m ) (m2)
Ambang Batas
21,6 60,6 200 72-90 28,8 60,0 200 72-90
7,2
Indonesia
27,0 60,0 200 72-90 36,0 60,0 200 72-90
9,0
Internasional
36,0 60,0 - - 48,0 60,0 - -
12,0
Sumber: Dikembangkan dari Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 403/KPTS/M/2002
Tentang Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Sehat Sederhana
Terdapat dua tipe rumah yang paling umum dipergunakan pada rumah
sederhana, yaitu: rumah gandeng atau rumah kopel, dan rumah deret.
1. Rumah Gandeng atau Rumah Kopel Rumah gandeng atau kopel adalah dua buah
rumah yang bergandengan, masing - masing memiliki kapling sendiri. Pada
rumah gandeng atau rumah kopel, salah satu dinding bangunan induk saling
menyatu.
2. Rumah Deret Rumah deret adalah beberapa rumah yang bergandengan antara
satu unit dengan unit lainnya. Pada rumah deret, salah satu atau kedua dinding
bangunan induknya menyatu dengan dinding bangunan induk lainnya. Dengan
sistem rumah deret unit -unit rumah tersebut menjadi satu kesatuan. Pada rumah
deret, setiap rumah memiliki kapling sendiri-sendiri. (Agus S. Sadana,2014).
Fasilitas lingkungan yang bersifat terbuka adalah: ruang terbuka, taman, dan
lapangan olahraga. Selain taman dan lapangan olahraga terbuka, harus disediakan
jalur -jalur hijau. Jalur hijau dapat berada di tepi jalan, di tepi jalan kereta api,
maupun kawasan terbuka yang ditetapkan sebagai jalur hijau. Pada kasus tertentu,
bantaran sungai juga dapat berfungsi sebagai ruang terbuka hijau, ruang interaksi
sosial, serta tempat berolahraga.
Tabel 2.3 Kebutuhan Sarana Ruang Terbuka, Taman, dan Lapangan Olahraga
Jumlah Kebutuhan
Penduduk Luas Radius
Jenis Sarana Kriteria Lokasi
Pendukung Minimum Pencapaian
Jiwa (m2)
Taman/Tempat Di tengah kelompok
250 250 100
bermain tetangga
Taman/Tempat Di pusat kegiatan
2.500 1.250 1.000
bermain lingkungan
Taman &
Sedapat mungkin
Lapangan 30.000 9.000 -
berkelompok
Olahraga
Terdapat di jalan utama
Taman &
sedapat mungkin
Lapangan 120.000 24.000 -
berkelompok dengan
Olahraga
sarana pendidikan
Jalur Hijau - - - Terletak menyebar
Mempertimbangkan
Pemakaman
120.000 - - radius pencapaian &
Umum
area yang dilayani
Sumber: Diolah dari uraian dalam SNI 03-1733-2004, yang bersumber dari SNI 03-1733-1989.
melakukan perjalanan dengan berjalan kaki akan berpengaruh terhadap letak sarana
fasilitas dan lingkungan. Waktu dan jarak tempuh bagi pejalan kaki untuk mencapai
sarana lingkungan perlu diatur sedemikian rupa agar tidak menimbulkan rasa lelah.
Tabel 2.4. menunjukkan aspek jarak dan waktu tempuh mencapai sarana dan
fasilitas lingkungan dengan berjalan kaki.
Tabel 2.4 Jarak dan Waktu Tempuh Mencapai Sarana dan Fasilitas Lingkungan
(Agus S. Sadana,2014)
air di permukaan tanah adalah laut, sungai, dan danau sedangkan sumber air di
bawah permukaan tanah adalah air tanah.
Sistem drainase juga harus memiliki bangunan pelengkap. Fungsi dari
bangunan pelengkap adalah untuk menghubungkan antara permukaan tanah dan
sumber air buangan dengan badan pemerima air. Contoh bangunan pelengkap pada
jaringan drainase adalah: gorong-gorong, pertemuan saluran, bangunan terjunan,
jembatan street inlet, pompa, dan pintu air.
Danau, sungai dan permukaan tanah yang terbuka memiliki fungsi sebagai
tempat peresapan air. Pesatnya perkembangan permukiman cenderung mengurangi
ruang -runag tempat peresapan air. Untuk memperbesar tingkat peresapan air
buangan ke dalam tanah diperlukan tempat peresapan buatan. Tempat peresapan
buatan adalah tempat penampungan air dalam dalam tanah yang berfungsi
menampung air buangan dan meresapkannya ke dalam tanah secara alamiah.
Tempat peresapan buatan disebut sebagai sumur resapan. (Agus S. Sadana,2014).
yang berasal dari air buangan dan air hujan dikembalikan selekasnya ke dalam tanah
melalui sumur resapan. Dalam menempatkan sumur resapan perlu diperhatikan
agar air limbah yang ditampung tidak me ncemari sumber air bersih.
Selain limbah cair, terdapat limbah padat yang bera sal dari kakus. Limbah
padat tidak boleh dibuang dan dialirkan ke dalam saluran drainase dan roil kota.
Limbah padat harus dibuang ke dalam tempat penampungan yang disebut septic
tank. Septic tank dibuat di bawah permukaan tanah dan ditempatkan di halaman
rumah. Apabila lahan sangat terbatas, maka dapat dibuat septic tank yang
dipergunakan bersama.
Memperhatikan sifat-sifat air limbah dan tata cara pembuangannya yang
berbeda - beda, terdapat tiga jenis elemen penting pada jaringan air limbah, yaitu:
1. Septic tank
2. Sumur resapan
Jaringan pemipaan air limbah
2. Pengangkutan Sampah
a. Tersedia fasilitas pengangkutan sampah
b. Pengangkutan dari tiap-tiap rumah dilakukan maksimum dua hari sekali.
3. Pembuangan sampah harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku mengenai
tata cara teknik pengelolaan sampah perkotaan dan peraturan mengenai tata
cara pengelolaan sampah di pemukiman.
Dimana:
P = nilai ekivalen saat ini yang terjadi satu periode sebelum A yang pertama.
F = nilai ekivalen yang akan dating.
A = nilai ekivalen tahunan (annual).
i = tingkat suku bunga perperiode.
n = jumlah periode pembuangan
𝑏1 −𝑐1 𝑏 −𝑐
2 2 𝑏 −𝑐
𝑛 𝑛
NPV = −𝑘𝑡 + (1+𝑖)
+ (1+𝑖)2 + ⋯ + (1+𝑖)𝑛
Dimana:
NPV = Nilai sekarang bersih
Kt = Merupakan capital yang digunakan pada periode investasi
b1, b2, …, bn = Penerimaan pada tahun ke-1 sampai dengan tahun ke-n
c1, c2, …, cn = Pengeluaran pada tahun ke-1 sampai dengan tahun ke-n
i = Tingkat Discount Rate
Adapun kriteria diterima atau tidaknya suatu usulan investasi dengan
menggunakan NPV adalah bahwa jika NPV positif, maka proyek/usulan investasi
diterima, sedangkan apabila NPV negatif maka usulan investasi ditolak.
NPV > 0 maka proyek dikatakan layak
NPV < 0 maka proyek dikatakan tidak layak
𝑛 𝑛
(𝐶)𝑡 (𝐶𝑜)𝑡
IRR = ∑ − ∑ =0
𝑖=0 (1=𝑖)𝑡 𝑖=0 (1=𝑖)
𝑡
Dimana:
IRR = Arus pengembalian internal
(C)t =Alir kas masuk tahun ke-t
(C)t =Alir kas keluar tahun ke-t
n = Umur investasi
i = Discount Rate
t = Tahun
Apabila IRR > tingkat pengembalian (i), maka usulan diterima.
Apabila IRR < tingkat pengembalian (i), maka usulan ditolak.
𝐵⁄ = 𝑃𝑏𝑒𝑛𝑒𝑓𝑖𝑡
𝐶 𝑃𝑐𝑜𝑠𝑡
Adapun kriteria kelayakan penerimaan investasi menggunakan metode
BCR adalah dengan melihat nilai dari B/C lebih besar dari 1 maka dikatakan layak
atau diterima dan sebaliknya.
Selain ketiga kriteria analisis tersebut di atas perlu juga diketahui mengenai
Periode Pengembalian Investasi (Payback Period). PP (Payback Period)
merupakan jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan seluruh modal
yang diinvestasikan. Jika PP > Usia Ekonomis Proyek, berarti proyek tersebut tidak
layak untuk dibangun. Sedangkan jika PP < Usia Ekonomis Proyek, berarti proyek
tersebut layak untuk dibangun.
𝐼
𝑃𝑃 =
𝐴𝑏
Dimana :
I = Nilai sekarang atau besar biaya investasi
Ab = Keuntungan bersih yang diperoleh tiap tahun
BAB III
METODE PENELITIAN
3.2.2 Bahan
Bahan penelitian berupa data-data yang berkaitan dengan syarat
perencanaan kawasan perumahan yaitu sbb:
1. Denah lokasi lahan
2. Jumlah penduduk
2. Wawancara
Proses pengumpulan data dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab
langsung dengan developer sebagai narasumber untuk memperoleh data data yang
diinginkan.
Mulai
Persiapan
1. Kajian Literatur
2. Pengumpulan Data
Ya
NPV > 0
IRR > i%
BCR > 1
Ya
Selesai
DAFTAR PUSTAKA
ITB:Bandung
Yogyakarta
Perumahan. ANDI:Yogyakarta.