Anda di halaman 1dari 16

P E M E R I N T A H A C E H

DINAS PENGAIRAN
Jln. Ir. H. Mohd. Thaher No. 18 Telp. (0651) 21982, 21919, 24212, 22899, 33126, 21167
Fax. 23686 - Email pengairan@acehprov.go.id PO Box – 130 LUENG BATA - BANDA ACEH (23247)

KERANGKA ACUAN KERJA


(KAK)

PEKERJAAN

DOKUMEN LINGKUNGAN PENGENDALIAN BANJIR


SUNGAI KR. JEUNIEB KAB. BIREUEN

DINAS PENGAIRAN ACEH


TAHUN ANGGARAN 2020
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
DOKUMEN LINGKUNGAN PENGENDALIAN BANJIR
SUNGAI KR. JEUNIEB KAB. BIREUEN

1. LATAR BELAKANG
Terjadinya penyimpangan dan perubahan iklim dan diperburuk dengan terjadinya
degradasi Daerah Aliran Sungai (DAS) terutama pada bagian hulu DAS (rusaknya daerah
tangkapan air) yang dapat mengganggu neraca air hidrologis sehingga mengakibatkan
fluktuasi debit yang besar antara musim hujan dan kemarau akibatnya terjadi kelebihan air
pada musim hujan dan kekeringan/kekurangan air pada musim kemarau. Dampak
pemanasan global menyebabkan musim kemarau semakin panjang (kekeringan semakin
lama) dan musim hujan semakin pendek dengan intensitas hujan semakin besar. Hal ini
berarti curah hujan akan tinggi dalam periode pendek dan mengakibatkan run – off semakin
besar sehingga akan mengakibatkan terjadinya banjir. Hal ini diperburuk lagi akibat
terjadinya penyempitan dan pendangkalan palung sungai sehingga tidak mampu
menampung debit banjir yang terjadi

Sungai Kr. Jeunieb Kab. Bireuen merupakan salah satu sungai yang sudah terjadi kerusakan
dan penyempitan sehingga tidak mampu lagi menampung debit banjir terutama pada saat
curah hujan tinggi, sehingga perlu dilakukan Pengendalianan banjir untuk meminimalkan
dampak kerugian yang terjadi.

Dalam upaya mengatasi berbagai dampak yang ditimbulkan akibat pelaksanaan


pengendalian banjir tersebut, maka perlu dilakukan penyusunan Dokumen lingkungan,
dalam hal ini Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan
(UKL-UPL). Dengan adanya penyusunan UKL-UPL ini diharapkan nantinya dapat digunakan
sebagai acuan pelaksanaan pembangunan agar berwawasan lingkungan.
Rencana penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan
(UKL-UPL) pelaksanaan pembangunan bangunan pengendalian banjir tersebut akan
dilakukan secara bertahap meliputi tahap pra konstruksi, konstruksi dan pasca konstruksi.
Pada setiap tahap kegiatan diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan
hidup, baik berupa dapak positif maupun dampak negatif.
Berkaitan dengan uraian di atas maka pada tahun anggaran 2020 Dinas Pengairan Aceh
melaksanakan pekerjaan Penyusunan Dokumen Lingkungan Pengendalian Banjir
Sungai Kr. Jeunieb Kab. Bireuen, Dalam pelaksanaan pekerjaan ini Dinas Pengairan Aceh
tentunya membutuhkan tenaga profesional di bidang layanan jasa Konsultansi untuk
menyusun dokumen lingkungan tersebut

2. MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN


2.1. Maksud Kegiatan
Untuk melakukan survey, analisis dan menyusun dokumen lingkungan dalam hal ini
dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan
Hidup untuk kegiatan Pengendalian Banjir Sungai Kr. Jeunieb Kab. Bireuen
2.2. Tujuan Kegiatan
Tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah sebagai berikut:
- Mengevaluasi berbagai kegiatan yang akan dilakukan pada tahap pra konstruksi,
konstruksi dan pasca konstruksi yang dapat menimbulkan dampak terhadap
lingkungan
- Mengidentifikasi rona lingkungan hidup awal yang akan terkena dampak maupun
sebaliknya, yaitu kemungkinan adanya dampak lingkungan terhadap rencana
pelaksanaan kegiatan.
- Mempelajari dan menganalisa kondisi lingkungan didalam wilayah rencana
kegiatan.
- Menidentifikasi parameter lingkungan yang akan terkena dampak selama tahap
pra konstruksi, konstruksi dan pasca konstruksi.
- Memperkirakan dan mengevaluasi dampak secara kuatitatif dan kualitatif antara
rencana kegiatan dengan komponen lingkungan yang akan terkena dampak.

2.3. Sasaran
Tersedianya Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup untuk kegiatan Pengendalian Banjir Sungai Kr. Jeunieb Kab.
Bireuen

3. LOKASI KEGIATAN
Pengendalian Banjir Sungai Kr. Jeunieb Kab. Bireuen secara administratif terletak di
Kabupaten Bireuen Provinsi Aceh. Lokasi tersebut dapat ditempuh melalui jalan darat
selama ± 5 jam dari Kota Banda Aceh.

4. SUMBER DANA
Sumber dana berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA) melalui DPA
SKPA Dinas Pengairan Aceh Tahun Anggaran 2020, dengan Harga Perkiraan Sendiri (HPS)
sebesar Rp. 249.836.950 (Dua Ratus Empat Puluh Sembilan Juta Delapan Ratus Tiga
Puluh Enam Ribu Sembilan Ratus Lima Puluh Rupiah) termasuk Pajak Pertambahan Nilai
(PPN).

5. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA


Nama Kuasa Pengguna Anggaran : Ir. Amri, Sp
Satuan Kerja Pemerintah Aceh : Dinas Pengairan Aceh

6. DATA DASAR
Perolehan data dasar dapat dilakukan dengan menghubungi dan berkoordinasi dengan
instansi-instansi terkait dan Dinas Pengairan Aceh.

7. DASAR HUKUM
Adapun dasar hukum yang dijadikan acuan dalam penyusunan Dokumen UKL-UPL rencana
pelaksanaan kegiatan ini dapat disebutkan sebagai berikut:
- Undang - Undang Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air;
- Undang – Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup;
- Undang – Undang No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
- Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan;
- Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan
Pangan;
- Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor
P.38/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2019 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup;
- Permen PUPR Nomor 04/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan Wilayah Sungai
- Permen PUPR Nomor 28/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai Dan
Garis Sempadan Danau
- Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 08 Tahun 2013 tentang Tata Laksana Penilaian
dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup serta Penerbitan Izin Lingkungan;
- Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan
Dokumen Lingkungan Hidup;
- Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2012 tentang Pedoman Keterlibatan
Masyarakat dalam Proses Analisis Dampak Lingkungan Hidup dan Izin Lingkungan;
- Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 12 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Pengendalian Pencemaran Udara di Daerah;
- Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP-48/MENLH/11/1996 tentang
Baku Tingkat Kebisingan;
- Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 37 Tahun 2003 tentang Metode
Analisis Kualitas Air Permukaan dan Pengambilan Contoh Air Permukaan;
- Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 86 Tahun 2002 tentang Pelaksanaan
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup;
- SNI-SNI yang berhubungan dengan UKL-UPL.

8. STUDI – STUDI TERDAHULU


Pengumpulan data sekunder yang diperlukan dapat diperoleh di Dinas Pengairan Aceh dan
instansi terkait lainnya berupa data-data studi terdahulu yang pernah dilaksanakan.

9. LINGKUP KEGIATAN
Ruang lingkup kegiatan yang harus dilakukan oleh Penyedia Jasa dalam rangka penyusunan
UKL-UPL kegiatan ini minimal adalah sebagai berikut :
1. Melakukan Inventarisasi lapangan dan pengumpulan data yang berkaitan dengan UKL-
UPL;
2. Melakukan Analisis dan Telaah Komponen Lingkungan;
3. Menyusun Lingkup, Wilayah dan Batas Studi UKL-UPL;
4. Melakukan pengumpulan data primer dan sekunder;
5. Sosialisasi Dokumen UKL-UPL;
6. Penyusunan Laporan UKL-UPL.

9.1. Uraian Lingkup Kegiatan

1. Melakukan Inventarisasi Lapangan dan pengumlan data yang berkaitan


dengan UKL-UPL
a. Survey Pendahuluan
Survei pendahuluan ini merupakan tahap awal pelaksanaan pekerjaan
dan juga untuk orientasi/pengenalan lapangan, pengambilan data-data
visual dan data sekunder awal yang digunakan dalam pengecekan kondisi
lokasi. Dalam tahap ini juga diidentifikasi permasalahan-permasalahan
yang mungkin timbul nantinya selama pelaksanaan survei, sehingga
nantinya akan dapat melakukan persiapan yang lebih baik secara teknis.
Selain itu juga untuk melakukan pendekatan dan koordinasi pada instansi
terkait sehingga dapat diperoleh masukan dan arahan-arahan yang
berkaitan dengan lingkungan.
Persiapan dalam survei pendahuluan adalah; mengumpulkan dan
menganalisa beberapa dokumen serta referensi, pengumpulan data
sebanyak mungkin juga dilakukan dengan :
 Menghubungi instansi-instansi terkait baik di Provinsi maupun di
Kabupaten/Kota yang berhubungan dengan studi penyusunan
Dokumen Lingkungan Pengendalian Banjir Sungai Kr. Jeunieb
Kab. Bireuen.
 Inventarisasi serta mengidentifikasi permasalahan yang ada di
lokasi pekerjaan serta melakukan penilaian aktifitas serta tingkat
kerusakan maupun dampak permasalahan yang telah serta yang
mungkin dapat terjadi disekitar lokasi pekerjaan.
 Penentuan calon referensi pengukuran dan batas lokasi studi;
 Menyiapkan Laporan Pendahuluan.

b. Informasi Kesesuaian Lokasi Rencana Kegiatan


Informasi kesesuaian lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan dengan
rencana tata ruang seperti tersebut di atas dapat disajikan dalam bentuk
peta tumpang susun (overlay) antara peta batas tapak kegiatan rencana
usaha dan/atau kegiatan dengan peta RTRW yang berlaku dan sudah
ditetapkan. Berdasarkan hasil analisis spasial tersebut, penyusun
dokumen lingkungan selanjutnya menguraikan secara singkat dan
menyimpulkan kesesuaian tapak kegiatan dengan tata ruang apakah
seluruh tapak kegiatan sesuai dengan tata ruang, atau ada sebagian yang
tidak sesuai, atau seluruhnya tidak sesuai.

2. Analisis dan Telaah Komponen Lingkungan


Analisis dan prakiraan secara cermat mengenai besaran dan sifat penting
dampak dari aspek biogeofisik, sosial, ekonomi, budaya, tata ruang dan
kesehatan masyarakat pada tahap pra konstruksi, konstruksi dan pasca
konstruksi
a. Komponen kegiatan yang menimbulkan dampak
a.1. Tahap pra konstruksi
Komponen kegiatan pada tahap pra konstruksi yang diprakirakan
akan menimbulkan dampak penting terhadap komponen lingkungan
antara lain survey, pembebasan lahan (jika ada) dan lain sebagainya.
a.2. Tahap konstruksi
Komponen kegiatan pada tahap konstruksi yang diperkirakan akan
menimbulkan dampak penting terhadap komponen lingkungan antara
lain:
- Pembersihan lahan
- Mobilisasi alat berat
- Mobilisasi tenaga kerja
- Pembuatan jalan masuk (access road)
- Pembangunan base camp dan gudang
- Pembangunan bangunan pengendalian banjir
- Dan sebagainya
a.3. Tahap pasca konstruksi
Komponen kegiatan pada tahap pasca konstruksi yang diperkirakan
akan menimbulkan dampak penting terhadap komponen lingkungan
antara lain:
- Pemeliharaan bangunan pengendalian banjir
- Pemanfaatan bangunan pengendalian banjir
- Dan sebagainya

b. Komponen Lingkungan yang Ditelaah sebagai berikut:


1. Komponen Lingkungan Fisika-Kimia
Komponen lingkungan fisika-kimia yang ditelaah dalam studi Upaya
Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) serta Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup (UPL) yang terkena dampak besar dan penting akibat
dari usaha dan/atau kegiatan adalah sebagai berikut :
a. Iklim dan Kualitas Udara
b. Fisiografi
c. Hidrologi
d. Ruang, Lahan dan Tanah

2. Komponen Lingkungan Biologi


Komponen lingkungan biologi yang ditelaah dalam studi Upaya
Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) serta Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup (UPL) yang terkena dampak besar dan penting akibat
dari usaha dan/atau kegiatan adalah sebagai berikut :
a. Flora
b. Fauna
c. Daerah Ekologi Penting dan Konservasi
Pada komponen ini yang ditelaah meliputi daerah-daerah ekologi yang
penting seperti kawasan suaka alam, konservasi flora dan fauna yang
ditetapkan atau daerah ekologi penting lainnya yang membutuhkan
pelestarian berdasarkan hukum yang berlaku, yang kemudian dikaji
dalam hubungannya dengan keberadaan kegiatan.

3. Komponen Lingkungan Sosial


Komponen lingkungan sosial yang ditelaah dalam studi Upaya
Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) serta Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup (UPL) yang terkena dampak besar dan penting akibat
dari usaha dan/atau kegiatan adalah sebagai berikut adalah sebagai
berikut:
a. Demografi
b. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Regional
c. Budaya
d. Kesehatan Masyarakat

c. Telaah kaitan antara rencana kegiatan dengan dampak penting yang


mungkin akan ditimbulkannya terhadap komponen lingkungan berdasarkan
tahapan kegiatannya.
c.1. Tahap pra konstruksi
Kegiatan pada tahap Pra Konstruksi berpotensi menimbulkan dampak
penting sebagai berikut :
- Terbukanya kesempatan kerja
- Peningkatan pendapatan masyarakat
- Peningkatan ekonomi regional
- Terganggunya kesehatan masyarakat
- Keresahan dan ketidakpuasan masyarakat
- Persepsi masyarakat yang negatif terhadap kegiatan
- Dan sebagainya
c.2. Tahap konstruksi
Dampak penting yang potensial timbul akibat kegiatan-kegiatan
pada tahap konstruksi adalah sebagai berikut:
- Penurunan kualitas udara
- Meningkatnya kebisingan
- Penurunan kualitas air
- Meningkatnya erosi tanah
- Terganggunya flora-fauna darat dan aquatik
- Terbukanya kesempatan kerja dan berusaha
- Peningkatan ekonomi regional
- Perubahan struktur ekonomi masyarakat
- Peningkatan pendapatan masyarakat
- Kecemburuan sosial
- Gangguan interaksi sosial
- Gangguan kamtibmas
- Kerusakan fasilitas umum (jalan)
- dan sebagainya
c.3. Tahap pasca konstruksi
Kegiatan pada tahap pasca konstruksi akan berpotensi menimbulkan
dampak-dampak penting sebagai berikut:
- Meningkatnya kegiatan ekonomi regional
- Meningkatnya pendapatan masyarakat
- Kecemburuan sosial dan keresahan masyarakat
- Gangguan kamtibmas
- Dan sebagainya

3. Menyusun Lingkup, Wilayah dan Batas Studi


a. Lingkup Wilayah Studi
Batas wilayah studi merupakan batas terluar dari hasil tumpang susun (overlay)
dari batas kegiatan, ekologis, sosial, dan administratif setelah
mempertimbangkan kendala teknis yang dihadapi. Bagian ini harus dilengkapi
dengan peta wilayah studi yang dapat menggambarkan batas wilayah kegiatan,
ekologis, sosial dan administratif. Peta yang disertakan harus memenuhi kaidah
– kaidah kartografi

b. Batas Kegiatan
Batas kegiatan adalah ruang dimana suatu rencana kegiatan akan melakukan
kegiatan pra-konstruksi, konstruksi operasi dan pasca operasi. Dalam hal ini
batas kegiatan bagi rencana pembangunan adalah daerah yang menjadi kawasan
tapak kegiatan yang meliputi daerah rencana bangunan pengendalian banjir,
lokasi base camp dan bengkel kerja serta lokasi quarry.
c. Batas Sosial
Batas sosial yaitu ruang disekitar rencana usaha dan/atau kegiatan yang
merupakan tempat berlangsungnya berbagai interaksi sosial yang mengandung
norma dan nilai tertentu yang sudah mapan, sesuai dengan proses dan dinamika
sosial suatu kelompok masyarakat. Batas sosial akan mempengaruhi identifikasi
kelompok masyarakat yang terkena dampak sosial-ekonomi-kesehatan
masyarakat dan penentuan masyarakat yang perlu dikonsultasikan (pada tahap
lanjutan keterlibatan masyarakat).

d. Batas Ekologis
Batas ekologis yaitu ruang terjadinya sebaran dampak-dampak lingkungan
dari suatu rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dikaji, mengikuti
media lingkungan masing-masing (seperti air dan udara), dimana proses
alami yang berlangsung dalam ruang tersebut diperkirakan akan mengalami
perubahan mendasar. Batas ekologis akan mengarahkan penentuan lokasi
pengumpulan data rona lingkungan awal dan analisis persebaran dampak.

e. Batas Administratif
Batas Administratif yaitu wilayah administratif terkecil yang relevan (seperti
desa, kelurahan, kecamatan, kabupaten, provinsi) yang wilayahnya tercakup
tiga unsur batas diatas. Dengan menumpangsusunkan (overlay) batas
administratif wilayah pemerintahan dengan tiga peta batas seperti tersebut
di atas, maka akan terlihat desa/keluruhan, kecamatan, kabupaten dan/atau
provinsi mana saja yang masuk dalam batas kegiatan, batas ekologis dan
batas sosial.
Batas wilayah pekerjaan UKL-UPL merupakan resultante dari batas kegiatan,
batas spesi, batas ekologis dan batas administratif di atas, dengan
memperhatikan kemampuan sumber daya, dana dan waktu yang dapat
dialokasikan. Batas wilayah studi tersebut harus digambarkan pada peta dengan
skala yang memadai.

4. Metode Pengumpulan Data, Analisis Data Primer dan Sekunder


a. Pengumpulan Data Primer
Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara pengambilan sampel (uji
petik) terhadap komponen-komponen lingkungan yang akan ditelaah. Metoda
pengumpulan data primer yang akan dilakukan untuk masing-masing komponen
lingkungan adalah sebagai berikut:
 Komponen Lingkungan Fisika-Kimia
 Komponen Lingkungan Biologi
 Komponen Lingkungan Sosial

b. Pengumpulan data sekunder


Pengumpulan data sekunder yang akan dilakukan adalah meliputi data semua
komponen lingkungan yang mungkin didapatkan dari kantor-kantor Pemda
setempat dan dinas-dinas terkait. Data sekunder yang dikumpulkan juga
meliputi laporan-laporan studi serupa yang pernah dilaksanakan di daerah yang
sama, dan data yang relevan pada kegiatan mengenai perdagangan, pariwisata,
geologi, antropologi dan sosiologi secara umum untuk daerah studi.
c. Metode Analisis Data
Data-data primer dan sekunder yang dikumpulkan akan dianalisis dengan
mempergunakan berbagai metode seperti analisis data dasar, analisis
laboratorium, analisis matematis atau statistik. Data yang dianalisis akan disusun
dan disajikan dalam bentuk tabel/daftar, grafik, peta, gambar dan uraian
sebagaimana mestinya.

d. Metode Prakiraan Dampak


Dalam memprakirakan dampak penting yang mungkin timbul akibat kegiatan
Kegiatan Pembangunan Pengendalian Banjir Sungai Kr. Jeunieb Kab.
Bireuen, pertama-tama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi dampak
lingkungan yang mungkin timbul dengan membuat suatu daftar komponen
kegiatan dan komponen lingkungan. Kemudian disusun dalam sebuah matriks
interaksi antara komponen kegiatan dan komponen lingkungan untuk
mengidentifikasi dampak yang mungkin ditimbulkan oleh komponen kegiatan
terhadap komponen lingkungan.
Prakiraan dampak dilakukan dengan maksud sebagai telaah terhadap arah dan
kecenderungan dampak penting yang diprakirakan akan timbul. Metode formal
dan non-formal dapat digunakan didalam memprakirakan besaran dampak.

e. Metode Evaluasi Dampak


Evaluasi terhadap dampak penting yang mungkin terjadi dilakukan secara
holistik dan komprehensif. Kriteria dampak yang digunakan dikelompokkan
menjadi "Penting" dan "Tidak Penting" yang dipergunakan dalam uraian
kualitatif. Evaluasi dampak penting berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
sebagai berikut:
1. Jumlah manusia yang akan terkena dampak
2. Luas wilayah persebaran dampak
3. Lamanya dampak berlangsung
4. Intensitas dampak
5. Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak
6. Sifat kumulatif dampak
7. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

5. Sosialisasi Dokumen UKL-UPL


Penyedia jasa diharuskan untuk mengikutsertakan peran serta masyarakat
dalam proses penyusunan Dokumen UKL/UPL ini dalam bentuk sosialisasi
dengan masyarakat khususnya masyarakat yang akan terkena dampak dari
rencana usaha dan/atau kegiatan. Dengan adanya sosialisasi ini diharapkan:
- Masyarakat mendapatkan informasi mengenai rencana usaha dan/atau
kegiatan yang berdampak terhadap lingkungan;
- Masyarakat dapat menyampaikan saran, pendapat dan/atau tanggapan
atas rencana usaha dan/atau kegiatan yang berdampak terhadap
lingkungan;
- Masyarakat dapat terlibat dalam proses pengambilan keputusan terkait
dengan rekomendasi kelayakan atau ketidaklayakan atas rencana usaha
dan/atau kegiatan yang berdampak terhadap lingkungan.
6. Penyusunan Laporan UKL-UPL
Dari hasil survey dan evaluasi tersebut diatas, penyedia jasa harus menyusun
dokumen UKL-UPL yang memberikan gambaran kondisi lingkungan awal dan
perubahan-perubahannya yang akan terjadi pada masing-masing tahapan
kegiatan. Hal yang terpenting dalam Dokumen UKL-UPL adalah rencana
kegiatan, rona lingkungan, ruang lingkup, prakiraan dampak, karena hal inilah
yang akan menjadi dasar rumusan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup.
Dampak yang akan terjadi pada masing – masing tahap kegiatan harus dikelola
dan dipantau yang dituangkan dalam Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL). Dokumen –
dokumen ini harus disusun dengan memperhatikan dan mengacu pada
peraturan – peraturan penyusunan UKL-UPL yang berlaku.
a. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) harus serinci mungkin dan
berisi tentang : jenis dampak dan sumber dampak yang dikelola, tolak ukur
dampak, pengelolaan lingkungan hidup, lokasi dan periode pengelolaan, dan
institusi pengelolaan lingkungan.
b. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) yang berisi tentang ketentuan –
ketentuan pokok pemantauan yang meliputi : parameter lingkungan yang
dipantau, metode pemantauan yang mencangkup metode pengumpulan dan
analisa data, lokasi dan jangka dan frekuensi pemantauan serta institusi
pemantau lingkungan.

10. PENGAWASAN PEKERJAAN


Direksi akan mengadakan pengawasan rutin terhadap mutu, arah serta jalannya
penyelidikan, pengukuran dan perencanaan agar dapat memperoleh hasil-hasil yang
memuaskan. Pengawasan meliputi kegiatan-kegiatan :
1. Pengawasan program kerja
2. Pengecekan alat yang dipakai
3. Pengecekan personil yang ditugaskan
4. Daftar/absensi personil
5. Surat-surat perjanjian, dsb
6. Pengawasan pelaksanaan di lapangan
7. Pengawasan hasil kerja

11. DISKUSI, PEMBAHASAN DAN EXPOSE HASIL KERJA


Penyedia Jasa diwajibkan melakukan diskusi, pembahasan dan expose hasil pekerjaan yang
dilaksanakan bersama Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
(PPTK) Pembantu PPTK, dan Pengawas untuk menyatukan persepsi dengan mengacu pada
ketentuan dalam dokumen kontrak yang dilakukan pada setiap tahapan sebagai berikut:
 Expose Laporan Pendahuluan
 Expose Laporan Antara
 Expose Laporan Draft Final
Disamping itu jika diperlukan, Penyedia Jasa wajib mengexpose kembali hasil pelaksanaan
pekerjaan tersebut jika diundang oleh pihak pengguna jasa dengan waktu dan tempat yang
akan ditentukan kemudian.
12. SUB KONTRAK
Penyedia Jasa tidak diperkenankan untuk mensubkontrakkan pekerjaan seluruhnya atau
sebahagian dari pekerjaan ini kepada pihak ke tiga, kecuali terdapat persetujuan tertulis
dari Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).

13. KELUARAN
Output ataupun keluaran yang diharapkan adalah tersedianya Dokumen UKL-UPL sebagai
acuan untuk izin lingkungan kegiatan pembangunan Pengendalian Banjir Sungai Kr.
Jeunieb Kab. Bireuen.

14. PERALATAN DAN MATERIAL DARI PENYEDIA JASA


Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas diantaranya peralatan
dan material yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
Peralatan disediakan oleh Penyedia Jasa yang akan digunakan harus diperlihatkan dan
dilakukan pemeriksaan oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dan/atau Pengawas
Lapangan;
 Peralatan, fasilitas laboratorium dan bahan yang sesuai untuk mencapai ketelitian dan
standar yang telah ditentukan berdasarkan aturan – aturan yang terkait.
 Penyedia Jasa diharapkan dapat memberikan hasil pekerjaan yang berkualitas tinggi.
Pekerjaan akan diperiksa sewaktu-waktu untuk menjamin terpenuhinya persyaratan
teknis yang telah ditetapkan. Penyedia Jasa menanggung biaya pekerjaan
tambahan/pengulangan bila ternyata hasil pekerjaannya tidak memenuhi
persyaratan teknis menurut penilaian pihak Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
(PPTK) dan/atau Pengawas Lapangan.
 Transportasi lokal: Kendaraan Roda 4 (sewa).
 Peralatan kantor: seperti yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

15. LINGKUP KEWENANGAN PENYEDIA JASA


Semua barang dan peralatan yang mempunyai resiko tinggi terjadi kecelakaan,
pelaksanaan pekerjaan, serta pekerja-pekerja untuk pelaksanakan pekerjaan kontrak
atas segala resiko yaitu kecelakaan, kerusakan-kerusakan, kehilangan, serta resiko lain
yang tidak dapat diduga; pihak ketiga sebagai akibat kecelakaan di tempat kerjanya,

16. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Untuk pelaksanaan pekerjaan ini diperlukan waktu selama 56 (Lima Puluh Enam) hari
kalender atau 2 (dua) bulan dihitung sejak tanggal diterbitkannya Surat Perintah Mulai
Kerja (SPMK)
17. PERSONIL
17.1. Kualifikasi Personil Yang Dibutuhkan :

KUALIFIKASI JUMLAH
NO. POSISI ORANG
PENDIDIKAN KEAHLIAN PENGALAMAN BULAN (OB)
TENAGA AHLI :
1. Ketua Tim/Ahli Minimal Memiliki Sertifikat Berpengalaman 1 (satu)
Lingkungan Sarjana Strata Keahlian (SKA) Teknik dalam Orang x 2
1 (S-1) Lingkungan dengan pelaksanaan (dua) Bulan
Jurusan kualifikasi minimal pekerjaan
Teknik Ahli Madya (Kode penyusunan
Lingkungan Subklasifikasi : 501). Dokumen
atau Teknik AMDAL, UKL-
Kimia dan UPL atau
/atau MIPA dibidang
Biologi/Kimia lingkungan
lulusan hidup lainnya
perguruan sekurang –
negeri/swasta kurangnya 3
yang telah (tiga) tahun
terakreditasi didukung oleh
referensi dari
pengguna jasa

2. Ahli Sungai Minimal Memiliki Sertifikat Berpengalaman 1 (satu)


Sarjana Strata Keahlian (SKA) dalam Orang x 2
1 (S-1) Teknik Sumber Daya Air pelaksanaan (dua) Bulan
Sipil atau dengan kualifikasi pekerjaan
Teknik minimal Ahli Muda bidang sumber
Pengairan/Pe (Kode Subklasifikasi : daya air
ngelolaan 211) diutamakan
Sumber Daya penanganan
Air lulusan sungai
Perguruan sekurang-
Tinggi Negeri kurangnya
atau selama 2 (dua)
Perguruan tahun, didukung
Tinggi Swasta referensi dari
yang telah pengguna jasa.
terakreditasi.
3. Ahli Sosial Minimal Memiliki keahlian Berpengalaman 1 (satu)
Sarjana Strata dalam menganalisa dalam Orang x 1,5
Satu (S1) aspek sosial dan pelaksanaan (satu koma
Sosial / budaya, prediksi dan penanganan lima) Bulan
Budaya, Sosial evaluasi dampak Sosial Budaya
Politik, Sosial keresahan sosial, UKL sekurang-
Ekonomi, dan dan UPL serta aspek kurangnya
Psikologi yang ekonomi. selama 2 (dua)
berasal dari tahun, didukung
lulusan referensi dari
perguruan pengguna jasa.
tinggi negeri
ataupun
perguruan
tinggi swasta
yang telah
terakreditasi.

TENAGA PENDUKUNG :
1. Operator Minimal Memiliki keahlian - 1 (satu)
Komputer lulusan mengoperasikan Orang x 2
SMA/SMK komputer minimal (dua) Bulan
atau Sederajat Microsoft World dan
Microsoft Excel

17.2. Tugas-tugas Tenaga Ahli

NO TENAGA AHLI TUGAS


1. Ketua Tim/Ahli Ketua Tim mempunyai tugas :
Lingkungan - Mengkoordinasikan semua kegiatan pelaksanaan kegiatan
teknis dan non teknis sesuai arahan pengguna jasa antara lain
meliputi asistensi, diskusi, dan presentasi pekerjaan dengan
pengguna jasa serta melaksanakan penyusunan, dan
menyiapkan laporan pekerjaan.
- Membimbing, mengarahkan, dan memberikan perintah
kepada anggota team Penyedia Jasa dalam rangka
penyelesaian pekerjaan, serta bertanggungjawab penuh atas
hasil pekerjaan baik dalam ketepatan waktu maupun
ketepatan mutu.
- Bertanggung jawab penuh dalam pelaksanaan dan hasil
pekerjaan sesuai dengan standar pedoman yang berlaku.
- Menyusun jadwal realisasi pelaksanaan dan mengevaluasi
berdasarkan rencana jadwal pelaksanaan sehingga dicapai
tepat waktu dan tepat mutu, serta bertanggung jawab
sepenuhnya mengenai kualitas seluruh hasil pelaksanaan
pekerjaan dan membuat laporan yang dibantu personil ahli.
- Mengambil keputusan terhadap hasil pelingkupan sampai
evaluasi dampak rencana kegiatan
- Menganalisis dan menyusun seluruh aspek lingkungan yang
berkaitan dengan rencana kegiatan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup
- Menyusun dan menyampaikan laporan hasil kajian UKL-UPL
atas rencana kegiatan

2. Ahli Sungai - Melakukan survei lapangan (inventarisasi) terhadap desain


yang ada bersama dengan Ketua Tim dan tenaga ahli lainnya
dalam hal posisi konstruksi, jenis konstruksi, dan dampak
lingkungan yang mungkin terjadi;
- Mempelajari dan menelaah terhadap gambar desain yang ada
bersama dengan Ketua Tim dan tenaga ahli lainnya dalam hal
posisi konstruksi dan jenis konstruksi yang akan dibangun;
- Mempelajari dan menelaah terhadap data-data iklim,
hidrologi dan sedimentasi;
- Mempelajari dan menelaah metode kerja dan spesifikasi
teknis yang terkait dan atau berdampak terhadap lingkungan
- Memberikan arahan gambaran teknis bangunan pengendalian
banjir kepada anggota tim lainnya

3. Ahli Sosial - Melaksanakan survey lapangan, studi, analisi dan evaluasi


serta rekomendasi atas aspek sosial budaya secara efektif dan
efisien
- Mempersiapkan dan mengumpulkan data-data demografi
(kependudukan), kegiatan sosial budaya masyarakat di
sekitar lokasi studi.
- Analisa dan evaluasi data yang berkaitan dengan sosial
budaya serta persepsi masyarakat disekitar lokasi studi.
- Membuat langkah-langkah penyelesaian untuk mengurangi
dampak lingkungan khususnya dibidang sosial budaya.
- Memprediksi dampak yang mungkin timbul terjadi mulai pra
konstruksi, saat konstruksi dan pasca kontruksi.

21. JADWAL TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN


Pelaksanaan Pekerjaan Studi UKL-UPL ini meliputi :
1. Jadwal mobilisasi personil dan peralatan;
2. Melakukan inventarisasi lapangan yang berkaitan dengan UKL-UPL;
3. Melakukan Analisis dan Telaah Komponen Lingkungan;
4. Menyusun Lingkup, Wilayah dan Batas Studi UKL-UPL;
5. Melakukan pengumpulan data primer dan sekunder;
6. Sosialisasi Dokumen UKL-UPL;
7. Penyusunan Laporan UKL-UPL;
8. Melakukan Diskusi/Pembahasan Hasil Kerja.

22. LAPORAN
Laporan-laporan yang harus dipenuhi oleh Penyedia Jasa adalah :
1. Laporan Rencana Mutu Kontrak
Laporan ini memuat rencana dan hasil tiap tahap kegiatan pada pekerjaan ini yang
digunakan dalam evaluasi dan monitoring mutu tiap tahap kegiatan,

2. Laporan Bulanan
Laporan ini diserahkan setiap bulan (akhir minggu keempat), kecuali hari libur.
Didalamnya disebutkan kemajuan kerja yang telah dicapai selama bulan bersangkutan
dan menjelaskan program bulan kerja berikutnya dalam jumlah setiap bulan sebanyak 1
buku. Dalam laporan bulanan setidaknya berisi:
i. Rencana kegiatan dan target yang diinginkan.
ii. Realisasi kegiatan dan pencapaian target, disertai kurva-S.
iii. Metode/prosedur kerja yang diterapkan.
iv. Hambatan/masalah yang dihadapi dan cara mengatasi masalah.
v. Rencana kegiatan pada bulan yang akan datang.
3. Laporan UKL-UPL, terdiri atas:
 Draft Laporan
o Laporan Akhir UKL-UPL
 Final Laporan
o Laporan Pendahuluan UKL-UPL
o Laporan Antara UKL-UPL
o Laporan Akhir UKL-UPL (Cover Exclusive)
o Laporan Ringkas UKL-UPL
4. Dokumentasi Album/Foto
5. External Memory 1 TB (berisi Prosesing data, Peta, Foto-foto dan seluruh Laporan)

PRODUK YANG DISERAHKAN

Pekerjaan : Dokumen Lingkungan Pengendalian Banjir Sungai Kr. Jeunieb Kab. Bireuen
Lokasi : Kabupaten Bireuen

No. Judul Produk dan Laporan A1 A3 A4 Buah Ket


1 Laporan Rencana Mutu Kontrak 2
2 Laporan Bulanan 2
3 Laporan UKL-UPL
a. Draft Laporan;
- Laporan Akhir UKL-UPL 20
b. Final Laporan
- Laporan Pendahuluan UKL-UPL 3
- Laporan Antara UKL-UPL 3
- Laporan Akhir UKL-UPL (Cover Exclusive) 10
- Laporan Ringkas UKL-UPL 10
4 Dokumentasi / Album Foto 2
External Memory 1 TB (berisi Prosesing data, Peta,
5 1
Foto-foto dan seluruh Laporan)

Semua hasil laporan diserahkan ke Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) atau Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan (PPTK) .

23. PEDOMAN PENGUMPULAN DATA LAPANGAN


Pengumpulan Data Lapangan harus memenuhi persyaratan standar teknis yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai