0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
290 tayangan9 halaman
Dokumen tersebut membahas metode analisis dampak lingkungan yang disebut metode overlays. Metode ini digunakan untuk mengidentifikasi dampak dari pembangunan pembangkit listrik tenaga batubara (PLTU) di Probolinggo dengan memproyeksikan penyebaran polutan dari asap buangan berdasarkan arah angin dan jarak dari lokasi PLTU. Metode overlays membantu menentukan wilayah mana saja yang berisiko tinggi terkena dampak polusi udara dari kegiatan
Dokumen tersebut membahas metode analisis dampak lingkungan yang disebut metode overlays. Metode ini digunakan untuk mengidentifikasi dampak dari pembangunan pembangkit listrik tenaga batubara (PLTU) di Probolinggo dengan memproyeksikan penyebaran polutan dari asap buangan berdasarkan arah angin dan jarak dari lokasi PLTU. Metode overlays membantu menentukan wilayah mana saja yang berisiko tinggi terkena dampak polusi udara dari kegiatan
Dokumen tersebut membahas metode analisis dampak lingkungan yang disebut metode overlays. Metode ini digunakan untuk mengidentifikasi dampak dari pembangunan pembangkit listrik tenaga batubara (PLTU) di Probolinggo dengan memproyeksikan penyebaran polutan dari asap buangan berdasarkan arah angin dan jarak dari lokasi PLTU. Metode overlays membantu menentukan wilayah mana saja yang berisiko tinggi terkena dampak polusi udara dari kegiatan
Dosen Pengasuh Mata kuliah : Prof. Dr. Bastian Arifin, M.Sc
MAGISTER TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM, BANDA ACEH 2014
SYARAT METODE AMDAL Kriteria Metode Amdal : 1. Memenuhi syarat pendekatan secara ilmiah 2. Meyakinkan pemakai bahwa tidak ada komponen lingkungan penting yang terlewatkan 3. Dapat digunakan untuk menetapkan dan informasi yang diperlukan dalam menduga dampak. 4. Digunakan untuk evaluasi seluruh dampak yang akan terjadi. 5. Dapat menujukan usaha-usaha yang diperlukan untuk dapat meminimalisir dampak negatif Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode yaitu 1. Memahami kelebihan dan kelemahan dari tiap metode, baik fungsi maupun cara kerjannya. 2. Penguasaan tipe dari aktivitas proyek yang akan di Amdal. 3. Penguasaan ciri dan sifat umum dan khusus dari zona lingkungan. 4. Pemahaman dampak penting yang akan terjadi melalui skopinng. 5. Pedoman yang diberikan oleh instansi yang bertangung jawab mengenai bentuk informasi yang diperlukan dan cara penyajiannya. Klasifikasi metode amdal berdasarkan fungsi: 1. Fungsi Identifikasi, berfungsi dalam membantu menentukan atau mengidentifikasi aktivitas proyek yang dapat menimbulkan dampak dan menentukan komponen yang akan terkena dampak. 2. Fungsi Pendugaan, berfungsi dalam menentukan perubahan kuantitatif yang meliputi dimensi waktu dan ruang yang akan terjadi 3. Fungsi Evaluasi, berfungsi dalam evaluasi secara terpadu kelompok komponen dari keseluruhan dampak, dapat menunjukan biaya dan keuntungan setiap dampak. Berdasarkan cara ditetapkannya dampak Warner dan Bromley (1974) membuat klasifikasi metode AMDAL yaitu: 1. Metode Ad Hoc 2. Metode Overlays 3. Metode Checklist 4. Metode Matriks 5. Metode Networks 6. Metode Modifikasi dan Kombinasi Namun dalam penulisan ini kami hanya menjelaskan metode nomor 2 (dua), yaitu metode Overlays. METODE OVERLAYS Tehnik overlays merupakan pendekatan yang sering dan baik digunakan dalam perencanaan tata guna lahan / landscape. Teknik ini dibentuk melalui pengunaan secara secara tumpang tindih (seri) suatu peta yang masing-masing mewakili faktor penting lingkungan atau lahan. Pendekatan tehnik overlays efektif digunakan untuk seleksi dan identifikasi dari berbagai jenis dampak yang muncul. Pada metode overlay, setiap dampak terhadap komponen lingkungan digambarkan dalam peta tematik. Apabila indikator dampak negatif terhadap berbagai ekosistem digambarkan dalam peta dengan warna terang, agak gelap dan gelap untuk menggambarkan dampak ringan, sedangkan berat, dan peta ini dioveriay/ditampal maka evaluasinya adalah : (a). ekosistem yang sangat gelap terkena dampak sangat berat, (b). ekosistem yang warnanya agak gelap terkena dampak agak berat, (c). ekosistem yang warnanya terang dapat dievaluasi bahwa ekosistem terkena dampak sangat ringan. Seringkali untuk memudahkan evaluasi maka besar dampak dipergunakan juga skala. Skala yang dipergunakan dapat berupa angka 1, 2, dan 3 atau kecil, sedang dan besar. Adapun tujuan menggunakan metode ini adalah penilaian terhadap kesesuaian lahan, identifikasi kriteria lahan, penentuan lokasi letak, dll (Canter,1977). Kekurangan dari teknik ini adalah - ketidakmampuan dalam kuantifikasi serta identifikasi dampak (relasi) pada tingkat sekunder dan tersier. Perkembangan teknik overlays saat ini mengarah pada teknik komputerisasi. - Memerlukan peta tematik yang banyak, padahal di Indonesia sendiri peta jenis tersebut masih sulit diperoleh - Perlu keahlian khusus dalam menginterpretasikan peta hasil overlay - Serta biayanya yang mahal.
Validitas dari analisa tergantung pada jenis dan jumlah parameter yang dipilih. Untuk suatu peta gabungan yang layak, jumlah parameter di dalam suatu overlays transparan dibatasi sekitar sepuluh. Sedikitnya terdapat dua cara dari metode ini yang di digunakan dalam penilaian dampak. Yang pertama adalah menggunakan peta sebelum dan sesudah proyek untuk menilai secara visual perubahan yang terjadi pada tata guna lahan. Cara yang lain adalah dengan mengkombinasikan pemetaan yang disertai suatu analisa sensitivitas area atau daya dukung ekologis. Pada penggunaan yang terakhir, batasan pengembangan diatur berdasarkan batas dasar dari lokasi yang merupakan area sensitif serta penilaian daya dukung. Metode memiliki orientasi spasial dan mampu untuk mengkomunikasikan aspek spasial dari suatu dampak komulatif. Pembatasan tersebut berhubungan dengan: 1) ketiadaan penjelasan jalur munculnya dampak; dan 2) ketiadaan kemampuan memprediksi berkenaan dengan efek terhadap populasi. Metode overlays membagi area studi ke dalam unit geografis berdasar pada keseragaman titik-titik grid dalam ruang, bentuk topografis atau perbedaan penggunaan lahan. Survai lapangan, peta inventori topografi lahan, pemotretan udara dan lain-lain, digunakan untuk merangkai informasi yang dihubungkan dengan faktor lingkungan dan manusia di dalam unit yang geografis tersebut. Melalui penggunaan teknik overlays, berbagai kemungkinan penggunaan lahan dan kelayakan teknik dapat ditentukan secara visual. (Mcharg, 1968). Skala peta dapat divariasikan mulai dari skala besar (untuk perencanaan regional) sampai skala kecil untuk identifikasi yang bersifat spesifik. Overlays juga digunakan pada pemilihan rute untuk proyek bidang datar (dua dimensi) seperti jalan dan jalur transmisi. (EIA for Developing Countries). Overlays merupakan suatu sistem informasi dalam bentuk grafis yang dibentuk dari penggabungan berbagai peta individu (memiliki informasi/database yang spesifik). Agregat dari kumpulan peta individu ini, atau yang biasa disebut peta komposit, mampu memberikan informasi yang lebih luas dan bervariasi. Masing-masing peta tranparansi memberikan informasi tentang komponen lingkungan dan sosial. Peta komposit yang terbentuk akan memberikan gambaran tentang konflik antara proyek dan faktor lingkungan. Metode ini tidak menjamin akan mengakomodir semua dampak potensial, tetapi dapat memberikan dampak potensial pada spasial tertentu. (EIA : What are the available methods) CONTOH KASUS Pembangunan PLTU batubara Jawa Timur 2 berlokasi di Kabupaten Probolinggo, tepatnya di daerah pesisir dan di lahan kosong. Pemillihan lokasi ini tentu saja tidak asal tunjuk, tetapi dengan telah mempertimbangkan berbagai dampak yang akan terjadi baik ketika PLTU pra-konstruksi, konstruksi, maupun operasi. Pada saat beroperasi PLTU batubara ini menghasilkan berupa gas buangan dari hasil pembakaran batubara. Hasil dari sisa pembakaran batubara tersebut yang dibuang melalui stack atau Chimney tersebut berupa gas-gas CO,NO x , SO x , dan partikel halus (pm10) yang keseluruhannya dapat menimbukan dampak terhadap lingkungan sekitar. Dengan menggunakan metode overlays maka dapat dilihat perkiraan dampak yang terjadi.
Gambar 1. Lokasi PLTU Jawa Timur 2 ditunjukan dalam peta
Gambar 2. Model Perkiraan Konsentrasi Gas Buang PLTU terhadap Jarak
Gambar 3. Profil Kecepatan Angin di kawasan PLTU Jawa Timur 2.
Gambar 4. Perkiraan Lokasi yang Terkena Dampak Pencemaran Gas Buang PLTU (SO x , CO, NO x , Pm)
Metode Overlays adalah metode dimana perhatian lebih ditekankan pada area-area yang paling besar kemungkinannya terkena dampak dari PLTU Batubara. Pada subab perkiraan dampak, ditampilkan metode overlays untuk dampak akibat gas buang dari PLTU Batubara Jawa Timur 2. Untuk mengetahui area-area mana saja yang paling besar dampaknya, maka perlu diketahui jenis-jenis gas apa saja yang terkandung dalam gas buang PLTU Batubara dan profil angin dimana PLTU Batubara tersebut didirikan. Jenis-jenis gas yang terkandung dalam gas buang PLTU Batubara adalah NOx, Sox, Co, dan pm10. Jenis-jenis gas ini memiliki karakteristik sendiri-sendiri, akibatnya dampak yang dihasilkan oleh gas-gas ini pun berbeda-beda. Pada subbab perkiraan dampak, ditunjukkan profil angin dimana PLTU Batubara Jawa Timur didirikan. Dengan mengacu pada profil angin dan karakteristik gas-gas tersebut, maka dapat dibuat grafik pemodelan konsentrasi gas buang yang dialami suatu area tertentu akibat gas-gas tersebut berdasarkan jarak area tersebut dari PLTU Batubara. Selain itu juga dapat digambarkan daerah-daerah mana yang lebih besar kemungkinannya terkena dampak akibat gas-gas tersebut. Pada grafik pemodelan konsentrasi gas buang, dapat dilihat bahwa semakin jauh suatu daerah dari PLTU Batubara, maka semakin kecil dampak yang dialami oleh daerah tersebut. Hal ini jelas, karena semakin jauh dari PLTU Batubara, gas-gas tersebut sudah berkurang konsentrasinya dan bercampur dengan udara, sehingga dampak yang diakibatkan menjadi berkurang. Hal yang menarik adalah sebelum 500 m, tidak ada dampak yang signifikan akibat keempat jenis gas tersebut. Baru setelah melewati 500 m, dampak yang diakibatkan melonjak naik dan pada jarak sekitar 1100 m, dampak dari keempat gas itu mencapai puncaknya, kemudian meluruh seiring bertambahnya jarak. Tidak adanya dampak sebelum 500 m itu karena gas buang yang dikeluarkan oleh PLTU Batubara dikeluarkan melalui cerobong asap, akibatnya daerah yang dekat dengan PLTU Batubara malah tidak terkena dampak secara langsung. Selain dari grafik tersebut, dampak yang diakibatkan oleh gas-gas tersebut dapat juga dilihat pada gambar perkiraan lokasi yang terkena dampak yang ditunjukkan pada gambar 4. Pada gambar-gambar tersebut, warna yang lebih gelap menunjukkan daerah yang kemungkinan terkena dampaknya lebih besar. Dari gambar-gambar tersebut dapat diperoleh gambaran penyebaran dampak yang diakibatkan oleh gas-gas buang PLTU Batubara sehingga dapat diketahui daerah mana yang perlu diberi perhatian lebih (metode overlays).
DAFTAR PUSTAKA Cahyono, Arif dkk.2013. Perkiraan Dampak Lingkungan Menggunakan Metode Flowchart, Matriks Leopold, dan Overlays dalam Pemrakarsaan Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap Batubara. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Canter.,1977,Environmental Impact Analysis Raharjo, Mursid. 2007. Memahami AMDAL. Yogyakarta: Graha Ilmu. Soemarwoto, Otto. 2005. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: UGM Press. Suratmo. 2004. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: UGM Press. EIA for Developing Countries (Methodology of EIA) http://www.icsu-scope.org/downloadpubs/scope5/chapter04.html (EIA : What are the available methods)